Anda di halaman 1dari 2

Kajian Konsep Eko-Teknik

MUSEUM MERAPI
Radin Andhy Dharma W 135060501111022

1. Lokasi
Terletak pada sumbu sejajar antara
gunung Merapi dan Laut Selatan (gambar1),
merupakan
kepercayaan
warga
Yogyakarta, dimana merupakan daerah
istimewa di Indonesia dengan banyak
kearifan
lokal
serta
adat
istiadat
didalamnya. Kondisi geografi kab. Sleman
merupakan perbukitan yang dikelilingi
ngarai menjadi tempat yang cocok untuk
didirikan museum serta tempat observasi
gunung Merapi.

Gambar 1. Sumbu keterkaitan

2. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan menghadap
barat
daya
(gambar-2),
bukaan
terlindungi oleh shading device massive
untuk menghindari direct sunlight namun
masih
mendapatkan
daylight
yang
mencukupi.
3. Aspek Visual

Gambar 2. Orientasi Bangunan

Gambar 3. Fisik bangunan dibuat Monumental sesuai fungsinya serta shading device massive pada fasad.

Mengadaptasi kearifan lokal yaitu candi serta tugu Yogyakarta.


Diperlihatkan dengan bentuk bentuk runcing serta bentuk trapezium
yang monumental sesuai fungsi bangunan Museum (gambar-3).
Gunung Merapi menjadi latar belakang museum karena selain konsep
sumbu juga menjadi tempat observasi.

4. Pencahayaan Alami
Meminimalisir
direct
sunlight
dengan memberikan
shading
massive
pada fasad, terutama
pada bagian timur
dan barat (gambar- Gambar 4. Ruang Terbuka hijau pada tengah museum & vegetasi sekitar bangunan
3).
Serta
memaksimalkan potensi daylight dengan material
transparan pada bagian depan (gambar-3). dan memberikan daerah
terbuka pada bagian tengah bangunan yang tidak terhubung dengan
ruang luar (gambar-4).
5. Penghawaan Alami
Kondisi geografis pada daerah perbukitan dan pada lingkungan
pertanian
memiliki
potensi
penghawaan
alami
yang
baik,
dimaksimalkan dengan cara memberikan vegetasi sebagai barrier
sekaligus penyaring debu dari lingkungan sekitar (gambar-3). Selain
itu pada bagian tengah bangunan juga diberikan ruang terbuka
sebagai tempat sirkulasi udara (gambar-3).

Anda mungkin juga menyukai