Anda di halaman 1dari 179

Komunikasi Kontemporer

Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

KOMUNIKASI
KONTEMPORER
Strategi, Konsepsi, dan Sejarah

Gud Reacht Hayat Padje

Diterbitkan untuk Kalangan


Sendiri
UNIVERSITAS PGRI NTT
KUPANG
2008

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Daftar Isi
Bab 1. Pendahuluan

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

a.
D
efinisi
komuni
kasi

1
T

b.
ujuan
Mempel
ajari
Ilmu
Komuni
kasi
3
F

c.
ungsi
Komuni
kasi

4
T

d.
ujuan
Komuni
kasi

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Bab II Sejarah dan Perkembangan Ilmu Komunikasi


12
A. Sejarah Ilmu Komunikasi
12
Bab III Paradigma dan Teori Komunikasi
22
A. Paradigma Komunikasi
22
1. Multi Paradigma
22
2. Paradigma Lama dan Baru
26
3. Paradigma Mekanistis
30
A. Teori Komunikasi
30
1. Perubahan Teori Komunikasi
32
2. Kerangka Teori Komunikasi
34
Teori Perbedaan-Perbedaan Individu
35
Teori Kategori Sosial
36
Teori Hubungan Sosial
37
Teori Norma-norma Budaya
39
Bab IV Hakekat Komunikasi
A. Ilmu Komunikasi
B. Pengertian Ilmu Komunikasi
1. Perspektif Epistimologi
2. Perspektif Terminologi
3. Perspektif Paradigmatis
C. Obyek Kajian Ilmu Komunikasi
56
Bab V Aspek Komunikasi
59
a. Source (Sumber)
59
b. Comunikator (Penyampai Pesan)
c. Massage (Pesan)
61
4

42
42
45
45
53
54

59

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

d. Chanel (Saluran)
65
e. Comunikan (Penerima Pesan)
f. Effect (Hasil)
g. Umpan Balik

66
68
70

Bab VI Proses Komunikasi


72
A. Proses Komunikasi Primer
77
B. Proses Komunikasi Skunder
79
C. Unsur-unsur Dalam Proses komunikasi
81
D. Proses Komunikasi Edwin B. Flippo
82
1. Simbol Komunikasi Kata-kata
82
2. Simbol Komunikasi Tindakan
86
3. Simbol Komunikasi Gambar
87
4. Simbul Komunikasi Angka
88
5. Mendengarkan
89
6. Membaca
93
E. Proses Komunikasi Stephen P Robins
94
1. William b. Werther, jr., ph.d. Dan keith davis,
phd
97
2. Harold koontz, cyril o`donnel dan heinz
weihrich 98
3. Elmer h. Burack dan nicholas j. Mathys 100
4. Claude e. Shannon dan warren weaver 101
F. Umpan Balik
104
1. Herbert j. Chruden dan arthur w. Sherman, jr
105
2. Herbert g. Hicks dan c. Ray gullet
106
3. David r. Hampton
106
4. Arun monappa dan mirza s. Saiyadain 108
5

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Bab VII. Jaring Komunikasi


109
A. Jaring Komunikasi DC. Feldman dan Hugh J A.
110
B. Jaring Komunikasi Stephen P. Robbins
113
1. Lima Jaringan Umum
113
2. Efaluasi Keefektifan Jaringan
115
3. SuatuJjaringanIinformal: Grapevine
115
4. James A. F. Stoner dan Charles Wankel 116
5. Elmer H. Burack dan Nicholas J. Mathys
117
C. Jaring Komunikasi Andrew F. Sikula
119
1. Jaringan komunikasi
120
2. Keterlibatan Jaringan Komunikasi
120
D. Jaring Komunikasi Harold, Cyril, dan Heinz 121
E. Jaring Komunikasi Arun dan Mirza S
122
Bab VIII Jurnalistik Kontemporer
A. Dalam Pusaran Jurnalistik
B. Strategi Penulisan Berita
131
1. Unsur 5 W + 1 H Dalam Lead
2. Lead Kontemporer
136
3. Macam-macam Lead
Lead 5 W 1 H
Lead Retorika (Retorica Devices).
Lead Stilistik (Novelty Devices)
142
C. Tubuh Berita
D. Gaya Penulisan & Bahasa Jurnalistik
E. Unsur Lain Penentu Berita
6

123
121
132
138
138
140

149
152
156

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB I
PENDAHULUAN
e. DEFINISI KOMUNIKASI
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan
interaksi antara satu dengan yang lain1. Alat interaksi itu
secara akumulatif lazim disebut komunikasi. Yaitu
hubungan
ketergantungan {interdependensi} antar
manusia baik secara individu maupun secara kelompok.
Karena itu di sadari atau tidak, komunikasi merupakan
bagian penting (urgent) dari kehidupan manusia.
Urgensitas komunikasi2 pada satu sisi bahkan menjelma
menjadi prasarat tersendiri dari keberadaan manusia
sebagai mahluk sosial. Sementara pada sisi lain, para
pakar berkeyakinan bahwa sesungguhnya manusia telah
berkomunikasi
dengan
lingkungannya
semenjak
ia
dilahirkan. Gerak dan tangis pertama tatkala manusia
menapak fase kelahiran sesungguhnya merupakan
pertanda bahwa manusia telah mulai dapat berkomunikasi.
Ketika manusia telah dapat memfungsikan panca inderanya
secara sadar, saat itu pula membutuhkan perhatian dari
1

Tommy, Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Presindo,


Jogjakarta, 2006, hal; 1
2
Dalam Tulisannya yang berjudul; Professional Communication in
Asia/Pacific Organisations: A Comparative Study yang dipresentasikan
pada Simposium Intercultural Communication di Goteborg, Sweden 2628 November 1998 Cal W. Downs menunjukkan pentingnya komunikasi
dengan mengutip pernyataan Ticehurst and Ross-Smith yang
mengatakan; professional communication as intentional communication
that has the objective of achieving strategic goals within organisational
or professional contexts (1998:3). Dia melanjutkan The development
and maintenance of the linkage between communication and strategic
goals of an organisation is the responsibility of the professional
communicator. Linking professional communication with strategy is
crucial to the way we think about professional communication, and the
way we practice it. Lih; Journal of Intercultural Communication, ISSN
1404-1634, issue 14, June 2007. Editor: Prof. Jens Allwood, URL:
http://www.immi.se/intercultural/.

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

lingkungan dan manusia lain disekitarnya. Bahkan tak


jarang, untuk mendapatkannya, manusia mempergunakan
berbagai cara.
Mengapa
kita berkomunikasi? Apakah fungsi
komunikasi bagi
manusia? Pertanyaan-pertanyaan ini
menggeliat, bisa di lihat dari berbagai sudut pandang,
sehingga tidak mudah dijawab. Para pakar lebih
memfokuskan bahasan pada bagaimana berkomunikasi
dari pada
mengapa manusia berkomunikasi. Dari
perspektif agama dengan mudah dapat dijawab bahwa
Tuhanlah yang mengajari manusia untuk berkomunikasi,
dengan menggunakan akal dan kemampuan berbahasa
yang di anugerahkan-Nya.
Menengok salah satu fungsi komunikasi adalah
sebagai komunikasi sosial, setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep
diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan antara lain lewat komunikasi yang bersifat
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lai.
Melalui komunikasi kita dapat bekerja sama dengan
anggota
masyarakat
(keluarga,
kelompok
belajar,
perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara
keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan
manusia, bisa dipastikan akan tersesat, karena ia tidak
berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan
sosial. Komunikasilah yang memungkinkan individu
membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakanya
sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia
hadapi.
Dalam kaitanya dengan proses komunikasi ini, maka
yang diperlukan adalah suatu disiplin keilmuan tentang
9

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

komunikasi, sehingga diupayakan dengan adanya disiplin


ilmu ini, kita dapat mempelajarinya sebagaimna disiplin
keilmuan lain, tentunya problem komunikasi ditengahtengah masyarakat bakal terjawab dengan hadirnya ilmu
komunikasi.
f. TUJUAN MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASI
Sebagai makhluk sosial, manusia telah ditakdirkan
untuk hidup secara berkelompok. Kesendirian dan hidup
sendiri akan membuat hidup manusia menjadi tidak berarti
sehingga sulit untuk dapat bertahan hidup dalam kosmos
kehidupan yang saling bertautan. Untuk dapat memenuhi
kebutuhan biologis seperti; makan dan minum, serta
memenuhi kebutuhan psikologis seperti; sukses dan
kebahagiaan manusia membutuhkan komunikasi antara
satu dengan yang lain. Para pakar psikologi 3 berpendapat,
kebutuhan utama manusia dan untuk menghadirkan jiwa
yang sehat, manusia membutuhkan hubungan sosial yang
ramah. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan sempurna
bila manusia membina komunikasi yang baik dengan orang
lain.
Adakalanya
seseorang
menyampaikan
buah
pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan
perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan
perasaannya kepada orang lain bahkan tanpa pemikiran.
Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya
disertai perasaan dan pikiran tertentu. Komunikasi akan
berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan
perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal
bila hal itu disampaikan dengan tidak terkontrol.

Bonner, Hubert (1953) Social Psychology,dalam Rahmat, Jalaluddin,


2003, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal; 89

10

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Komunikasi dalam konteks apapun adalah bentuk


dasar adaptasi terhadap lingkungan. Menurut Rene Spitz 4,
komunikasi adalah jembatan antara bagian luar dan bagian
dalam kepribadian manusia. Pernyataan ini mengisyaratkan
bahwa
komunikasi
sesungguhnya
dilakukan
untuk
pemenuhan diri, untuk menjadikan jiwa merasa terhibur,
nyaman dan tentram baik dengan diri sendiri maupun
dengan orang lain.
Tujuan mempelajari ilmu komunikasi, dapat di
katagorikan kedalam dua hal, yaitu; aspek umum dan
aspek
khusus5.
Aspek
pertama
bertujuan
untuk
memperoleh pemahaman tentang ilmu yang terkit dengan
proses komunikasi. Melalui pemahaman ini para ilmuan dan
pelaku komunikasi diharapkan akan dapat melakukan
komunikasi dengan baik dan selalu mengalami perubahan
dan kemajuan dalam berkomunikasi.
Aspek kedua diharapkan akan dapat menuntun
manusia untuk dapat; a) Merubah sikap (to change the
attitude), b) mengubah opini/pendapat/pandangan (to
change the opinion), c) mengubah perilaku (to change the
behavior), d) mengubah masyarakat (to change the
society)
C. FUNGSI DAN TUJUAN KOMUNIKASI
1. Fungsi Komunikasi
Komunikasi tidak saja berkutat pada persoalan
pertukaran berita dan pesan, akan tetapi juga melingkupi
kegiatan individu dan kelompok terkait dengan tukar
menukar data, fakta dan ide. Bila dilihat dari makna ini, ada
beberapa fungsi yang melekat dalam proses komunikasi;
4

Pace, R. Wayne et al., Techniques for Effective Communication,


Addison Westley Publishing Company, Massachusetts-ontario 1979, p; 98
5
Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1994, hal; 87

11

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Pertama,
Informasi,
pengumpulan,
penyimpanan,
pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar,
fakta,
pesan, opini, dan komentar yang di butuhkan agar dapat
dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi
lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil
keputusan yang tepat.
Kedua, Sosialisasi
(pemasyarakatan), penyedian
sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang
bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang
efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat
aktif di dalam masyarakat
Ketiga,
Motifasi,
menjelaskan
tujuan
setiap
masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,
mendorong orang untuk menentukan
pilihan dan
keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok
berdasarkan tujuan bersama yang akan di kejar.
Keempat, Berdebatan dan diskusi, menyediakan dan
saling menukar fakta yang di perlukan
untuk
memungkinkan
persetujuan
atau
menyelesaikan
perbedaan
pendapat mengenai
masalah publik,
menyediakan bukti-bukti relevan yang di perlukan untuk
kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri
dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
Kelima, Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan
dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan
watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang
di perlukan pada semua bidang kehidupan.
Keenam, Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil
kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan
masa
lalu,
mengembangkan
kebudayaan
dengan
memperluas horizon seseorang serta membangun imajinasi
dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetiknya.

12

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Ketujuh, Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol,


suara, dan imaji dari drama, tari, kesenian, kesusastraan,
musik, olahraga, kesenangan, kelompok, dan individu.
Kedelapan, Integrasi menyediakan bagi bangsa,
kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh
berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat
saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi
pandangan dan keinginan orang lain.
Sementara itu Mudjoto6 dalam tekhnik komunikasi
yang di kutip oleh Widjaya menyatakan bahwa fungsi
komunikasi itu meliputi;
3. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga
seluruh kegiatan organisasi itu dapat diorganisasikan
(dipersatukan ) untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku
para anggota dalam suatu organisasi.
5. Komunikasi
adalah
alat agar informasi dapat di
sampaikan kepada seluruh anggota organisasi.
Berdasarkan fungsi komunikasi itu, maka komunikasi
memegang
peranan penting dalam
suatu organisasi
dalam mencapai tujuan.
Ditempat berbeda Deddy Mulyana7 dalam bukunya
ilmu komunikasi suatu pengantar menyebutkan bahwa
fungsi komunikasi ada empat bagian yaitu:
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi
sebagai komunikasi sosial
setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting
untuk membangun kensep diri kita, aktualisasi diri, untuk
6

Widjaya, H.A.W, 1986, Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat,


Jakarta: Bina aksara
7
Mulyana, Deddy, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung:
Remaja Rosdakarya

13

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kelangsungan hidup,
untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan antar lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita
bekerja sama dengan anggota masyarakat
(keluarga,
kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan
negara secara keseluruhan)
2. Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah
komunikasi ekspresif yang dapat di lakukan baik sendirian
ataupun dalam
kelompok. Komunikasi ekspresif tidak
otomatis bertujuan
mempengaruhi orang lain, namun
dapat dilakukan
sejauh komunikasi tersebut menjadi
insatrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan
(emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama di
komunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal, perasaan
sayang,
peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut,
prihatin dan benci dapat di ungkapkan melalui kata-kata
namun terutama lewat perilaku nonverbal.
3. Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah
komunikasi ritual yang biasanya di lakukan secara kolektif.
Suatu komunitas
sering melakukan
upacara-upacara
berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang di
sebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari
upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan,
pernikahan dan masih banyak lagi. Dalam acara-acara itu
orang mengucapkan
kata-kata atau menampilkan
perilaku-perilaku tertentu
yang bersifat simbolik. Ritus
ritus lain seperti berdoa (sholat, sembahyang, misa),
membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera, upacara
14

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

wisuda, perayaan lebaran, natal juga termasuk komunikasi


ritual. Mereka yang berpartisipasi
dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara,
ideologi atau agama mereka.

4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa
tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong,
mengubah sikap, dan keyakinan, dan mengubah perilaku,
atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur.
Bila di ringkas maka kesemua tujuan tersebut dapat di
sebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang
bersifat memberitahukan atau menerangkan (to inform)
mengandung muatan
persuasif dalam arti bahwa
pembicara menginginkan
pendengarnya mempercayai
bahwa fakta atau informasi yang di sampaikannya akurat
dan layak untuk diketahui. Sebagi instrumen, komunikasi
tidak saja kita gunakan
untuk menciptakan dan
membangun
hubungan
,
namun
juga
untuk
menghancurkan
hubungan tersebut. Study komunikasi
membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat
kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih
baik
dengan orang lain demi keuntungan
bersama.
Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai
tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan. Baik tujuan jangka
pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka
pendek
misalnya
untuk
memperoleh
pujian,
menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati dan
sebagainya. Sedangkan jangka panjang dapat di raih lewat
keahlian
komunikasi, misalnya keahlian
berpidato,
15

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berunding, berbahasa asing, ataupun keahlian menulis.


Kedua tujuan itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa
berbagai pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat di
gunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa
keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh
jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial dan kekayaan.

2.

Tujuan Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kerapkali dan
selalu melakukaninteraksi sosial dengan masyarakat. Itulah
makanya manusia acapkali disebut-sebut sebagai makhluk
yang bermasyarakat dan berbudaya. Intensitas interaksi
sosial itu tidak dapat dilepaskan dari ketergantungan
mereka terhadap saling memberi dan menerim informasi.
Pada
titik
inilah
ilmu
komunikasi
menemukan
momentumnya, yaitu bertujuan untuk; Pertama, agar
informasi yang disampaikan dapat di mengerti orang lain.
Komunikator8 yang baik dengan sendirinya dapat
menjelaskan pada komunikan (penerima) dengan sebaikbaiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan
mengikuti apa yang dimaksudkan.
Kedua, Memahami orang lain, Komunikator harus
mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang di
inginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.
Ketiga, Supaya gagasan dapat di terima orang lain,
komunikator harus berusaha agar gagasan kita dapat di
8

Komunikator adalah orang yang punya inisiatif untuk melakukan


komunikasi. Dilihat dari jumlahnya komunikator dapat terdiri dari satu
orang, dua orang atau lebih. Apabila terdiri dari banyak orang dan saling
kenal serta punya ikatan emosional yang relatif kuat dapat disebut
sebagai kelompok kecil. Sementara jika tanpa ikatan dan tidak saling
kenal dapat disebut sebagai kelompok besar/ public. Lih; Dani
Fardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan Taksonomi
Konseptual, Galia Indonesia, Jakarta, 2004, hal; 19

16

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

terima orang lain dengan pendekatan


yang persuasif
bukan memaksakan kehendak.
Keempat, Menggerakkan orang lain untuk melakukan
sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat
bermacammacam, mungkin berupa kegiatan, kegiatan yang di
maksudkan di sini adalah kegiatan yang lebih banyak
mendorong, namun yang penting harus diingat adalah
bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.
Jadi secara singkat dapat ditegaskan
bahwa
komunikasi
bertujuan
mengharapkan
pengertian,
dukungan, gagasan, dan tindakan; setiap kali komunikator
bermaksud
mengadakan
komunikasi
maka
perlu
mempertanyakan apa yang menjadi tujuannya. Apakah
komunikator ingin
menjelaskan sesuatu kepada orang
lain ?. Apakah dia
menginginkan
supaya orang lain
mengerti dan dapat memahami apa yang dimaksudkan ?.
Apakah dia ingin agar orang lain menerima dan mendukung
gagasannya?. Apakah dia ingin agar orang lain
mengerjakan sesuatu atau supaya mereka mau bertindak ?.
Terkait hal ini Mudjito9 menyimpulkan bahwa
komunikasi bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada
seluruh anggota organisasi agar mereka secara bersamasama dapat mencapai tujuan organisasi. Di samping itu,
komunikasi
juga
mengintegrasikan
fungsi-fungsi
manajemen (POAC), artinya dengan komunikasi maka
organisasi dapat:
1. Menyebarluaskan tujuan organisasi
2. Mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan
organisasi
3. Mengorganisasikan sumber-sumber lainnya agar
dapat di manfaatkan lebih fektif dan efisien
9

Widjaya, H.A.W, 1986, Komunikasi Op.cit, hal; 76

17

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

4. Memilih dan menghargai anggota organisasi yang


baik
5. Memimpin, memotifasi, menciptakan iklim
atau
suasana dalam organisasi sehingga para anggota
mau berpartisipasi semaksimal mungkin
6. Mengontrol perilaku para anggota organisasi.
Melalui komunikasi yang intent dan tepat diharapkan
makna yang tersimpan dalam kedirian komunikator akan
dapat tersampaikan secara tepat pula. Dengan kata lain,
hasil atau respon yang yang diharapkan komunikator
sangat bergantung dari bagaimana proses dan strategi
komunikasi yang dia lakukan pada komunikan. dalam
setiap perkataan ada tempatnya yang tepat, dan setiap
tempat ada perkataan yang tepat sebuah pameo yang
layak
direnungkan
dalam
konteks
bagaimana
menempatkan komunikasi yang tepat.

18

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB II
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI
A. Sejarah Komunikasi
Ilmu
komunikasi
yang
kian
berkecambah
sesungguhnya merupakan fase akhir (bukan terakhir) dari
perkembangan disiplin ilmu ini. Ia melampaui tiga tahap
perkembangan; Publisistik, Jurnalistik, dan Retorika. Dua
yang disebut terakhir berkembang di Amerika, sedangkan
yang pertama ditakdirkan berkembang di Eropa (Jerman).
Sungguhpun kini publisistik di Jerman kini diterma sebagai
bagian dari ilmu komunikasi, publisistik dalam arti semula
banyak mempengaruhi konsep-konsep mutakhir tentang
komunikasi seperti tampak pada Negt dan Kluge (1972),
Biskey (1976), Habermas (1979) di Eropa, Schiller (1976)
dan Bordenave (1974) di Amerika Latin. Umumnya yang
baru disebut namanya dikenal sebagai aliran radikal dalam
ilmu komunikasi, devian dari main stream.
Untuk dapat memahami aliran radikal tersebut di
atas, perlu melihat sejarah perkembangan publisistik lebih
dekat lagi. Disiplin ini pada mulanya berasal dari Jerman. Ini
dapat ditelusuri sampai abad sembialn belas. Akibat
revolusi industri peranan pers dalam membentuk opini
public banyak menarik perhatian pada pemikir pada
peraanan pers; tampak pada tulisan Bagehot , Maine,
Bryce, dan Wallas ; di Prancis tampak pada karya-karya
Tarde yang banyak di pengaruhi Le Bon. Di Jerman minat ini
ditungkan dalam bentuk ilmu. Marx Weber (1864-1920)
untuk kali pertama mengembangkan ilmu pers dengan
landasan ilmiah. Dalamkonfrensi Deutsche Gesellshaft fur
Soziologie (1910) ia mengusulkan dua proyek pengkajian
sosilogi; sosilogi organisasi dan sosiologi pers. Pda
dasawarsa selanjutnya, Tonnies (1885-1936) menerbitkan
19

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

coretannya yang bertajuk Kritik der Offentliche Meinung


yang mengupas sifat opini public dalam perkembangan
kehidupan bermasyarakat. Dalam hubungan antara pers
dan opini public inilh lahir Zeitungwissenschaft (Ilmu Surat
Kabar)
Sungguhpun demikian, minat pada sosilogi pers
(khususnya opini public) yang terus berkecambah telah
membawa para sarjana Jerman pada satu titik yang sama
sekali tidak ada kaitannya dengan persuratkabaran,
misalnya; retorika, radio, film. Pada khirnya mucullh ilmu
baru Publizistic yang dikembangkan Hagemann (1966) dan
disistemikkan oleh Dofivat (1986). Dalam pergulatan
disiplin ilmu ini yang menjadi obyek penelitian bukan lagi
pers , melainkan pernyataan public (offentliche aussage).
Menurut Dofivat, publisistik adalah segala usaha
mengerakkan dan membimbing tingkah laku public secara
rohaniah (geitstige Unterrichtung und-Leitung) yang
mempunyai enam unsure;

Ditentukan
dan
ditujukan
(Offentlichkeit)
Bersifat actual (aktualitat)

Didasarkan pada norma atau ideology (gesinnung)

Dengan
cara
persuasi
atau
koersi
kolektif
(Uberzeugung oder Kollektieve Ausrichtung)
Menggunakan bentuk pesan dan pernyataan yang
jelas dan mengesankan (Anschaulichkeit und
Eindringlichtkeit)
Digerakkan orang-orang yang mempuntyai karakter
dan
menjiwai
misi
yang
diembannya
(Die
Publizistische Personlichkeit)

20

kepada

public

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Publisistik, Dofivat menambahkan lebih lanjut, selalu


bertujuan
(zweckbestimt)
dan
disalurkan
melalui
perbuatan, kata tulisan, kata ucapan, gambar, lambang,
tanda, dan televisi. Dalam dunia sekarang, Dofivat
membayangkan publisistik sebagai kekuatan perkasa yang
sudah mencapai public dunia (weltoffentlichkeit) ia
mencemaskan jangan-jangan kekuatan publisistik ini
dipegang oleh orang-orang yang bermoral rendah. werwird
fur sie sprechen, schreibern, und bildern? tanpa Dofivat
(1968). Disini tampak publisistik sebagai kekuatan
komunikasi yang dapat mengendalikan tingkahlaku
manusia dan mewarnai perkembangan peradaban. Henk
Prakke (1976) berpendapat bahwa dalam sejarah umat
manusia publisistik memainkan peranan yang sangat
penting. Ia berkata,
Setiap kegiatan manusia berasal dari pandangan
evaluasi dunia. Tiada pandangan dunia tanpa informasi,
tiada evalusi dunia tanpa ulasan. Publisistik merumuskan
pesan secara sinambung berupa kata-kata, gambar, suara,
dalam alur, motif, dan gagasan lama atau baru. Publisistik
menyertai perubahan budaya, sering berhasil mencapainya
tidak saja dalam bentuk perubahan berangsur-angsur,
tetapi juga perubahan yang revolusioner 10
Bila publisistik meliputi pernyatan tertulis, terucap,
tergambar,
dan
tergerak,
apa
bedanya
dengan
komunikasi ? Komunikasi, sungguhnpun belum ada
kesepakatan tentang definisinya, dipahami sebagai segala
kegiatan tkar menukar informasi (information sharing); baik
yang bersifat intrapersonal, interpersonal, organisasional,
atau massa. Publisistik adalah komunikasi dengan cirri
khusus: 1) public, prosesnya ditentukan dan dipengaruhi
oleh public; 2) persuasive, bertujuan mengubah sikap atau
10

Henk Prakke (1976, h; 473) dalam Astrid S Susanto, Komunikasi


Dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977, hal; 98

21

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

tingkah laku orang lain; dan 3) actual, terjadi dalam waktu


segera. Publisistik dapat bersifat interpersonal, seperti
percakapan Reagan dan Carter. Yang menjadikan publisistik
ialah kenyataan bahwa percakapan itu disebarkan kepada
public dan ditujukan untuk mempengaruhi pikiran dan
tingkah laku public.
Yang
mengaburkan
ialah
perbedaan
antara
komunikasi massa dan publisistik. Manakah yang lebih luas;
komunikasi massa atau publisistik? Komunikasi massa,
menuurrut Noelle Neumann, adalah lawan dari komunikasi
tatap muka. Komunikasi massa bersifat tidak langsung
(indirect), artinya melalui media; satu arah (einseitig), yakni
tidak ada reaksi timbale balik antara komunikator dengan
penerima; bersifat terbuka (offentlich), yaitu ditujukan
kepada khalayak yang tidak terbatas, anonym, dan
tersebar. Secara singkat komunikasi massa adalah
komunikasi melalui mediamassa boleleh bersifat tatap
muka (seperti dalam rapat massa atau demonstrasi) atau
interpersonal (seperti flusterpropaganda, propaganda
berbisik). Jadi dari segi media, komunikasi massa lebih
sempit dari publisistik. Tetapi publisistik hanya berkenaan
dengan pernyataan yang bersifat public, persuasive, dan
actual; sedangkan komunikasi massa memilki pesan yang
lebih umum dari itu
Zur massencomunikaton rechnen sowohl aktually als
auch
rein
untlerich
he,
belechrende,
und
unterhaltende
ausagen,
soveren
sich
durch
massenmedienver breitet warden11.
Jadi menurut Maletzke dilihat dari segi pesan,
komunikasi massa lebih luas dari publisistik. Anehnya,
11

Maletzke (1`963, h. 14-15) dalam, Agus M Harjana, Komunikasi


Intrapersonal dan Interpersonal, Kanisius, Jogjakarta, 2003, hal; 16

22

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Haacke (1962) mengangap komunikasi massa sebagai


bentuk spesialisasi (spezialfall) dari publisistik yang
merupakan pengertian umum (oberbekriff).
Sebagai kesimpulan, publisistik bukan sekedar ilmu
pers dan tidak sama dengan komunikasi. Publisistik adalah
ilmu
yang
dikembangkan
untuk
memahami
dan
mengendalikan segala tenaga yang mempengaruhi
tindakan public. Komunikasi adalah istilah umum yang
meliputi berbagai kegiatan pertukaran informasi tanpa
mempersoalkan apakah kegiatan itu bersifat persuasive
atau informative. Karena ada ilmu komunikasinyang lebih
luas, apakah lalu publisistik lalu harus pamitan? Tidak,
publisitik berguna untuk mengamati, menganalisis,
merumuskan teori-teori tentang pengaruh pernyataan
terhadap perubahan budaya dan social. Buat Indonesia,
publisistik sebagai salah satu bagian dari ilmu komunikasi
tetap menjadi studi yang menarik. Dalam focus yang lebih
tajam, publisistik tampaknya lebih berat ke politik,
sedangkan komunikasi kata Schramm adalah the busiest
cross road , jalan simpang paling ramai dengan segala
disiplin ilmu Schramm (1980) membandingkan dengan kota
purba Bab Elh-D Eldaherah. Disitu musafir lewat, mampir,
kemudian meneruskan perjalanan mereka masing-masing.
Berbagai disiplin telah melakukan studi komunikasi,
sehingga bekas persinggahan disiplin-disiplin ilmu ini
tampak dalam keleluasaan ilmu komunikasi. Ini tampak
jelas dengan melihat perkembangan ilmu komunikasi
dewasa ini.
Karena termasuk ke dalam ilmu sosial dan ilmu
terapan , maka ilmu komunikasi sifatnya interdisipliner dan
multidisipliner. Ini di sebabkan oleh obyek materialnya
sama dengan ilmu ilmu lainnya, terutama yang termasuk
ke dalam ilmu sosial/ ilmu kemasyarakatan.
23

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Bierstedt12,
dalam
menyusun
urutan
ilmu
menganggap jurnalistik sebagai ilmu terapan. Pada tahun
1457 ia menulis buku yang berjudul Journalism diu yang
semakin mempertegas perkembangan jurnalisme sebagai
ilmu (science), bukan sekedar pengetahun (knowledge).
Ditempat yang sama Joseph Pulitzer seorang tokoh pers
kenamaan di Amerika serikat
yang pada tahun 1903
mendambakan didirikannya school of journalism13
sebagai
lembaga pendidikan
untuk meningkatkan
pengetahuan
para wartawan. Gagasan Pulitzer
ini
mendapat tanggapan positif dari Charles Eliot dan Nicholas
Murray Butler masing-masing Rektor Harvard University
dan Colombia University karena ternyata journalism tidak
hanya
mempelajari
dan
meneliti
hal-hal
yang
bersangkutan dengan persurat kabaran semata-mata,
tetapi juga media massa lainnya. Maka journalism
berkembang menjadi mass comunication.
Dalam
perkembangan
selanjutnya
mass
comunication di anggap tidak tepat lagi karena tidak
mencakup proses komunikasi yang menyeluruh. Penelitian
yang di lakukan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson,
Hazel gaudert, Elihu Kats, dan para cendikiawan ilmu
komunikasi lainnya menunjukkkan bahwa gejala sosial
yang di akibatkan
oleh media massa
tidak hanya
berlangsung satu tahap tetapi banyak tahap. Ini di kenal
dengan two step flow comunication dan multi step flow
comunication. Pengambilan keputusan banyak di lakukan
12

Dedy Jamaluddin Malik, Melacak Perjalanan Ilmu Komunikasi


Menuju Paradigma Baru, dalam kumpulan tulisan, Berbagai Aspek Ilmu
Komunikasi, Riyono Pratikto (ed), Remaja Karya, Bandung, 1982, hal; 15
13
Walaupun demikian pelopor media untuk kali pertama adalah
Johann Gutenberg yang mencetak informasi untuk pertama kali sehingga
melahirkan komunikasi massa. Inilah peristiwa yang mengubah wajah
eropa pada abad 15. Lih; Bradley Duane, 1971, The Newspaper: Its Place
In A Democracy, New York: Pyramid Communication Inc., p; 143

24

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

atas dasar hasil komunikasi antarpersona (interpersonal


communication) sebagai kelanjutan
dari komunikasi
massa (mass comunication)
Oleh sebab itulah di Amerika serikat
muncul
communication science atau kadang-kadang di namakan
juga communicology ilmu yang memepelajari gejalagejala sosial sebagai akibat dari proses komunikasi
massa, komunikasi kelompok dan komunikasi antar
persona. Kebutuhan orang-orang Amerika akan science of
communication mulai berkecambah sejak tahun 1940 an
disaat seorang sarjana
bernama Carl I Hovland
menampilkan definisinya mengenai ilmu komunikasi.
Hovland
mendefinisikan
science
of
communication
sebagai;
a systematic attemp to
formulate
in rigorous
fashion the principle by which information is
transmitted and opinions nd attitudes are formad
(Upaya yang sistemik untuk merumuskan secara
tegas
asas-asas
penyampian
informasi
serta
pembentukan pendapat dan sikap) 14.
Pada tahun 1967 terbit buku The Communicative
Arts And Science Of Speech yang diracik oleh Keith Brooks.
Di dalam buku itu Brooks berkeyakinan bahwa
communicology atau ilmu komunikasi merupakan integrasi
prinsip-prinsip komunikasi
yang di ketengahkan para
cendikiawan berbagai disiplin akademik. Komunikasi
14

Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan obyek


studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan
juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public
(public atticude) yang dalam kehidupan social dan kehidupan politik
memainkan peranan yang sangat penting, lih; Onong Uchjana Effendy,
Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Rosda Karya, Bandung, 2004, hal; 10

25

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berarti juga suatu filsafat komunikasi yang realistis; suatu


program penelitian sistemik yang mengkaji teori teorinya,
menjembatani
kesenjangan
dalam
pengetahuan,
memberikan penafsiran
dan saling mengabsahkan
penemuan-penemuan yang di hasilkan disiplin khusus
dan program-program penelitian. Komunikologi merupakan
program yang luas yang mencakup tampa membatasi
dirinya sendiri kepentingan-kepentingan
atau tekhnik
tekhnik setiap disiplin akademik.
Dalam pada itu Joseph A Devito15 dalam bukunya
communicology an introduction
to the study of
communication menegaskan bahwa komunikologi adalah
ilmu komunikasi oleh dan di antar manusia. Seorang
komunikolog adalah seorang ahli ilmu komunikasi. Istilah
komunikasi dipergunakan untuk menunjukkan tiga bidang
study yang berbeda: proses komunikasi, pesan yang di
komunikasikan, dan study mengenai proses komunikasi.
Departement Of communication university of Hawai
dalam penerbitan
yang dikeluarkan secara khusus
menyatakan communication as a social scince. Dan di
tegaskan
di situ
bahwa
bidang study ilmu sosial
mencakup tiga kriteria:
1. Bidang study di dasarkan atas teory
2. Bidang studi di landasi analisis
kuantitatif atau
empiris
3. Bidang studi mempunyai tradisi yang di akui.
Demikianlah
beberapa hal
yang menunjukkan
bahwa komunikasi adalah ilmu dan ilmu komunikasi ini
15

Joseph A Devito, Communicology an introduction to the study of


communication, Harper & Row, New York, 1976, p; 101

26

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

termasuk
ke dalam ilmu sosial
yang meliputi
intrapersonal
communication,
interpersonal,
group
communication,
mass
communication,
intercultural
communication, dan sebagainya.
Jelas pula bahwa mass communication merupakan
salah satu bidang saja dari sekian banyak bidang yang
dipelajari dan di teliti oleh ilmu komunikasi. Komunikasi
massa terbatas pada proses penyebaran pesan melalui
media massa, yakni surat kabar, radio, telefisi, film,
majalah, dan buku; tidak mencakup proses komunikasi
tatap muka (face to face communication) yang juga tidak
kurang pentingnya terutama dalam kehidupan organisasi.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disusun suatu
ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi di tinjau dari
komponennya,
bentuknya,
sifatnya,
metodenya,
tekhniknya, modelnya, bidangnya dan sistiemnya yang
penulis tuangkan secara sistemik dalam table di bawah ini:
Tabel: 1
Komunikasi Dipandang Dari Berbagai Segi
Kompone
n
komunika
si
Proses
komunikasi
Bentuk
Komunikasi

a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
a.

