Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUBERCULOSIS
Materi
Pokok Bahasan
Hari/tanggal
Waktu pertemuan
Tempat
Sasaran
I.

:
:
:
:
:
:

Tuberculosis (TBC)
Mengenal, Mencegah dan Merawat Penderita TBC
Senin, 19pebruari 2004
Pukul 12.00 12.45 WIB
Rumah Tn.Ng
Keluarga Tn.Ng

Latar Belakang
Data objektif
o Ny.T batu-batuk, sputum kental berwarna kuning
o Natuk tidak menutup mulut
o Membuang sputum di halaman
o Napsu makan menurun
o Kurus
o Td.110/70 mmhg
o Nadi 90 kali permenit
o Pernapasan 20 kali permenit
Data subjektif
-

Ny.T mengatakan ia mempunyai riwayat TBC dua tahu dengan putus


pengobatan tidak teratur

Ny.T mengatakan sejak tiga bulan tidak perna periksa lagi ke puskesmas
atau ke rumah sakit

II.

Tujuan
1. Umum

: Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan

keluarga

Tn.Ng mampu memahami cara perawatan dan pencegahan


TBC.
2. Khusus

: Setelah mengikuti proses penyuluhan


diharapkan dapat menjelaskan :
1. Pengertian TBC
2. Etiologi TBC

keluarga Tn.Ng

3. Tanda dan gejala TBC


4. Cara penularan TBC

III. Garis Besar Materi


1. Pengertian TBC
2. Etiologi TBC
3. Tanda dan Gejala TBC
4. Cara penularan TBC
IV. Metode

V.

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Media

Leaflet, Gambar, contoh makanan seimbang

VI. Pengorganisasian
Di laksanankan di ruang tamu keluarga Tn.Ng ada kursi , ada meja

VII. Kegiatan Penyuluhan

No.
1

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

Pendahuluan

Memberi salam.

Memberi pertanyaan apersepsi.

Menyampaikan pokok bahasan.

Menyampaikan tujuan.

5 menit

Menjawab
salam.

Memberi salam.

Menyimak.

Menyimak.

Menyimak.

Bertanya.

Memperhatikan.

Memperhatikan.

Menjawab.

Kegiatan Inti

Waktu

Memberikan penjelasan tentang


TBC.

Memberikan kesempatan peserta


untuk bertanya.

Menjawab pertanyaan peserta.

25 menit

Penutup

Menyimpulkan materi penyuluhan


bersama peserta.

Memberikan evaluasi secara lisan.

Memberikan salam penutup.

5 menit

Referensi :
Soeparman, dkk, 1987, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi 2, UI Press, Jakarta.
Depkes RI, 2003, Buku Pedoman Untuk Prokesa Dalam Program Pemberantasan Penyakit
TBC Paru. Depkes RI, Jakarta

TUBERKULOSIS

A. Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan berpotensi untuk menyebabkan kematian
yang disebabkan oleh bakteri yang terbang di udara yaitu Mycobacterium tuberculosae.
2. Etiologi
Bakteri Mycobacterium tuberculosae.
C. Tanda dan gejala
Biasanya orang yang mengidap penyakit tuberkulosis menunjukkan gejala-gejala atau
tanda-tanda sebagai berikut :
1. Batuk-batuk berdahak lebih dari 4 minggu.
2. Batuk mengeluarkan darah atau pernah mengeluarkan darah.
3. Dada terasa sakit / nyeri.
4. Terasa sesak waktu bernafas.
5. Suhu badan meningkat.
6. Nafsu makan berkurang.
7. Badan mengurus.
D. Mengapa perlu diberantas ?
1. Sering menyebabkan kematian
Penyakit TBC merupakan masalah yang harus mendapat perhatian dalam bidang
kesehatan karena 2-3 di antara 1000 orang ditemui dalam masyarakat menderita
penyakit TBC menular dan kurang menyadari bahwa mereka terserang atau menderita
TBC.
2. Menular
Ludah atau dahak mengandung hasil TBC merupakan bahaya besar bagi lingkungan,
karena butir-butir air ludah (droplet) mengandung kuman beterbangan di udara dan
dapat terhisap orang yang sehat kemudian masuk ke paru-parunya, dan akhirnya orang
tersebut menderita TBC.