Komunikator (communicator)
Pesan (message)
Media (Media)
Komunikan (communicant)
Efek (effect)
Proses secara primer
Proses secara sekunder
Komunikasi
Personal
(personal
communication)
1). Komunikasi intrapersonal (intrapersonal
communication)
2). Komunikasi antarpersonal (interpersonal
communication)
b. Komunikasi
kelompok
(group
communicat
27

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Komunikasi
massa

Komunikasi
Medio

Sifat
komunikasi

Metode
Komunikasi

1)
2)
3)
4)
5)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
a.
b.
c.
d.
e.
a.

b.
c.
d.
e.
Tekhnik
komunikasi

f.
a.
b.

ion)
1). Komunikasi kelompok kecil (small group
communication)
meliputi;
Ceramah
(lecture), Diskusi panel (panel discussion),
Simposium (symposium), Forum, Seminar,
Curahsaran (brainstorming), Dan lain-lain
2).Komunikasi kelompok besar (large group
communication/public speaking)
Pers
Radio
Televisi
Film
Dan lain-lain
Surat
Telepon
Pamflet
Poster
Spanduk
Dan lain-lain
Tatap muka (face to face)
Bermedia (mediated)
Verbal (verbal)Lisan (oral)
Tulisan/cetak (written/printed)
Nonverbal (non verbal)
1. Kial/isyarat badamiyah (gestural)
2. Bergambar (pictorial)
Jurnalistik (journalism)
1. Jurnalistik cetak (printed journalism)
2. Jurnalistik
elektronik
(elektronic
journalism)
* Jurnalistik radio (radio journalism)
*Jurnalistik
televisi
(television
journalism)
Hubungan
masyarakat
(public relation)
Periklanan (publicyti)
Propaganda
Perang
urat
syaraf
(psychological warfare)
Penerangan
komunikasi
informatif
(informative
communication)
komunikasi
persuasif
(persuasive
communication)
28

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

c. komunikasi instruktif (instruktive/coersive


communication)
d. hubungan manusiawi (human relation)
Tujuan
a. Perubahan sikap (attitude change)
komunikasi
b. Perubahan pendapat (opinion change)
c. Perubahan perilaku (behavior change)
d. Perubahan sosial (social change)
Fungsi
a. Menyampaikan informasi (to inform)
komunikasi
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence)
Model
a. komunikasi satu tahap (one step flow
komunikasi
communication)
b. komunikasi dua tahap (two step flow
communication)
c. komunikasi multi tahap (multistep flow
communication)
Bidang
a. Komunikasi sosial (social communication)
komunikasi
b. Komunikasimanajemen/organisasional
(management/organizational
communication)
c. Komunikasi
perusahaan
(business
communication)
d. Komunikasi
politik
(political
communication)
e. Komunikasi
internasional
(international
communication)
f. Komunikasi antar budaya (intercultural
communication)
g. Komunikasi pembangunan (development
communication)
h. Komunikasi
lingkungan
(environmental
communication)
i. Komunikasi
tradisional
(traditional
communication)
Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Table di atas merupakan ikhtisar mengenai lingkup


ilmu komunikasi
di pandang dari berbagai segi 16 .
sungghpun disatu sisi penulis menyadari bahwa melukiskan
ruang lingkup
disiplin ilmu yang sudah berkembang
16

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Op. cit, hal; 19

29

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

bukanlah hal yang mudah. Hingga saat ini sebetulnya


belum ada rung lingkup komunikasi yang dapat diterima
bersama. Para pakar di Amerika yang kerap menyandarkan
diri pada filsafat Pragmatisme jarang berkeinginan untuk
mengulas tentang ruang lingkup. Disini, tatkala persoalan
apakah komunikasi itu dapat digolongkan ilmu atau tidak
dapat mengancam eksistensi lembaga. Pembicaraan ruang
lingkup menjadi esensial . runag lingkup yang baik paling
tidak harus menunjukkan pembidangan yang mutually
exclusive dan menujukkan spesialisasi yang sudah ada dan
bakal ada.
Ruang lingkup Laswell sudah memadai akan tetapi
belum terinci. Klasifikasinya lebih cocok untuk membimbing
penelitian bukan untuk merumuskan kurikulum, lebih
teoritis dariada praktis. Ruang lingkup gagasan kurang
konsisten dan tidak mutually exclusive komunikasi masa
misalnya sudah disepakati sebagai komunikasi melalui
media masa. Makalah atau gagasan memasukkan public
relation, pameran, periklanan, dalam komunikasi masa. PR
dapat dilakukan dalam konteks interpersonal, misalnya
dalam hal hubungan kepegawaian atau hubungan dengan
public internal lainnya. Periklanan dapat dilakukan secara
interpersonal maupun masal. Outdoor advertising atau
canvassing jelas tidak masuk komunikasi masa. Pameran
jelas sekali bukan komunikasi masa, kecuali kalau sekilas
muncul dalam televise.
Ruang lingkup di atas sungguhpun bukan genuine
karya penulis akan tetapi diharapkan dalam melengkapi
kekurangan dari berbagai ruang lingkup yang penulis racik
dari banyak pakar.

30

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB III

PARADIGMA DAN TEORI KOMUNIKASI


A. PARADIGMA KOMUNIKASI
1. Multi Paradigma
Komunikasi yang multi makna dan multi definisi
telah menyuguhkan cara pandang (frame) yang beragam
pula,
terutama
dalam
mengkopseptualisasaikan
komunikasi sebagai suatu di siplin ilmu yang bersifat
eklektif (menggabungkan beberapa disiplin). Sifat eklektif
ini telah di lukiskan oleh Wilburn Scramm 17 sebagai jalan
simpang yang paling ramai dengan segala disiplin yang
melintasinya. Sejak semula para pakar acapkali mengkaji
komunikasi manusia dengan menggunakan (secara terangterangan) konsep, teori dan model ilmu fisika, psikologi
dan sosiologi, sejarah, bahasa, dan sebagainya. Tidak
mengherankan
bila hingga saat ini
masih banyak
kalangan luar yang meragukan komunikasi sebagai disiplin
ilmu sendiri. Bahkan ada dari kalangan psikologi atau
sosiologi yang masih merasa
komunikasi
manusia
sebagai bagian
dari disiplinnya.
Mereka
kurang
memahami bahwa kajian komunikasi memang telah
meminjam dari berbagai disiplin dan telah meracik dan
mengolahnya sendiri menjadi suatu konsep atau teori
sehingga sangat bersifat eklektif.
Dalam perkembangannya sebagai suatu bidang
kajian yang eklektif, pengaruh disiplin lain terhadap ilmu
komunikasi, terutama ilmu fisika, psikologi dan sosiologi
memang sangat besar dan sangat terasa. Hal ini sekaligus
telah melahirkan berbagai pendekatan dan wawasan yang
17

Warner J Severin & James W Tankard Jr., Communication Theories,


Origins, Metode, and Uses in The Mass Media, 2001, dalam Sugeng
Harianto (ter) Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan Terapan Di Dalam
Media Masa, Kencana, Jakarta, 2005, hal; 269

31

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

saling berbeda baik dalam merumuskan definisi komunikasi


maupun dalam penelitian atau pengkajian
empirik.
Perbedaan-perbedaan itu pada akhirnya menumbuhkan
dua hal yang sangat penting sebagai suatu fakta, yaitu
lahirnya fraksi-fraksi di kalangan ilmuwan komunikasi dan
lahirnya berbagai paradigma atau perspektif dalam kajian
komunikasi manusia.
Tak dapat di sangkal bahwa para pakar ilmu
komunikasi bukanlah kelompok yang bersatu pandangan
dan wawasan
mengenai konseptualisasi komunikasi
sebagai suatu di siplin ilmiyah. Artinya para pakar
menghargai adanya perbedaan wawasan dan perbedaan
paradigma atau perspektif yang satu dengan lainnya. Para
pakar komunikasi merupakan kelompok yang mempunyai
ikatan yang sangat longgar, dan malah di dalamnya
terdapat fraksi-fraksi dengan paradigma masing-masing.
Itulah serbabnya Feyerabend (1975) menyebut komunikasi
sebagai ilmu yang di tandai oleh paradigma yang multi
muka. Multi paradigma seperti ini, bukanlah hal yang khas
komunikasi, karena hampir seluruh disiplin dalam ilmu
sosial, berparadigma ganda. Hal ini bukanlah suatu hal
yang
perlu di sesalkan, tetapi sebaliknya merupakan
kekuatan ilmu sosial yang membedakannya dengan ilmu
alam.
Istilah paradigma berasal dari
Thomas kuhn18
(1970, 1974), yang di gunakan tidak kurang dari 21 cara
yang berbeda. Namun Robert Fredrichs 19 (1970) berhasil
18

Kuhn menjelaskan bahwa perkembangan suatu ilmu pengetahuan


tidak mungkin terlepas dari perubahan paradigma yang mendasarinya.
Sementara setiap pertumbuhan ilmu melalui beberapa proses yaitu
Paradigma I, Normal science, anomaly, krisis dan revolusi ilmu, yang
diakhiri dengan paradigma II. Dalam Kuhn Thomas, The Structure of
Scientific Revolution, Rosda Karya, Bandung, 2000, hal; 57
19
Russell. Bertrand, Sejarah Filsafat Barat, kaitanya dengan kondisi
social politik dari zaman kuno hingga sekarang, Pustaka Pelajar,
Jogjakarta, 2002, hal; 471

32

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

merumuskan paradigma itu secara jelas sebagai suatu


pandanagn mendasar dari suatu disiplin ilmu teantang
apa yang menjadi pokok persoalan (subyek matter) yang
semestinya
dipelajari.
Kuhn
melihat
bahawa
perkembangan ilmu pengetahuan bukanlah terjadi secara
kumulatif, tetapi terjadi secara revolutif. Dalam masa
tertentu ilmu sosial di dominasi oleh suatu paradigma.
Kemudian terjadi pergantian dominasi paradigma, dari
paradigma lama yang memudar kepada paradigma baru.
Dalam hal ini paradigma baru bukanlah kelanjutan dari
paradigma
lama.
Sosiologi
misalnya
dalam
perkembangannya memiliki tiga paradigma yang berbeda
satu dengan yang lain, yaitu paradigma (1) fakta sosial, (2)
definisi sosial dan (3) perilaku sosial.
Ditempat berbeda Guba menjelaskan paradigma
sebagai a set of basic belief (or metaphysic) that diels
with ultimits or first principle a world view that defines,
for its holder, at the nature of the world. 20 Oleh karena itu
paradigma berperan vital dalam melihat setiap kajian atau
penelitian. Sebab hal ini berkaitan dengan aspek filosofis
dalam melihat kompleksitas fenomena.
Dilihat dari beberapa paradigma yang selama ini
berkembang AS. Hikam menjelaskan perjalanan paradigma
dibagi menjadi tiga bagian 21; pertama, Paradigma
Positivisme-empiris oleh penganut aliran ini bahasa
dipandang sebagai jembatan antara manusia dengan obyek
diluar dirinya. Salah satu ciri dari paradigma ini adalah
pemisahan antara pemikiran dengan realitas. Dalam
kaitannya dengan analisis wacana konsekuensi logis dari
pemikiran ini adalah orang tidak perlu mengetahui maknamakna subyektif atau nilai yang mendasari pernyataannya
20

Jurnal ISKI, Vol III/ April/ 1999


Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. LkiS,
Jogjakarta, 2001, hal:4-6
21

33

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

sebab yang terpenting adalah apakah pernyataan itu


dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan
semantik.
Kedua adalah paradigma Konstruktivisme. Paradigma
ini banyak dipengaruhi oleh pandangan fenomenologi.
Aliran ini menolak pandangan empirisme yang memisahkan
subyek dan obyek bahasa. Dalam pandangan paradigma ini
bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk
memahami realitas obyektif belaka dan yang dipisahkan
dari
subyek
sebagai
penyampai
pernyataan.
Konstruktivisme justru menganggap subyek sebagi faktor
sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan
sosialnya.
Ketiga adalah Paradigma Kritis. Paradigma ini hanya
sebatas memenuhi kekurangan yang ada dalam paradigma
konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi
dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun
institusional. Seperti ditulis AS. Hikam paradigma
Konstruktivisme masih belum menganalisa faktor-faktor
hubungan kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana
yang pada gilirannya berperan sebagai pembentuk jenisjenis
subyek
tertentu
berikut
perilaku-perilakunya.
Paradigma ini bersumber pada pemikiran Frankfurt School,
yang berusaha mengkritisi pandangan konstruktivis. Ia
bersumber dari gagasan Marx dan Hegel jauh sebelum
sekolah Frankfurt berdiri.22
2. Paradigma Lama Dan Paradigma Baru
Sebagaimana tesis Kuhn (1970,1974) di atas bahwa
ilmu tidak berkembang secara kumulatif melainkan secara
22

Untuk mengetahui lebih jauh tentang maksud Marx lihat Frans


Magni Suseno, Filsafat sebagai ilmu kritis, Kanisius, Jogjakarta, 1992,
hal:164 atau dapat juga dilihat di Lukman Hakim, Revolusi Sistemik
Solusi Stagnasi Reformasi Dalam Bingkai Sosialisme Relegius, Kreasi
Wacana, Jogjakarta, 2003, hal; 245

34

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

revolutif, maka ilmu Komunikasi mengalami hal serupa.


Sejak awal perkembangannya hingga tahun 1970-an ilmu
komunikasi di dominasi oleh paradigma tertentu yang
kemudian digeser secara pasti oleh paradigma lain. Terkait
hal ini penulis mencatat dua paradigma yang dapat di
sebut sebagai paradigma lama dan paradigma baru.
B. Aubrey fisher seorang pakar komunikasi yang
terkenal dalam dekade terakhir, telah berhasil mencatat
adanya beberapa paradigma yang berkembang pada
beberapa dekade terakhir ini dalam ilmu komunikasi sesuai
judul buku perspective on human communication 23. Yang
terbit untuk kali pertama pada tahun 1978, Fisher tidak
menggunakan istilah paradigma melainkan persperktif,
karena menurutnya istilah paradigma dari Kuhn itu telah di
tafsirkan
secara berlain-lainan sehingga mencegah
penggunaannya yang netral. Namun apa yang dimaksud
dengan paradigma itu
kurang lebih sama dengan
perspektif. Fisher mengakui bahwa perspektif dalam arti
pandangan yang realistis tidak mungkin lengkap, sebab
dari sebagaian fenomena yang sedang di lihat itu hilang
dan yang lainnya
mengalami distorsi. Namun itulah
hakekat perspektif, justru itu perspektif boleh di artikan
sebagai
pendekatan,
strategi
intelektual
kerangka
konseptual dan paradigma. Dalam hal ini ia merangkum
kajian komunikasi selama ini ke dalam empat perspektif
yang penting yaitu; perspektif
mekanistis, psikologi,
interaksional dan pragmatis.
Adanya ke empat perspektif itu telah menunjukkan
bahwa komunikasi sebagai suatu kajian di warnai oleh
multi paradigma. Hal ini membawa konsekwensi yang multi
ragam pula pada metode pengkajian (peneltian) bagi
komunikasi. Artinya metode penelitian komunikasi tidak
23

Tanen, Deborah, 1996, Seni Komunikasi Efektif, Jakarta, PT


Gramedia Pustaka Utama, hal; 76

35

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

hanya
eksperimental, tetapi boleh juga historis,
kontekstual, eksploratif, fenomenologis, diskriptif dan
sebagainya. Demikian pula boleh
kualitatif maupun
kuantitatif. Hal ini tergantung pada perspektif yang dipakai.
Justru itu mengkaji komunikasi harus konsisten antara
perspektif yang di anut dengan metode penelitian yang di
pakai. Dengan demikian perspektif atau paradigma yang
ada dalam komunikasi itu perlu dipahami dengan baik.
Pada dasarnya perbedaan antara perspektif yang
satu dengan yang lainnya, sebagaimana yang telah di buat
oleh Fisher pada dasarnya adalah
perbedaan dalam
menkonseptualisasaikan komunikasi. Perspektif mekanistis
yang
berkembang
sebagai
pengaruh
fisika,
menkonseptualisasi
komunikasi sebagai
proses yang
mekanistis antara manusia. Sebagai proses mekanis maka
dalam komunikasi terdapat suatu pesan mengalir melintas
ruang dan waktu dari satu titik (sumber/penerima) kepada
titik yang lain (sumber/penerima) secara simultan.
Eksistensi empiriknya (lokusnya) terletak atau berada
pada saluran.
Fisher menggambarkannya sebagai ban berjalan.
Sebagaimana gambar berikut:
Gambar 1
Paradigma/ Perspektif B. Aubrey Fisher
Saluran

Pesan/umpan

balik
Penyendi
Sumber-penerima

Pengalih sendi

Gangguan

Pengalih sendi

Sumber-penerima
Penyendi

36
Pesan/umpan

balik

Saluran

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Sumber: Anwar Arifin:2002, 40

Komponen komponen dalam model mekanistis itu


sangat jelas yaitu sumber/penerima, saluran dan
pesan/umpan balik/efek. Sesuai dengan doktrin mekanisme
(idealisme mekanistis) yang berdasarkan cara berfikir
sebab akibat, maka titik berat kajian pada efek. Hal ini
tercermin dalam kajian mengenai persuasi, efek media
massa, difusi (komunikasi pembangunan) dan jaringan
komunikasi, yang seluruhnya menggunakan
metode
eksperimental dan kuantitatif. Model mekanistis ini sudah
tidak asing bagi orang kebanyakan, karena selain telah
menghasilkan banyak studi, juga tidak terlalu sulit di
pahami. Model ini merupakan model lama atau model
klasik dalam studi komunikasi.
Sebaliknya baik dalam perspektif
psikologis,
maupun dalam perspektif interaksional dan pragmatis,
komunikasi tidak di konseptualisasikan
sebagai proses
mekanistis seperti di atas sehingga komponen mekanistis
seperti pesan/umpan balik/efek, saluran, sumber/penerima
tidaklah begitu penting. Justru itu perspektif dapat di sebut
sebagai persepektif atau paradigma baru (kontemporer),
sebab selain baru tumbuh dan berkembang,, juga karena
sangat berbeda dengan perspektif mekanistis yang sudah
ada sejak lama. Menurut Fisher para penganut dari
paradigma baru ini adalah pemberontak-pemberontak
dalam study ilmu komunikasi, dan revolusi yang di
gerakkannya masih sedang berlangsung. Hal ini terutama
di sebabkan karena dalam memahami paradigma baru ini
diperlukan
perubahan, dan bahkan
penjungkirbalikan

37

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

(revolusi) cara berpikir mekanistis dalam komunikasi


manusia.
Dalam
perspektif
psikologi,
komunikasi
dikonseptualisasi atau dipahami sebagai proses dan
mekanisme internal penerimaan dan pengolahan informasi
pada diri manusia. Justru itu eksistensi empiriknya
(lokusnya) terletak pada diri manusia (bukan pada saluran
sebagaimana pada model mekanistis), yaitu pada kepala
indifidu yang di namakan filter konseptual (seperti sikap,
persepsi, keyakinan dan keinginan. Itulah sebabnya
komponennya bukan lagi sumber/penerima, saluran,
pesan/umpan balik efek, melainkan stimulus dan respons,
dengan fokus kajian pada individu (penerima). Hal imi
terlihat pada berbagai studi mengenai persuasi dan
perubahan
sikap,
komunikasi
organisasional,
dan
komunikasi kelompok. Metodologi yang di gunakan pada
umumnya eksprimental dan kuantitatif. Hal ini dapat
dipahami karena kajian dan pengembangan paradigma ini,
adalah merupakan
pengaruh dari psikologi terutama
psikologi sosial.
3. Paradigma Mekanistis
Model mekanistis telah mengalami perkembangan
yang tidak saja menarik akan tetapi juga telah
membesarkan ilmu komunikasi. Paradigma atau perspektif
dari model mekanistis dalam komunikasi adalah yang
paling lama dan paling banyak dan paling luas dianut
sampai sekarang. Banyak study yang telah di lakukan dan
banyak buku yang telah di terbitkan sehingga pengaruhnya
sangat kuat dan meluas, bukan saja di kalangan
masyarakat akademik, tetapi juga di kalangan masyarakat
luas.

38

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Meskipun paradigma ini telah memudar dikalangan


pakar ilmu komunikasi, dan telah timbul kekecewaan
terhadap hasil study yang dahulunya populer, namun di
Indonesian kepercayaan terhadap model ini masih cukup
kuat. Di samping itu paradigma ini telah berkembang jauh,
baik secara maupun revolusi melalui pergumulan yang seru
dari pendekar-pendekarnya. Hal ini terlihat dari banyaknya
teori dan model yang beragam dari perspektif ini. Justru itu
model ini masih tetap penting sebagai bahan studi dalam
komunikasi. Dasar berpikir penganut mekanistis perlu di
pahami, karena paradigma baru yang berkembang
kemudian sangat bertentangan dengan cara berfikir ini.
B.

TEORI KOMUNIKASI
Selain perspektif dan paradigma, teori merupakan
hal penting suatu disiplin keilmuan. Dijelaskan oleh James
W. tankard (2005)24 Teori merupakan tujuan akhir ilmu
pengetahuan. Teori merupakan pernyataan umum yang
merangkum pemahaman kita tentang cara dunia bekerja.
Dalam bidang komunikasi massa, sebagian besar dari teoriteori pada masa lalu bersifat implisit. Masyarakat
mengandalkan cerita rakyat, kebijaksanaan tradisional dan
pikiran
sehat
untuk
dijadikan
panduan
dalam
mempraktekkan komunikasi. Terkadang asumsi-asumsi ini
tidak pernah diucapkan atau dicatat disuatu tempat. Dilain
waktu mereka mengambil bentuk ungkapan yang terlalu
disederhanakan atau pribahasa-pribahasa. Banyak dari
asumsi-asumsi ini akan bermanfaat jika diuji melalui
penelitian. Hasilnya mungkin pribahasa-pribahasa itu
ditetapkan,tidak ditetapkan, atau ditetapkan hanya
sebagian (dalam batas-batas tertentu).
24

Warner J Severin & James W Tankard Jr., Communication Theories,


Origins, Metode, and Uses in The Mass Media, 2001, Op, cit, hal; 287

39

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Dalam
pengembangan
teori,
manusia
kerap
berusaha menerangkan sesuatu yang sulit dimengerti. Pada
dasarnya, tujuan dari teori adalah untuk merumuskan
pernyataan-pernyataan atau dalil-dalil yang bisa memberi
penjelasan. Pernyataan-pernyataan teoritis ini mempunyai
bentuk yang beragam:
1. Pernyataan jika- maka. Contoh: jika seorang anak
muda melihat banyak kekerasan dalam televisi,
maka dia akan melakukan perbuatan-perbuatan yang
agresif. Dalam study komunikasi, tidak banyak dalildalil yang berlaku sepenuhnya yang dapat mereka
katakan sebagai pernyataan jika-maka. Bentuk
pernyataan yang lebih umum adalah pernyataan
cenderung.
2. Pernyataan cenderung. Contoh: Seseorang yang
melihat kekerasan dalam televisi cenderung
berkelakuan agresif dari pada seseorang yang tidak
melihat kekerasan dalam televisi.
3. Pernyataan
semakin
X,semakin
Y25.
Contoh:
semakin banyak kekerasan dalam televise semakin
banyak pula perilaku agresif yang terjadi.
4. pernyataan-pernyataan yang menggunakan frase
seperti menimbulkan. Contoh: Melihat kekerasan
dalam televise menimbulkan perilaku yang lebih
agresif dari pada tidak melihat kekerasan dalam
televise.
5. Ilmuwan komunikasi berpendapat bahwa selama ini
kita mempunyai beberapa teori yang kita terapkan
setiap saat; oleh karenanya, mengapa tidak
mencoba membuatnya menjadi teori terbaik?
Ilmuwan percaya bahwa selama kita harus menaruh
25

Effendy, Onong Uchjana, 2000, Dinamikan Komunikasi, Bandung:


Remaja Rosda Karya, hal; 65.

40

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

percaaan yang besar terhadap harus menaruh


percaaan
yang
besar
terhadap
pernyataanpernyataan tentang cara kerja sesuatu yang telah
teruji dan terbukti, yang memiliki kemampuan
menggeneralisasi dan memprediksi. Ini adalah jenisjenis pernyataan yang membangun teori ilmiah dan
juga berguna, sebagai seorang psikolog, Kurt Lewin
mengatakan dalam sebuah pernyataan yang sering
dikutip, tidak ada yang sepraktis teori yang
bagus26.
Dengan demikian teori komunikasi bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman kita tentang proses komunikasi.
Dengan pemahaman yang lebih baik, kita berada pada
posisi yang lebih baik untuk memprediksi dan mengontrol
hasil-hasil dari komunikasi.
1. Perubahan Teori Komunikasi
Teori komunikasi saat ini sedang berubah dan
memang butuh diperbaiki lebih jauh lagi agar bisa
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi di media.
Diantara perubahan yang terjadi secara nyata adalah
sebagai berikut:
1.
Adanya perhatian lebih besar terhadap penggunaan
komunikasi massa dari pada sebelumnya. Pentingnya
aktifitas audiens menjadi lebih jelas dengan adanya
perubahan bentuk pada media.
2.
Adanya pergeseran menuju ilmu kognitif atau
pendekatan pada proses informasi (Beniger dan
Gusek, 1995). Dan ini melibatkan paling tidak tiga
aspek:
a. pergeseran pada variable bebas dari variable
persuasi (contoh, kredibilitas sumber) ke konsep
26

Werner, 2005 dalam Arifin, Anwar, 2002, Ilmu Komunikasi Sebuah


Pengantar Ringkas, Jakarta: Raja Grafindo persada

41

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

seperti sebuah wacana (contoh, sifat bahasa yang


digunakan) dan penyusunan (bagaimana peristiwa
dikemas dan disajikan dalam media).
b. Perubahan variable terikat dari sikap (evaluasi pro
dan kontra terhadap sebuah objek).
c. Pergeseran penekanan dari perunahan sebagai
hasil komunikasi (perubahan yang terjadi pada
prilaku dan sikap) ke restrukturisasi (perubahan
pada skematis atau model kita terhadap sebuah
peristiwa, atau realitas konstruksi sosial).
Dikutip dari buku teori komunikasi sejarah, metode
dan terapan karangan Werner (2005: 17) Satu dari hasil
perubahan teknologi adalah kita tidak lagi bisa mengatakan
bahwa televisi sebagai hasil sistem monolitik yang
seragam, mengirimkan pesan yang secara esensi sama
pada semua orang. Pemikiran ini mempunyai konsekuensi
karena ada beberapa teori komunikasi yang menganggap
pada tingkat tertentu pesan televise atau hasil pesan
media adalah seragam27. Teori-teori ini mencakup juga teori
pengembangan milik Gabner dan teori spiral kesunyian-nya
Noelle-Newman28, dan juga pada tingkat yang lebih rendah,
fungsi penentuan agenda agenda setting. Pada intinya,
tampaknya bahwa audiens yang terfragmentasi dan
tersegmentasi yang merupakan cirri media yang baru
mungkin mengarah pada pengurangan dampak pada media
massa
seperti
yang
disebutkan
dalam
teori
pengembangan, spiral kesunyian, dan fungsi penentuan
agenda.
2. Kerangka Teori Komunikasi
27

Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi,


Bandung, PT Citra Adtya Bakti, hal; 70
28
Ibid; hal 78

42

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Para ahli sosiologi dan ahli ilmu-ilmu sosial lain telah


melakukan berbagai usaha, untuk mencari kerangka taori
yang sistematis yang menyangkut hubungan antara
pengaruh
komunikasi
dan
variable-variabel
yang
mendukung pengaruh tersebut.
Menurut Tommy Suprapto Tujuanya adalah untuk
menunjukkan secara garis besar bagaimana usaha-usaha
untuk merumuskan teori komunikasi telah berkembang
sebagai titik perhatian para ahli pengaruh media terhadap
individu maupun kelompok telah berhasil menumbuhkan
pembaharuan-pembaharuan
yang
berjalan
pesat.
Pembaharuan
yang
berwujud
perubahan
maupun
pembangunan pada umumnya merupakan suatu proses
yang berlanjut yang menyangkut hubungan antara media
dan massa29.
Sementara media massa dapat menumbuhkan
bermacam-macam rangsangan (Sitimulans) sehingga
tanggapan audiens yang dihasilkannya juga akan berbedabeda. Hal ini dapat diuraikan kedalam empat perumusan
khusus yang merupakan ringkasan pemikiran kontemporer
tentang pengaruh media massa, seperti yang dikatakan
oleh Melvin De Fleur (1982: 185), yaitu:
Pertama: Teori Perbedaan-Perbedaan Individu
Para ahli psikologi menaruh perhatian yang besar
terhadap proses belajar, karena, terdapat kecenderungan
baru terhadap otak melalui proses belajar sebagai
pelengkap untuk merumuskan teori-teori belajar. Dalam
rangka kegiatan ilmiah ini para ahli menekankan betapa
eratnya hubungan belajar dengan; motivasi; suatu study
laboratorian yang bersifat eksperimen berhasil meyakinkan
para ahli psikologi bahwa beberapa tingkat motivasi dapat
29

Rahmat, Jalaluddin dan Mulyana Deddy, 2001, Komunikasi Antar


Budaya, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal; 46

43

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

ditimbulkan melalui proses belajar, serta kenyataan bahwa


setiap individu dapat memperoleh motivasi berdasarkan
rangsangan yang sama. Dari hasil study ini timbul
pengakuan adanya motivasi individu serta perbedaanperbedaan pengalaman bersdasarkan hasil belajar. Dengan
demikian setiap individu memiliki kepribadian masingmasing yang akan mempengaruhi juga perilaku mereka
dalam menanggapi sesuatu. Perbedaan individu itu terjadi
disebabkan
karena
perbedaan
lingkungan,
yang
menghasilkan
pula
perbedaan
pandangan
dalam
menghadapi sesuatu. Dari lingkungannya akan terbentuk
sikap, nilai-nilai serta kepercayaan yang mendasari
kepribadian mereka. Anak kembar sekalipun yang secara
biologis mempunyai persamaan-persamaan, akan dapat
berbeda kepribadiannya jika dibesarkan dalam lingkungan
sosial yang berbeda. Setiap orang dengan sendirinya
memiliki persepsi yang berbeda sehubungan dengan
kepribadiannya.
Berdasarkan teori-teori psikologi sebagai latar
belakang, para ahli komunikasi harus mengubah jalan
pikirannya tentang pengaruh media. Sekarang menjadi
jelas bahwa audiens dari suatu medium komunikasi
bukanlah suatu kelompok monoritis yang anggotaanggotanya senantiasa mempunyai tanggapan yang sama
terhadap ini medium.prinsip-prinsip mengenai atensi
selektif serta persepsi selektif dibentuk berdasarkan
perilaku komunikasi dari audience. Teori psikologi umum
telah merumuskan konsep persepsi selektif berdasarkan
pada perbedaan-perbedaan kepribadian individu. Setiap
orang akan menanggapi ini media berdasarkan kepentigan
mereka, disesuaikan dengan kepercayaanya serta nilai-nilai
sosial mereka.

44

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Atas dasar pengakuan bahwa tiap individu tidak


sama
perhatianya
,
kepentingannya,kepercayaannya
maupun nilai-nilainya, maka dengan sendiriny selektivitas
mereka terhadap komunikasi mass juga berbeda. Oleh
sebab itu pengakuan terhadap perbedaan individu dalam
menanggapi
komunikasi
diwujudkan
dalam,
teori
perbedaan-perbedaan
individu
mengenai
pengaruh
komunikasi massa.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
pengaruh media terhadap individu akan berbeda, satu
sama lain disebabkan adanya perbedaan psikologis di
antara idividu.
Kedua: Teori Kategori Sosial
Teori ini beranggapan bahwa terdapat kategori sosial
yang luas dalam masyarakat kota industri yang kurang
lebih memiliki perilaku sama terhadap rangsanganrangsangan tertentu. Kategori sosial tersebut didasarkan
pada usia, seks, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan,
tempat tinggal (desa atau kota), ataupun agama. Dalam
hubungannya
dengan
komunikasi
massa
dapat
digambarkan bahwa majalah mode jarang dibeli oleh pria,
sedangkan majalah olahraga jarang dibaca oleh wanita.
Variable-variabel seperti seks, umur pendidikan tampaknya
turut serta menentukan selektifitas seseorang terhadap
media yang ada.
Asumsi dasar dari teori katagori sosial adalah teori
sosiologi yang berhubungan dengan kemajemukan
masyarakat modern,dimana dinyatakan bahwa masyarakat
yang memiliki sifat-sifat tertentu yang sama membentuk
sikap yang sama dalam menghadapi rangsangsangan
tertentu. Persamaan dalam orientasi serta sikap akan
berpengaruh pula terhadap tanggapan mereka dalam
45

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

menerima pesan komunikasi.Masyarakat yang memiliki


orientasi sama lebih kurang akan memilih isi komunikasi
yang sama dan akan menanggapi isi komunikasi tersebut
dengan cara yang sama.
Perbedaan pokok antra teori perbedaan-perbedaan
individu dengan teori kategori sosial adalah pada latar
belakang dasr ilmu yang mendukungnya serta pada
obyeknya.
Teori
perbedaan
perbedaan
individu
berdasarkan pada pengembangan teori psikologi umum
sedang teori kategori sosial berdasarkan pada teori
sosiologi umum. Sedang obyek dari perbedaan-perbedaan
individu terbatas pada individu, dan objek dari kategori
sosial adalah pada kelompok status sosaial tertentu.
Ketiga: Teori Hubungan Sosial
Teori ini menyuatakan bahwa dalam menerima
pesan-pesan komunikasi melalui media,orang lebih banyak
memperoleh pesan itu melalui hubungan atau kontak
dengan orang lain daripada menerima langsung dari media
massa.Hubungan sosial yang informal merupakan salah
satu variabel yang turut menentukan besarnya pengaruh
media.
Dalam kenyataannya terbukti bahwa orang-orang
yang langsug menerima pesan-pesan komunikasi melalui
media,orang lebih banyak pesan itu melalui hubungan atau
kontak dengan orang lain daripada menerima langsung dari
media massa.Hubungan sosial yang informal merupakan
salah satu variabel yang turut menentukan besarnya
pengaruh media.
Dalm kenyataannya terbukti bahwa orang-orang
yang yang langsung menerima informasi dari media
terbatas sekali. Mereka, inilah yang merumuskan informasi
dari media tersebut pada orang lain melalui saluran
46

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

komunikasi informal. Berdasarkan pada hasil penelitian,


maka arus informasi akan melalui sua tahap. Pertama,
informasi bergerak dari media kepada individu-individu
yang relatif well informed, mereka pada umumnya
memperoleh informasi langsung.
Kedua, informasi tersebut kemudian bergerak
melalui saluran komunikasi antar pribadi kepada individuindividu yang kurang memiliki hubungan langsung dengan
media dan ketergantungan merek akan informasi pada
orang lain besar sekali. Proses komunikasi yang demikian
ini dinamakan komunikasi dua tahap (Two step-flow
communication).
Individu-individu yang lebih banyak memiliki
hubungan dengan media tersebut pemuka pendapat,
karena ternyata mereka memainkan peranan yang besar
sekali dalam meneruskan dan menafsirkan informasi yang
nereka terima. Cara penafsiran informasi yang kemudian
berkembang menjadi pengaruh pribadi merupakan salah
satu mekanisme penunjang yang penting, yang berada
diantara pesan-pesan komunikasi dengan jenis tanggapan
yang diberikan terhadap pesn-pesan tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori
hubungan sosial mencoba menekankan pentingnya variabel
hubungan antara pribadi sebagai sumber informasi maupun
sebagai pengaruh media komunikasi.
Keempat: Teori Norma-norma Budaya
Teori
ini
melihat
cara-cara
mass
media
mempengaruhi sebagai suatu produk budaya. Pada
hakikatnya, teori norma-norma budaya menganggap bahwa
media massa melalui pesan-pesan yang disampaikannya
sevara tertentu dapat menumbuhkan kesan-kesan yang

47

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

oleh
khalayak
disesuaikan
dengan
norma-norma
budayanya.
Perilaku individu umumnya didasarkan pada normanorma budaya yang disesuaikan dengan situasi yang
dihadapi, dalam hal ini media akan bekerja secara tidak
langsung untuk mempengaruhi sikp individu tersebut.
Paling sedikit ada tiga cara untuk mempengaruhi
norma-norma budaya yang dapat ditempuh oleh media
massa. Pertama, pesan-pesan komunikasi massa dapat
memperkuat pola-pola budayanya yang berlaku dan
membimbing masyarakat untuk mempercayai bahwa polapola tersebut masih tetap berlaku dan dipatuhi oleh
masyarakat.
Kedua, media dapat diciptakan pola-pola budaya
baru yang tidak bertentangan dengan pola budaya yang
ada, bahkan menyempurnakannya.
Ketiga, media massa dapat mengubah norma-norma
budaya yang berlaku dan dengan cara demikian mengubah
perilaku individu-indivdu dalam masyarakat.
Mengenai besarnya pengaruh media massa terhadap
norma-norma budaya memang masih harus lebih banyak
dibuktikan lewat penelitian-penelitian yang intensif.
Menurut Lazarfeld dan Merton dalam Wright (1985)
media
sebenarnya
hanya
berpengaruh
dalam
memperkokoh norma-norma budaya yang berlaku. Mereka
berpandangan bahwa media bekerja secara konservatif dan
hanya menyesuaikan diri dengan norma-norma budaya
masyarakat seperti selera dan nilai-nilai, dari pada
memimpin mereka untuk membentuk norma-norma yang
baru.
Dalam keadaan tertentu media massa, maupun
untuk menumbuhkan norma-norma budaya baru. Idealnya
kebiasaan membaca yang berkembang dengan cepat
48

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

akibat penyebaran surat kabar, minat untuk menikmati


siaran radio bertambah besar dengan adanya televise juga
yang membawa norma-norma baru mengenai perilaku
komunikasi massa. Media massa secara bersama-sama
memberikan suasana baru bagi interaksi keluarga serta
memanfaatkannya sebagai sarana rekreasi di rumah.
Persoalan yang menyangkut masalah apakah media
dapat mengubah perilaku masyarakat yang telah mapan,
masih merupakan persoalan yang rumit. Misalnya,
kampanye larangan merokok yang dilakukan lewat media
massa oleh organisasi antikanker di Amerika serikat yang
bertujuan agar masyarakat mengurangi rokok terbukti
secara perlahan-lahan memberikan pengaruh yang positif.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah terjadi pengurangan
konsumsi rokok di kalangan penduduk Amerika Serikat
(1968), hal mana belum pernah terjadi sebelum didakannya
kampanye.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media
massa dapat memperkuat norma-norma budaya dengan
informasi-informasi yang disampaikan setiap hari. Selain itu
media massa dapat mengaktifkan perilaku tertentu, apabila
informasi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan
individu dan tidak bertentangan dengan struktur normanorma budaya yang berlaku, media massa bahkan dapat
menumbuhkan norma-norma budaya baru dalam perilaku
selama norma tersebut tidak dihalangi oleh hambatanhambatan sosial budaya.
Keraguan yang masih timbul dikalangn para ahli
adalah yang menyangkut persoalan benarkah tanpa
bantuan atau dukungan dari factor-faktor lain media massa
maupun merangsang perubahan. Dengan perkataan lain,
bahwa media massa tidak mempengaruhi secara
mendalam
norma-norma
yang
telah
melembaga.
49

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Kesimpulan
ini,sebagaimana
kesimpulan-kesimpulan
lainnya mengenai pengaruh media bersifat tentative dan
dapat berubah berdasarkan pada data yang meyakinkan.
Secara keseluruhan, teori norma-norma budaya
kemudian masih harus dikaji lebih lanjut karena sifatnya
yang controversial. Hal ini merupakan tantangan untuk
para ahli komunikasi serta ahli-ahli ilmu sosial yang lain
untuk menemukan factor-faktor, pembatasan-pembatasan,
serta persyaratan-persyaratan apa yang memungkinkan
media, mempengaruh norma budaya. Jika hal ini menjadi
bertambah jelas, maka perdebatan mengenai teori normanorma budaya niscaya dapat diredakan.

50

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB IV
HAKEKAT KOMUNIKASI
A. ILMU KOMUNIKASI
Perdebatan seputar komunikasi dapat digolongkan
ilmu atau sekedar pengetahuan sesungguhnya telah
berlangsung lama Apabila komunikasi itu ilmu, termasuk
ilmu apa; apakah termasuk kelompok ilmu sosial (social
science) atau kelompok lain? Mengenai pengelompokan
ilmu para ahli yang satu dengan yang lainnya mempunyai
pendapat yang berbeda, meskipun demikian semua ahli
sepakat mengelompokkan komunikasi sebagai bagian
besar dari Ilmu-ilmu sosial . Dalam undang-undang pokok
tentang
perguruan tinggi nomor 22 tahun
1961 di
cantumkan penggolongan ilmu pengetahuan yang terdiri
atas empat kelompok, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Ilmu
Ilmu
Ilmu
Ilmu

agama/kerohanian
kebudayaan
sosial
eksakta dan tekhnik

Pengelompokan itu
menurut undang-undang
ternyata berbeda dengan pendapat para ahli.

tersebut

Dr.Mohammad Hatta dalam bukunya Pengantar ke jalan


ilmu dan pengetahuan, membagi ilmu menjadi tiga
kelompok, yaitu:
b. Ilmu alam (yang terbagi atas teoritika dan praktika)
c. Ilmu sosial (yang terbagi atas teoritipa dan praktika)
d. Ilmu kultur

51

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

H. Endang Saifudin Anshari, M,A dalam bukunya, ilmu,


filsafat dan agama, menggolongkan ilmu menjadi tiga
kelompok, sama dengan penggolongan
Stuart Chase
dalam bukunya The Proper Study Of Mankind, yakni:
a. Ilmu Alam (natural science)
b. Ilmu kemasyarakatan (social science)
c. Humaniora (study humanitas, humanities studies)

dalam buku tersebut publisistik dan jurnalistik


termasuk ke dalam ilmu
kemasyarakatan (social
science).Berikut ini adalah pembagian
ilmu
selengkapnya:
a. Ilmu pengetahuan alam (natural science)
1. Biologi
2. Antropologi fisik
3. Ilmu kedokteran
4. Ilmu farmasi
5. Ilmu pertanian
6. Ilmu pasti
7. Ilmu alam
8. Ilmu tekhnik
9. Geologi
10.Dan sebagainya
b. Ilmu kemasyarakatan (social Science)
1. Ilmu hukum
2. Ilmu ekonomi
3. Ilmu jiwa sosial
4. Ilmu bumi sosial
5. Sosiologi
6. Antropologi budaya dan sosial
52

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

7. Ilmu sejarah
8. Ilmu politik
9. Ilmu pendidikan
10.Publisistik dan jurnalistik
11.Dan sebagainya
c. Humaniora (study Humanities; humanities study)
1. Ilmu agama
2. Ilmu filsafat
3. Ilmu bahasa
4. Ilmu seni
5. Ilmu jiwa
6. Dan sebagainya
Di sisi lain
Prof Harsojo mengutip pendapat Robert
Bierstedt dalam bukunya
The Social Order yang
menyusun
sejumlah
ilmu murni yang erat
hubungannya dengan ilmu-ilmu terapan sebagai yang
tertera di bawah ini:
Ilmu ilmu murni
terapan

ilmu-ilmu

Fisika
Astronomi
Matematika
Kimia
Fisiologi
Ilmu politik
Jurisprudensi
Zoologi
Botani
Geologi
minyak
Sejarah
Ekonomi

Bangun karya
Navigasi
Akuntasi
Farmasi
Ilmu obat obatan
Politik
Hukum
Peternakan
Pertanian
Bangun
karya
Jurnalistik
Tata niaga
53

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Sosiologi

Administrasi

B. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Setiap orang yang hidup bermasyarakat
sejak
bangun tidur hingga tidur lagi, secara kodrati senantiasa
terlibat dalam proses komunikasi yang unik. Terjadinya
komunikasi ini merupakan konsekwensi dari hubungan
sosial (social relations) antara manusia satu dengan yang
lain.
Atas dasar ini para pakar berpendapat bahwa
terbentuknya
sebuah
pranata
masyarakat
adalah
dikarenakan kehadiran dua orang/ atau lebih yang
keberadaannya saling berhubungan satu sama lain.
Hubungan ini pada akhirnya menumbuhkan interaksi sosial
(social interaction). terjadinya interaksi sosial di sebabkan
interkomunikasi (intercommunication). Komunikasi dalam
pengertian secara umum dapat di lihat dari tiga aras besar
di bawah ini:
1. Perspektif Estimologi
Secara estimologi istilah komunikasi berasal
bahasa latin communication yang bersumber dari
communis. Yang berarti sama
makna dan sama
30
mengenai suatu hal . Para ahli juga mensejajarkan
kata komunikasi communicare yang di dalam bahasa
mempunyai arti
berpartisipasi atau berasal dari
commones yang berarti sama = common31.

dari
kata
rasa
asal
latin
kata

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang


yang melakukan proses komunikasi selalu mengharapkan
partisipasi dari orang lain atau bertindak sama sesuai
dengan tujuan dan harapan atau pesan
yang di
30

Onong Uchjana:2000, Op, cit, hal; 3


Tasmara, Toto, 1997, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media
Pratama, hal; 98
31

54

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

sampaikannya. Dalam kaitan ini seorang ahli komunikasi,


Prof. Wilbur Schramn berpendapat;

When we communicate, we are trying to establish


a commoness with someone. That is we are tryng
to share information, an idea or an attitude,
Communication always requires
at least three
elements-the source, the message, and destinition 32
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan, bahwa
proses komunikasi yang dilakukan manusia sesungguhnya
ingin berusaha merajut persamaan atau
commoness
dengan manusia lain; baik dilakukan dengan cara menpa
unsur;

1. Sumber (Source)
2. Isi pesan (Message)
3. Tujuan (Destinition)
Sumber yang di maksudkan di sini adalah seseorang yang
mengambil inisiatif pertama untuk melakukan proses
komunikasi. Pesan (message) adalah idea-idea atau
gagasan atau buah pikiran yang di sampaikan oleh sumber
kepada orang lain dengan tujuan (Destinition) agar orang
lain bertindak sama sesuai dengan harapan yang di
tuangkan dalam pesan tersebut. Kalau si Imron berkata
kepada
si Amin pergilah ke masjid, maka dapat di
uraikan sebagai berikut:

1. Sumber (Source)

: Si Imron

32

Wilbur Schramn, Men Message and Media, Horper and Row, New
York, 1973, p; 115

55

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

2. Isi pesan (Message)


:kalimat
pergilah
ke
masjid
3. Tujuan (Destinition): Perubahan sikap dari si amin
yaitu bertindak
memenuhi
pesan
yangdi
sampaikan oleh sumber (si Akhmad)
Uraian di atas memperjelas tujuan dari proses komunikasi
yang sedang dilakukan, yaitu harapan terjadinya
perubahan sikap atau tingkah laku orang lain untuk
memenuhi harapan yang di tentukan melalui pesan-pesan
yang di sampaikan. Karena itu komunikasi dapat pula
disebut sebagai suatu usaha untuk mempengaruhi sikap
atau tingkah laku orang lain. Seorang ahli sosiolog, Carl I.
Hovland berpendapat: Communicaton is the proses by
which an individual (the comunicator) transmit stimuli
(usually verbal syimbol) to modify the behaviour of other
individual33
Pernyataan Hovland di atas menegaskan unsur baru
dalam proses komunikasi antar manusia, yaitu The
communicator-Transmit stimuli-to modify the behafiour of
other individual. Dalam kaitan ini yang dimaksud
komunikator adalah seseorang yang menyampaikan suatu
gagasan atau pesan-pesan kepada pihak lain. Sedangkan
pihak lain (other individual) di dalam proses komunikasi di
sebut dengan istilah komunikan . sungguhpun demikian,
seseorang dapat saja
berperan secara ganda, yaitu
sebagai
komunikator sekaligus sebagai komunikan.
Misalnya saja seseorang yang sedang melakukan
kontemplasi, merenung, atau memikirkan sesuatu hal,
sesungguhnya ia sedang melakukan proses komunikasi

33

Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1994, hal; 94

56

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dengan dirinya sendiri (intrapersonal communication), dan


karenanya tampillah ia dalam posisi ganda tersebut.
Adapun transmit
stimuli
atau menyampaikan
rangsangan, merupakan usaha dari komunikator untuk
menyampaikan lambang-lambang tertentu agar dengan
rangsangan (stimuli)
lambang tersebut
dapat
mempengaruhi tingkah laku
dari komunikan. Agar
lambang-lambang
yang di sampaikan
tersebut
mempunyai daya stimulan, sudah barang tentu, terlebih
dahulu-lambang tersebut harus memiliki arti (meaningful)
syimbols, dan juga dapat di artikan (interpretif)
oleh
komunikan. Apabila lambang sebagai wakil dari gagasan
yang akan disampaikan tidak di artikan sama sesuai
dengan isi gagasan
yang terwakili dalam lambang
tersebut, maka sudah bisa di pastikan komunikasi itu
akan memperoleh hambatan, bahkan bisa jadi gagal
sama sekali.
Manusia adalah makhluq yang paling gemar
mempergunakan
lambang. Bahkan
dapat dikatakan
bahwa salah satu
karakteristik
dari manusia yang
membedakan
dari makhluq lainnya adalah dalam hal
kemampuannya berlambang (syimbolicum animale). Sebab
lambang adalah ekspresi pikiran manusia. Lambang
tersebut dapat berupa deretan huruf-huruf yang di rangkai
sebagai suatu kata tertentu yang punya maksud, dapat
pula lambang itu berupa isyarat-isyarat, berupa warna,
bunyi, dan lain-lain. Dus, semua hal yang dapat mewakili
ekspresi fikiran/ maksud manusia dan mengandung arti
tertentu, itulah lambang.
Lambang-lambang yang dipergunakan dalam proses
komunikasi haruslah lambang yang bermakna dan dapat
dimaknai oleh kedua belah pihak sehingga jauh dari
57

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

misinterpretation. Di dalam disiplin ilmu komunikasi


peranan lambang tidak saja harus bermakna sama, akan
tetapi sejauh mana
lambang sebagai
wakil sebuah
gagasan dapat merangsang
orang lain dan dapat
menggerakkan orang lain agar berubah sikap sesuai
dengan harapan komunikator. Atas dasar ini
disadari
bahwa
setiap komunikasi pastilah mempunyai tujuan,
dengan kata lain tidak ada komunikasi tanpa tujuan
karena komunikasi itu dari dan untuk manusia maka
sudah sepatutnya
dalam mempelajari
efektifitas
komunikasi , seseorang harus berfikir secara human
oriented dengan segala aspeknya. Wilbur Schramm
mengatakan:

when we stydy communication, there fore we study


people relating
each other and their groups,
organizations and societies.to understand human
communication we must understand how people
relate to one another34.
Dari ungkapan ini, jelaslah bahwa seorang
komunikator
harus
dapat
memahami
aspek-aspek
manusiawi dari komunikan yang di hadapinya. Harus
sanggup mendalami latar belakang pengalaman dari
komunikannya (field of reference). Bagaimana pesan
komunikasi bisa di pahami dan berhasil merangsang sikap
komunikan, apabila komunikator mempergunakan lambang
yang tidak di mengerti atau tidak sejalan dengan
kemampuan berfikir dari komunikannya. Bagaimana bisa
terjadi
perubahan sikap
dari komunikan
apabila
komunikator mempergunakan istilah-istilah, atau lambang34

Effendi Onong Uchjana, Propaganda Melalui Siran Radio, Tesis


Fakultas Publistik Universitas Pajajaran Bandung, 1966, hal; 90

58

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

lambang
sedangkan komunikannya sama sekali tidak
mengerti dan tidak memiliki cukup pengetahuan untuk
memahami istilah atau lambang tersebut. Oleh karena itu
latar belakang pengalaman dan pengetahuan (field of
experience and frame of reference) seseorang berperan
sangat besar dalam berkomunikasi. Karena pengalaman
seseorang baik positif maupun negatif akan ikut serta
mempengaruhinya dalam hal orang tersebut menentukan
keputusan maupun menginterpretasikan atas isi pesan
komunikasi.
Terkait dengan kredebilitas Komunikator, Koesdarini
Soemiati di dalam catatanya berusaha mempertanyakan
siapakah komunikator? Adakah pembicaraannya dapat
dipercayai? Agaimana komunikan dapat mempercayai?
Mengapa komunikan harus mempercayainya? Semua hal
tentang tingkat kepercayaan kepada komunikator ia sebut
sebagai kredebilitas komunikator 35.
Kredebilitas komuniklator ini sesungguhnya telah
diteliti oleh Aristotels di dalam bukunya Rhetoric dengan
mengatakan;
Persuasion is a cieved by the speakers personal
character when the speech is so spoken as to make
us think him credible. We believe good man more
fully and more readilly than others. This is true
generally whatever the quation is, and absolutely
true where eXact certainty is imposablle and opinion
are divided. There are three things whice inspire
confidence in the orator s own character the three
namely that induce us to believe a thing a part from
any proof of it; good sense, good moral character,
and good will.
35

Koesdarini Soemiati, Komunikasi Interpersona dalam Riyono


Pratikto (ed) Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Remaja Karya, Bandung,
1987, hal; 51

59

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

(Persuasi dapat dicapai oleh karakter pribadi si


pembicara
bila
pidatonya
diucapkan
untuk
memberikan pesan kepada kita bahwa dia dapat
dipercaya. Kita percaya lebih penuh dan lebih mudah
pada orang yang baik ketimbang pada orang lain.
Memang demikianlah pada umumnya, apapun
masalahnya, dan samasekali benar bila kepastian
yang tepat tidak mungkin, dan pendapat terbagibagi. Ada tiga hal yang membangkitkan kepercayaan
pada karakter si pembicara-ketiga hal itu, yaitu yang
menyebabkan kita mempercayai sesuatu terlepas
dari pembuktiannya; kebijaksanaan, sifat dengan
akhlak yang baik, dan itikad baik).36
Jadi,
memang
penelitian
tentang
kredibilitas
komunikator
bukan
hal
baru.
Aristoteles
dengan
keahliannya berpidato telah mengamati dan meneliti apa
yang menyebabkan pendengar mau membuang waktunya
untuk mendengar suatu pidato. Unsur kepercayan pada
sumber yang mengadakan komunikasi merupakan unsur
penting dalam melakukan suatu komunikasi yang efektif.
Terkait dengan hal ini, Devito mengemukakan adanya tiga
tipe kredibilitas37, yaitu;

a. kredibilitas berdasarkan titel.


b. Kredibilitas yang didapat selama berkomunikasi
c. Kredibilitas yang didapat pada akhir komunikasi
Kredebilitas yang diperoleh komunikator terkait erat
dengan beberapa unsur yang saling berkelindan. Beberapa
unsur yang menunjang kredebelitas itu masing-masing;
36

Joseph A Devito, The Interpersonal Comunication Book, Harper &


Row, New York, 1976, p; 44-46
37
Ibid, p; 130-132

60

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Kompetensi, yaitu kemampuan seseorang dalam bidangnya


menjamin kepercayaan bagi pendengarnya. Misalnya
seseorang ahli yang berbicara dalam bidangnya akan lebih
mendapat kredebilitas dari pada ketika dia berbicara diluar
bidangnya.
Karakter secara moral, seseorang dengan sifat,
tabiat, karakter yang dipandang baik oleh publik, akan
memperoleh kepercayaan yang lebih besar dari pada
seseorang yang bertabiat jelek, tercela, dan tidak bisa
dibenarkan oleh etika dan hukum yang dianut masyarakat.
Keperibadian. Orang yang berkepribadian terbuka,
penggemberi, dan mudah bergaul akan lebih cepat
memperoleh kepercayaan daripada orang yang pendiam
dan pemurung.
Tujuan. Seseorang yang berbicara akan terasa apa
tujuan pembicaraan itu. Misalnya seorang propagandis atau
salesman yang akan menawarkan barang dagangannya,
tentu kurang mendapat kepercayaan dikarenakan tujuan
pembicara itu untuk kepentingan dan keuntungan si
pembicar. Tentu saja isi pembicaraan kanmemuji dan
mengunggulkan kualitas barang dan kepentingannya. Hal
ini tentu diketahui oleh komunikan. Oleh karena itu,
komunikator kurang dapat memperoleh kepercayaan.
Dinamisme. Yaitu faktor kegesitan bergerak serta
ringan tangan kadang-kadang ditanggapi sebagai orang
yang rajin bekerja dengan sendirinya orang akan suka dan
mudah menaruh kepercayaan kepadanya.
Jadi, selain faktor-faktor seperti keterbukaan, empati,
rasa positif, dukungan dan kesamaan, maka faktor
kredibilitas juga mendukung suatu persyaratan komunikasi
antarpersonal yang efektif. Mengapa demikian, hal ini
disebabkan keefektifan suatu komunikasi tidak mungkin
61

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

apabila sipendengar tidak bersedia mendengarkan. Si


pendengar hanya
mau mendengarkan apabila mereka
dapat percaya ke si pembicara. Selanjutnya akan lancar
dan mudahlah proses untuik dapat dipahami. Dan dapat
mencapai tujuan sesuai dengan keinginan komunikator.
Sementara itu, dari pengalaman yang ada disadari,
bahwa manusia cenderung untuk menghindari sesuatu
yang pernah merugikan dirinya, dan sebaliknya seseorang
akan lebih antusias apabila dengan melakukan sesuatu ia
akan memperoleh pengalaman yang menguntungkan. Di
sinilah komunikator di tuntut untuk memiliki pengetahuan
psikologis
dalam
pendekatan
kepada
sasaran
komunikasinya. Dia harus sanggup melihat manusia dalam
posisi yang multi dimensi, manusia dalam dimensi jasmani
dan rohani, dimensi manusia sebagai subyek sekaligus
obyek, dalam segala aspeknya. Dengan demikian dilihat,
betapa luasnya ruang lingkup komunikasi 38.
Dapat dikatakan, komunikasi berlangsung apabila
antar orang-orang
yang terlibat terdapat kesamaan
makna mengenai suatu hal
yang di komunikasikan.
Jelasnya, bila seseorang mengerti tentang sesuatu yang di
nyatakan orang lain
kepadanya maka komunikasi
berlangsung sempurna. Hubungan interdependensial yang
melingkupi semacam itu dapat dikatakan sebagai interaksi
yang komunikatif. Sebaliknya, bila komunikator dan atau
komunikan tidak saling memahami maka komunikasi tidak
akan dapat berjalan (mis communication).
2.

Perspektif Terminologi
Secara terminologis komunikasi merupakan proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
38

Tasmara, Toto, 1997, Komunikasi Dakwah, Op.cit, hal; ,35

62

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

orang lain. Dari pengertian ini jelas bahwa komunikasi


melibatkan
sejumlah orang, di mana seseorang
menyatakan sesuatu
kepada orang lain yang disebut
dengan komunikasi manusia (human communication) atau
komunikasi sosial (social communication). Komunikasi
manusia sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia
dipahami sebagai komunikasi
sosial
atau komunikasi
kemasyarakatan adalah dikarenakan hanya pada manusiamanusia yang bermasyarakat
akan dapat tercipta
komunikasi. Dari pengertian ini, komunikasi yang di bahas
di sini tidak termasuk komunikasi hewan, komunikasi
transendental dan komunikasi fisik.
Komunikasi hewan adalah komunikasi antara hewan
satu dengan yang lain. Gajah berkomunikasi dengan gajah,
burung berkomunikasi dengan burung, dan seterusnya.
Komunikasi manusia dengan hewan; seperti polisi dengan
anjing pelacaknya, petani pembajak
sawah dengan
kerbaunya, tidak termasuk dalam proses komunikasi yang
dibahas.
Komunikasi
transendental
adalah
komunikasi
dengan sesuatu yang bersifat gaib termasuk komunikasi
dengan Tuhan. Orang yang sedang sembahyang baik yang
sedang melakukan kewajibannya sebagai umat beragama
ataupun yang meminta sesuatu misalnya sholat hajat atau
sembahyang istikhoroh di kalangan pemeluk islam,
sungguhpun tengah berkomunikasi dengan Tuhan, tetapi
komunikasi jenis ini tidak dapat dikatagorikan sebagai
social communication.
Komunikasi
fisik
adalah
komunikasi
yang
menghubungkan tempat satu dengan tempat yang lain,
misalnya dua tempat yang dihubungkan oleh kereta api,
bis, pesawat terbang dan lain sebagainya yang
mengangkut manusia. Tetapi ini bukan komunikasi sosial
63

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

atau komunikasi antarmanusia. Sungguhpun ada kalanya


terdapat
kaitan dengan komunikasi antar manusia,
misalkan surat berisikan pesan seseorang kepada orang
lain yang di angkut oleh kereta api atau pesawat terbang,
akan tetapi tidak dapat dikatagorikan sebagai human
communication.
c. Perspektif Paradigmatis
seperti yang telah di jelaskan
diawal, dalam
pengertian secara umum komunikasi adalah
proses
penyampaian suatu pernyataan
yang di lakukan oleh
seseorang kepada orang lain sebagai konsekwensi dari
hubungan sosial. Komunikasi dalam pengertian ini sering
terlibat pada perjumpaan dua orang. Mereka saling
memberikan salam, bertanya tentang kesehatan dan
mengenai keluarga dan sebagainya.
Dalam
pengertian
paradigmatik
komunikasi
mengandung tujuan tertentu; ada yang di lakukan secara
lisan, secara tatap muka, atau melalaui media, baik media
massa seperti surat kabar, radio, telefisi atau film maupun
media non-massa, misalnya surat, telephon, papan
pengumuman, poster dan sebagainya.
Komunikasi dalam pengertian paradigmatik bersifat
intensional mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan
dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu,
bergantung kepada pesan yang akan di komunikasikan dan
pada komunikan yang di jadikan sasaran.
Mengenai
pengertian
komunikasi
secara
paradigmatik ini banyak definisi yang di kemukakan oleh
para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi itu dapat
disimpulkan secara
lengkap dengan
menampilkan
maknanya yang hakiki, yaitu: Komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
64

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,


pendapat atau
perilaku, baik langsung secara lisan
maupun tak langsung melalui media.
Di dalam bukunya Deddy Mulyana mendefinisikan
komunikasi sebagai penyampaian pesan melalui media
elektronik39. Lebih luas lagi ia menguraikan bahwa
komunikasi adalah interaksi antara dua makhluq hidup
atau lebih sehingga para peserta komunikasi ini mungkin
saja termasuk hewan, tanaman dan bahkan jin.
Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni
memberi tahu atau mengubah sikap (attitude) pendapat
(opinion) atau perilaku (behavior). Jadi di tinjau dari segi
si penyampai pernyataan, komunikasi yang bersifat
informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif lebih sulit
daripada
komunikasi informatif. Karena memang tidak
mudah untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku
seseorang atau sejumlah orang.

C. OBYEK KAJIAN ILMU KOMUNIKASI


Untuk menentukan apakah komunikasi itu ilmu atau
bukan bergantung pada apakah komunikasi memenuhi
persyaratan ilmu.
Prof. Harsoyo dalam karyanya, apakah ilmu itu ?,
menegaskan bahwa ilmu itu bersifat : 1) Rasional, Yang
dimaksud dengan rasional ialah sifat kegiatan pemikiran
secarta tersusun sistematis. Hasil pemikiran seperti itu
diperoleh melalui deduksi. 2) Empiris, pemahaman
pengalaman manusia ini bukan untuk menemukan
kebenaran terakhir, melainkan- sebagaimana dengan ilmuilmun lainya menyatukan hasil pendekatanya itu dalam
39

Dedy Mulyana, Nuansa-nuansa Komunikasi; Meneropong Politik


dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer, Rosda Karya,
Bandung, 2001, hal; 121

65

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

bentuk proposisi jika sebabnya begini maka akibatnya


demikian 3) Umum, artinya kebenaran-kebenaran yang
diajarkan tidak bersifat rahasia lagi dan tidak dirahasiakan,
tetapi memiliki nilai sosial. Dan demi wibawa ilmiah hasil
penelitianya juga terpublikasikan untuk diketahui oleh
mereka yang menaruh minat pada kegiatan komunikasi. 4)
akumulatif, artinya jelas. Komunikasi tidak memiliki ciri-ciri
lain sebagai persyaratan ilmu apabila tidak bersifat
akumulatif.
Ilmu merupakan paduan yang harmonis antara fakta
dan teori, dari fakta kemudian melalui serangkaian proses
pembuktian diantara hubungan-hubunganya kemudian
menjadi teori atau yang disebut sebagai teori subtantif
(teori yang dibangun dari fakta atau data) dan atau konsep
atau teori yang dicari pembuktianya melalui serangkaian
proses pembuktian kemudian menjadi teori lagi yang
disebut sebagai teori metodologik.
Teori dapat dibedakan dengan pemikiran spekulatif
walaupun teori akan tetap menjadi spekulatif sampai dapat
dibuktikan kebenaranya secara empiris. Problem yang
muncul ialah apabila teori itu tetap dipengaruhi dan
diyakini padahal tanpa didukung fakta-fakta empiris.
(Affandi, 1991: 20)
Untuk mengetahui posisi ilmu komunikasi, maka
persyaratan ilmu sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof.
Harsoyo dalam karyanya, apakah ilmu itu ?, adalah : salah
satunya bahwa ilmu harus mempunyai obyek tertentu,
obyek ini sebagai lahan kajian dan lapangan penyelidikan
bagi suatu ilmu termasuk ilmu komunikasi. Dalam melihat
obyek kajian ini, ada yang disebut obyek materi, dan ada
yang disebut sebagai obyek forma. Obyek materi adalah
lapangan penyelidikan suatu ilmu, sedangkan obyek forma
adalah sudut tertentu yang menentukan macam ilmu kalau
66

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

obyek materialnya sama40 dari sini dapat diketahui bahwa


yang menjadi obyek komunikasi itu adalah manusia dan
kehidupan bersama manusia lain, kemudian obyek forma
ilmu komunikasi adalah sistem kegiatan manusia dalam
proses melakukan komunikasi. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa, studi ilmu komunikasi bukanlah hanya
surat kabar (iomu pers/jurnalistik), bukan pula hanya media
massa (ilmu komunikasi massa) atau pernyataan umum
(publisistik) melainkan komunikasi atau pernyataan antar
manusia. Dengan demikian ilmu komunikasi mencakup
semua pernyataan antar manusia baik melalui media
massa dan retorika maupun yang dilakukan secara
langsung. Justru itu kehadiran ilmu komunikasi sama sekali
tidak menghilangkan eksistensi kajian-kajian sebelumnya
seperti jurnalistik, pers dan media massa, retorika dan
komunikasi persona. Bahkan semua itu merupakan bidang
studi dari ilmu komunikasi.

40

Pudjawijatna, 1987, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar Ke Ilmu dan


Filsafat, Jakarta, Bina Aksara, hal; 69

67

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB V
ASPEK KOMUNIKASI
Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan
di atas tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang
di
cakup
dan
merupakan
persyaratan
terjadinya
komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau
unsur unsure komunikasi meliputi;
A. Source (sumber)
Adalah dasar yangdi gunakan di dalam penyampain
pesan yang di gunakan dalam rangka memperkuat
pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga,
buku dan sejenisnya. Dalam hal sumber ini yang perlu
kita perhatikan
kredibilitas
terhadap sumber
(kepercayaan) baru, lama,
sementara
dan lain
sebagainya. Apabila kita salah mengambil sumber
maka kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan
akan berakibat lain dari yang kita harapkan.
B. Communicator (komunikator=penyampai pesan)
Komunikator dapat berupa individu yang sedang
berbicara,
menulis,
kelompok
orang,
organisasi
komuniaksi seperti surat kabar, radio, telrevisi, film dan
sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan
kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikan
sebaliknya komunikan menjadi komunikator. Syaratsyarat
yang perlu di perhatikan
oleh seseorang
komunikator adalah sebagai berikut:
Memiliki
kredibilitas
yang
komunikasinya.
Keterampilan berkomunikasi
68

tinggi

bagi

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Mempunyai pengetahuan yang luas


Sikap
Memiliki daya tarik
dalam arti ia memiliki
kemampuan
untuk melakukan
perubahan
sikap/penambahan pengetahuan bagi/pada diri
komunikan
Di dalam melakukan komunikasi kita dapat melihat
beberapa gaya komunikator melakukan aksinya
(tergantung pada situasi yang mereka hadapi). Gaya
komunikator dapat kita bedakan ke dalam beberapa
model seperti;
a. Komunikator yang membangun, ciri-cirinya:
1. Mau mendengarkan pendapat orang lain dan dia
tidak pernah menganggap dirinya benar.
2. Ingin bekerja sama
dan memperbincangkan
sesuatu persoalan dengan sesamanya sehingga
timbul saling pengertian.
3. Dia tidak terlalu mendominir situasi dan mau
mengadakan komunikasi timbal balik.
4. Dia menganggap bahwa buah pikiran orang
banyak lebih baik dari seseorang.
b. Komunikator yang mengendalikan, ciri-cirinya:
1. Pendapatnya itu merupakan hal yang paling baik
sehingga ia tidak mau mendengarkan pandangan
orang lain intern maupun ekstern.
2. Ia menginginkan komunikasi satu arah saja tidak
akan menerima dari arah lain.
Di hubungkan dengan gaya kepemimpinan maka
komunikator seperti ini dapat di samakan dengan
gaya kepemimpinan
yang otokrasi atau gaya
instruksi.
c. Komunikator yang melepaskan diri, ciri-cirinya:
69

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

1. Ia lebih banyak menerima


dari
lawannya
berkomunikasi
2. kadang-kadng rasa rendah dirinya
timbul
sehingga ketidak mampuannya keluar.
3. Ia lebih suka mendengar pendapat orang lain
dengan
tidak
bersungguh-sungguh
menanggapinya.
4. Sumbangan
pikirannya
tidak
banyak
mengandung
arti sehingga ia lebih suka
melemparkan tanggung jawabnya kepada orang
lain.
d. Komunikator yang menarik diri, ciri-cirinya:
1. Ia selalu bersifat pesimis sehingga menurutnya
keadaan tidak dapat diperbaiki lagi.
2. Ia lebih suka melihat keadaan seadanya dan
kalau mungkin berusaha menghindari keadaan
tambah buruk
3. Ia selalu diam tidak menunjukkan reaksi dan
jarang memberikan buah pikirannya.
Demikianlah sedikit
ciri-ciri beberapa komunikator
dan dengan melihat hal di atas kita dapat menentukan
pada bagian mana kita berada. Sekiranya kita berada
di tingkat keempat berusahalah memperbaiki dan
seterusnya.
C. Message (pesan)
Pesan adalah
keseluruhan
daripada apa yang di
sampaikan
oleh komunikator. Pesan seharusnya
mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di
dalam usaaha mencoba mengubah sikap dan tingkah
laku komunikan. Pesan dapat di sampaikan secara
panjanglebar,namun yang poerlu diperhatikan dan dai
arahkan kepad tujuan akhir dari komunikasi.
70

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Bagaimana pesan di sampaikan?