3. Menurunkan daya kerja


Membuat cepat lelah, tidak bersemangat bekerja sehingga hasil kerja tidak
memuaskan.
4. Penyakit dapat diobati
Penyakit TBC disebabkan oleh suatu basil yang disebut basil TBC. Penyakit TBC
bukan penyakit keturunan, bukan akibat kutukan atau guna-guna
5. Obat tersedia di puskesmas
Obat untuk mengbati penyakit ini telah tersedia, akan tetapi masyarakat masih ada
yang belum mengetahui bahwa penyakit tersebut dapat disembuhkan.
5. Pengobatan Penderita
Ada dua cara pemberian pengobatan penderita TBC :
Pengobatan jangka panjang selama 1 tahun.
Pengobatan jangka pendek selama 6-9 bulan.
Dengan cara teratur yaitu :
Untuk jangka panjang : 4 minggu pertama disuntik tiap hari, kemudian 48
minggu berikutnya 2 x seminggu ke Puskesmas.
Jangka pendek : 4 minggu pertama makan obat tiap hari, kemudian 22 minggu
berikutnya makan obat 2 x seminggu.
6. Upaya Pencegahan TBC Paru
a. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan suntikan BCG (imunisasi)
kepada bayi umur antara 3 s/d 14 bulan.
Langkah-langkah dalam rangka memberikan kegiatan imunisasi.
Menganjurkan orang tua bayi agar mau membawa bayinya untuk divaksinasi,
serta membantu mengumpulkan bayi-bayi pada hari yang telah ditetapkan di
Puskesmas atau di tempat lain.
Menyampaikan daftar bayi-bayi tersebut ke Puskesmas dan meminta petugas
imunisasi untuk datang melakukan vaksinasi di desa.
b. Peningkatan gizi keluarga
Makan bergizi dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh kita tidak mudah
terkena penyakit.
Langkah-langkah dalam peningkatan gizi ini yaitu dengan anjuran :

Memanfaatkan pekarangan (berternak, kolam ikan, bercocok tanam).


Memakan hasil pemanfaatan perkarangan.
Menyediakan makanan yang bergizi untuk dimakan oleh keluarga.
Catatan :
Ludah (air liur) dari mulut bukan contoh yang baik.
Penderita dianjurkan supaya membersihkan mulutnya (kumur-kumur dan lain-lain)
sesudah mengeluarkan dahak.
c. Peningkatan kesehatan lingkungan
Kuman TBC akan mati kalau terkena sinar matahari dan sabun. Langkah-langkah
dalam peningkatan kesehatan lingkungan yaitu dengan anjuran :
Membuat dan mengusahakan rumah sedemikian rupa sehingga sinar matahari
dan udara segar masuk dengan leluasa ke dalam rumah dengan jalan membuka
pintu dan jendela terutama pada pagi hari.
Menghindari tidur dalam satu kamar dengan penderita terutama bagi anak-anak,
selam 4 minggu pertama pengobatan.
Meludah di tempat khusus yang tertutup, seperti kaleng yang diisi dengan air
sabun.
Meningkatkan kebersihan perorangan yaitu:
Mencuci tangan dengan sabun sehabis melayani penderita.
Menutup mulut waktu batuk atau bersin.
7.

Cara Membantu Keteraturan & Kepatuhan Penderita Berobat

Penyakit TBC adalah penyakit menahun yang penyembuhannya memerlukan waktu


cukup lama. Seringkali karena terlalu lama penderita tidak meneruskan pengobatan lagi
kalau merasa badannya sudah lebih baik. Selain itu pengobatan harus dilakukan secara
teratur sesuai dengan petunjuk Puskesmas, hingga dinyatakan sembuh.
Langkah-langkahnya antara lain :
Memotivasi penderita mau berobat ke Puskesmas secara teratur.
Membantu dan mengawasi penderita pada saat minum obat (pastikan obat benarbenar diminum).

Anda mungkin juga menyukai