1.
Dengan
lisan/face to face/langsung
2.
Dengan
menggunkan media/saluran
Bentuk pesan dapat bersifat informatif, persuasif, dan
coersif.

(1)

Infor

matif
Memberikan
kerterangan-keterangan
dan
kemudian dapat mengambil kesimpulan sendiri.
Dalam situasi tertentu
pesan informatif
lebih
berhasil daripada pesan persuasif misalnya pada
kalangan cendikiawan.
(2)
Pers
uasif
Bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan
kesadaran
seseorang
bahwa apa yang kita
sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau
sikap sehingga ada perubahan. Tetapi, perubahan
yang terjadi itu adalah atas kehendak sendiri,
misalnya pada waktu di adakan lobbyying, atau
pada waktu istirahat makan bersama
(3)
Coer
sif
Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi.
Bentuk yang terkenal dari penyampaian secara ini
adalah
agitasi dengan
penekanan-penekanan
yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan
di antara sesamanya dan pada kalangan publik.
71

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Coersiv dapat berbentuk


perintah, instruksi dan
sebagainya (biasanya hal ini terjadi
pada
organisasi tipe keledai).
Bagaimana merumuskan
pesan agar di mengena:
pesan yang di sampaikan
harus tepat, ibarat kita
membidik dan menembak, maka perlu yang keluar
haruslah tepat kena sasarannya. Pesan yang mengena
harus memenuhi syarat-syarat:
(a)
(b)
(c)

Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara


baik, serta sesuai dengan kebutuhan kita
Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang
dapat di mengerti kedua belah pihak
Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan
pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan.

Pendapat lain mengatakan syarat-syarat pesan


memenuhi:
(1)

(2)

(3)

harus

Umum
Berisikan hal-hal yng umum dan mudah di pahami
oleh komunikan/audience, bukan soal-soal yang
cuma berarti atau hanya dapat di pahami oleh
seseorang atau kelompok tertentu
Jelas dan gamblang
Pesan yang di sampaikan tidak samar-samar. Jika
mengambil perumpamaan hendaklah di usahakan
contoh yang senyata mungkin, agar tidak di
tafsirkan menyimpang dari yang kita kehendaki.
Bahasa yang jelas
Sejauh mungkin hindarkanlah menggunkan istilahistilah yang tidak dipahami oleh si penerima atau
72

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

(4)

(5)

(6)

pendengar. Gunakanlah bahasa yang jelas dan


sederhana yang cocok dengan komunikan, daerah,
dan kondisi di mana kita berkomunikasi, hati-hati
pula dengan istilah atau kata-kata yang berasal
dari bahasa daerah yang dapat di tafsirkan lain
oleh komunikan.
Positif
Secara kodrati
manusia selalu tidak ingin
mendengar dan melihat
hal-hal yang tidak
menyenangkan
dirinya. Oleh karena itu setiap
pesan agar di usahakan dalam bentuk positif.
Seimbang
Pesan yang di sampaikan
oleh karena kita
membutuhkan selalu yang bai-baik saja atau jelekjelek saja hal ini kadang-kadang berakibat senjata
makan tuan, cenderung di tolak atau tidak di
terima oleh komunikannya.
Penyesuaian dengan keinginan komunikan
Orang-orang yang menjadi sasaran
dari
komunikasi yang kita lancarkan selalu mempunyai
keinginan-keingina tertentu.

Apakah hambatan hambatan


terhadap pesan?.
Seringkali kita alami dalam komunikasi, lain yang kita
harapkan lain yang kita peroleh. Hal ini di sebabkan
adanya hambatan-hambatan yang antara lain:
(a) Hambatan bahasa (language factor)
Pesan akan di salah artikan
sehingga tidak
mencapai apa yang dinginkan, jika bahasa yang
kita gunakan tidak di pahami oleh komunikan
termasuk dalam pengertian ini ialah penggunaan
istilah-istilah
yang mungkin
dapat di artikan
73

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berbeda. Demikian juga jika kita menggunakan


istilah ilmiyah, misalnya:ekstrim kanan- kiri,
subersif, sekuler sosialis religius dan sebagainya.
Yang tidak lain ingin menonjolkan diri atau dengan
dalih mengalihkan perhatian.
(b) Hambatan teknis (noise factor)
Pesan dapat tidak utuh di terima komunikan
karena gangguan
teknis misalnya suara tak
sampai karena pengeras suara rusak, kebisingan,
lalu lintas dan sebagainya. Gangguan teknis ini
sering terjadi pada komunikasi yang menggunakan
media.
(c) Hambatan bola salju (snow ball effect)
Pesan menjadi membesar sampai jauh, yakni
pesan
di tanggapi
sesuai dengan selera
komunikan-komunikator, akibatnya semakin jauh
menyimpang dari pesan semula, hal ini timbul
karena:
Daya mampu manusia
menerima dan
menghayati pesan terbatas
Pengaruh kepribadian dari yang bersangkutan
D. Channel (saluran)
Saluran komunikasi
selalu menyampaikan pesan
yang dapat di terima
melaui panca indera atau
menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi yang
sering dilakukan dapat berlangsung menurut 2 saluran,
yaitu:
a)
saluran formal atau yang bersifat resmi

74

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

b)
saluran informal atau yang bersifat tidak resmi
saluran formal biasanya mengikuti garis wewenang dari
suatu organisasi, yang timbul dari tingkat paling tinggi
dalam organisasi itu sampai ketingkatan paling bawah.
Komunikasi sebaiknya berlangsung dalam 2 jalur, yakni
dari atas ke bawah dan dari bawah juga di perhatikan
untruk naik ke tingkat atas. Di samping saluran yang di
sebutkan di atas juga terdapat saluran komunikasi yang
bersifat mendatar (komunikasi horizontal). Dengan singkat
dapat kita katakan bahwa saluran yang di pakai dalam
berkomunikasi
itu dapat terjadi tiga arah yang kerap
disebut tiga dimensi:

a) ke atas
b) ke bawah
c) ke samping
Pengalaman menunjukkan
bahwa perintah
dan
pengarahan
yang datang dari atasan
tidak banyak
menimbulkan halangan dan gangguan. Tetapi sebaliknya
kalau yang datangnya dari bawah menuju ke atas sering
menimbulkan rintangan dan penyimpangan atau macet di
tengah jalan. Biasanya komunikasi
yang salurannya
datang dari bawah dapat berbentuk :
a) Pertanyaan
b) Pengaduan
c) Keluhan

75

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Di samping adanya saluran formal terdapat pula saluran


komunikasi informal. Saluran yang informal ini dapat
brerbentuk:
a) Desas-desus
b) Kabar angin
c) Kabar burung
desas desus atau kabar angin timbul karena orang ingin
mengetahui sesuatu
yang berhubungan
erat dengan
dirinya , kelompoknya dan lain-lain. Kelihatannya desas
desus itu merupakan saluran informasi bagi orang untuk
menyatakan:
2. Keinginannya
3. Rasa takut
4. Keprihatinan mereka
E.

Communican

(komunikan=penerima pesan)
Komunikan atau penerima pesan dapat di golongkan
dalam 3 jenis yakni persona, kelompok dan massa. Atau
dengan perkataan lain
dari segi sasarannya maka
komunikasi dapat:
a)
Komunikasi persona (orang seorang)
Komunikasi yang di tujukan kepada sasaran yang
tunggal, bentuknya dapat berupa anjang sono, tukar
pikiran dal lain sebagainya. Komunikasi personal
efektifitasnya paling tinggi karena komunikasinya
timbal balik
dan terkonsentrasi, hanya kurang
efisien dibandingkan dengan bentuk lainnya.
76

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

b)
Komunikasi kelompok
Komunikasi yang di tujukan kepada kelompok yang
tertentu. Kelompok adalah suatu kumpulan manusia
yang mempunyai antar hubungan sosial yang nyata
dan memperlihatkan
struktur yang nyata pula.
Bentuk komunikasi
seperti ini
adalah:ceramah,
briefing,
indoktrinasi, penyuluhan dan lain
sebgainya. Komunikasi kelompok lebih efektif dalam
pembentukan sikap persona daripada komunikasi
massa, namun kurang efisien.
c)
Komunikasi massa
Komunikasi yang di tujukan kepada massa atau
komunikasi yang menggunakan media massa. Massa
di sini adalah
kumpulan orang-orang yang
hubungan antara sosialnya tidak jelas dan tidak
mempunyai struktur tertentu. Komunikasi sangat
efisien karena dapat menjangkau daerah yang luas
dan pendengar yang praktis tak terbatas. Namun
komunikasi
massa
kurang
efektif
dalam
pembentukan sikap persona
karena komunikasi
massa tidak dapat langsung di terima oleh massa
tetapi
melalui opinion leader, ialah yang
menterjemahkan apa yang di sampaikan
dalam
komunikasi massa itu kepada komunikan. Pada
waktu komunikasi di lancarkan, menghadapi
komunikan
perlu di perhatikan
3 hal yakni,
kenggotaan
kelompok,
proses
seleksi
dan
kecenderungan.
Syarat-syarat yang harus di miliki komunikan antara lain:

77

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

a) Ketrampilan/kemampaun
meneruskan pesan
b) Pengetahuan tertentu
c) Sikap

menangkap

dan

Faktor lain dari komunikan yang patut diperhatikan ialah:


a) Frame of reference (rangka pengetahuan)
b) Field of experience ( rangka pengalaman)
Komunikasi akan berhasil
baik jika pesan yang di
sampaikan
sesuai dengan rangka pengetahuan dan
lingkup pengalaman
komunikan. Demikian juga pesan
harus cocok dengan lingkup pengalaman komunikan.
F. Effect (Hasil)
Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi,
yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai
dengan yang kita lakukan. Jika sikap dan tingkah laku orang
lain itu sesuai, maka berarti komunikasi berhasil, demikian
pula sebaliknya. Effect ini sesungguhnya dapt di lihat dari:
a)
Personal opinion
b)
Public opinion
c)
Mayority opinion
(a)
Personal opinion adalah pendapat pribadi.
Hal ini dapat merupakan akibat/hasil yang di
peroleh dari komunikasi. Personal opinion adalah
sikap dan pendapat seseorang terhadap sesuatu
masalah tertentu.
78

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

(b)

Public opinion adalah pendapat umum,


pengertiannya adalah
penilaian sosial mengenai
sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar
pertukaran pikiran yang di lakukan individu-individu
secara sadar dan rasional. Public opinion perlu
dalam rangka
menggerakkan massa, namun ia
bukan kata sepakat dan bukan pula sesuatu yang
dapat di hitung dengan jumlah. Oleh karena itu
sesuatu kampanye yang di arahkan kepada
pemilihan tertentu titik beratnya tetap kepada
personal opinion. Public opinion mengandung nilainiali
psikologis dalam rangka mengarahkan
personal opinion.
(c)
Mayority opinion adalah pendapat bagian
terbesar
dari public atau masyarakat. Inilah
yangharus
di campai
dalam suatu kampanye,
berhasil atau tidaknya suatu kampanye dapat di
ukur dari berhasil atau tidaknya mancapai suatu
mayoritas dalam kampanye. Hal ini tergantung pada
opinion leader. Opinion leader adalah orang yang
secara informal membimbing dan mengarahkan
suatu opini tertentu kepada masyarakat. Opinion
leader adalah merupakan tempat bertanya.
Faktor faktor yang perlu di perhatikan:
(1) Tahap proses komunikasi
Menurut Cutlip dan Center komunikasi yang efektif
harus di laksanakan dengan melalui 4 tahap yaitu:
b) Fact finding
c)
Planning
d) Communicating
e) Evaluation
79

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

(a)

Fact finding adalah


mencari dan
mengumpulkan
fakta dan data
sebelum
seseorang
melakukan
kegiatan komunikasi. Untuk berbicara di
depan masyarakat perlu di cari fakta
dan data tentang masyarakat tersebut
keinginannya,
komposisinya
dan
seterusnya.
(b) Planning, dari fakta dan data di buat
suatu rencana tentang apa yang akan
di
kemukakan
dan
bagaimana
mengemukakannya.
(c) Communicating, setelah
planning di
susun maka tahap selanjutnya adalah
berkomunikasi.
(d) Evaluation, penilaian dan menganalisa
kembali
untuk
setiap
kali,
hasil
komunikasi tersebut. Hal ini di perlukan
untuk
di
jadikan
bahan
bagi
perencanaan selanjutnya.
(2) Prosedur mencapai efek yang di kehendaki, lebih
jelas adalah sebagai berikut:
a. Attention (perhatian)
b. Interest (rasa tertarik/kepentingan)
c. Desire (keinginan)
d. Decission (keputusan)
e. Action (tindakan). (Widjaya:1986,11)

G.

Umpan balik
Di muka telah di bahas bahwa sebagai suatu proses
komunikasi dalam kegiatan/pelaksanaannya suatu yang
berkesinambungan.
Seorang
komunikator
yang
80

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

menyampaikan pesan kepada komunikannya, pada


pelaksanannya ia juga merupakan
komunikan
ketika
komunikan tadi memberikan
tanggapan
kepadanya.
Tanggapan ini biasanya di sebut sebagai umpan balik atau
feedback.
Feedback atau umpan balik memiliki peranan yang
sangat penting, sebab dari umpanbalik yang terjadi sebagai
hasil komunikasi dapat di lihat apakah kegiatan komunikasi
yang sedang di lancarkan oleh komunikator baik atau
kurang. Feedback ada yang bersifat positif yakni feedback
yang menyenangkan komunikator dan yang bersifat negatif
yang kurang menyenangkan komunikatornya, sedangkan
kalau ditinjau dari segi waktu ada yangdisebut:
Immediate
feedback,
terjadi
biasanya
pada
komunikasi yang langsung, misalnya pada face to
face communication.
Deted feedback, terjadi pda komunikasi yang
menggunkan media, pada pelaksanaannya tertunda.
Di katakan begitu karena feedback yang terjadi
memerlukan waktu untuk di ketahui oleh komunikator.
Keuntungan dari immediate feedback ialah bahwa apabila
dalam penyampaian pesan ada yang harus diperbaiki
caranya dapat segera dilakukan agar komunikan dapat
berhasil

81

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB VI
PROSES KOMUNIKASI
Proses konumikasi adalah proses peleburan makna
dari
lambing-lambang
komunikasi
yang
dicuatkan
komunikator dan komunikan. Seorang sarjana psikologi
Osgood meninjau proses komunikasi tersebut dari peranan
manusia dalam hal memberikan interpretasi (penafsiran)
terhadap lambang-lambang tertentu (message). Osgood
menggambarkan
proses tersebut dengan detail dalam
gambar di bawah ini:
Gambar. 2
Proses Komunikasi Osgood

MESSA
GE

DECODER

DECODER

INTERPRETE
R

INTERPRETE
R

ENCODER

ENCODER

MESSA
Sumber: Toto tasmara, 1997:
GE 7
Pesan- pesan (message) di sampaikan (encode) kepada
komunikan dan kemudian komunikan menerima (decode)
pesan-pesan tersebut, untuk kemudian di tafsir (interpret)
dan selanjutnya
di sampaikan
kembali kepada
82

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

komunikator, dalam bentuk pesan-pesan (message) baik


berupa feedback atau respons tertentu sebagai efek dari
pesan yang di komunikasikan.
Dari proses komunikasi di atas melahirkan proses
saling
menginterprestasikan atas lambang-lambang
komunikasi. Proses penafsiran lambang akan menentukan
nilai tindakan yang akan dilakukan; positif atau negatif.
Dalam proses komunikasi, seseorang cenderung
berfikir
untungrugi. Artinya seberapa jauh dia
memperoleh keuntungan dari hasil komunikasi tersebut.
Atau dengan kata lain komunikasi akan terus berlanjut
apabila perbandingan antara harapan yang diperoleh
lebih besar dari usaha
yang di lakukannnya untuk
mencapai keuntungan tertentu. Lebih jauh hal tersebut di
tandaskan
oleh Wilbur Scramm, tentang
apa yang
menentukan pilihan seseorang untuk berkomunikasi.
Schramm menegaskan41 bahwa seseorang akan
menentukan tindakannya untuk berkomunikasi apabila
disadari terdapat harapan atau keuntungan yang lebih
besar di bandingkan dengan usaha yang dilakukannya.
Contoh yang kerap terjadi pada tingkah laku seorang
pendengar radio, dia akan cepat memindah gelombang
radionya, apabila pesan-pesan (message) yang dia
dengarkan tidak sepadan dengan harapan-harapan yang
tersimpan. Walau begitu analogy semacam ini tidak
berarti berlaku hanya untuk mass communication saja,
namun juga dapat berlaku pada bentuk komunikasi lainnya
(di
mana
seseorang
dapat
segera
mengalihkan
pembicarannya, apabila di rasakannya pembicaraan yang
pertama kurang berkesan atau memenuhi harapannya).
Bila diteliti lebih dalam, di dalam proses komunikasi
tersimpan hubungan kepentingan yang saling berhimpitan
41

Denis MC Quail, 1987, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Erlangga,

hal; 46

83

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

antara komunikator dan komunikan. Kepentingan yang


sama akan dapat mempererat proses komunikasi yang
dilakukan dan akan semakin mengintensifkan prose situ.
Gambar. 3
Proses Komunikasi Wilbur Scramm

Sumber: Toto tasmara, 1997: 8


Dari diagram di atas dapat dijelaskan bahwa proses
komunikasi akan berjalan apabila kedua belah pihak terlibat
di dalam pembicaraan yang memungkinkan terlibatnya
kepentingan
yang saling berhimpitan (overlapping of
interest). Komunikasi dapat terus berlanjut, selama pesan
pesan yang di bicarakan masih di dalam batas wilayah C,
di mana interest
A dan B berhimpitan dan saling
melingkupi.
Mengenai proses komunikasi ini, Harold D. Laswell
menuangkannya di dalam
kata-kata
yang bersayap
sebagai berikut: Who says what to whom in what channel
with what Effect?42 Laswell ingin mengemukakan bahwa
unsur bagi terpenuhinya proses komunikasi tersebut harus
dapat memenuhi atau menjawab pertanyaan;

42

Effendy, Onong Uchjana, 2000, 1984, Ilmu Komunikasi Teori dan


Praktek, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal; 67

84

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Who : Merupakan sumber dari mana


gagasan untuk
berkomunikasi itu di mulai. Dan selanjutnya who di
sini dapat pula bermakna sebagai komunikator.
What : Yang di maksudkan says what di sini tidak lain
adalah
pesan-pesan
(message)
yang
di
sampaikannya
yang dapat berupa fikiran,
keterangan atau pernyataan sebuah sikap.
Channel
: Adalah saluran
yang menjadi medium
(jamaknya media) dari penyampaian pesan tersebut
sehingga dapat di terima oleh komunikan.
Whom
: adalah komunikan yaitu sasaran yang di
tuju oleh seorang komunikator.
Effect : Ialah bagaimanakah hasil dari komunikasi yang di
lancarkan tersebut, di terimakah, atau di tolak.
Adakah
perubahan
sikap
dari
komunikan,
berpartisipasikah dia, atau malahan sebaliknya dia
menantang.
Disamping proses komunikasi harus memenuhi
beberapa unsur komunikasi sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas juga harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Faktor situasi
yang mungkin mempengaruhi
kelangsungan
dari jalannya proses komunikasi
tersebut.
2. Faktor keuntungan /manfaat.
3. Faktor adanya overlapping of interest.
Sitausi sesungguhnya merupakan totalitas dari faktorfaktor
yang dapat menentukan tercapai tidaknya seseorang
dengan sasarannya. Apabila tujuan merupkan target dan
jalan untuk mencapai yang dihrapkan adalah strategi, maka
85

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

situasi adalah faktor-faktor yang akan menentukan jauh


dekatnya seseorang terhadap strategi yang digunakan.
Sehubungan dengan ini, maka komunikasi yang
dilakukannya hanyalah relevan dengan pengamatan/
pengetahuannya tentang situasi yang menyimpang atau
sejaln dengan strateginya. Bierens De Haan dalam
Grondslagen der Samenleving mengatakan;
Situasi merupakan totaitas dari hubungan yang
mempengaruhi dapat mengarahkan lebih keadaan
berikut menujua suatu arah, dilihat dari kepentingan
seseorang, golongan, ataupun bangsa. Situasi adalah
lebih dari pada hanya keadaan sekeliling ia dibentuk
oleh suatu masa lampau masyarakat, yaitu suatu
tatanan masyarakat yang akan hidup setelah masa
sekarang. Situasi adalah keseluruhan dari pengaruh
masyarakat----situasi merupakan keseluruhan dari
hubungan kekuasaan dan hubungan-hubungan biasa
di dalam masyarakat. Yaitu hubungan berkelindan
yang terkait juga dengan kesadaran nilai-nilai yang
berlaku didalam masyarakat.
Situasi merupakan
kenyataan sosial tentang hal-hal yang mempengaruhi
situasi sosial selanjutnya; ia merupakan kenyataan
dari hasil faktor-faktor yangmempengaruhinya,
sebaliknya juga akanmempengaruhi persoalan itu
sendiri43.
Terkait dengan hal ini dapat ditegaskan bahwa situasi
setiap orang sesungguhnya berbeda-beda dan secara
otomatis akan berkelindan terhadap penilaian situasinya
sendiri, menjadi subyektif ataukah menjadi obyketif.
43

Bierens De Haan, Grondslagen der Samenleving, dalam Astrid S


Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung,
1977, hal; 40

86

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Sementara itu terkait dengan tahapan proses


komunikasi Onog Uchjana44 membaginya menjadi dua
tahap, yaitu proses komunikasi primer dan proses
komunikasi sekunder.
a. Proses komunikasi Primer
Proses
komunikasi
primer45
adalah
proses
penyampaian pikiran
dan atau perasaan
seseorang
kepada orang lain
dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling
banyak di pergunakan dalam komunikasi adalah jelas
karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan
pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk
idea, informasi,
atau opini, baik mengenai hal yang
kongkrit maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau
peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga
pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Adalah
berkat
kemampuan
bahasa maka manusia
dapat
mempelajari ilmu pengetahuan sejak di tampilkan oleh
Aristoteles, plato dan Socrates; dapat menjadi manusia
yang beradap dan berbudaya; dan dapat memperkirakan
apa yang akan terjadi pada tahun, dekade, bahkan abad
yang akan datang. Urgensitas bahasa inipulalah yang
mendorong Samuel P Huntington menempatkannya
sebagai unsure untuk menilai kejayaan sebuah peradaban 46
44

Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi,


Bandung, PT Citra Adtya Bakti, hal; 98
45
Ibid, hal; 101
46
Huntington, Samuel P, The Clash of Civilization, Remaking of The
New World Order, dalam; Ismail. Sadat (ter), Benturan antar Peradaban
dan Masa Depan Politik Dunia, Qolam, Jogjakarta, 2000, hal; 243

87

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan


pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik.
Akan tetapi menggapaikan tangan, atau memainkan jemari
atau mengedipkan mata atau menggerakkkan anggota
tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal
tertentu saja (sangat terbatas)
Demikian pula isyarat dengan menggunakan alat
seperti tongtong, bedug, sirine, dan lain-lain serta warna
yang mempunyai makna tertentu. Kedua lambang itu
amat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan
pikiran seseorang kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang
yang banyak di
pergunakan dalam komunikasi memang melebihi kial,
isyarat
dan
warna
dalam
hal
kemampuan
menerjemahkan pikiran seseorang, tetapi tetap tidak
melebihi bahasa. Buku buku yang ditulis dengan bahasa
sebagai lambang untuk menerjemahkan pemikiran tiudak
mungkin
diganti oleh gambar, apalagi oleh lambang
lambang lainnya.
Demi efekltifnya komunikasi
lambang-lambang
tersebut kerap di padukan penggunaanya. Dalam
kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang luar biasa apalagi
terlibat dalam komunikasi yang menggunakan bahasa di
sertai gambar-gambar berwarna.
Berdasarkan paparan di atas pikiran dan atau
perasan seseorang baru akan di ketahui oleh dan akan
ada dampaknya kepada orang lain apabila di transmisikan
dengan menggunakan media primer tersebut, yakni
lambang-lambang.
Dengan
perkataan
lain,
pesan
(message) yang di sampaikan oleh komunikator kepada
komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang
(symbol)

88

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

b. Proses komunikasi secara sekunder


Proses
komunikasi
sekunder
adalah
proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana serbagai media ke
dua pasca pengunaan lambang sebagai media pertama 47.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua
dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan
sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh
atau berjumlah banyak. Surat, telephon, teleks, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film dan seterusnya adalah
media ke dua yang kerap di gunakan dalam komunikasi.
Pada umumnya media komunikasi dipahami sebagai
media ke dua. Sangat jarang sekali seseorang mengangap
bahasa sebagai media komunikasi, hal ini di sebabkan
bahasa dipahami sebagai lambang (symbol) beserta isi
(content) yakni pikiran
dan atau perasaan yang di
bawanya
menjadi totalitas pesan yang tak dapat di
pisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon,
radio, dan lain lainnya yang tidak selalu di pergunakan.
Seolah seseorang tidak mungkin berkomunikasi tanpa
bahasa tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa
surat atau telepon atau televisi dan lain sebagainya.
Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan
sambungan
dari komunikasi primer untuk menembus
dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambanglambang untuk menformulasikan isi pesan komunikasi,
komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat
sifat media yang akan di pergunakan. Penentuan media
yang akan di gunakan sebagai hasil pilihan dari sekian
banyak alternatif perlu di dasari pertimbangan mengenai
siapa komunikan yang akan di tuju. Komunikan media
surat, poster, atau papan pengumuman akan berbeda
47

Ibid, hal; 107

89

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film.


Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya
efektif dan efisien untuk di pergunakan bagi penyampaian
suatu pesan tertentu pula.
Dengan demikian, proses komunikasi
secara
sekunder itu
menggunakan media
yang dapat di
klasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan
media nirmassa atau media non massa (non mass media)
Seperti telah di singgung media massa, misalnya
surat kabar, radio siaran, televisi siaran, dan film yang di
putar di gedung bioskop memiliki ciri-ciri tertentu.
Beberapa ciri tersebut antara lain; ciri massif, (massife)
atau massal (massaal) yakni tertuju pada orang yang
relatif banyak. Sedangkan media nirmassa atau media non
massa, umpamanya surat, telepon,
telegram, poster,
spanduk, televisi siaran sekitar, dan film dokumenter
tertuju pada satu orang atau sejumlah orang yang relatif
sangat sedikit.
Dalam hubungan ini, model proses komunikasi yang
di tampilkan oleh philip kotler dalam bukunya Marketing
Management dapat mewakilinya.
Gambar. 4
Model Proses Komunikasi Philip Kotler
Messag
Messagee
Sende
Senderr

Encodi
Encodinn

Media

gg

Decodi
Decodi
ng
ng

Noise
Noise
Feedba
Feedba
ck
Sumber: Onongck
Uchjana(1999:18)
90

Respon
Respon
se
se

Receiv
Receiv
er
er

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

C. Unsur unsur dalam proses komunikasi


Penegasan tentang unsur-unsur
dalam proses
komunikasi itu adalah sebagai berikut:
- Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan
kepada seseorang atau sejumlah orang
- Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan
pikiran ke dalam bentuk lambang
- Message: Pesan yang merupakan
seperangkat
lambang
bermakna
yang di sampaikan oleh
komunikator
- Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan
dari komunikator kepada komunikan
- Decoding: Pengawasandian, yaitu proses di mana
komunikan
menetapkan makna
pada lambang
yang di sampaikan oleh komunikator kepadanya.
- Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari
komunikator
- Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada
komunikan setelah di terpa pesan
- Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan
apabila tersampaikan atau di sampaikan kepada
komunikator
- Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam
proses komunikasi
sebagai akibat di terimanya
pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan
peasn
yang di sampaikan
oleh komunikator
kepadanya.
Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor
kunci dalam komunikai efektif. Komunikator harus tahu
khalayak mana yang di jadikannya sasaran dan tanggapan
apa yang di inginkannya. Ia harus terampil
dalam
menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana
91

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

komunikan sasaran
biasanya mengawasandi
pesan.
Komunikator harus mengirimkan
pesan melalui media
yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.
Agar komunikasi efektif, proses penyandian oleh
komunikator
harus
bertauatan
dengan
proses
pengawasandian oleh komunikan. Wilbur Scramm melihat
pesan sebagai tanda esensial yang harus di kenal oleh
komunikan. Semakin tumpang tindih bidang pengalaman
(field experience) komunikator dengan bidang pengalaman
komunikan, akan semakin efektif pesan
yang di
komunikasikan.
D. PROSES KOMUNIKASI EDWIN B. FLIPPO
Menurut Flippo, proses komunikasi dapat dilukiskan
sebagai mempunyai tiga unsur pokok, yakni:
1. Pengirim isyarat .
2. Media untuk mengirim isyarat
3. Penerima isyarat.
Pengirim isyarat dapat berupa seseorang yang
berusaha menyampaikan suatu jenis niat atau maksud
kepada orang lain adalah mustahil menyampaikan maksud
dengan sempurna. Kita harus mengkodekan niat atau
maksud kita dalam simbul-simbul dan menyampaikannya
kepada orang lain. Simbul komunikasi yang penting adalah:
Kata-kata, Tindakan, Gambar, Angka.
Kecakapan dalam komunikasi untuk menyampaikan
pengertian atau maksud adalah berbicara, menulis,
bertindak, dn menggambarkan, sedangkan mereka yang
menerimanya adalah mendengarkan, membaca, dn
mengamati.
Seseorang
ynag
akan
meningkatkan

92

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kecakapan komunikasinya sebagai seorang manajer harus


mengembangkan bidang-bidang ini.
Media terdiri atas saluran-saluran komunikasi dan
mekanisme khusus yang digunakan untuk menyampaikan
isyarat. Penerima harus memperoleh simbul-simbul yang
telah disampaikan dan membacanya untuk memnuat suatu
ide. Apabila isyarat itu membingungkan atau tidak jelas,
atau
apabila
simbul-simbul
yang
digunakan
tida
mengandung maksud yang sama bagi pengirim dan
penerima, maka tidak terjadi komunikasi. Seakarang kita
akan melihat secara terinci simbul-simbul yang digunakan
dan masalah penerimaan dan penafsiran isyarat-isyarat ini.
1. SIMBUL KOMUNIKASI: KATA-KATA
Seperti yang dikemukakan oleh Korzybski, bahasa
dapat dibandingkan dengan sebuah peta yang isi pokoknya
menunjukkan suatu daerah atau wilayah tertentu.
Sebagaimana peta itu sendiri bukan daerah atau wilayah,
suatu kata bukan obyek atau ide. Kita akan mengalami
lebih sedikit kesulitan dalam melaksanakan penyampaian
maksud atau pengertian apabila kata-kata yang digunakan
menunjukkan obyek-obyek yang nyata atau yang kelihatan
seperti kursi, tembok, atau jalan. Akan tetapi akan jauh
lebih sulit untuk menyampaikan maksud pengirim apabila
kata-kata yang digunakan menunjukkan obyek-obyek yang
tidak nyata atau yang tidak kelihatan, seperti manajemen,
tenaga kerja, liberal,sikap, atau dalam hubungannya
dengan masalah yang sedang kita bicarakan, komunikasi.
Bahkan kita tidak mempunyai keuntungan hanya dengan
menggunakan satu peta untuk menunjukkan obyek-obyek
dan/atau ide-ide. Pembicara mempunyai kerangka acuan
sendiri dan memilih kata-kata yang diharapkan akan
menyampaikan maksud yang diinginkan. Pendengar
93

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

mempunyia peta yang agak berbeda, meskipun keduanya


mungkin menggunakan kamus umum. Istilh manajemen
mungkin mengandung arti yang baik bagi seseorang dan
arti yang jelek bagi orang lain, terganmtung pada latar
belakang, pendidikan, teman-teman dan pengalaman.
Setelah kita melihat dan mengetahui keruwetan dalam
proses komunikasi, maka kita sering merasa heran
mengapa kita mengadakan komunikasi.
Selanjutnya, bahasa inggris menyulitkan proses
komunikasi karena bahasa tersebut memberikan beberapa
arti kepada satu kata. Istilah team misalnya, mempunyi
beberapa arti. Dalam suatu perusahaan, seseorang
karyawati dihina, karena pengawasnya minta ia untuk
menarik dengan team; karyawati tersebut merasakan
bahwa ia disamakan dengan binatang. Contoh lain,
inspektur perusahaan berbicara dengan sekelompok
pengawas dan mengatakan bhawa ia ingin membicarakan
masalah produksi dari tingkat anda. Yang dimaksud oleh
inspektur adalah tingkat organisasi sedangkan para
pengawas menafsirkan ucapan tersebut sebagai ucapan
merendahkan diri, yang secara tidak langsung menyatakan
suatu penurunan tingkat status dan wewenang.
Kata-kata merupakan simbul-simbul yang paling
penting yang digunakan dalam proses komunikasi. Katakata dapat disampaikan secara lisan dan diterima dengan
mendengarkan, atau dapat diberikan secara tertulis dan
diterima dengan membaca. Dengan demikian, berbicara,
menulis, mendengarkan, dan membaca merupakan
kecakapan komunikasi yang penting sekali. Seorang
manajer menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
menggunakan salah satu kecakapan ini.
Meskipun banyak waktu manajer yang digunakan
dalam komunikasi lisan, adalah juga penting untuk
94

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

mempelajari secara cermat hakekat menulis yang


efektif.tindakan menempatkan kata-kata diatas kertas
memberikan kepada kata-kata tersebut suatu ketetapan
atau keabadian yang lebih besar ketimbang tindakan
berbicara. Dalam komunikasi lisan kita dapat percaya
kepada tanggapan lisan tau kepada pengamatan ekspresi
wajah dari pendengar untuk menetukan apakah kita telah
menyampaikan maksud yang kita kehendaki. Dalam
komunikasi tertulis kita tidak mempunyai keuntungan
demikian, dan dengan demikian kia harus melipatgandakan
usaha untuk menjamin bahwa pembaca akan menerima
sedekat mungkin dengan maksud kita yang sesungguhnya.
Kita harus menyadari kesulitan-kesulitan dalam
komunikasi yang sesunguhnya. Kita jangan menganggap
bahwa apabila kita telah berbicara atau menulis, kita telah
sungguh-sungguh
mengadakan komunikasi
dengan
pendengar atau pembaca. Kesadaran akan pentingnya
penggunaan kata-kata yang tepat hendaknya mendorong
kita untuk berusaha mengadakan perbaikan dalam
kecakapan berbicara dan menulis.
Menurut Edwin B. Flippo, kejelasan pengertian dan
penyusunan pemikiran yang efektif tidak selalu menjamin
adanya komunikasi yang baik. Orang yang mempunyai
sesuatu untuk dikatakan tidak selalu menjelaskannya.
Untuk
mempelajari
isi
suatu
pengertian
yang
dikomunikasikan harus ditambah dengan mempelajari
proses komunikasi. Pengirim harus mengenal dan
mengetahui hakikat dan pentingnya simbul-simbul yang
dgunakan. Apakah komunikasi ide-ide itu ada akibatnya
atau tidak tergantung kepada sua orang, nukan kepada
satu orang. Orang yang berteriak minta tolong disuatu
tempat pada padang pasir tidak berarti mengadakan

95

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

komunikasi, kecuali ditempat itu ada seseorang yang


mendengar.
2. SIMBUL KOMUNIKASI: TINDAKAN
Manajer harus mengakui bahwa ia mengadakan
komunikasi baik dengan tindakan maupun dengan katakata. Apabila tindakan mengingkari kata-kata, maka
tindakan tersebut akan mempengaruhi bobot maksud
kepada penerima. Apabila seorang pengawas dengan
mendadak
berhenti
berjalan
disamping
karyawan,
mengambil buku catatan, dam membuat catatan singkat
maka karyawan tersebut mungkin berpikir , apa yang
sekarang telah saya lakukan? pengawas mungkin hanya
menulis daftar bahan makanan. Seorang manajer harus
menyadari nahwa ia menjadi pusat perhatian dari orangorang bawahannya. Semua tindakan yang dapat diamati
mengkomunikasikan sesuatu kepada pengamat, apakah itu
dikehendaki atau tidak.
Apabila ada tindakan-tindakan yang tiidak dijelaskan
oleh manajemen, maka terdapat kekosongan maksud yang
biasanya lalu diisi oleh interprestasi tindakan oleh penerima
sendiri, misalnya, seorang manajer yang memindahkan
berbagai mesin dari lantai produksi merupakan kegiatan
mengkomunikasikan, apakah itu disadari atau tidak.
Apabila ia sebelumnya tidak memberitahukan kepada
orang-orang
bawhan
mengapa
mesin-mesin
itu
dipindahkan, maka orang-orang bawahan ini akn
memberikan isyarat yang tidak ada itu dengan membuat
isyarat mereka sendiri salah satu desas-desus yang paling
sering terdengar dalam pabrik industri adalah kemungkinan
penutupan atau pemindahan pabrik tersebut kekota lain.
Manajer mungkin tidak mempunyai maksud atau keinginan
untuk mengkomunikasikan suatu kemungkinan penutupan
96

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

atau pemindahan pabrik kepada pegawai, tetapi tindakan


yang tidak dijelaskan ditamah dengan rasa takut akan
ketidaksamaan
sering
mengakibatkan
komunikasi
pengertian demikian. Tindakan-tindakan berbicara lebih
keras dari pada kata-kata. Mereka juga mengkomunikasikan
banyak maksud atau pengertian yang berbeda tergantung
kepada latar belakang dan posisi pengamat.
3. SIMBUL KOMUNIKASI: GAMBAR
Gambar, komik, bioskop, dan televise menunjukkan
kekuatan gambar dalam menyampaikan maksud dan
pengertian
kepada
orang
lain.
Perusahan
juga
menggunakan banyak gambar untuk mengkomunikasikan
pengertian. Cetakan biru,poster, bagan, bioskop, dan grafik
dapat menyampaikan lebih banyak pengertian dalam
situasi-situasi tertentu ketimbang apa yang dapat
disampaikan oleh banyak kata. Beberapa manajer
perusahaan (dan para penulis buku pelajaran) menemukan
bahwa orang-orang itu pada umumnya tidak suka
membaca bagian-bagian tulisan yang panjang sekali, yang
tidak terputus-putus. Laporan-laporan yang penting, luas
dan cermat memberikan sedikit perhatian karena ruwetnya
membaca. Penulis disini tidak mengadakan komunikasi,
bukan karena isyarat yang tidak jelas dan tidak cermat,
tetapi karena membaca tidak memanfaatkan isyarat
tersebut.
Laporan yang sama, yang dibuat sesuai prinsip
pengecualian dan dilengkapi dengan grafik, bagan dan
gambar memberikan lebih banyak arti dalam waktu yang
lebih singkat, sering laporan yang diberi penjelasan yang
baik memberikan hasil yang lebih besar karena dorongan
yang diberikan kepada daya peneriman pembaca. Ada
kemungkinan bahwa buku-buku pelajaran untuk waktu97

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

awktu yang akan datang dicetak dengan warna merah,


putih dan biru dengan gambar pada tiap halaman untuk
menarik
dan
menyebabkan
pembaca
membuka
pandangannya kepada usyarat yang menyertai gam,bar
tersebut . adalah merupakan suatu kebodohan untuk
mengabaikan kekuatan gambar dalam mengadakan
koimunikasi. Pengguanaan bagan-bagan, grafik-grafik, dan
bahan-bahan yang bersifat menjelaskan lainnya akan
memberikan bantuan yang penting kepada proses
penyampain maksud atau pengertian.
Suatu bagan atau grfik mempunyai keuntungan
menggambarkan banyak hubungan yang ruwet dalam satu
gambar. Perbedaan-perbedaan dapat dilihat dan difahami
dengan lebih baik. Kecenderungan-kecenderungan dapat
lebih mudah diketahui. Lagi pula, bagan atau grafik
mempunyai sesuatu yang mendorong daya penerimaan
oembaca. Diantara berbagai jenis bagan dan grafik yang
digunakan dalam perusahaan adalah kurva, kolom,
lingkaran, majalah baergambar, peta, organisasi, dan
frekuensi distribusi. Penjelasan majalah bergambar
khususnya adalah efektif dalam mengadakan komunikasi
dengan kelompok-kelompok orang. Komunikasi lisan dan
tindakan merupakan simbul yang sering digunakan dalam
hubungan sehari-sehari diantara individu-individu.
4. SIMBUL KOMUNIKASI: ANGKA
Mungkin pembicaraan kita tentang simbul bahasa
mengandung pertimbangan angka-angka dan statisticstatistik
dalam
peranannya
sebagai
simbul-simbul
komunikasi. Akan tetapi kita merasa bahwa angka-angka
mempunyai sifat khusus tersendiri yang membuat
pembicaraan terpisah.

98

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Pada umumnya adalah benar bahwa orang-orang


sangat terkesan oleh data yang sebagian besar terdiri atas
angka-angka dan statistic-statistik. Kata-kata dapat berada
disekitarnya dan gambar-gambar tampak menarik, tetapi
apabila diberikan beberapa angka dalam penyajian, maka
penerimaan dan kepercayaan cenderung meningkat. Ada
suatu kecenderungan yang jelas untuk menerima angkaangka sebagai fakta-fakta. Ada pujian terhadap angka.
Darrel Huff memberi sumbangan dalam bukunya,
Bagaimana Membohongi dengan Statistik , dalam
menunjukkan bagaimana orang-orang dapat dengan
maksud tertentu disesatkan oleh angka-angka yang dipilih
dengan cerdik. Penjahat (yang tidak mengindahkan moral )
dapat
memperoleh
keuntungan
melalui
kekuatan
komunikasi berupa simbul angka dan menyampaikan
pengertian dengan cara yang menimbulkan penerimaan.
Pengunaan angka-angka dan statistic-statistik yang
pandai dapat diterapkan untuk memimpin atau untuk
menyesatkan. Kita tidak dapat menyarankan agar
manajemen
jangan
menggunakan
simbul-simbul
komunikasi khusus ini dalam menghadapi orang lain.
Sebaliknya ia akan menemukan bahwa angka-angka dan
statistic-statistik merupakan alat komunikasi yang sangat
berharga. Akan tetapi adalah penting untuk diketahui
bagaimana statistic dapat disalahgunakan sehingga
seseorang tidak diketahui oleh komunikasi yang diusahakan
oleh oaring lain. Adalah juga penting bagi komunikator
untuk mengguankan data yang tepat dan mengakui
kekurangan statistic, apabila perlu. Angka-angka dan
statistic-statistik merupakan alat komunikasi yang sangat
kuat. Diharapkan bahwa para pembaca dan pendengar
yang makin pandai dalam bidang ini akan membuat lebih

99

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

sulit untuk berbohong dengan statistic pada waktu-waktu


yang akan datang.
5. MENDENGARKAN
Pengiriman pesan hanya merupakan sebagian dari
proses komunikasi. Perhatian juga harus juga dicurahkan
kepada penerimaan pesan. Peneriman isyarat komunikasi
terutama
dilakukan
melalui
pendengaran,
karena
kebanyakan komunikasi dilakukan secara lisan. Akan tetapi
beberapa perusahaan berusaha memperbaiki kecakapan
membaca dari manajer-manajernya untuk mempercepat
dan membuat proses komunikasi lebih efektif.
Ada banyak rintangan dalam proses komunikasi.
Salah satu rintangan adalah ketidak sesuaian antara
kecepatan berbicara dan kecepatan mendengarkan.
Diperlukan jauh lebih sedikit waktu untuk mendengarkan
dan memikirkan ketimbang waktu untuk berbicara. Kita
niasanya berbicvara dengan kecepatan 120 hingga 160
kata permenit. Kita dapat mendengarkan dan berpikir
empat kali lebih cepat dari pada itu. Jelas bahwa kecepatan
ini membuat mendengarkan lebih mudah. Sebaliknya, hal
ini menunjukkan suatu rintangan, karena membawa
pendengar ke peadengaran yang kurang atau yang
marginal terhadap pembicara sementara memikirkan
sebelumnya untuk memberikan jawaban. Pendengar mudah
menjadi bingung karena waktu yang kelebihan ini.
Mendengarkan dengan baik itu tidak pasif; orang harus
bekerja untuk mendengarkan dengan baik. Penelitian
menunjukkan bahwa biasanya efisiensi pendengaran akan
mengakibatkan 50% ingatan segera setelah pembicaraan
10 menit, dengan penurunan sampai 25% ingatan setelah
48 jam. Rintangan terbesar bagi komunikasi perseorangan

100

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

adalah ketidak mampuan orang untuk mendengarkan


orang lain dengan baik, mengerti, dan cepat.
Berbagai jenis pendengaran dikenal sebagai bersifat
(1) marginal, (2) evaluatif, dan (3) proyektif. Seperti yang
tersirat dalam istilahnya, pendengaran marginal adalah
suatu proses memberikan sedikit perhatian seseorang
kepada pembicara. Jenis pendengaran yang berbahaya ini
dapat mengakibatkan salah faham pembicara dan bahkan
menghina
orang
tersebut.manajer
yang
pura-pura
mendengarkan
orang
bawahan
sedangkan
yang
sesungguhnya ia merasa cemas tentang masalah lain
adalah mencari kesulitan. Adalah sangat sulit menaruh
perhatian dengan sungguh-sungguh menghina pembicara
adalah besar. Akan jauh lebih baik menunda pertemuan
apabila pada waktu itu manajer merasa mampu
mendengarkan hanya menurut cara marginal.
Pendengaran evaluatif mengandung penuh perhatian
pendengar. Kita memberi penuh perhatian kepada
pembicara. Akan tetapi karena kita mendengar apa yang
dikatakan, kita menggunakan waktu yang ditimbulkan oleh
kelambatan berbicara dan kecepatan mendengarkan untuk
mempertimbangkan dan menilai kata-kata. Kita menyetujui
atau tidak apa yang dikatakan dari sudut pandangan kita
sendiri. Kita sering menggunakan kata-kata batiniah dari
bantahan dalam menunggu kesempatan kita sendiri untuk
berbicara. Dengan demikian pendengaran evaluatif
menimbulkan rintangan dalam proses komunikasi. Sebagai
pengganti ide-ide disampaikan dari pembicara kepada
pendengar, kita mengakhiri dengan dua ide, ide pembicara
dan ide pendengar, yang tidak ada satu diantaranya yang
sungguh-sungguh dikomunikasikan kepada orang lain.
Apabila kita menggunakan waktu kita untuk mengkritik,
menyetujui, atau tidak menyetujui kata-kata pembicara,
101

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

maka sesungguhnya kita menyediakan sedikit waktu dan


usaha untuk tugas sungguh-sungguh memahami apa yang
ia ingin mengatakan. Ini khususnya adalah benar apbila
ide-ide yang dikomunikasikan itu mengandung emosi.
Dalam pembicaraan-pembicaraan demikian sering terdapat
banyak percakapan dan perbedaan pendapat, tetapi sedikit
pendengaran yang sesungguhnya, suatu situasi yang
mengesampingkan komunikasi yang sesungguhnya.
Komunikasi yang sesungguhnya terjadi apabila
pendengar sungguh-sungguh mendengar dan memahami
posisi dan maksud pembicara. Ini menuntut suatu jenis
pendengaran
yang
disebut
proyektif.
Sementara
mendengarkan kata-kata si pembicara, pendengar dengan
maksud tertentu menghindari setiap usaha untuk
mengkritik, menyetujui atau tidak menyetujui. Kita
berusaha memproyeksikan diri kita sendiri dalam pikiran
pembicara dan sungguh-sungguh berusaha memahami
sudut pandangnya tanpa evaluasi pada waktu itu.Evaluasi
isi kata-kata pembicara harus terdapat dalam setiap proses
komunikasi, tetapi tidak akan terdapat sebelum pendengar
mendengarkan, mempelajari, dan memahami arti kata-kata
tersebut. Carls Rogers menyarankan suatu aturan yang
perlu diikuti dalam suatu diskusi, yang akan memudahkan
pendengaran proyektif. Setiap orang dapat berbicara
dengan terus terang untuk dirinya sendiri setelah ia
mengulangi ide-ide dan perasaan-perasaan pembicara
sebelumnya secara cermat dan untuk kepuasan si
pembicara tersebut. Dengan mengikuti aturan ini mungkin
akan berarti akhir dari kebanyakan pertukaran pikiran
secara terus terang, karena sebagian besar diskusi
demikian terdiri atas berbicara dari pada mendengarkan
dan salah faham dari pada memahami. Mutu emphathy
adalah penting bagi pendengaran yang baik. Tidak ada
102

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

keperluan
untuk
menyetujui
pernyataan-pernyatan
pembicara, tetapi ada setiap kebutuhan untuk berusaha
memahami maksud dan sikap pembicara. Hanya dengan
cara ini Anda dapat menyusun suatu jawaban yang
sungguh-sungguh
menanggapi
kata-kata
pembicara.
Pembicara berusaha mengkomunikasikan suatu ide,
kemudian orang harus mendengarkan dengan pengertian
untuk tanggapan guna untuk menyesuaikan kata-kata
berikutnya dengan tanggapan orang lain. Kita jangan
menggunakan waktu kita untuk mendengarkan secara
marginal sementara menyusun pernyataan berikutnya. Kita
jangan mendengarkan dalam arti kritis atau evaluatif
sehingga kita tidak sungguh-sungguh memahami maksud
tanggapan. Pendengaran efektif adalah pendengaran
empatik, yang memungkinkan seseorang sungguh-sungguh
memahami dan kemudian menilai dan menanggapi dengan
cara yang sesuai dengan tanggapan.
6. MEMBACA
Kecakapan membaca juga penting dalam proses
komunikasi. Jumlah bahan tertulis yang harus diteliti
tampak tiap tahun meningkat. Tidak dapat disangkal
pendekatan pertama dan yang paling bersifat membangun
adalah mengurangi jumlah bahan demikian dan menyusun
sisanya dengan suatu cara yang menghemat waktu pejabat
pimpinan. Prinsip pengecualian adalah penting untuk
mengurangi masalah bacaan ini. Meskipun demikian masih
tetap terdpat banyak komunikasi melalui kata-kata tertulis.
Beberapa perusahaan di Amerika Serikat mengadakan
program-program pelatihan untuk mengajar para pejabat
pimpinan bagaimana harus membaca. Perusahaanperusahaan tersebut menekankan kecepatan membaca dan
menemukan bahwa kecapatan membaca dapat dilipatkan
103

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dua kali atau tiga kali tanpa terlalu banyak kehilangan


pengertian. Membaca adalah suatu kecakapan yang dapat
diajarkan dan dipelajari. Akan tetapi seperti halnya semua
kecakapan lainnya, apabila tidak digunakan oleh pejabat
pimpinan, kecakapan membaca tersebutakan cenderung
berkurang atau hilang, kembali kepada kebiasaan
membacasenelumnya. Adalah penting untuk diperhatikan
bahwa meskipun beberapa perusahaan telah mengusulkan
untuk
mengajarkan
kecakapan
membaca,
sedikit
perusahaan yang bermaksud mengajar pejabat pimpinan
bagaimana mendengarkan.
B . PROSES KOMUNIKASI STEPHEN P. Robbins
Menurut Robbins, orang-orang selalu mengadakan
komunikasi, apakah mereka itu berada dalam suatu
organisasi atau tidak. Anda selalu ingin mengadakan
komunikasi dengan teman-teman, orang tua, kakek, adik,
pelayan took, mahasiswa-mahasiswa lain dalam kampus
dan seterusnya. Oleh karena itu kita mulai pembicaraan
tentang mengadakan komunikasi dengan memandang
komunikasi antar perseorangan pada umumnya. Semua
komunikasi antara dua orang mengikuti suatu proses
umum. Berikut adalah tinjauan tentang proses komunikasi.
Sebelum
komunikasi
itu
dapat
berlangsung
diperlukan adnya suatu tujuan yang dinyatakan sebagai
suatu pesan yang disampaikan. Pesan ini lewat antara
suatu sumber (pengirim) dan penerima. Pesan diubah
dalam bentuk simbolik (disebut pengkodean atau pembuat
kode) dan melewati jalan media (saluran) ke penerima,
yang mengubah kembali pesan pengirim (disebut
pembacaan kode). Hasilnya adalah suatu penyampain
maksud dari satu orang kepada orang lain.

104

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Keseluruhan suksesnya komunikasi seseorang juga


mencakup kecakapan berbicara, membaca, mendengarka,
dan berpikir. Sikap kita mempengaruhi perilaku kita. Kita
cenderung mempunyio ide-ide mengenai banyk hal, dan
komunikasi kita dipengaruhi oleh sikap ini. Selajutnya kita
dibatasi dalam kegiatan komunikasi oleh luasnya
pengetahuan kita pada suatu pokok persoalan tertentu.
Kita tidak dapat mengkomunikasikan apa yang kita tidak
mengetahuinya; dan apabila pengetahuan kita terlalu luas,
ada kemungkinan bahwa penerima tidak memahami pesan
kita. Jelasnya, banyaknya pengetahuan tentang subyek
yang dimiliki oleh sumber akan mempengaruhipesan yang
ia berusaha menyampaikan. Dan akhirnya, seperti halnya
sikap mempengaruhi perilaku kita, demikian pula
kedudukan kita dalam sistem sosial budaya ditempat kita
berada. Kepercayaan-kepercayan dan nilai-nilai Anda,
semua bagian kebudayaan Anda, bertindak mempengaruhi
Anda sebagai suatu sumber komunikasi.
Pesan itu sendiri dapat menyebabkan pengubahan
atau penyimpangan dalam proses komunikasi, tidak
pandang alat Bantu yang digunakan untuk menyampaikan.
Pesan kita merupakan produk fisik yang sesungguhnya dari
sumber pengkodean. Apabila kita berbicara, pembicaraan
itu merupakan pesan. Apabila kita menulis,tulisan atau
karangan itu merupakan pesan. Apabila kita melukis,
lukisan merupakan pesan. Apabila kita membuat gerak
isyarat, maka gerakan lengan kita, ekspresi wajah kita
merupakan pesan. P[esan kita dipengaruhi oleh kode atau
sekelompok simbul-simbul yang kita gunakan untuk
menyampaikan pengertian, isi pesan itu sendiri, dan
keputusan-keputusan yng diambil oleh sumber dalam
memilih dan menyusun baik kode maupun isi. Masing-

105

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

masing dari tiga bagian ini dapat bertindak untuk


mengubah pesan.
Saluran adalah media yang dil;alui oleh pesan. Media
ini dipilih oleh pengirim. Saluran-saluran umum adalah
udara untuk kata yang diucapkan dan kertas untuk katakata yang ditulis. Apabila Anda memutuskan untuk
menyampaikan sesuatu kepada seorang teman yang terjadi
sepanjang hari dalam suatu pembicaraan tatap muka,
maka
saluran-salurannya
adalah
akata-kata
yang
diucapkan dalam gerak isyarat. Akan tetapi Anda
mempunyai pilihan. Suatu pesan tertentu suatu undangan
ke suatu pesta, misalnya- dapat dikomunikasikan dengan
lisan atau tetulis. Dalam suatu oeganisasi, saluran-saluran
tertentu adalah lebih sesuai untuk pesan-pesan tertentu.
Jelasnya, apabila sebuah gedung terbakar, maka suatu nota
untuk menyampaikan fakta adalah tidak sesuai. Apabila
sesuatu penting sekali, seperti penilain pelaksanaan
pekerjaan, maka seorang manajer mungkin perlu
menggunakan banyak saluran, misalnya peninjauan
kembali secara lisan, diikuti dengan sepucuk surat singkat.
Ini mengurangi kemungkinan adanya perubahan.
Penerima adalah individu kepada siapa pesan itu
ditujukan. Akan tetapi sebelum pesan itu dapat diterima
simbul-simbul yang ada didalamnya harus diubah dalam
suatu bentuk yang dapat dimengerti oleh penerima. Ini
adalah pembacaan kode pesan. Seperti halnya pembuat
kode dibatasi oleh kecakapan, sikap, pengetahuan, dan
sistem sosial budayanya, demikian pula penerima. Seperti
halnya sumber harus cakap menulis atau berbicara,
penerima harus juga cakap dalam membaca dan
mendengarkan, dan keduanya (pengirim dan penerima)
harus cakap berpikir. Tingkat pengetahuan seseorang
mempengaruhi kemampuannya untuk menerima, seperti
106

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

halnya kemempuannya untuk mengirimkan. Lagi pula,


sikap kecendrungan dan latar belakang kebudayaan
penerima dapat mengubah pesan yang disampaikan.
Mata rantai terakhir dalam proses komunikasi adalah
pengaturan umpan baik. Apabila sumber komunikasi
membaca kode pesan yang ia kodekan, apabila pesan
dikembalikan dalam sistemnya, maka kita mempunyai
umpan balik. Umpan balik merupakan pengecekan
terhadap seberapa jauh sukses kita dalam menyampaikan
pesan seperti yang kita inginkan semula. Umpan balk
menentukan apakah pengertian telah diperoleh.
1. William b. Werther, jr., ph.d. Dan keith davis, ph.d.
Menurut Werther dan Davis, proses komunikasi
adalah metode yang digunakan oleh seorang pengirim
untuk menghubungi seorang penerima. ) berbeda dengan
Robbins yang mengatakan bahwa proses komunikasi itu
terdiri atas 7 bagian, mereka mengatkan bahwa proses
komunikasi (khususnya komunikasi dua arah) terdiri atas
enam langkah, antara lain:
a) Langkah 1 adalah mengembangkan ide atau pikiran
yang ingin disampaikan oleh pemgirim. Ini merupakan
langkah utama, karena kecuali ada suatu pesan yang
bermanfaat, semua langkah lainnya adalah kurang
kegunaannya.
b) Langkah 2 adalah mengkodekan ide dalam kata-kata,
bagan-bagan, atau simbul-simbul lain yang sesuai
untuk disampaikan. Pada titik ini pengiim menentukan
metode penyampain sehingga pada kata-kata dan
simbul-simbul dapat disusun dalam cara yang sesuai
umtuk jenis penyampaian. Misalnya, pembicaraan
yang bolak-balik biasanya tidak disusun dengan cara
yang sama seperti suatu nota tertulis.
107

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

c)

Apabila akhirnya pesan itu dihasilkan, langkah 3


adalah menyampaikan pesan tersebut dengan metode
yang telah dipilih penyampaian memungkinkan orang
lain untuk menerima pesan, yang merupakan langkah
4. pada titik ini pesan menjadi tanggung jawab
penerima. Apabla pesan itu tidak diterima, maka tidak
terjadi komunikasi.
d) Langkah 5 adalah membaca kode pesan sehingga
pesan itu dapat dimengerti. Pengirm menginginkan
penerima dapat memahami pesan dengan baik seperti
yang disampaikan. Misalnya, apabila pengirim
menyampaikan perkataan yang sama artinya dengan
suatu persegi empat dan langkah pembacaan kode
menghaslikan suatu lingkaran, maka pesan telah
dikomunikasikan, tetapi tidak banyak pengertian yang
diperoleh. Bahakan dengan maksud-maksud yang
terbaik, situasi-situasi, dan ide-ide dalam organisasi
adalah sedemikian ruwetnya sehingga penerima
mungkin tidak memahami dengan sungguh-sungguh
apa yang dimaksudkan oleh pengirim. Yang paling baik
yang dapat diharapkan oleh pengirim dalam
kebanyakan situasi adalah pengertian pokok dari
pesan yang dikirimkan.
e) Apabila pesan telah diterima dan dimengerti, maka
langkah 6, penggunaan pesan oleh penerima dapat
terjadi. Langkah ini melengkapi proses komunikasi.
2. Harold koontz, cyril o`donnel dan heinz weihrich.
Koontz dan kawan-kawan dalam buku mereka yang
berjudul manajement menjelaskan proses komunikasi
sebagai berikut: )
Secara sederhana proses komunikasi, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar berikut, mencakup pengirim ang
menyampaikan pesan melalui suatu saluran yang telah
108

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dipilih kepada penerima. Mailah kita teliti lebih jauh


langkah-langkah khusus dalam komunikasi.
Komunikasi mulai dengan pengirim yang mempunyai
suatu pikiran atau suatu ide, yang kemudian dikodekan
dengan suatu cara yang dapat dimengerti baik oleh
pengirim maupun oleh penerima. Kita biasanya berpikir
mengkodekan suatu pesan dalam suatu bahasa, tetapi
terdapat banyak cara untuk mengkodekan, seperti
menerjemahkan pikiran kedalam bahasa computer.
Informasi disampaikan melalui suatu saluran yang
menghubungkan pengirm dan dengan penerima. Pesan itu
mungkin lisan atau tertulis, dan dapat disampaikan melalui
suatu nota, suatu computer, telepon, telegram, atau
televise. Dengan sendirinya televisi juga memudahkan
penyampain gerak isyarat dan petunjuk-petunjuk visual.
Kadang-kadang digunakan dua saluran atau lebih.
Misalnya, dalam suatu pembicaan dengan telepon, dua
orang dapat mencapai suatu persetujuan pokok yang
kemudian mereka menegaskan atau memperkuat dengan
suatu surat. Oleh karena banyak pilihan yang tersedia,
masing-masing dengan keuntungan dan kerugiannya,
pemilih saluran yang tepat adalah penting sekali untuk
komunikasi yang efektif.
Penerima harus siap untuk menerima pesan
sehingga pesan tersebut dapat dibaca dalam pikiran.
Misalnya, seseorang yang sedang memikirkan suatu
permainan sepak bola yang mengasyikkan mungkin
menaruh sedikit perhatian terhadap apa yang sedang
dikatakan tentang suatu laporan inventaris, dengan
demikian menambah kemungkinan gangguan komunikasi.
Langkah berikutnya dalam proses komunikasi adalah
membaca kode dimana penerima merubah pesan
kedalam pikiran. Komunikasi yang cermat hanya dapat
109

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

terjadi
apabila
baik
pengirim
maupun
penerima
memberikan pengertian yang sama atau paling tidak mirip
dengan simbul-simbul yang membentuk pesan. Suatu
pesan yang dikodekan dalam bahasa prancis menuntut
penerima yang mengerti bahasa prancis. Ini adalah jelas;
kurang jelas dan sering diabaikan adalah penggunaan
loghat khusus tekhnis atau professional yang mugkin tidak
dimengerti oleh penerima pesan. Dengan demikian
komunikasi adalah tidak lengkap kecuali komunikasi itu
dimengerti. pengertian terdapat baik dalam pikiran
pengirim maupun dalm pikiran penerima. Orang-orang
yang mempunyai pikiran tertutup biasanya tidak mau
memahami
pesan
sepenuhnya,
khususnya
apabila
informasi itu bertentangan dengan sistem nilai mereka.
3. Elmer h. Burack dan nicholas j. Mathys
Burack dan Mathys menjelaskan secara singkat
proses komunikasi sebagai berikut: Komunikasi adalah
proses pertukaran informasi dan penyampain pengertian
diantara orang-orang. Oleh karena komunikasi demikian
merupakan suatu bagian integral dari semua kegiatan
manajerial, maka suatu pengertian tentang bagaimana
proses bekerja merupakan langkah pertama yang penting
untuk memperbaiki baik komunikasi antar perseorangan
maupun komunikasi organisasional.
Proses komunikasi dimulai dengan pengirim yang
mempunyai suatu ide dan tujuan untuk mengirimkan suatu
pesan. Kemudian ia mengkodekan atau mengubah ide
menjadi bentuk pesn: kata-kata, gerakan badan, seperti
gerak isyarat atau ekspresi wajah, atau simbul-simbul
seperti gambar-gambar, diagram-diagram, atau tulisantulisan. Kemudian pesan tersebut disampaikan melalui
salah satu dari bermacam-macam saluran, misalnya orang,
110

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

telepon, atau tulisan. Sebagai kemungkinan lain, informasi


dapat disimpan untuk digunakn di kemudian hari, seperti
halnya dalam laporan-laporan, dan analisis-analisis.
Kemungkinan ini melengkapi keterlibatan awal pengirim
dalam proses komunikasi.
Dari sudut pandangan penerima pesan itu kemudian
dibaca atau diubah menjadi istilah-istilah yang mempunyai
arti baginya. Untuk melengkapi proses, dan penting untuk
itu, adalah umpan balik dari pengirim. Apakah secara
langsung atau tidak langsung umpan balik menunjukkan
apakah pesan telah diterima dengan cermat atau tidak.
4. Claude e. Shannon dan warren weaver
Shannon dan Weaver berusaha menggambarkan
proses umum komunikasi untuk semua situasi. ) Model
mereka mencakup unsure-unsur pokok komunikator,
pembuat kode, pesan, media penyampaian, pembaca kode,
penerima, umpan balik, dan suara.
a)
Langkah 1 : Pengirim
perencana
Pada langkah 1, komunikator atau pengirim
pesan harus menciptakan pesan dalam batin
sebelum pesan tersebut dikodekan. Ini adalah
perencanan proses komunikasi, dan banyak manajer
melakukan tindakan tanpa perencanaan sebelumnya.
Berapa kali Anda mendengar seseorang berpidato
tanpa memikirkan apa yang dikatakan?
Pada suatu hari Winston Churcill diminta untuk
berpidato selama 10 menit pada hari wisuda sarjana
London School of Business. Permintaan diajukan
lima hari sebelum tanggal upacara wisuda dan
Churchill menjawab: Apabila Anda minta saya
111

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berpidato selama satu jam, Anda dapat mengajukan


permintaan satu hari sebelum wisuda. Apabila anda
minta saya berpidato selama setengah jam, Anda
dapat
mengajukan
permintaan
dua
bulan
sebelumnya. Akan tetapi untuk 10 menit anda harus
menanyakan kepada saya lebih dari satu tahun
sebelumnya! Ucapan Churchill mengandung saran
pentingnya persiapan pesan yang cermat, khususnya
apabila waktu merupakan intinya seperti halnya
dalam kebanyakan organisasi perusahaan.

b)
kode

Langkah

2:

Pembuatan

Pembuatan kode mencakup pemulihan media


melalui mana dikomunikasikan pesan yang telah
direncanakan. Media ini meliputi pembicaraan,
penulisan, pemberian isyarat (misalnya melambaikan
tangan), pemberian gerak isyarat, kontak fisik
(misalnya mencium), dan sebagainya. Tujuan
pembuatan kode adalah untuk memilih media yang
terbaik yang akan difahami paling tepat oleh
penerim; sasarannya adalah saling pengertian
mengakibatkan salah pengertian dan tanggapan
yang tidak benar terhadap pesan. Seorang pendeta
yang berteriak adalah sangat efektif bagi beberapa
orang, sedangkan bagi orang-orang lain mungkin
dianggap terlalu tidak sopan.
c)
media

Langkah

3:

Pesan

dan

Langkah ini mencakup pengiriman fisis yang


sesungguhnya dari pesan yang dibuat. Tindakan fisis
112

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berbicara atau menulis, atau memberi gerak isyarat


kepada seseorang menyampaikan suatu pesan yang
mempunyai berbagai tingkat pengertian menurut
penerima. Penyampaian nonverbal seperti ekspresi
wajah, kontak mata, atau pegangan yang kuat dalam
berjabatan tangan memberikan pengertian yang
sangat dalam kepada pesan ang diinginkan dan
dapat meningkatkan atau mengganggu usaha
komunikasi yang efektif. Apabila maksud Anda
adalah menyambut seseorang untuk pesta Anda dan
Anda memberikan jabatan tangan sementara melihat
sepatu Anda, maka orang tersebut mungkin tidak
merasa bahwa Anda sungguh-sungguh senang
melihat dia.

d)

Langkah 4: Penerimaan
Ini hanya mengandung penermaan pesan
secara fisis: mendengarkan, melihat, merasakan,
memahai dan sebagainya.
e)
Langkah
5
dan
6:
Membaca kode dan memberi tanggapan
Pembacaan kode adalah penafsiran penerima
terhadap
kode.
Ingin
mengandung
proses
menanyakan secara batiniyah: apa artiya ini bagi
saya? Dan apa yang akan saya lakukan mengenai hal
ini?ini dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain
persepsi atau penglihatan pengirim, pengalaman
yang lalu dengan komunikasi yang sama, penafsiran
bahasa badan, keinginan pribadi, dan sebagainya.
Apabila seorang pria bertanya kepada seorang
mahasiswi, Bagaimana dengan film dan makan
nanti malam? maka penafsiran yang dikodekan
mahasiswi tersebut mungkin adalah Ia ingin
113

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

mengajak saya pergi melihat film dan makan nanti


malam. Apakah saya mau diajak pergi? mahasiswi
tersebut mungkin secara fisis memberi tanggapan
dan mengatakan, Silahkan duduk, Badu! yang
badu akan membuat kode seperti Saya tidak
percaya ia ingin pergi dengan saya nanti malam.
Atau mahasiswi tersebut dapat memberi tanggapan
dengan mengabaikan Badu dan pergi, atau bahkan ia
dapat menampar dia.
F. Umpan Balik
Reaksi penerima terhadap pesan merupakan suatu
bentuk komunikasi kembali kepada pengirim dan benarbenar mengikuti proses langkah demi langkah yang sama
seperti urutan pengirim pertama. Umpan balik dapat
tertulis, lisan, dengan isyarat, atau diberikan melalui alat
lain. Semua reaksi ini mempengaruhi pesan pertama
pengirim (yang sekarang menjadi penerima) untuk
tanggapan komunikasi berikutnya). Apabila mahasiswi tadi
mengatakan Baik! Jam berapa saya harus siap? Badu
dapat menjawb, pukul enam, atau ia dapat mengeluarkan
kata-kata Gila! dan pergi lari.
1. Suara Gaduh
Suara gaduh lingkungan merupakan suatu unsur
atau kegiatan yang mengganggu, mengacaukan,
atau mengakibatkan proses komunikasi menjadi
sulit. Suara gaduh dapat bergeser dari tulisan tangan
yang tidak cermat kebunyi radio yang keras dalam
kantor, tekanan yang terlalu kuat atau terlalu lemah
dalam komunikasi. Selalu terdapat suara dalam
suatu pertukaran komunikasi dan ini dapat
mempengaruhi bagian proses. Manajer-manajer
114

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

harus berusaha mengurangi bila mana dan dimana


saja untuk meningkatkan mutu, kecermatan, dan
pengertian pesan yang disampaikan. Menutup pintu,
mencabut telephon, keluar dari belakang meja dan
duduk dekat pegawai dapat mengurangi suara dalam
pertukaran komunikasi pembicaraan.
2. Pentingnya Bagi manajer
Penjelasan model komunikasi memerlukan
waktu yang lebih lama dari pada proses pertukaran
komunikasi yang sesungguhnya. Akan tetapi adalah
penting bagi seorng manajer untuk memahami
secara terinci apa yang terjadi dalam waktu yang
sangat singkat apabil mengadakan komunikasi
dengan seorang individu atau kelompok pegawai.
Harus
ditekankan
pada
perencanaan
dan
penyusunan informasi sebelum informasi tersebut
dikomunikasikan dalam bentuk apapun. Perhatian
sebaliknya dicurahkan pada saluran pengiriman yang
paling tepat, sehingga efisiensi dan keefektifan dapat
dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Manajermanajer dan pegawai-pegawai sebaiknya membaca
dengan cermat kode pesan dengan cara melihat
secara
objektif
dan
sistematis
akibat-akibat
perseorangan dari pesan yang diterima menghindari
reaksi-reaksi terhadap pesan.
1. Herbert j. Chruden dan arthur w. Sherman, jr.
Chruden dan Sherman dalam buku mereka yang
berjudul personel management menguraikan langkahlangkah proses komunikasi sedagai berikut: )
Pembuatan kode, ide-ide disusun menjadi serangkain
simbul-simbul yang direncanakan untuk dikomunikasikan
kepada penerima yang akan datang. Baik kata-kata yang
115

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

sesuai atau ungkapan-ungkapan yang dapat dimengerti


oleh penerima maupun media yang sesuai yang digunakan
nota, konfrensi, dan sebagainya dipilih. Langkah ketiga
adalah penyampaian pesan seperti yang dikodekan melalui
saluran-saluran yang telah dipilih dalam struktur organisasi.
Langkah keempat adalah dimana penerima memasuki
proses untuk menerima pesan. Apabila pesan ini pesan
lisan maka kegagalan untuk mendengarkan atau untuk
memusatkan perhatian pada hasil dalam pesan akan tidak
ada. Langkah kelima adalah pembacaan kode, seperti
misalnya mengubah kata-kata menjadi ide. Pada langkah
ini pembacaan kode mungkin tidak sesuai dengan ide yang
oleh pengirim mula-mula telah dibuat kodenya, karena
perbedaan dalam persepsi antara penerima dan pengirim
mengenai arti kata-kata, atau semantic. Akhirnya penerima
bertindak atau menanggapi dengan mencatat informasi,
menanyakan informasi lebih lanjut, atau mengamil tindakan
lain. Akan tetapi tidak ada jaminan bahwa telah terjadi
komunikasi, keculai ada umpan balik kepada pengirim
dalam bentuk pengakuan bahwa pesan telah diterima.
2. Herbert g. Hicks dan c. Ray gullett
Komunikasi adalah penyampaian informasi dan
pengertian dari seseorang kepada orang lain. Akan tetapi
bagaimana terjadiny hal ini? Bagaimna proses komunikasi
itu? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini telah
dikembangkan beberapa model komunikasi. Model yang
ditunjukkan dalam gambar berikut terutama didasarkan
atas model yang dikembangkan oleh David K. Berlo. ) perlu
diperhatikan bahwa model ini dapat dipergunakn untuk
setiap situasi komunikasi apakah itu dua orang yang
sedang berbicara ataukah itu pidato presiden kepada
bangsanya.
116

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

3. David r. Hampton
Yang dimaksud dengan komunikasi adalah proses
melalui mana orang-orang yang bekerja dalam organisasi
menyampaikan informasi yang satu kepada yang lain dan
menafsirkan maksudnya.
Model ini menunjukkan bahwa pengirim memulai dari
suatu maksud. Andaikan Tom, Wakil Presiden Departemen
Pelayanan, Pemasaran, memandang Steve, Manajer
Penjuala Daerah sebagai salah seorang manajer penjualan
yang paling cakap dalam perusahaan. Tom memandang
Bagian Pelayanan Pemasaran sekarang lebih banyak
merupakan suatu kemacetan dari pada suatu pelayanan.
Ia memandang Steve tepat sebagai orang yang dapat
memperbaiki masalah ini dan dalam proses memajukan
kariernya sendiri. Ini adalah kerangka referensi atau
kenyataan psikologis dari Tom. Ini adalah merupakan apa
yang memberikan promodi kepda Steve yang dimaksudkan
oleh Tom.
Tom mengodekan maksudnya kedalam suatu pesan
berupa memo asli (saluran atau media adalah memo
tertulis) minta rekomendasi untuk seseorang guna
mengambil alih pelayanan pemasaran ditambah dengan
catatan, Apakah anda mempunyai minat? Saya pikir Anda
adalah orang yang paling cakap untuk jabatan tersebut.
Datanglah dan mari kita bicarakan hal itu!
Steve, penerima, dalam hal ini membaca kode
pesan. Artinya, ia menafsirkannya dan mengambil
kesimpulan dalam kerangka referensinya. Hasilnya adalah
mungkin bahwa Steve sampai kepada beberapa pengertian
pesan; hal ini akan mengandung beberapa pengertian
baginya. Apapun juga hal itu tidak dibut dengan tegas
untuk kita.
117

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Beberapa hari kemudian ketika Steve datang untuk


membicarakan memo dengan Tom, Steve memberikan
umpan balik dengan mengatakan bahwa ia tidak
memikirkan mempunyai latar belakang untuk melakukan
jabatan dan bahwa ia masih banyak mempunyai banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan didaerah sebelum ia
merasa dapat pindah keposisi yang lain. Proses memasuki
babak yang lain, dengan Tom lebih banyak menyampaikan
melalui pembicaraan. Semuanya itu dimaksudkan untuk
menjual ide yang asli kepada Steve. Tom juga minta Steve
untuk mendengarkan Wakil Presiden Pemasaran.
4. Arun monappa dan mirza s. Saiyadain
Komunikasi berarti menjelaskan ide-ide dan informasi
kepada orang lain. ) Agar komunikasi itu dapat
berlangsung, komunikasi itu harus mulai dri seorang
individu dan disampaikan kepada orang lain yang
menerimanya dan menjawabnya. Dengan mengirim atau
menyampaikan pesan saja tidak melengkapi proses
komunikasi.
Pengirim dapat menggunakan bahasa, isyarat-isyarat
atau tindakan-tindakan untuk menyampaikan suatu pesan.
Penerima dapat menerimanya dengan mendengarkan,
mengadakan reaksi atau hanya mengamati. Bagaimanapun
juga proses komunikasi mengandung tiga hal, suatu
komunikator (pengirim). Sutu komunikate (penerima), dan
isi komunikasi (pesan). Ini biasanya dirumuskan menurut
siapa
mengataka
apa
kepada
siapa.
Ini
jelas
memperkenalkan tiga komponen atau bagian poses
komunikasi, yakni siapa, apa dan kepada siapa. Jadi
komunikasi itu merupakan suatu interaksi yang banyak
artinya bagi manusia. Komunikasi mengandung arti bahwa
suatu pesan disampaikan dan suatu pesan diterima.
118

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

119

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB VII
JARINGAN KOMUNIKASI
Jaringan Komunikasi pada mulanya merupakan
metode penelitian yang dikembangkan para pakar
komunikasi untuk mengidentifikasi struktur komunikasi
dalam suatu system, dimana data hubungan mengenai
arus komunikasi dianalisis dengan mengunakan beberapa
tipe hubungan-hubungan interpersonal sebagai unit
analisis48.
Pada hakekatnya prilaku manusia merupakan
interaksi melalui mana seseorang bertukar informasi
dengan
seseorang
atau
lebih.
Elemen
yang
menghubungkan mereka inilah yang disebut sebagai
Jariingan komunikasi yang memilki struktur dan system
tersendiri (yang membedakannya dengan interaksi
ditempat lain). Analisis terhadap elemen-elemen interaksi
social ini untuk kali pertama dilakukan oleh Bernes (1954)
di dalam studinya tentang umat Gereja yang menempati
sebuah Pulau di Norwegia. Konsep yang dikembangkan
Bernes kemudian digunakan oleh Bott (1957) dalam
studinya mengenenai peran suami istri yang terdapat pada
keluarga-keluarga di London.49
Baik Bernes maupun Bott sama-sama melihat
jaringan social sebagai suatu rangkaian hubunganhubungan yang dibuat oleh seorang indifidu disekitar dan
berpusat
pada
dirinya
sendiri
berdasarkan
atas
perbandingan. Sejumlah ahli Antropologi dan Sosiologi
antara lain; Southall (1956-1961), Pons (1961 1962 1964)

48

Tomy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Presindo,


Jakarta, 2006, hal; 87
49
Suparlan. Parsudi, Jaringan Sosial, dikutip dari Majalah INFO No 4
Tahun II, Oktober-November 1981, Set Ditjen RTF, Deppen, Jakarta.

120

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dan Epstein (1961) juga telah mempergunakan Jaringan


Sosial dalam study-study yang mereka kembangkan.
Dalam disiplin ilmu komunikasi, konsep jaringan
social menempati posisi yang cukup penting, karena
dengan menggunakan dan seabrek model yang telah
dihasilkannya maka tumpukan masalah yang berhubungan
dengan komunikasi menjadi lebih tajam dan tepat untuk
dapat diteliti dan dianalisis.
Beberapa masalah dalam komunikasi, seperti
macamnya arus pesan-pesan yang mengalir sepanjang
garis-garis yang ada dalam suatu jaringan, bagaimana sifat
dan arus-arus tersebut sebagai akibat dari pengaruh
jaringan struktur yang ada, dan sebagainya dapat
diperlakukan dengan lebih sempurna.
Dalam tradisi penelitian komunikasi, penelitian
terhadap jaringan atau unsure-unsurnya dapat ditelusuri
cukup jauh ke belakang. Salah satu langkah pertama untuk
penelaan jaringan komunikasi adalah rangkaian penelitian
yang dikembangkan pada awal 1950-an oleh Bavelas dkk,
terhadap pola komunikasi terhadap kelompok kerja.
Walaupun mereka membatasi dalam kelompok kecil (small
group) yang diteliti dalam kondisi eksperimen, mereka
merupakan orang pertama yang memperkenalkan konsepkonsep jaringan (seperti centrality, pheripherality) ked lam
bidang komunikasi50
Untuk lebih jauh mengetahui bagaimana cara kerja
Jaringan Komunikasi di dalam kelompok kerja atau
organisasi, berikut penulis sajikan dalam beberapa aras di
bawah ini:

50

Dahlan Alwi, Analisis Jaringan Komunikasi: Perkembangan dan


Relevansi, Dalam Jurnal Komunikasi Pembangunan No 5/ Tahun II/ 1979,
Badan Penelitian dan Pengembangan Deppen, Jakarta, hal; 55

121

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

A.

Jaring

Komunikasi

Daniel

C.

Feldman
dan Hugh J. Arnold
Ada dua pola komunikasi dalam organisasi. pola
pertama adalah jaringan komunikasi formal, yang sangat
menyerupai dtruktur organisasi. Ada saluran-saluran formal
melalui mana komunikasi mengalir. Misalnya, seorang
pegawai hanya dapat berkomunikasi dengan manajer
umum
melalui
pengawasnya
langsung.
Prosedur
komunikasi demikian melindungi administrator tingkat atas
dari informasi yang tidak diperlukan dan menguatkan
struktur kekuasaan.
Ada juga jaringan komunikasi informal , kadangkadang disebut grapevine.51 Komunikasi informal ini
terjadi di luar saluran-saluran yang telah ditentukan, dan
paling sering dilakukan dalam interaksi tatap muka atau
dengan
telephon.
Komunikasi
informal
ini
dapat
berhubungan dengan tugas atau dengan kemasyarakatan.
Grapevine dapat digunakan oleh manajemen puncak untuk
membuat pengumuman-pengumuman tidak resmi. Tiap
orang dalam organisasi mempunyai peranan dalam
jaringan komunikasi formal dan peranan dalam jaringan
komunkasi informal, dan kedua peranan ini sangat
mempengaruhi berapa banyak dan jenis informasi apakah
ia akan menerimanya.
Luasnya
jaringan
komunikasi
formal
yang
mempengaruhi aspek perhatian komunikasi paling banyak
adalah
sentralisasinya.
Beberapa
jaringan
sangat
disentralisasikan; komuinkasi harus mengalir melalui posisi
pemimpin.
Jaringan-jaringan
yang
lain
sangat
disentralisasikan; orang-orang dalam suatu kelompok dapat
mengadakan suatu komunikasi langsung satu sama
51

Setiawan. Bambang, Metode Analisis Jaringan Komunikasi, Fakultas


Sospol UGM, Jogjakarta, 1983

122

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

lain.Unit-unit
dengan
jaringan-jaringan
yang
didesentralisasikan mempunyai lebih banyak komunikasi
bersama; orang-orang dalam jaringan-jaringan yang
didesentralisasikan menyampaikan dan menerima jauh
lebih banyak informasi.
Ada banyak sekali perbedaan dalam berapa banyak
informasi orang-orang menerima dalam jaringan informal
(artinya melaluigrapivine). Dalam penyelidikan grapevine
yang paling terkenal, Sutton dan Porter menemukan bahwa
hanya 10% dari para pekerja menerima dan menyampaikan
informasi grapevine. Lebih dari separoh pegawai menerima
informasi tetapi tidak meneruskannya. Sepertiga pegawai
adalah orang-orang yang tidak menerima dan tidak
menyampaikan informasi.
Orang-orang pada tingkat-tingkat yang tinggi
dalam jaringan komunikasi formal menerima lebih banyak
informasi grapevine dari pada orang-orang pada tingkattingkat yang rendah. Mereka juga memprakarsai lebih
banyak informasi grapevine. Arus utama komunikasi
informasi adalah kebawah dan horizontal; meskipun
berita terjadi pada tingkat bawah dalam organisasi, berita
ini biasanya pertama-pertama mengalir ke atas kepada
seseorang pada tingkat yang tinggi, kemudin menyebar lagi
ke bawah dan horizontal. Orang-orang yang mempunyai
banyak hubungan dengan teman-teman diluar organisasi
juga cendrung memprakarsai banyak komunikasi informal.
Orang-orang ini kemungkinan besar sekali menyampaikan
informasi tentang suatu fungsi jabatan di dalam mana
mereka mempunyai minat atau informasi tentang
seseorang yang mereka mengenal secara pribadi. Orangorang yang terasing secara geografis dan orang-orang
yang mempunyai status rendah mungkin kurang menerima

123

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

informasi grapevine, dan apabila mereka juga akan


menerimanya hal ini akan terlambat.
Dengan demikian, jaringan komunikasi itu makin
banyak didesentralisasikan, makin banyak informasi yang
akan diterima oleh seorang pegawai. Berada pada tingkat
yang tinggi dalam organisasi, mempunyai banyak
hubungan dengan teman-teman diluar organisasi, dan
secara fisik dekat dengan pegawai-pegawai l;ain juga
menambah kesempatan menerima informasi.

B. Jaring Komunikasi Stephen P. Robbins


Dimensi vertical dan horizontal dalam komunikasi
organisasi dapat sigabungkan dalam bermacam-macam
pola atau dalam apa yang disebut jaringan-jaringan
komunikas52i. Kebanyakan study tentang jaringan-jaringan
komunikasi terjadi dalam kelompok-kelompok yang
terdapat dalam suatu laboratorium. Akibatnya, kesimpulankesimpulan penelitian mempunyai penerapan yang
terbatas karena keadaan tiruan dan kelompok kecil yang
digunakan. Lima jaringan yang sudah lazim ditunjukkanhal;
dalam gambar berikut.) jaringan-jaringan ini adalah
jaringan rantai, jaringan Y, jaringan roda, jaringan
lingkaran,
dan
jaringan
semua
saluran.
Untuk
membicarakan jaringan-jaringan dalam dalam gambar
dalam hubungannya dengan organisasi, kita anggap
anggap bahwa organisasi hanya mempunyai lima orang
anggota.
a. Lima Jaringan Umum
Menunjuk kepada gambar, jaringan rantai
menunjukkan suatu hirarki vertical lima-tingkat,
52

Wright, Charles R, Sosiologi Komunikasi Masa, andi S (ter),


Remaja Karya, Bandung, 1985, 67

124

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dimana komunikasi hanya dapat bergerak menuju


keatas atau kebawah. Dalam suatu organisasi jenis
jaringan ini terdapat dalam hubungan kekuasaan
garis langsung tanpa ada penyimpangan. Misalnya,
juru bayar memberikan laporan kepada manajer
akuntansi umum yang memberi laporan kepada
pengawas perusahaan, yang memberi laporan
kepada manajer perusahaan. Kelima individu ini akan
menunjuikkan suatu jaringan rantai.
Apabila kita merubah jaringan Y terbalik, maka
kita dapat melihat dua orang bawahan memberi
laporan kepada seorang manajer, yang masih
mempunyai dua tingkat hirarki di atas manajer.
Sebenarnya ini merupakan suatu hirarki empattingkat.
Apabila kita melihat kepada diagram roda
seolah-olah kita sedang berdiri di atas jaringan,
maka jelas bahwa jaringan roda menunjukkan
seorang manajer yang mempunyai empat orang
bawahan. Akan tetapi tidak ada pengaruh timbalbalik
antara
orang-orang
bawahan.
Semua
komunikasi disalurkan melalui manajer.
Jaringan lingkaran memungkinkan anggotaanggota saling mempengaruhi dengan anggotaanggota yang berdampingan, tetapi tidak lebih jauh.
Jaringan ini menunjukkan suatu hirarki tingkattingkat didalam mana terdapat komunikasi vertical
antara atasan dan bawahan dan komunikasi
horizontal hanya pada tingkat paling rendah.
Akhirnya,
jaringan
semua
saluran
memungkinkan tiap subyek mengadakan komunikasi
secara bebas dengan keempat anggot lainnya. Dari
jaringna-jaringan yang telah dibicarakan, jaringan
125

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

semua saluran adalah yang paling sedikit tersusun.


Meskipun jaringan ini dalam beberapa hal sama
dengan jaringan lingkaran, jaringan semua saluran
tidak mempunyai posisi pusat. Akan tetapi tidak ada
pembatasan-pembatasan; semua anggota adalah
sama. Jaringan ini paling baik dijelaskan dengan
suatu panitia. Dimana tidak ada seorang anggota
pun baik formal maupun informal mempunyai posisi
yang menonjol atau yang menerima beban. Semua
anggota
bebas
untuk
mengemukakan
sudut
pandagan mereka.

b. Efaluasi Keefektifan Jaringan


Apabila Anda menjadi seorang manajer,
mempunyai suatu pilihan diantara jaringan-jaringan
komunikasi, apakah Anda akan menyukai suatu
jaringan dari pada jaringan yang lain? Jawabannya
tergantung kepada tujuan Anda.
Tabel
berikut mengikhtisarkan
keefektifan
berbagai jaringan terhadap empat kriteria
kecepatan, kecernatan, kemungkinan bahwa seorang
pemimpin akan timbul, dan tingkat moril di antara
para anggota.
Apabila kita amati tampak dengan segera jelas:
tidak ada satu jaringan pun akan menjadi terbaik
untuk semua kejadian. Apabila kecepatan yang
penting, maka jaringan roda dan jaringan semua
saluran yang lebik disukai. Jaringan rantai,jaringan Y,
dan jaringan roda mendapat nilai tinggi untuk
kecermatannya. Susunan jaringan roda memudahkan
timbulnya seorang pemimpin. Jaringan lingkaran dan
126

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

jaringan semua saluran adalah yang terbaik apabila


tujuannya adalah untuk mencapai kepuasan pegawa
yang tinggi.
c. SuatuJjaringanIinformal: Grapevine
Pembicaraan
mengenai
jaringan-jaringan
sebelumnya menekankan pola-pola komunikasi
formal. Marilah kita sekarang melihat bagaimana
komunikasi lewat melalaui jaringan informal, lebih
khusus Grapevine yang terkenal.
Grapevine itu aktif dalam hampir semua
organisasi. Apakah ada suatu pola yang teratur bagi
komunikasi Grapevine ? desas-desus pada grapevine
tidak tampak mengikuti suatu pola yang sama.
Fakta-fakta menunjuikkan bahwa jenis-jenis informasi
yang berlainan mengikuti pola yang berlainan pula.
Akan tetapi suatu kesimpulan yang muncul adalah
hanya 10% dari orang-orang dalam suatu organisasi
bertindak sebagai penghubung yang meneruskan
informasi kepada lebih dari satu orang lainnya.
Dengan demikian para manajer dapat menganalisis
informasi grapevine dan meramalkan alirannya,
asalkan bahwa hanya sedikit pegawai yang secara
aktif meneruskan informasi kepada lebih dari satu
orang lainnya.
Grapevine mempunyai nilai bagi para manajer
karena grapevine mempunyai masalah-masalah
pokok yang oleh para pegawai diangghap penting
dan menimbulkan kegelisahan. Grapevine bertindak
baik sebagai penyaring maupun sebagai mekanisme
umpan balik, mengetahui masala-masalah pokok
yang oleh pegawai dianggap penting. Apbila
grapevine adalah suatu dengungan denga desas127

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

desus mengenai pemberhentian pegawai secara


massal, dan apabila manajemen mengetahui desasdesus itu sama sekali tidak benar, maka pesan
tersebut
masih
mempunyai
arti.
Hal
ini
mencerminkan rasa takut dan pehatian para
pegawai-pegawai dan karenanya jangan dibaikan.
f) James A. F. Stoner dan Charles Wankel
Menurut Stoner dan Wankel, bebrapa penelitian
yang sangat menarik telah dilakukan terhadap
saluran-saluran komunikasi dalam organisasi dan
pengaruhnya terhadap kecermatan komunikasi,
pelaksanaan
tugas,
dan
kepuasan
anggota
kelompok. Penelitian ini adalah penting karena
manajer-mnajer mempunyai pengaruh terhadap
bagaimana
saluan-saluran
komunikasi
itu
berkembang dalam unit-unit mereka. Misalnya,
struktur kekuasaan formal yang dibuat oleh manajermanajer akan membantu menentukan siapa yang
akan saling mempengaruhi dengan siapa. Dengan
demikian manajer-manajer dapat merencanakan
unit-unit pekerjaan mereka untuk memudahkan
komunikasi yang efektif.
Organisasi
dapat dengan
berbagai
cara
merencanakan susunan atau jaringan komunikasi
mereka. Beberapa jaringan komunikasi mungkin
direncanakan secara kaku. Misalnya, pegawaipegawai dapat didorong untuk berbicara dengan
atasan langsung mereka. Suatu jaringan demikian
biasanya dimaksudkan untuk mencegah beban
manajer-manajer tingkat atas yang terlalu banyak
dengan informasi yang tidak perlu dan untuk
memlihara kekuasaan dan status manajer-manajer
128

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

tingkat atas. Jaringan-jaringan yang lain mungkin


direncanakan lebih longgar. Individu-individu dapat
disorong untuk mengadakan komuniksai dengan
setiap orang pada setiap tingkat. Jaringan-jaringan
demim,ian dapat digunakan kemana saja arus
informasi yang bebas diinginkan, seperti halnya
dalam suatu bagian penelitian.
Untuk mengetahui pengaruh berbagai struktur
komunikasi telah diadakan serangkaian percobaan.
Dalam suatu penyelidikan dalam rangkaian in, lima
subyek siminta untuk memecahkan jenis-jenis
masalah yang berlainan. Subyek-subyek dipisahkan
dengan dinding pemisah dan dapat mengadakan
komunikasi satu sama lain untuk memecahkan
masalah-masalah sepanjang garis-garis komunikasi
yang diawasi sepenuhnya oleh para peneliti.
g) Elmer H. Burack dan Nicholas J. Mathys
Menurut Burack dan Mathys, setiap kelompok
dipengaruhi oleh jaringan komunikasi melalui mana
fungsi-fungsinya dijalankan. Jaringan ini dapat
merupakan akibat dari pada struktur organisasi
formal atau timbul karena perilaku khusus dari
anggota-anggota
kelompok.
Gambar
berikut
menunjukkan empat jaringan umum yang telah
diadakan percobaan oleh para peneliti. )
Jaringan ligkaran dan jaringan semua-saluran
lebih didesentralisasikan dari pada jaringa-jaringan
yang lain,karena semua anggota dapat mencapai
jumlah orang yang sama,. Misalnya, dalam jaringan
semua saluran, semua individu dapat saling
mempengaruhi
denga
setiap
orang
lainnya;
sedangkan dalam setiap bentuk lingkaran, setiap
129

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

individu dapat saling mempengaruhi hanya dengan


orang langsung sebelahnya. Sebaliknya, jaringanjaringan yang lain, jaringan roda, dan jaringan rantai
lebih disentralisasikan karena komunikasi dipaksa
melalui suatu saluran sentral dengan akibat bahwa
beberapa anggota dapat memperoleh lebih banyak
informasi dari pada anggota-anggota lainnya.
Telah banyak sekali penelitian dilakukan untuk
mengetahui jaringan manakah yang terbaik. Criteria
yang dipergunakan untuk menetukan ini termasuk
efisiensi dengan mana masalah tertentu sipecahkan
atau tugas diselesaikan dak kepiasan yang diperoleh
individu-individu
yang
berpartisipasi
dalam
kelompok.
Penelitian
menunjukkan
bahwa
dalam
kenyataan tidak ada suatu jenis jaringan yang
terbaik. Agaknya tiap jaringan mempunyai kebaikan
dan kelemahan tertentu. Jaringan-jaringan yang
disentralisasikan seperti jaringan roda dan jaringan
rantai adalah lebih efisiensi untuk memecahkan
masalah-masalah yang sederhana; jaringan-jaringan
tersebut lebih cermat dan memerlukan sedikit waktu
untuk mendapatkan suatu pemecahan. Jaringanjaringan yang didesentralisasikan seperti jaringan
lingkaran dan jaringan semua saluran mampu
menangani masalah-masalah yang kompleks dan
tidak tersusun yang menuntut banyak kreatifitas dan
pembicaraan dan dimana waktu tidak gawat.
Kepuasan anggota cenderung menjadi paling besar
dalam jaringan-jaringan ini karena lebih banayk
individu mempunyai perasaan partisipasi.
Berdasarkan penemuan-penemuan demikian,
tampak bahwa jaringan yang sesuai untuk suatu
130

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

organisasi atau kelompok sebagian besar tergantung


kepada hakikat tugas-tugas yang diselesaikan dan
tingkat pada mana pegawai-pegawai terlibat dalam
kepuasan dan produktifitas. Apabila diinginkan
kepuasan, maka jaringan lingkaran atau jaringan
semua saluran yang sesuai. Untuk mudahnya, tugastugas rutin, jaringan roda atau jaringan rantai adalah
yang baik. Untuk tugas-tugas yang sulit, yang
menuntut fleksibilitas atau kreatifitas, jaringan
lingkaran atau jaringan semua-saluran adalah yang
paling berguna.
Atudi-atudi ini juga menunjukkan bahwa
individu-individu yang mempunyai posisi-posisi
tertentu yang mungkin peka informasi dapat
menjadi lebih berpengaruh dari pada yang
dipertimbangkan oleh nama-nama mereka. Misalnya,
posisi-posisi staf seperti asisten mungkin mempunyai
otoritas formal kecil, meskipun demikian mereka
mungkin mempunyai pengaruh yang besar karena
pengawasan mereka atas informasi yang diperlukan
oleh pengambil keputusan.
C. Jaring Komunikasi Andrew F. Sikula
Pola-pola atau jaringan-jaringan komunikasi formal
telah diteliti secara mendalam.Suatu pesan dapat
disampaikan dari seseorang kepada orang lainmelalui salah
satu dari beberapa pola atau saluran komunikasi alternative
yang masuk akal. Dengan sendirinya, beberapa sistem ini
kurang efisien dari pada sisrem-sistem yang lain, dan
sesungguhnya, suatu metode demikian ternyata optimal.
Studi pola-pola komunikasi telah dilakukan dalam usaha
untuk menemukan cara yang terbaik untuk mengadakan
komunikasi.Sesungguhnya tidak ada suatu cara yang
131

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

secara universal paling baik untuk mengadakan komunikasi


organisasi, karena informasi dan data disampaikan untuk
bermacam-macam tujuan. Cara menyampaikan pesan yang
paling efektif tergantung kepada factor-faktor situasi
seperti kecepatan, kecermatan, biaya, dan pembatasan
waktu. Meskipun demikian, suatu analisis jaringan
komunikasi membantu menetukan pola-pola mana yang
tercepat, paling cermat, paling fleksibel, dan sebagainya.
1. Jaringan komunikasi
Jaringan-jaringan
komunikasi
biasanya
ditentukan cirri-cirinya sesuai dengan susunan
komponennya, pola-pola seperti lingkaran, rantai,
roda, semua saluran, bintang, dan pyramid, telah
ditentukan cirri-cirinya, digolongkan, dan diteliti.
Misalnya, gambar berikut melukiskan model atau
antar-hubungan komponen dari jaringan-jaringan
komunikasi lingkaran, ramntai, roda, dan semua
saluran.

2. Keterlibatan Jaringan Komunikasi


Ada hubungan yang diragukan mengenai apa,
apabila
sesuatu,
analisis
demikian
dapat
menyumbang kepada pemecahan masalah-masalah
komunikasi organisasi. Percobaan-percobaan jenis ini
dapat memisahkan suatu variable khusus untuk
menunjukkan
pengaruhnya
terhadap
komunikasi.Akan tetapi karena organisasi yang
sesungguhnya
tidak
pernah
meniru
kondisi
laboratorium, maka kesimpulan-kesimpulan dari
percobaan-percobaan demikian tidak dapat langsung
berlaku untuk menjalankan organisasi. Nilai utama
132

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

percobaan ini adalah menunjukkan pengaruh


potensial
dari
setiap
variable
atau
factor.
Sesungguhnya ada kesenderungan alamiah bagi
kelompok untuk memecahkan masalah-masalah
komunikasi
yang
seefisien-efisiennya
(artinya
dengan sedikit pengeluaran dan usaha seperti yang
diperlukan). Filsafat ini mengakibatkan penggunaan
banyak pola komunikasi organisasi yang dapat
disesuaikan dan selalu berubah. Bahkan ada suatu
penelitian
yang
dapat
menyarankan
bahwa
kesanggupan menyesuaikan diri kelompok dalam
jangka panjang dapat mengakibatkan produktivitas
organisasi yang banyak sekali persamaannya, tidak
pandang
pembatasan-pembatasan
jaringan
.
kekurangan studi penelitian jaringan komunikasi
adalah bahwa peneliti itu menganggap bahwa hanya
ada sistem informasi rangkaian komando formal.
Dengan sendirinya suatu komunikasi grapevine
informal sesungguhnya juga bekerja pada tingjkattingkat organisasi kelompok kecil individual dan
struktur perusahaan cara keseluruhan.
D. Jaring Komunikasi Harold Koontz, Cyril O`Donnell,
dan Heinz Weihrich
Selama 20 tahun yang telah lalu banyak sekali
penelitian tentang jaringan-jaringan komunikasi dilakukan
dalam kelompok-kelompok kecil. Suatu jaringan adalah
suatu
situasi
tersusun
dalam
mana
orang-orang
menyampaikan informasi dalam suatu pola tertentu.
E. Jaring Komunikasi Arun Monappa dan Mirza S.
Saiyadain
Apabila kita mengamati pola-pola komunikasi dalam
sejumlah organisasi, atau dalam organisasi yang sama
133

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

pada waktu-waktu yang berlainan, maka kita akan


menemukan bahwa pola-pola komunikasi tersebut disusun
sekitar hubungan kerja. Pola-pola ini disebut jaringanjaringan. Jaringan-jaringan komunikasi merupakan aspekaspek structural dari kelompok pekerjaan. Jaringan-jaringan
ini menunjukkan kepada kita bagaimana kelompokkelompok itu saling tergantung dan bagaimana hubungan
kerja di antara anggota-anggotanya. Jaringan-jaringan
komuniksi
juga
menunjukkan
pemeliharaan
umum
organisasi, hubungan atasan-bawahan, dan sampai suatu
tingkat, kepuasan para pegawai.

134

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB VIII
JURNALISTIK KONTEMPORER
A. Dalam Pusaran Jurnalistik
Jurnalisme seringkali disebut 53 literature in a hurry.
Hal ini dikarenakan jurnalistik membutuhkan kecepatan.
Para pembaca tidak akan pernah berfikir bahwa kumpulan
berita yang ada di dalam surat kabar, sesungguhnya
merupakan akumulasi dari proses panjang, melelahkan,
yang tidak jarang bahkan mempertaruhkan nyawa sang
wartawan. Sebagai bagian dari tahapan disiplin ilmu
komunikasi
(Jurnalistik,
Publisistik,
dan
Retorik)
sebagaimana yang telah penulis bahas pada bab
sebelumnya, pembahasan menyeluruh pusaran jurnalistik
dan kiprahnya membentuk sejarah dunia tidak dapat
disangkal lagi menempati urutan wakhid. Setidaknya salah
seorang wartawan senior pernah berkata; Jika anda ingin
eksisting jadilah pembalap, jika anda ingin kaya jadilah
Bankir, tapi jika anda ingin duduk di antara orang-orang
yang membuat sejarah, jadilah wartawan 54 sebuah
ungkapan menggetarkan yang layak direnungkan para
wartawan, bahwa mereka bukanlah kuli tinta tapi pembuat
sejarah yang tidak harus manut pada redaksi seperti
kerbau yang sedang dicocok hidungnya.
Pendaran sejarah Pers Indonesia mengalami masa
yang bisa disebut pasang surut. Beberapa hari setelah teks
proklamasi dibacakan Bung Karno, dari kota sampai ke
pelosok telah terjadi perebutan kekuasaan dalam berbagai
bidang, termasuk pers. Yang direbut terutama adalah
53

Arpan, Floyd G, edited By Ethel M Leeper, Toward Better


Communications, dalam Rochady, 1970, Wartawan Pembina Masyarakat,
Suatu Pedoman Kerja Wartawan Berlandaskan Teori Tanggung Jawab,
Bandung, Bina Cipta, hal; 67
54
Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma Ningrat, Jurnalistik
Teori dan Praktek, Bandung Remaja Rosda Karya, halaman tak terlacak.

135

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

peralatan percetakan. Perebutan kekuasan semacam ini


telah terjadi di perusahaan koran milik Jepang yakni Soeara
Asia (Surabaya), Tjahaja (Bandung) dan Sinar Baroe
(Semarang). Dan pada tanggal 19 Agustus 1945, 2605
koran-koran tersebut telah terbit dengan mengutamakan
berita sekitar Indonesia Merdeka. Dalam koran-koran Siaran
Istimewa itu telah dimuat secara mencolok teks proklamasi.
Kemudian beberapa berita penting seperti "Maklumat
Kepada Seluruh Rakyat Indonesia", "Republik Indonesia
Sudah Berdiri", "Pernyataan Indonesia Merdeka", "Kata
Pembukaan Undang-Undang Dasar", dan lagu "Indonesia
Raya".
Di bulan September sampai akhir tahun 1945,
kondisi pers RI semakin kuat, yang ditandai oleh mulai
beredarnya Soeara Merdeka (Bandung) dan Berita
Indonesia (Jakarta), Merdeka, Independent, Indonesian
News Bulletin, Warta Indonesia, dan The Voice of Free
Indonesia. Di masa itulah koran dipakai alat untuk
mempropagandakan kemerdekaan Indonesia. Sekalipun
masih mendapat ancaman dari tentara Jepang, namun
dengan penuh keberanian mereka tetap menjalankan
tugasnya. Dalam masa klas pertama di tahun 1947, pers
kita terbagi dua. Golongan pertama tetap bertugas di kota
yang diduduki Belanda. Dan golongan kedua telah
mengungsi ke pedalaman yang dikuasai RI. Sekalipun aktif
di wilayah musuh, yang selalu dibayangi ancaman
pemberedelan dan bersaing dengan koran Belanda,
golongan pertama tetap menerbitkan koran yang berhaluan
Republikein. Yang terkenal di masa itu antara lain Merdeka,
Waspada, dan Mimbar Umum. Demikian pula yang
bergerilya ke pedalaman, dengan peralatan dan bahan
seadanya, koran mereka senantiasa menjaga agar jiwa
revolusi tetap menyala. Di masa itu telah beredar koran
136

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kaum gerilya, yakni Suara Rakjat, Api Rakjat, Patriot,


Penghela Rakjat, dan Menara. Koran-koran ini dicetak di
atas kertas merang atau stensil dengan perwajahan yang
sangat sederhana.
Sesudah
proklamasi,
memang
jauh
berbeda
dibanding di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Di masa
itu orang enggan membaca koran, lantaran beritanya
melulu untuk kepentingan penguasa. Sedang pada masa
kemerdekaan, koran apa saja selalu menjadi rebutan
masyarakat. Sehari setelah beberapa koran mengabarkan
berita tentang pembacaan teks proklamasi, maka hari-hari
berikutnya masyarakat mulai memburunya. Mereka
tampaknya tidak mau ketinggalan barang seharipun dalam
mengikuti berita perkembangan negaranya yang baru
merdeka itu. Minat baca semakin meningkat dan orang
mulai sadar akan kebutuhannya terhadap media massa.
Suasana seperti ini tentunya berdampak positif bagi para
pengelola media masa di masa itu. Usaha penerbitan koran
pun mulai marak kembali, yang konon diramaikan oleh
irama gemercaknya suara alat cetak intertype atau mesin
roneo. Sementara itu para kuli tinta yang sibuk kian kemari
memburu berita, semakin banyak jumlahnya. Untuk
menertibkan dan mempersatukan mereka, pada tahun
1946 atas inisiatif para wartawan telah dilangsungkan
kongres di Solo. Dalam kongres itu telah dibentuk
persatuan wartawan dan Mr. Sumanang, ditunjuk sebagai
ketuanya.
Tercatat beberapa peristiwa penting dalam sejarah
pers di masa revolusi yakni di tahun yang sama telah
didirikan Sari Pers di Jakarta oleh Pak Sastro dan kantor
berita Antara dibuka kembali, setelah selama tiga tahun
dibekukan Jepang. Kantor Sari Pers setiap hari mencetak

137

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

ratusan koran stensilan yang memuat berbagai berita


penting dari seluruh tanah air.
Mengikuti berita surat kabar di masa itu, memang
mengasyikkan dan sekaligus mendebarkan. Dari hari ke
hari beritanya silih berganti, dari pertempuran dan
perundingan, sampai pembangunan serta kabar berita
yang penuh suka dan duka. Seperti berita di tahun 1945.
Indonesia Merdeka telah disambut luapan gembira, namun
di bulan November muncul berita duka, yakni tentara
Inggris telah membantai ribuan rakyat dan para pejuang
kita serta membumihanguskan kota Surabaya. Di tahun
1946 rakyat kita telah memperingati hari proklamasi
dengan sangat meriah sebanyak dua kali, yakni pada
tanggal 17 Februari, ketika Indonesia Merdeka baru
berumur setengah tahun dan tanggal 17 Agustus. Tahun
1946 ditutup dengan munculnya berita musibah yang
memenuhi halaman-halaman koran, yakni pembunuhan
40.000 rakyat Sulsel oleh Gerombolan Westerling pada
tanggal 11 Desember. Tindakan kejam ini dilakukan pihak
Belanda untuk melancarkan jalan menuju terbentuknya
negara boneka Indonesia Timur.
Berita yang menggembirakan tahun 1948 adalah
diselenggarakannya Pesta Pekan Olahraga Nasional
pertama di Solo secara meriah pada tanggal 9 September.
Namun berita-berita PON itu tiba-tiba sirna oleh terjadinya
Peristiwa Madiun pada tanggal 18 September di kota yang
sama. Memasuki tahun 1948 situasi dan kondisi negara RI
memang mulai diwarnai oleh suasana perpecahan. Di masa
itu semakin terasa ada dua golongan yang saling
bertentangan yakni golongan kanan (Front Nasional) dan
golongan ekstrem kiri (komunis) yang disebut FDR (Front
Demokrasi Rakyat). Puncak konflik ini ditandai oleh
meletusnya pemberontakan Peristiwa Madiun yang
138

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

didalangi oleh PKI Muso. Peristiwa ini sempat mengguncang


pemerintah. Betapa tidak, sementara rakyat kita sedang
sibuk menghadapi agresi Belanda, tiba-tiba PKI menusuk
dari belakang. Pidato Presiden Soekarno yang berbunyi:
"Pilih Soekarno-Hatta atau Muso dengan PKI-nya" sempat
menjadi berita utama dalam setiap koran. Di masa penuh
konflik inilah untuk pertama kalinya terjadi pemberedelan
koran dalam sejarah pers RI. Tercatat beberapa koran dari
pihak FDR seperti Patriot, Buruh, dan Suara Ibu Kota telah
dibreidel pemerintah. Sebaliknya, pihak FDR membalas
dengan membungkam koran Api Rakjat yang menyuarakan
kepentingan Front Nasional. Sementara itu fihak militer pun
telah memberedel Suara Rakjat dengan alasan terlalu
banyak mengeritik pihaknya.
Pada tahun 1946, pihak pemerintah mulai merintis
hubungan dengan pers. Di masa itu telah disusun
peraturan yang tercantum dalam Dewan Pertahanan
Negara Nomor 11 Tahun 1946 yang mengatur soal
percetakan, pengumuman, dan penerbitan. Kemudian
diadakan juga beberapa perubahan aturan yang tercantum
dalam Wetboek van Strafrecht (UU bikinan Belanda),
seperti drukpersreglement tahun 1856, persbreidel
ordonnantie 1931 yang mengatur tentang kejahatan dari
pers, penghinaan, hasutan, pemberitaan bohong dan
sebagainya. Namun upaya ini pelaksanaannya tertunda
karena invasi dari pihak Belanda. Barulah setelah Indonesia
memperoleh kedaulatannya di tahun 1949, pembenahan
dalam bidang pers dilanjutkan kembali. Di saat itu telah
terjadi peristiwa bersatunya kembali golongan insan pers
yang bergerak di kota yang dikuasai Belanda dengan
golongan yang bergerak di daerah gerilya. Hubungan itu
meliputi
soal
perundang-undangan,
kebijaksanaan

139

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

pemerintah terhadap kepentingan pers dalam hal aspek


sosial ekonomi maupun aspek politisnya.
Dalam UUD pasal 19 contohnya, telah dicantumkan
kalimat, setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai
dan mengeluarkan pendapat. Pelaksanaan UUD pasal 19
tersebut telah diusulkan dalam sidang Komite Nasional
Pusat Pleno VI Yogya tanggal 7 Desember 1949 yang
intinya, Pemerintah RI agar memperjuangkan pelaksanaan
kebebasan pers yang mencakup memberi perlindungan
kepada pers nasional, memberi fasilitas yang dibutuhkan
perusahaan surat kabar, dan mengakui kantor berita
Antara sebagai kantor berita nasional yang patut
memperoleh fasilitas dan perlindungan.
Usulan di atas kemudian dijawab. Pemerintah RI
sudah mulai merencanakan segala peraturan mengenai
pers dan berupaya sekerasnya untuk melaksanakan hak
asasi demokrasi. Hubungan antara pemerintah dan pers
lebih dipererat dengan cara membentuk Panitia Pers pada
tanggal 15 Maret 1950, penambahan halaman koran,
persediaan kertas dan bahan-bahan yang diperlukan, tanpa
ada ikatan apapun yang mengurangi kemerdekaan pers.
Untuk meningkatkan nilai dan mutu jurnalistik, maka para
wartawan diberi kesempatan untuk memperdalam ilmunya.
Dan diupayakan pula agar kedudukan kantor berita Antara
lebih terasa sebagai mitra dari para pengelola surat kabar.
Upaya di atas telah memungkinkan terciptanya iklim
pers yang tertib dan menguntungkan semua pihak. Jumlah
perusahaan koran pun dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Buktinya dalam kurun waktu empat tahun
sesudah 1949, jumlah surat kabar berbahasa Indonesia,
Belanda, dan Cina naik, dari 70 menjadi 101 buah.
Sekalipun demikian bukan berarti mutu jurnalistiknya ikut

140

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

meningkat. Untuk itu, Ruslan Abdulgani dalam tulisannya 55


telah menulis sebagai berikut, "Mempertinggi mutu
journalistiek pada umumnja harus diartikan mempertinggi
kwaliteit apa jang ditulis: hal ini dapat ditjapai bila
wartawan berkesempatan tjukup memperlengkapi dirinja
dengan pengetahuan tentang keadaan jang hendak ditulis,
dan pelbagai ilmu pengetahuan seperti ilmu politik,
sociologie,
ekomomi,
psychologie,
sedjarah
dan
ketatanegaraan"
Di masa kekuasaan Orde Baru, Indonesia mengalami
sejarah kelam. Setidaknya pemberedelan pers perlu juga
dimaknai sebagai pemberangusan kebebsan berbicara,
bukan hanya pelarangan terbit sebuah perusahaan pers.
Pembredelan koran Indonesia Raya yang dipimpin
Mochtar Lubis menandai kembalinya masa kelam pers
Indonesia. Pada tahun 1994 beberapa media lain juga
mengalami nasib yang sama, yaitu berakhir dengan
pemberedelan. Beberapa media tersebut antara lain;
majalah Detak, DeTIK.com, Tempo, dan Editor, Kompas,
dll56.
Di era ini, pers dijinakkan dengan sejumlah peraturan
yang membuat insan pers tak mampu banyak bergerak.
Sedikit kritis saja, pers akan dibungkam dengan dalih
stabilitas politik untuk pelaksanaan pembangunan yang
jauh panggang dari jargin kebebsan pers yang
dikampanyekan pada masa awal Orde Baru. Kebebasan
pers hanya berlangsung seumur jagung, pemerintah Orde
Baru yang bertangan besi kembali merampok kebebasan
pers karena merasa gerah dengan
pemberitaanpemberitaan yang diusung insan pers ketika itu.
55

Ruslan Abdulgani, Pers Nasional dan Funksi Sosialnya, majalah


Merdeka, Agustus 1952
56
Ignatius Haryanto, Indonesia raya Dibredel, LKiS, Jogjakarta, 2006,
hal; 98

141

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Di era ini, Indonesia Raya tampil sebagai surat kabar


yang secara tegas menyatakan berhubungan secara
diametral dengan pemerintah. Penyajian beritanya sering
tanpa tedeng aling-aling. Kritik-kritiknya yang tajam dan
menusuk telah mampu membawa pembaca larut dalam
daya perlawanan yang hebat.
Indonesia Raya tepat berada pada posisi tengah
antara penguasa dan rakyat. Ia dengan lantang
menyuarakan ketidakberesan kebijakan penguasa dan
menyajikan realitas sosial-ekonomi yang terjadi di
masyarakat akar rumput.
Dengan bahasa yang emotif, Indonesia Raya seolah
mampu menghipnotis pembacanya untuk menentang
segala penyelewengan serta ketidakbenaran. Apalagi
pimpinan perusahannya, Mochtar Lubis, memang dikenal
sebagai tokoh yang sangat kritis. Kekritisan itu pula yang
membawa Mochtar Lubis ke pintu penjara untuk kedua
kalinya. Saat ia dipenjara, Indonesia Raya pun sempat
vakum.
Menjadi surat kabar yang berada di garda terdepan
untuk menentang langkah-langkah penguasa tentu saja
tidak mudah. Jauh lebih mudah bila media massa bermanismanis muka di hadapan penguasa. Selain akan aman, ia
juga akan menerima asupan gizi yang cukup.
Jika memilih jalan untuk berhadap-hadapan dengan
penguasa, tentu ada sekian konsekuensi yang harus
ditanggung. Sebab, penguasa pasti akan gerah akibat
kekritisan media massa. Watak penguasa selalu saja tidak
rela kekuasaannya dirongrong oleh siapa pun. Maka, ketika
Orde Baru, berani mengkritisi pemerintah berarti
mengibarkan bendera perang terhadap otoritarianisme
penguasa yang disokong militer.

142

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Sepak-terjang Indonesia Raya berakhir setelah


meletus peristiwa Malari 15 Januari 1974. suatu peristiwa
bergulirnya arus demokratisasi yang dimulai dengan protes
segenap massa rakyat terhadap kedatangan modal asing,
terutama dari Jepang. Penguasa ketika itu, dengan ideologi
pembangunanisme-nya, memang menjadikan investasi
asing sebagai dewa.
Gelombang protes itu kian menguat karena disokong
pemberitaan media massa yang tak kalah garangnya. Dan,
kekritisan yang diusung Indonesia Raya ketika itu lagi-lagi
berbuah pahit. Tepat tanggal 22 Januari 1974, surat izin
terbit (SIT) koran ini dicabut oleh Departemen Penerangan.
Pembredelan yang terakhir ini membuat Indonesia Raya
benar-benar tak berkutik dan tak mampu hidup lagi. Nama
Indonesia Raya pun dengan penuh kesedihan menjadi batu
nisan kebebasan pers.

Seperti halnya masa sebelumnya, era reformasi ditandai dengan


kebebsan berdemokrasi termasuk juga kebebsan pers. Di era ini
koran tumbuh luar biasa bahkan pada satu titik mencapai 2.000
penerbitan. Pada tahun 2005 penerbitan yang tersisa tinggal 800
koran atau hanya 30 persen yang sehat secara bisnis. Kematian pers
sesunguhnya lebih banyak dikarenakan hara-kiri lantaran kurang
modal dan tak mampu mengelola SDM.
B. Strategi Penulisan Berita
Sejak kemunculan surat kabar pada awal abad 15 57
hingga sekarang telah banyak berkembang tekhnik-tehknik
untuk meneguhkan ornament kecepatan tadi. Walaupun
disatu sisi tekhnik jurnalistik yang ada dimaksudkan
57

Pelopor media untuk pertama kali adalah Johann Gutenberg yang


mencetak informasi untuk pertama kali sehingga melahirkan komunikasi
massa. Inilah peristiwa yang mengubah wajah eropa pada abad 15. Lih;
Bradley Duane, 1971, The Newspaper: Its Place In A Democracy, New
York: Pyramid Communication Inc., p; 143

143

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

semacam itu, akan tetapi disisi lain tidak satu-pun surat


kabar yang mempunyai kesamaan dalam tekhnik penulisan
beritanya.
Model
penulisan
berita
sesungguhnya
lebih
dipengaruhi oleh visi-misi dari surat kabar yang
bersangkutan dan target konsumen yang sudah ditetapkan.
Sedangkan kesamaan dalam tekhnik penulisan berita antar
surat kabar hanya terletak pada pola yang selalu
menggunkan model piramida terbalik:

144

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Gambar. 5
Piramida Terbalik
Alinea Pertama
Lead
5W + 1 H
Alinea 2detailing
Gambar di atas menunjukkan bahwa setiap berita
selalu diawali dengan ringkasan atau klimaks dalam alinea
pembukanya, kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam
alinea berikutnya dengan memberikan rincian cerita secara
kronologis atau dalam urutan yang semakin menurun daya
tariknya. Alinea berikutnya yang memuat rincian
dinamakan tubuh berita. Sedangkan alinea pertama yang
memuat ringkasan disebut teras berita atau lead.
Ada alasan khusus mengapa pola berita berbentuk
piramida 58terbalik. Pertama hal itu relevan dengan naluri
manusia dalam menyampaikan berita, yaitu agar berita
dengan cepat dapat ditangkap. Kedua, memuaskan rasa
penasaran pembaca dengan segera. Ketiga, memudahkan
redaktur membuat judul berita. Keempat, memungkinkan
bagian tata letak memotong uraian berita dan
menyesuaikannya dengan kolom yang ada.
A. Unsur 5 W + 1 H Dalam Lead
Unsur 5 W + 1 H dalam lead sesungguhnya tidak
sekedar ringkasan , akan tetapi justru merupakan inti
berita. Karena itu takheran jika pemula selalu mengalami
kesulitan dalam membuat lead berita. Seperti halnya
etalase toko bisa memancing para pembeli untuk masuk ke
58

Harahap. Krisna, 1996, Rambu-rambu Disekitar Profesi Wartawan,


Jakarta, Grafitri Budi Utami, hal; 19

145

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dalam toko, dalam kaitan ini lead berita juga harus


menjanjikan pada pembaca kelanjutan dari tulisan
pembuka.
Lead juga berfungsi sebagaimana intro dalam sebuah
musik. Karena itu tidak jarang lead selalu diistilahkan
dengan 59teaser, penggoda, karena pada hakekatnya
bagian awal dari tulisan tak ubahnya seperti penggoda agar
pembaca tertarik untuk terus membaca.
Tugas seorang reporter dalam mengembangkan lead
atau alinea pembuka adalah menyaring unsure-unsur
penting dari catatan-catatan hasil liputannya. Baik pidato,
peristiwa kecelakaan, fenomena alam, atau beberapa hal
lain yang sekiranya menarik bagi pembaca.
Unsur-unsur penting itu dapat dijumpai dalam
jawaban-jawaban terhadap neam pertanyaan pendek yang
terkandung dalam sajak 60Rudyard Kipling:
I have six honest serving-men
(Theyve taught me all I knew)
Their names are What and Where and When
and How and Why and Who.
(Aku punya enam orang pelayan yang jujur.
Mereka telah mengajariku semua yang aku
ketahui. Nama-nama mereka adalah Apa dan
Dimana dan Bilamana dan Bagaimana dan
Mengapa dan Siapa)
59

Widodo, 1997, Tekhnik Wartawan Menulis Berita Di Surat Kabar


Dan Majalah, Suraba, Penerbit Indah, hal; 56
60
Rudyard Kipling adalah seorang Novelis dan Wartawan Inggris
semasa perang dunia I dan juga penerima hadiah Nobel. Ia pernah
tinggal di India 1890 dan menghasilakan beberapa novel yang seting
ceritanya terjadi di India dikutip dari Yu, Frederick T.C, 1981, Get It Rigth,
Get It Tight: The Beginning Reporters Handbook, East West Center,
Institute of Culture And Communication, Honolulu Hawai, p; 247

146

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Rumus 5 W + 1 H di atas merupakan unsur dari


sebuah lead yang lengkap. Tetapi bila hanya sekedar
melihat itu saja belum cukup. Lead yang baik61 antara lain
membutuhkan selektivitas, yaitu penentuan tentang unsur
apa saja yang penting.
Untuk mempermudah pemahaman di atas marilah kita
ambil contoh peristiwa ledakan bom (Apa) yang terjadi di
sebuah tempat hiburan (Bagaimana) di Legian Kuta Bali
(Dimana) oleh Teroris (Siapa) yang membenci orang-orang
asing terutama Amerika dan Australia (Mengapa) pada
Malam hari (Bilamana) tatkala tempat hiburan itu
dikunjungi banyak turis dan menewaskan sedikitnya 200
pengunjung (Siapa). Bagaimana menyusun Lead berita ini
berdasarkan unsure-unsurnya yang paling penting.
Unsur-unsur berita yang manapun di antara enam itu
dapat dijadikan batu loncatan untuk menggerakkannya
menjadi sebuah beirta. 62Kata-kata pembuka berita bias
memilih w atau mana saja yang diinginkan, misalnya
dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: What
(apa yang terjadi?) Who (Siapa yang terlibat?) When
(Bilamana Terjadi?) Where (Dimana terjadinya?) How
(Bagaimana terjadinya?) atau Why (Mengapa bias terjadi?)
Pernyataan di atas sesungguhnya telah menegaskan
bahwa tidak ada formula apapun yang bisa menjamin
terciptanya
lead
yang
bagus.
Wartawan
yang
61

Weinberg, Steve, 1996, The Reporters Handbook: An Investigators


Guide To Document And Techniques, New York, ST Marthins Press, p; 78
62
semasa diperkenalkan Kipling penulisan berita cukup memuat
unsure 5 W + 1 H, namun kini unsure tersebut tidak cukup, perlu ada
tambahan unsure so What yaitu, hal-hal yang terkait dengan kedalaman
implikasi suatu peristiwa. Hal ini dilakukan sebab biasanya suatu
peristiwa tidak berdiri sendiri. Ia acapkali memiliki hubungan dengan
peristiwa lainnya atau berhubungan dengan perkembangan yang
menjadi perhatian masyarakat. Lih; Charnley, Mitchell, 1975, Reporting,
Third Edition, Holt, Rinehart and Winston, New York, p; 97

147

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berpengalaman akan dapat merasakan lead yang bagus


ketika ia menemukannya. Ia akan menyusunnya dan
menggosokkanya dengan hati-hati di dalam pikirannya
sebelum ia menuliskannya di dalam komputer.
Jika sang wartawan tidak puas dengan hasil tulisannya,
biasanya dia akan menghapus dan mencoba untuk menulis
kembali. Hal ini dilakukan karena dia mengetahui bahwa
sekali dia dapat membuat lead yanag bagus selebihnya
akan bercerita sendiri.
Dengan indra keenamnya yang terlatih, biasanya sang
wartawan dapat merasakan irama, kegaringan, cantelan
berita dan dampak dramatik dalam lead yang bagus dan
kuat. Sang wartawan telah belajar bagaimana 63mengambil
jarak
dari
suatu
kisah
berita
agar
ia
dapat
mengkristalisasikan dalam pikirannya tentang pentingnya
berita itu dan arti berita tersebut, dan bagaimana caranya
menyampaikan unsur-unsur itu kepada para pembaca
dengan jelas dan menarik.
Jika uraian di atas dirasakan terlalu umum dan tidak
dapat diterapkan dalam praktik, ambilah surat kabar
mananapun dan bacalah leadnya yang berbeda-beda itu:
mungkin leadnya sendiri tidak dapat menjelaskan mengapa
berbeda-beda, tetapi kita dapat merasakan nya mana
lead yang lebih bagus dan menarik dibanding lead-lead
lainya.

63

Dalam kaitan ini dunia wartawan tidak ubahnya seperti dunia


penelitian yang bertujuan untuk mencapai obyektifitas. Hal ini bisa
dimunculkan ketika sebuah penelitian dilakukan lepas dari campur
tangan manusia atau peneliti mengambil jarak dengan obyek penelitian.
Bukti-bukti ditemukan bukan disebakan nilainya yang relevan dengan
frame peneliti. Juga tidak dikumpulkan berdasarkan pesanan
penyandang dana atau keterbatasan pustaka. Akan tetapi bukti-bukti itu
mengalir dan muncul secara tiba-tiba. Lih; Joel M Charon. 1998. Symbolic
Interactionism: An Introduction, an interpretation, an integration. Edisi
ke-6. Upper Saddle River, N. J.: Prentice Hall, hal; 10

148

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

B. Lead Kontemporer
Tidak ada satu formulasi untuk menjamin lead yang
menarik, akan tetapi disisi lain ada satu cara yang bisa
dilakukan, yaitu dengan membubuhkan punch pasca
penjabaran 5 W + 1 H (Lih gambar piramida terbalik di
atas) inilah yang secara akumulatif saya istilahkan dengan
lead kontemporer.
Secara leksikal punch berarti menonjok, dalam
konteks penulisan lead kata ini berarti menjadikan
pembaca serasa ditonjok. Pembaca menjadi terperangah,
kaget, sehingga timbul empatinya. Untuk menuju pada
kondisi
yang
demikian,
wartawan
dituntut
untuk
menggunakan kalimat sederhana tetapi mengena. Dengan
demikian maka lead dan seluruh isi berita akan dapat
berbicara.
Jika hal ini dapat dilakukan, maka pembaca tidak lagi
merasa sedang membaca berita, akan tetapi lebih dari itu
dia akan merasa mendengar cerita sang wartawan.
Seorang redaktur sebuah surat kabar di Amerika
Serikat selalu memanggil reporternya untuk membacakan
berita-berita yang ditulis. Bila ia tidak puas dengan model
tulisan yang dibuat sang reporter dia selalu berteriak
dengan kata-katanya yang khas; Let me see I dont see
any thing64.
Kalimat ini sesungguhnya dimaksudkan bahwa suatu
berita yang menarik adalah berita yang mampu
menghadirkan peristiwa dalam benak pembaca. Karena itu
salah satu ahli media Jerman pernah mengatakan, bahwa
berita sesungguhnya bukanlah refleksi dari realitas,
melainkan adalah realitas yang dikonstruksi. Atau lebih
tepatnya miniature peristiwa.
64

Ullman, John, 1995, Investigative Reporting, Advance Metods And


Techniques, New York, St Marthins, p; 89

149

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Untuk bisa menguji apakah sebuah lead berita itu


berbicara, maka cara yang paling simple adalah dengan
cara membaca keras-keras. Bila kita membacanya dengan
terengah-engah maka berarti lead itu terlalu panjang.
Di dalam 10 pedoman penulisan berita yang dibuat
PWI ditegaskan, bahwa lead yang ideal hanya terdiri dari 30
45 kata. Sebab orang cenderung akan lebih mengerti dan
cepat menagkap kalimat pernyataan yang pendek dan
sederhana65. Makin sederhana sebuah kalimat makin baik.
Untuk itu, agar lead bisa pendek dan sederhana, para
wartawan dianjurkan untuk tidak memulai kalimat lead
dengan kalimat keterangan atau anak kalimat. Yang harus
ditampilkan adalah pokok berita terpenting
Untuk memudahkan pemahaman anda berikut saya
sajikan dalam contoh di bawah ini:
Memang terbuka kemungkinan bahwa banyak
perguruan tinggi swasta (PTS) didirikan para pejabat
sebagai cantolan hari tua mereka. Tetapi, untuk dijadikan
lading bisnis, PTS yang didirikan itu relative tidak ekonomis
disbanding dengan sector lain karena perputaran modalnya
relative lambat. Kalangan PTS berkeyakinan, motif utama
adanya pejabat yang terjun dibidang PTS bukanlah untuk
mencari keuntungan, melainkan karena idialisme dan
minat mereka terhadap dunia pendidikan tinggi yang masih
terbatas jumlahnya.
Demikian inti pendapat D Khumarga SH. Rektor
Universita Tarumanegara, Prof. Toby Mutis, Rektor
Universitas Tri Sakti dan Dr. Bukhori Rektor Universita
65

Sepuluh pedoman Penuliusan yang ditetapkan PWI meliputi;


sepuluh pedoman penulisan tentang hokum, sepuluh pedoman penulisan
bidang agama, sepuluh pedoman penulisan tengtang koperasi, sepuluh
pedoman penulisan teng pertanian dan perburuhan, sepuluh pedoman
tentang penulisan Dewan Perwakilan Rakyat, sepuluh pedoman
penulisan tentang teras berita, dan sepuluh pedoman pemakaian bahasa
dalam pers

150

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Muhammadiyah Jakarta yang dihubungi secara terpisah


kamis kemarin.
Bandingkan lead di atas dengan lead di bawah ini
setelah mengalami perubahan.
Tiga pimpinan perguruan tinggi swasta (PTS)
berpendapat, PTS tidak menguntungkan dijadikan lading
bisnis. Dibandingkan dengan usaha lain, perputaran modal
PTS relative lambat, mereka menegaskan, kalau ada
pejabat terjun ke dalam PTS. Motifnya minat dan kecintaan,
bukan keuntungan.
Ketiga pimpinan PTS itu adalah Rektor Universita
Tarumanegara D Khumarga SH, Rektor Universitas Tri Sakti
Prof. Toby Mutis, Rektor Universita Muhammadiyah Jakarta
Dr. Bukhori. Mereka dihubungi secara terpisah Kamis
kemarin.
Namun demikian, para wartawan biasanya akan
mengalami kesulitan bila harus memasukkan 5 W + 1 H
secara keseluruhan, karena itu para redaktur biasanya
menyiasatinya agar menempatkan kalimat bagaimana dan
mengapa pada alinea ke dua.
C. Macam-macam Lead
Secara garis besar lead dapat dibedakan menjadi
tiga bagian66. Pertama lead 5 W + 1 H. Kedua, lead
Retorika (Retorica Devices). Ketiga lead stilistik (Novelty
Devices).
1. Lead 5 W 1 H
Adalah lead yang memanfaatkan unsur penting
berita yang biasa diistilahkan dengan 5 W 1 H. para
wartawan dipersilahkan untuk menggunakan salah satu
dari unsur tersebut. Apakah akan memulai dari What,
66

Romli Asep Samsul M, 2003, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula,


Bandung, Remaja Rosda Karya, hal; 70

151

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Where, When, Who, Why, atau How. Untuk lebih jelasnya


lihat contoh di bawah ini.
Lead What. Penagkapan telah dilakukan atas AS alias Vijay
(29) oleh jajaran Reskrim Polsektif Cimahi, Selasa (21/10).
Warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif
Cimahi, yang mengaku wartawan itu ditangkap dirumahnya
karena kedapatan membawa paket daun ganja untuk
diperdagangkan.
Lead Where. Dirumahnya sendiri di kampong Pojok Selatan,
Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi, AS alias Vijay (29) dibekuk
jajaran Reskrim Polsektif Cimahi, As. Yang mengaku
wartawan ditangkap, Selasa (21/10) karena kedapatan
membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan.
Lead When. Selasa lalu (21/10) AS alias Vijay (29) Warga
kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi,
dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi di rumahnya. AS
yang mengaku wartawan kedapatan membawa paket daun
ganja untuk diperdagangkan.
Lead Why. Karena kedapatan membawa paket daun ganja
untuk diperdagangkan. AS alias Vijay (29) Warga kampong
Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi yang
mengaku wartawan itu, dibekuk jajaran Reskrim Polsektif
Cimahi di rumahnya, Selasa (21/10).
Lead Who. AS alias Vijay (29) Warga kampong Pojok
Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi yang mengaku
wartawan. dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi di
rumahnya, karena kedapatan membawa paket daun ganja
untuk diperdagangkan, Selasa (21/10).
152

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Lead How. Melalui penggeledahan, jajaran Reskrim Polsektif


Cimahi menemukan empat bungkus daun ganja seberat 0,5
Kg lebih dirumah kediaman AS alias Vijay (29) Warga
kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Selasa (21/10)
Tersangfka AS yang mengaku wartawan itu kemudian
digelandang ke kantor polisi.
2. Lead Retorika (Retorica Devices).
Seperti halnya Lead 5 W 1 H, lead retorika sangat
cocok bila digunakan dalam straight news . sementara itu
menurut jenisnya Lead retorika dapat dibedakan menjadi 5
jenis67.
Pertama: Frasa Partisipial
Untuk lebih memudahkan pemahan terhadap jenis
pertama ini, marilah kita melihat contoh kasus AS Alias
Vijay (di atas). Kedapatan membawa paket daun ganjah
untuk diperdagangkan Frasa kedapatan merupakan
frasa partisipial karena bentuk katanya partisipial. Namun
yang perlu diperhatikan lead jenis ini mengandung bahaya
sebab a) penggunaannya yang berlebihan mengingat lead
tipe ini dengan mudah dibuat. b) hasilnya kadang-kadang
berupa
kalimat
yang
menjomplang
ketika
frasa
partisipialnya tidak menerangkan subjek, seperti dalam
kalimat Kedapatan membawa paket daun ganja untuk
diperdagangkan
jajaran
Reskrim
Polsektif
Cimahi
membekuk AS alias Vijay (29) yang mengaku wartawan.
kalimat ini akan membingungkan, siapa sesungguhnya
yang membawa ganja, AS alias Vijay atau jajaran Reskrim.
Kedua: Frasa Infinitif
67

Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma Ningrat, Jurnalistik


Teori dan Praktek, Bandung Remaja Rosda Karya, hal; 134

153

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Untuk menghindari penagkapan karena membawa


paket daun ganja untuk diperdagangkan AS alias Vijay
mengaku wartawan. Tetapi tak urung, jajaran Reskrim
Polsektif Cimahi berhasil membekuk warga kampong Pojok
Selatan, Kel Setiamanah, Selasa (21/10).
Ketiga: Frasa Preposisional
Meskipun mengaku sebagai wartawan untuk
menghindari tangan hokum, AS alias Vijay yang membawa
paket daun ganja untuk diperdagangkan akhirnya dibekuk
jajaran Reskrim Polsektif Cimahi.
Keempat: Anak Kalimat Kata Benda (Noun Clause)
Bahwa daun ganja yang membawa petaka adalah
sesuatu yang dirasakan sendiri oleh AS alias Vijay (29) ia
dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi karena kedapatan
membawa paket daun ganjah untuk diperdagangkan.
warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah yang
mengaku wartawan itu ditangkap dirumahnya, Selasa
(21/10).
Kelima: Anak Kalimat Bersyarat (Conditional Clause)
Karena daun ganja itu barang terlarang, As alias
Vijay (29) yang kedapatan membawa barang haram itu
untuk diperdagangkan, selasa lalu (21/10) dibekuk jajaran
Reskrim Polsektif Cimahi dirumahnya.
Meskipun tidak ada seorang wartawanpun yang
dapat menjelaskan tanpa berfikir tentang perbedaan antara
frasa partisipasial dan frasa infinitive. Definisi tentang itu
tidaklah penting. Apa yang penting adalah sang wartawan
mampu merasakan adanya perbedaan antara susunan
kalimat pembuka yang bagus, yang buruk, dan yang biasabiasa saja.
154

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

3. Lead Stilistik (Novelty Devices)


Seorang wartawan yang professional akan membuat
berita yang ditulisnya tidak terlalu mekanistik. Dalam
artian, berita yang ditulis tidak saja berisi lead-lead
ringkasan yang lugas dan menjemukan. Sebab disatu sisi
ada berita-berita yang memungkinkan untuk diperlukan
sebagai future yaitu, dengan cara diperindah, diperhidup,
bahkan dibuat seperti tulisan-tulisan kreatif yang pada
tingkatan terbaik merupakan bagian dari kesusasteraan 68.
Karena itu seorang wartawan dianjurkan untuk
memperindah berita senyampang hal itu mungkin
dilakukan. Disinilah makna penting dari Lead Stilistik .
karena itu lead jenis ini sangat cocok untuk berita-berita
future .
Seperti lead berita penangkapan AS alias Vijay yang
dijadikan contoh kasus dalam tulisan ini adalah sebuah
miniatur ketiadaan usaha untuk menulis berita secara lebih
hidup.
Daya tarik berita tentang AS tersebut sesungguhnya
tidak terletak pada masalah kejadiannya (penagkapan AS)
melainkan lebih pada sifat penangkapannya (penangkapan
itu akibat membawa daun ganja). Jika ditangani secara
lugas (straight) berita tersebut akan terasa datar, kering,
tidak hidup, dan tidak layak mendapat halaman special di
sebuah surat kabar. Lihat contoh di bawah ini:
Kedapatan membawa paket daun ganja untuk
diperdagangkan seorang yang mengaku wartawan,
AS alias Vijay (29) warga kampong Pojok Selatan, Kel
Setiamanah kota Cimahi, dibekuk jajaran Reskrim
Polres Cimahi. Buya rekan AS, kabur saat digerebek
68

Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media And National Development,


University of Stanford Press, California, p; 98

155

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dan hingga saat ini masih dalam pengejaran


petugas. Ketika tersangka AS digeledah, petugas
mendapatkan empat bungkus daun ganja 0,5 Kg
lebih.
Dengan menggunakan fakta yang sama, reporter
yang kreatif dapat merangsang selera pembaca dan
memikatnya untuk masuk kedalam ceritera yang ditulisnya
dengan menggunkan salah satu kapstok yang lebih
menghidupkan tulisan. Hal ini biasanya datang dari dalam
diri sang wartawan atau karena kebiasaan wartawan
sendiri.
Jenis-jenis Lead Stilistik
berikut ini akan sangat
membantu seorang wartawan pemula sampai pada
akhirnya dia akan terbiasa untuk melakukan.
Lead Menonjok (The Punch Lead)
Lead jenis ini biasa juga disebut dengan cartridge,
capsule, atau austonisher69 karakter lead ini biasanya akan
mengguncang pembaca di baris pertama, dan pembaca
pasti akan buru-buru membaca baris berikutnya. Hal ini
akan terjadi jika sang wartawan memberi pernyataan
pendek dan memikat faktanya. Untuk lebih jelasnya lihat
contoh di bawah ini:
Gara-gara empat paket daun ganja, AS alias Vijay
(29) berurusan dengan polisi. (lead menonjok)
Kapolri menyatakan perang terhadap narkoba (lead
cartridge)
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kurs rupiah
terpuruk ke Rp 10.000 per dolar. (lead astonisher)
69

Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media..Ibid, p; 101

156

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Lead Deskriptif (The Picture/Descriptive Lead)


Penggambaran (deskriptif) yang hidup membuat
suatu peristiwa terasa tampil di depan mata pembaca dan
mampu
memberikan
jiwa
pada
tulisan
ditempat
kejadiannya atau memberikan gambaran penampilan fisik
seseorang atau objek70. Lihat contoh di bawah ini:
Gara-gara membawa empat paket daun ganja, AS alias
Vijay (29) hanya bias mengulurkan kedua tangannya
untuk diborgol ketika ia dibekuk jajaran Reskrim Polres
Cimahi, selasa lalu (21/10). Meskipun ia mengaku sebagai
wartawan.
Pengakuannya
itu
tidak
dapat
menyelamatkannya dari tangan hokum.
Lead Kontras (The Contrast Lead)
Kadang-kadang sebuah peristiwa terdiri dari unsurunsur yang kontras antara situasi sekarang dengan situasi
sebelumnya. Lihat contoh di bawah ini:
Sebelum selasa lalu (21/10) AS alias Vijay (29)
memang dikenal warga sekampungnya sebagai
seorang wartawan. Kini dia hanya seorang tersangka
tindak pidana karena kedapatan membawa paket
daun ganja untuk diperdagangkan.
Lead Bertanya (The Question Lead)
Pertanyaan dalam pembukaan kalimat mempunyai
keuntungan
dapat
membangkitkan
minat,
tetapi
waspadalah untuk tidak menggunakan lead bertanya
secara berlebihanmelainkan hanya jika masalahnya itu
sendiri merupakan pokok berita. Lihat contoh di bawah ini:

70

Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media.Ibid, p; 105

157

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Jika seorang kedapatan membawa empat paket daun


ganja untuk diperjualbelikan, lalu ia ditangkap polisi.,
disebut apa orang itu? Nah, itulah sebutan untuk AS
alias Vijay (29) yang selasa lalu (21/10) dibekuk
jajaran Reskrim Pores Cimahi di rumahnya.
Tersangka AS.
Lead Kutipan (The Quotation Lead)
Penggunaan ucapan-ucapan orang secara tepat, jika
dipilih secara selektif dan dipertahankan terus dalam tubuh
berita, dapat membuat awal kalimat yang hidup untuk
sebuah lead:
Saya
wartawan,
tidak
mungkin
saya
memperjualbelikan ganja kata AS alias Vijay (29) saat
didatangi polisi di rumahnya. Tetapi ketika jajaran
Reskrim Pores Cimahi menggeledeh dan menemukan
empat paket daun ganja yang masing-masing berisi 0,5
Kg, warga Kampung Pojok Selatan Kelurahan Satiamanah
Kotatif Cimahi, tidak bias lagi memungkiri perbuatannya.
Lead Kepenasaran Kumulatif (The Cumulative Interest
Lead)
Adalah lead yang tidak mengemukakan pokok berita
(news pag) dialinea pertama. Lead ini biasanya juga
menggunakan siasat memancing kepenasaran pembaca.
Lead ini juga menyeret pembaca ke dalam berita karena
pembaca merasa penasaran apa yang sebenarnya terjadi 71.
Beberapa berita, terutama berita yang diberi kotak dapat
diulur tanpa memberikan pasak atau inti beritanya sampai
berita tersebut diakhiri. Dalam kebanyakan berita yang
menggunakan lead ini, fakta-fakta sebenarnya biasanya
diberikan di alinea berikut segera setelah alinea lead untuk
menjelaskan kesamarannya. Perhatikan contoh di bawah
ini:
71

Harahap Krisna, 1996, Rambu-rambuOp .cit, hal; 87

158

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Seorang wartawan gadungan nyaris mengecoh


warga kampong pojok selatan kelurahan Satiamanah
kotatif Cimahi. Sudah lama warga percaya saja apa
yang dilakukan As alias Vijay (29) adalah kegiatan yang
berhubungan dengan profesinya sebagai wartawan.
Namun pekan lalu, kesibukan-kesibukan yang
dilakukannya menimbulkan kecurigaan warga setempat.
AS terlihat sering.dsb
Lead Berurutan (The Sequence Lead)
Segi yang paling menarik dalam berita ditulis dalam
gaya yang berurutan. Fakta-faktanya disusun secara
kronologis, untuk menunda klimaks atau kepuasaan
pembaca dalam memenuhi rasa ingin tahunya sampai akhir
berita. Perhatikan contoh di bawah ini:
AS alias Vijay (29) warga kampong pojok Selatan
keluarahan Satiamanah kotatif Cimahi, hari itu merasa
tidak ada orang yang memperhatikan. Ia bersama
rekannya, Buya, menenteng bingkisan besar dan pergi
keluar untuk memenuhi seseorang. Belum beberapa
langkah ia berjalan dua anggota Polsektif Cimahi yang
berpakaian preman menghampirinya..
Lead Parodi (The Parody Lead)
Judul lagu, kata-kata mutiara, peribahasa, judul buku
laris, atau judul film terkenal, frasa-frasa atau ungkapanungkapan yang sedang ngetred dapat dipakai selagi masih
hangat dan belum basi, biasanya dalam bentuk parody,
untuk menghidupkan lead berita. Perhatikan contoh di
bawah ini:
Antara madu dan racun buat Herman (21)
nampaknya lebih menarik racun. Kemarin (24/10) ia
159

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

memang meneguk sebotol racun seranggan yang hamper


saja merenggut nyawanya.
Lead Epigram (The Epigram Lead)
Secara bahasa epigram berarti sejenis sajak atau
ungkapan pendek yang berisi sesuatu pikiran yang luhur
atau menyenangkan, yang merupakan sindiran tajam. Nada
atau moral berita dapat diberi tekanan dengalead ini. Tetapi
hindari kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang sudah
sering digunakan.
Epigram adalah ungkapan ringkas dan mengena,
biasanya bersifat jenaka. Lead epigram biasanya berupa
ajaran-ajaran yang sudah dikenal, atau pikiran luhur yang
bias diterapkan ke dalam berita. Perhatikan contoh di
bawah ini:
Diam itu emas, itulah yang dipikirkan Menkopolkam
Susilo Bambang Yudoyono ketika dirinya dihadapkan
dengan
kemungkinan-kemungkinan
berpolemik
menghadapi pernyataan Taufik Kiemas. Fungsionaris PDIP
dan suami Megawati itu menilai Sby sebagai kekanakkanakan karena mengeluhkan tentang dirinya kepada
pers.
Lead Tersendat-sendat (The Staccato Lead)
Jika unsur waktu, aksi yang cepat atau intervalinterval yang memisahkan kejadian-kejadian yang saling
berkaitan harus diberi tekanan, maka lead yang relevan
untuk dipakai adalah lead jenis ini. Lead stakato terderi dari
serangkaian frasa, yang disela oleh titik atau tanda
penghubung dan biasanya mengambil bentuk seperti lead
deskriptif. Lihat contoh di bawah ini:
Tiga puluh tahun yang lalupada tahun 1973di era
yang lain, dalam kehidupan yang berbeda, setelah 40
160

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

tahun lenyap dari diri Ny Etty, dan ia pun menjadi buta


benar-benar buta.
Tahun-tahunpun berlalutiga puluh tahun tepatnya
lama dan sangat menyiksadan tiba-tiba doanya
terkabul: ny Etty kini dapat melihat lagi.
Lead Ledakan (The Explosive Lead)
Lead jenis ini hampir sama dengan lead stakato
bedanya lead ledakan terdiri dari kalimat yang secara
kebahasaan lengkap. Lead ini terutama berguna untuk
berita-berita future tetapi juga dapat digunakan untuk
berita-berita lugas:
JakartaDor ! Bunyi tembakan mengguncang lingkungan
pemukiman elit Pondok Indah pada malam yang sunyi
dan senyap itu. Seorang pria terkapar, berlumur darah,
mati dihalaman rumah No 24 Jalan Metro Indah.
Lead Dialog (Dialogue Lead)
Tentu sulit untuk memulai tulisan berita serius
tentang suatu peristiwa penting dengan dialog. Tetapi
berita-berita pengadilan yang ringan-ringan dan memiliki
unsure humant interest yang kuat, dan kadang-kadang juga
berita yang cukup penting, dapat ditulis dengan efektif
dengan lead dialog. Perhatikan contoh berikut:
Bukankah asyik kalau akau dapat terjun ke sumur
ini? kata si Ipung, anak umur 12 Tahun, putera salah
seorang warga di kampong Pakaan Laok Madura . ia
sedang berdiri di pinggir sumur bersama temantemannya, Asrul 11, kemarin sambil melihat ke bawah.
Aaah, kata temannya, kamu tidak boleh terjun ke
sana tetapi si Ipung tetap terjun juga dan perbuatannya
yang telah merenggut jiwanya itu menggegerkan orang
sekampungnya, inilah kejadiannya secara kronologis

161

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Lead Sapaan (The Direct Address Lead)


Lead jenis ini biasanya menggunakan kata ganti
orang pertama atau orang kedua agar sipenulis dan
sipembaca masuk ke dalam tulisan. Tetapi wartawan
pemula tidak dianjurkan menggunakan kata ganti orang
pertama atau orang kedua ini. Kolumnis, atau penulispenulis kondang, atau para penulis future dibebaskan dari
pengecualian ini. Perhatikan contoh berikut:
Kalau anda belum pernah mendengar hal ini, dan
tidak percaya ketika mendengarnya, itulah yang akan
anda lihat dalam pameran teknologi di Arek Lancor besok.
Dalam pameran itu, anda antara lain akan melihat
lampu yang sinarnya tidak tampak, teropong yang dapat
melihat tembus, alat masak yang tidak menggunakan api
atau listrik, dan lain-lain yang membuat anda akan
terbengong-bengong.
C . Tubuh Berita
Sekali anda bisa menemukan lead yang bagus dan
dapat menuliskannya isi berita selanjutnya akan bisa
bercerita sendiri. Hanya saja hal itu sangat sulit untuk
dilakukan.
Sebagaimana yang saya katakan dimuka, tubuh
berita harus muncul dari lead. Dan pokok berita yang ada di
alinea pertama, harus didukung sepenuhnya pada alinea
berikutnya.
Dilihat dari manfaatnya tubuh berita sesungguhnya
bertujuan untuk memenuhi hal-hal sebagai berikut 72:
Pertama, Ia menjelaskan dan menguraikan pokokpokok masalah yang disajikan dalam lead.

72

Sims. Norman and Kramer, 1995, Mark.,--ed. Literary Journalism,


New York, Ballantine Book, p; 112

162

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Kedua, ia menambahkan atau menguatkan pokokpokok yang kurang penting yang tidak diberikan dalam
lead.
Dalam kaitan ini perlu juga ditegaskan, bahwa
sebagian besar berita-berita lugas mengikuti bangunan
yang sudah pernah saya singgung pada awal pembahasan
ini, yaitu piramida terbalik. Tidak peduli seberapa
panjangpun berita itu. Lead diuraikan dalam tubuh berita,
dan jika petugagas tata letak terpaksa harus memotong
berita untuk menyesuaikan dengan halaman, ia dapat
melakukannya dengan mudah, yaitu dengan cara
memotong dari yang paling bawah tanpa mengurangi isi
berita.
Dalam kaitan ini perlu juga saya tegaskan, bahwa
ada tiga jenis berita lugas73. (a) berita fakta (fact story) (b)
berita aksi (action story) dan (c) berita kutipan (quote
story). Namun bila diamati secar seksama dalam ketiga
jenis berita tersebut terdapat modifikasi yang membedakan
strukturnya antara satu dengan lainnya. Untuk lebih
memahami penjelasan ini, perhatikan gambar di bawah ini:

73

Siebert, F., T. Peterson and Wilbur. Schramm, 1956, Four Theories


of The Press, University of Illinois Press, Urbana, III edition, p; 332

163

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Gambar 6
Berita Aksi:
Paragraph 1
K
Paragraph 2
Paragraph 3

Lead
ejadian Utama
lebih detail
lebih detail

Gambar . 7
Berita Fakta
Alinea 1: LeadRingkasan
Alinea 2: Fakta 2 & 3
Alinea 3: Fakta 4
Alinea 4: Fakta 5

Gambar . 8
Berita Kutipan
Alinea 1. Lead: Pokok-pokok pernyataan Yang
dominan
Alinea 2 Transisi
Alinea 3 Kutipan
Alinea 4 Transisi

Penggolongan ketiga berita di atas sesungguhnya


hanya dimaksudkan untuk mempermudah para pemula,
dalam membedakan tipe mana yang akan dia pilih sebagai

164

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

model tatkala ia menemukan suatu fakta, sesuatu masalah


atau sesuatu kejadian yang akan ditulis menjadi berita.
Namun yang perlu diingat bahwa berita-berita dalam
surat kabar biasanya tidak sama seperti ketiga model
tersebut. Suatu berita mungkin hanya memiliki satu pokok
masalah menarik yang menonjol, berita lainnya mungkin
memiliki beberapa pokok masalah yang harus ditulis dalam
lead.
Hal ini disebabkan setiap berita menuntut seorang
wartawan untuk mengambil keputusan dalam hitungan
detik. Dalam menulis berita seorang wartawan senantiasa
berfikir bukan tentang fakta-faktanya, dan nilai faktafaktanya saja, melainkan tentang tulisannya ketika sudah
jadi berita nanti.
Sementara itu tentang bagian akhir berita
para wartawan dianjurkan untuk tidak terlalu memikirkan
tentang bagaimana memolesnya, sebab bisa jadi bagian itu
akan dipotong oleh bagian tata letak. Kecuali ketika
wartawan menggunakan lead kepenasaran yang tertunda
yang klimaks ceritanya muncul diakhir tulisan.
Yang perlu diperhatikan dalam menulis berita
sesungguhnya terkait dengan transisi74 atau perpindahan
dari satu bagian kebagian lain dalam berita yang sedang
ditulis. Atau dari alinea satu ke alinea selanjutnya. Jika tidak
terlalu berlebihan pemakiannya, mungkin kata-kata
sambung berikut ini dapat digunakan, itupun jika terpaksa
sekali:
Kemudian, sementara itu, pada saat yang
bersamaan, segera setelah itu, setelah itu, sekarang,
segera, dulu, sebelumnya, paling tidak, selama ini,
berikutnya, akhirnya,
74

Bond F. Fraser, An Introduction To Journalism, terSuhandang.


Kustadi, Jurnalistik Publik dan Media, Bandung, Sinar Baru, 1986, hal; 81

165

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Dengan demikian, misalnya, sebagai contoh,


sebagai gambaran, sebab itu.
Di pihak lain, tetapi, meskipun demikian,
sebaliknya, sekalipun, kendatipun, jika tidak, selain itu.
Akan halnya, berbicara tentang, mengenai,
bertalian dengan, tentang.
Disini, tidak jauh dari, disekitar sini, didekat-dekat
tempat itu75
Ada pula beberapa kata sambung yang menyiratkan
opini seperti; di atas itu semua, sebab itu, akibatnya, tak
diragukan lagi, sudah tentu, barangkali, setelah melihat itu.
Tetapi, frasa-frasa ini harus digunakan dengan hati-hati
dalam berita karena mengandung opini yang bias
menghilangkan unsur obyektivitas dan faktualitas berita.
D. Gaya Penulisan & Bahasa Jurnalistik
Sekitar tahun 1950-an76 para pakar komunikasi di
Amarika menyelidiki kemungkinan untuk menilai mutu
penulisan dalam bahasa Inggris dengan menggunakan
formula. Rudolph Felsch mengembangkan teori yang ia
sebut sebagai kemudahan untuk dibaca readable. Teori
ini berisikan deskriptis matematis tentang suatu contoh
tulisan melalui jumlah kata-katanya dalam kalimat. Jumlah
perkataan-perkataan
poli-silabiknya
(perkataan
yang
bersukukata banyak), kerumitan kalimat-kalimatnya, dan
karakteristik-karakteristik lainya.
Para peneliti lainya pun mengembangkan formula
serupa. Dua kantor berita utama Amerika dan media-media
lainnya secara sendiri-sendiri telah pula melakukan
eksperimen untuk mengaplikasikan program-program ini.
Tetapi formula-formula itu ternyata tidak mengajarkan cara
75

Kursif penulis
Arpan, Floyd G, edited By Ethel M Leeper, Toward Better
Communications, dalam Rochady, 1970, Wartawan.Op.cit, hal; 106
76

166

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

menulis,
meskipun
disatu
sisi
bersubtansikan
karakteristiknya.
Jika ditelisik lebih jauh, sesungguhnya mereka hanya
mengulangi formula itu dengan cara lain, apa yang selalu
dikatakan guru tulis menulis: tulislah dengan bahasa
sederhana, gunakan kata-kata biasa jangan teralalu
menjejali, atau memperumit kalimat-kalimat anda.
Namun, selain dari pelajaran sederhana itu, dalam
penulisan jurnalistik ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan yang terkait dengan sifat tulisan
jurnalistik sebagai media komunikasi masa.
Sebuah berita disurat kabar sesungguhnya tidak
pernah berharap agar berita tersebut dibaca oleh 200 juta
lebih penduduk Indonesia, namun hanya diperuntukkan
pada kelompok khalayak yang sudah ditetapkan dalam visimisi surat kabar yang bersangkutan atau apa yang biasa
disebut dengan segmen pembaca.
Tilikan di atas menekankan akan pentingnya sebuah
kesederhanaan, kejelasan, dan sifat langsung suatu tulisan
berita.
Untuk mencapai hal-hal tersebut, ada beberapa
keharusan yang patut diperhatikan. Beberapa keharusan ini
harus lebih dulu diterapkan dalam berita sebelum
wartawannya berfikir tentang gaya penulisan. Beberapa
keharusan ini sangat menentukan apakah suatu tulisan
berita itu memenuhi tujuannya dalam menyampaikan fakta
secara jelas. Untuk mempermudah memahaminya berikut
penulis sajikan dalam table di bawah ini:

167

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Tabel. 2
Berita Spesifik
Spesifik
Kalimat
aktif
Dan pasif
Pendek

Variasika
n kalimat

Alinea
Harus
Pendek
Hindari
Angka Di
Awal
Kalimat
Sebutkan
Identitas
Orang
Pengguna
an
Kutipan
Hindari
Merk
Dagang

sejumlah pengunjuk rasa (kurang spesifik)


sekitar 2000 pengunjuk rasa (spesifik)
Bola
itu
ditendang
Kurniawan
(kurang
memberikan tekanan. Kurniawan menendang
bola (aktif)77.
Sopir itu karena tangannya sibuk menepuk lebah
yang berdengung mengitari kepalanya, tidak dapat
mengendalikan truknya, sehingga truk itupun
oleng kemudian menyeruduk parit (kurang
pendek) Sopir itu menepuk lebah, lalu kehilangan
kendali, dan trukpun menyeruduk parit (pendek)
Tersangka mengatakan bahwa rekanyalah yang
membunuh korban, lalu menambahkan bahwa dia
sudah berusa untuk mencegahnya (kurang tepat).
meskipun ia sudah berusaha mencegah, korban
dibunuh juga oleh rekannya, demikian pengakuan
tersangka (tepat)
Surat kabar biasanya menyukai alinea yang
pendek agar mudah dibaca, jelas dan menarik
secara tipografis. Alinea baru akan muncul bila ada
topic atau gagasan baru78
100 pengemudi angkot berunjuk rasa di depan
Taman Arek Lancor (salah) seratus pengemudi
angkot berunjuk rasa di depan Taman Arek Lancor
(benar)
Nama dan gelar lengkap harus ditulis di awal
penulisan nama tersebut. Sementara itu identitas
lain misalnya, usia, alamat, pekerjaan, dsb.
Menurut Dr. Mahfud MD, hukum di Indonesia
atau Hukum di Indonesia Kata Dr. Mahfud MD.
Becak itu menyeruduk tiang billboard iklan rokok
Djarum Super di Pinggir Jalan (Djarum Super tidak
perlu disebut)

77

Namun kalimat pasif tetap harus digunakan jika memang


diperlukan menggunkan tekanan pada objek kalimat. Contoh Si Bogel
Preman di Pelabuhan Kamal, tewas di bunuh tadi malam
78
Dalam kaitan ini Kantor Berita Associated Press menganjurkan
dengan jargon one idea in one sentence

168

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Pemboros
an Kata
Istilah
asing
Tata
Bahasa
dan Ejaan
Ketentua
n Akronim

Kata-kata seperti; adapun, adalah, oleh, dari, telah,


dan bahwa dapat diganti dengan tanda baca
koma.
Yaitu istilah yang tidak dimengerti mayoritas harus
dijelaskan contoh ia ditangkap karena melakukan
delik berat (salah) Ia ditangkap karena
melakukan delik (tindak pidana) berat. (benar)
Harus sdesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
Contoh; praktek (salah) praktik (benar)
Analisa Dampak Lingkungan atau ANDAL (salah).
Yang benar Andal

Sementara itu disis lain gaya penulisan berita akan


sangat ditentukan oleh beberapa hal; pertama, kecermatan
dalam menulis berita. Penulis suatu berita harus
memahami fakta yang akan ia tulis.
Kedua, Organisasi dalam berita. Yaitu, wartawan
dituntut untuk merancang dahulu sebelum menulis berita,
sebab tanpa organisasi tanpa susunan yang teratur, suatu
berita tidak akan efektif.
Ketiga, Diksi dan tata bahasa yang tepat. Berita
harus menggunakan tata bahasa yang tepat. Biasanya
setiap redaksi akan memilki standart bahasa sendiri.
Keempat, Prinsip hemat kata dalam penulisan berita.
Kata harus ingkat, padat, dan jelas. Wartawan dianjurkan
untuk membuang retorika kata, hiasan kata dan lain-lain.
Kelima, Daya Hidup warna dan Imajinasi. Hal ini bias
dilakukan dengan cara, tidak menulis hanya karena kata itu
berbeda atau aneh. Gunakan kata yang sederhana, carilah
kata kiasan yang memperjelas tetapi jangan biarkan
kalimat menjadi panjang.
Sementara itu jika terkait bahasa jurnalistik
sesungguhnya tidak ada bahasa yang khusus untuk dunia
ini. Bahasa jurnalistik hanyalah bahasa konsumen. Namun
perlu diingat bagaimana berita yang dijual tidak mengekor
169

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

pada kesadaran konsumen. Tapi


mengarahkan kesadaran tersebut.

ikut

sehingga

bisa

E. Unsur Lain Penentu Berita


Unsur lain yang mempengaruhi berita salah satunya
adalah perspektif yang dimiliki dan melatar belakangi
wartawan. Dari mana, dengan cara apa, dan bagaimana
perspektif tersebut dibangun.
Perspektif seringkali menentukan hasil berita yang
akan dibuat. Dalam kaitan ini Becker79 mendefinisikan
perspektif sebagai suatu situasi, separangkat gagasan
yang melukiskan karakter situasi yang memungkinkan
pengambilan tindakan. suatu spesifikasi jenis-jenis
tindakan yang secara layak dan masuk akal dilakukan
reporter, kriteria untuk penilaian standart nilai yang
memungkinkan obyek berita dapat dinilai yang secara
keseluruhan ditentukan oleh situasi yang dialami wartawan.
Seseorang yang hidup sendiri sejak lahirkalau itu
adatidak akan pernah memiliki perspektif, sebab
perspektif hanya bisa dibangun melalui situasi yang
dialaminya.
Jika dilihat sepintas kata perspektif hampir sama
dengan kata persepsi namun Charon 80 menyebutkan
bahwa perspektif itu bukan persepsi, melainkan pemandu
persepsi kita; perspektif mempengaruhi apa yang kita lihat
dan bagaimana menafsirkan apa yang kita lihat. Perspektif
adalah kacamata yang dipakai wartawan untuk melihat.
Untuk memudahkan pemahaman kita terhadap perspektif
berikut penulis sajikan dalam sketsa berikut ini:
79

Howard S. Becker, Blanche Geer, dan Everett C. Hughes. 1968,


Making The Grade: The Academic Side of College Life. New York: John
Wiley & Sons, hal; 2930
80
Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An Introduction, an
interpretation, an integration. Edisi ke-6. Upper Saddle River, N. J.:
Prentice Hall, hal; 8

170

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Diagram: 1
Kerangka konseptual
Perangkat asumsi
Mempengaruhi
Mempengaruhi
Perspektif
Perangkat nilai
persepsi kita
tindakan dalam Perangkat gagasan Situasi
Sumber: Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An
Introduction, an interpretation, an integration. Edisi ke-6. Upper
Saddle River, N. J.: Prentice Hall, hal; 8

Ilmu Modern yang berkembang tentang obyek


apapun dewasa ini tidaklah berdasarkan kebiasaan (tradisi),
intuisi atau fatwa seseorang yang mempunyai kekuasaan
(politik), melainkan berdasarkan pengamatan seksama.
Semua rangsangan disekeliling kita bersifat acak dan kacau
balau hingga kita menafsirkan rangsangan tersebut sebagai
benda, peristiwa atau tindakan. Tujuan ilmu secara umum
adalah untuk memberikan perspektif atas apa yang
diamatinya81.
Perspektif dalam bidang ilmu pengetahuan sering
juga diistilahkan dengan paradigma atau mazhab pemikiran
(school of thought) atau teori. Istilah-istilah lain yang sering
diidentikkan dengan perspektif adalah model, pendekatan,
strategi intelektual, kerangka konseptual, kerangka
pemikiran, dan pandangan dunia (world view). B Aubrey
Fisher82 seorang ilmuan komunikasi menggunakan istilah
perspektif alih-alih teori karena ia tidak yakin apa yang
disebut teori dan karena bidang komunikasi belum
mengembangkan teori-teori yang memperoleh parsimony
81

James A. Anderson, 1987. Communication Research: Issues and


Methods, New York, McGraw-Hill, hal; 5
82
B Aubrey Fisher, 1986. Teori-teori Komunikasi (ter) Soejono Trimo,
Bandung, Remaja Rosda Karya, hal; 86

171

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

(hemat universal) sebagaimana ilmu-ilmu alam (natural


science). Dalam konteks ini argument Fisher dapat
dipahami karena membicarakan teori pada dasarnya
membicarakan perspektif yang melatarbelakanginya.
Sementara itu menurut Thomas Kuhn 83 paradigma
adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas
dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton 84 paradigma
tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan
praktisinya: paradigma menunjukkan pada mereka apa
yang penting, abash dan masuk akal. Paradigma juga
bersifat normative menunjukan pada praktisinya apa yang
harus
dilakukan
tanpa
perlu
mempertimbangkan
eksistensial atau epistemologis yang panjang. Akan tetapi
menurut Patton aspek paradigma inilah yang sekaligus
merupakan kekuatan dan kelemahannyakekuatanya
adalah hal itu memungkinkan tindakan, kelemahannya
adalah alasan untuk melakukan tindakan tersebut
tersembunyi dalam asumsi-asumsi paradigma yang tidak
dipersoalkan.
Salah satu makna paradigma yang sesuai dalam
diskusi kita, sebagaimana dikemukan Anderson85, adalah
ideologi dan praktik suatu komunitas ilmuan yang
menganut pandangan yang sama atas suatu realitas.
Memiliki seperangkat kriteria yang sama untuk menilai
aktivitas, dan menggunakan metode serupa.
Dalam kaitan ini ada dua kerangka besar paradigma,
yaitu para digma structural dan paradigma fungsional.
Kedua paradigma ini sering dipertukarkan, namun
paradigma yang pertama jangkauannya lebih luas
83

Dennis Brissett dan Charles Edgley. 1990 ed Life as Theater Edisi 2


New York Aldine de Gruyter, hal; 34
84
Michael Quinn Patton, 1990. Qualitative Evaluation and Research
Methods, Edisi ke 2 Newbury Park: Sage, hal; 37
85
James A. Anderson, 1987.Op cit, hal; 45

172

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dibanding yang kedua sebab mencakup pendekatan marxis


(Marxian) untuk membedakan keduanya sering digunakan
istilah paradigma structural consensus (yang menekankan
pentingnya sosialisasi) dan paradigma strktural konflik86.
Namun bila orang menggunakan istilah paradigma
structural lazimnya istilah tersebut merujuk pada
paradigma structural fungsional dua paradigma lain yang
maknanya identik adalah paradigma interpretative dan
paradigma fenomenologis. Karenanya, kedua istilah
tersebut dalam penggunaannya sering dipertukarkan.
Dari perspektif dan paradigma frame reporter inilah
arah berita akan dapat dibaca. Apakah wartawan sudah
terbiasa menyembah dan terhegemoni penguasa, ataukah
justru sebaliknya menggunakan perspektif yang kritis
sehingga idealisme media akan dapat dipertahankan.

86

Philips Jones, 1985. Theory and Method in Sociology: A Guide for


The Beginner. Slough: Univercity Tutorial Press, hal; 515

173

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

DAFTAR PUSTAKA
Tommy, Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media
Presindo, Jogjakarta, 2006
Cal W Dawns, Professional Communication in Asia/Pacific
Organisations:
A
Comparative
Study
dipresentasikan
pada
Simposium
Intercultural
Communication
di
Goteborg,
Sweden
26-28
November 1998 dalam Journal of Intercultural
Communication, ISSN 1404-1634, issue 14, June
2007. Editor: Prof. Jens Allwood.
Bonner, Hubert (1953) Social Psychology,dalam Rahmat,
Jalaluddin, 2003, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya
Pace, R. Wayne et al., Techniques for Effective
Communication, Addison Westley Publishing Company,
Massachusetts-ontario 1979
Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1994
Widjaya, H.A.W, 1986, Komunikasi Dan Hubungan
Masyarakat, Jakarta: Bina aksara
Mulyana, Deddy, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,
Bandung: Remaja Rosdakarya
Dani Fardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan
Taksonomi Konseptual, Galia Indonesia, Jakarta, 2004
Astrid S Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina
Cipta, Bandung, 1977
Agus
M
Harjana,
Komunikasi
Intrapersonal
dan
Interpersonal, Kanisius, Jogjakarta, 2003
Dedy

Jamaluddin Malik,
Melacak
Perjalanan
Ilmu
Komunikasi
Menuju
Paradigma
Baru,
dalam
kumpulan tulisan, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi,
Riyono Pratikto (ed), Remaja Karya, Bandung, 1982
174

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Bradley Duane, 1971, The Newspaper: Its Place In A


Democracy, New York: Pyramid Communication Inc
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
Rosda Karya, Bandung, 2004
Joseph A Devito, Communicology an introduction to the
study of communication, Harper & Row, New York,
1976
Warner J Severin & James W Tankard Jr., Communication
Theories, Origins, Metode, and Uses in The Mass
Media, 2001, dalam Sugeng Harianto (ter) Teori
Komunikasi, Sejarah, Metode dan Terapan Di Dalam
Media Masa, Kencana, Jakarta, 2005
Kuhn Thomas, The Structure of Scientific Revolution, Rosda
Karya, Bandung, 2000
Russell. Bertrand, Sejarah Filsafat Barat, kaitanya dengan
kondisi social politik dari zaman kuno hingga
sekarang, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2002
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media.
LKiS, Jogjakarta, 2001
Lukman Hakim, Revolusi Sistemik Solusi Stagnasi
Reformasi Dalam Bingkai Sosialisme Relegius, Kreasi
Wacana, Jogjakarta, 2003.
Tanen, Deborah, 1996, Seni Komunikasi Efektif, Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama
Effendy, Onong Uchjana, 2000, Dinamikan Komunikasi,
Bandung: Remaja Rosda Karya
Arifin, Anwar, 2002, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar
Ringkas, Jakarta: Raja Grafindo persada
Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat
Komunikasi, Bandung, PT Citra Adtya Bakti, hal; 70
Rahmat, Jalaluddin dan Mulyana Deddy, 2001, Komunikasi
Antar Budaya, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

175

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Tasmara, Toto, 1997, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya


Media Pratama
Wilbur Schramn, Men Message and Media, Horper and Row,
New York, 1973
Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1994
Effendi Onong Uchjana, Propaganda Melalui Siran Radio,
Tesis
Fakultas
Publistik
Universitas
Pajajaran
Bandung, 1966
Koesdarini Soemiati, Komunikasi Interpersona dalam Riyono
Pratikto (ed) Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi,
Remaja Karya, Bandung, 1987
Joseph A Devito, The Interpersonal Comunication Book,
Harper & Row, New York, 1976
Dedy Mulyana, Nuansa-nuansa Komunikasi; Meneropong
Politik
dan
Budaya
Komunikasi
Masyarakat
Kontemporer, Rosda Karya, Bandung, 2001
Pudjawijatna, 1987, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar Ke
Ilmu dan Filsafat, Jakarta, Bina Aksara
Denis MC Quail, 1987, Teori Komunikasi Massa, Jakarta,
Erlangga
Effendy, Onong Uchjana, 2000, 1984, Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek, Bandung, PT Remaja Rosdakarya
Bierens De Haan, Grondslagen der Samenleving, dalam
Astrid S Susanto, Komunikasi dalam Teori dan
Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977
Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat
Komunikasi, Bandung, PT Citra Adtya Bakti
Huntington, Samuel P, The Clash of Civilization, Remaking
of The New World Order, dalam; Ismail. Sadat (ter),
Benturan antar Peradaban dan Masa Depan Politik
Dunia, Qolam, Jogjakarta, 2000

176

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Tomy

Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media


Presindo, Jakarta, 2006
Suparlan. Parsudi, Jaringan Sosial, dikutip dari Majalah INFO
No 4 Tahun II, Oktober-November 1981, Set Ditjen
RTF, Deppen, Jakarta.
Dahlan Alwi, Analisis Jaringan Komunikasi: Perkembangan
dan
Relevansi,
Dalam
Jurnal
Komunikasi
Pembangunan No 5/ Tahun II/ 1979, Badan Penelitian
dan Pengembangan Deppen, Jakarta
Setiawan. Bambang, Metode Analisis Jaringan Komunikasi,
Fakultas Sospol UGM, Jogjakarta, 1983
Wright, Charles R, Sosiologi Komunikasi Masa, andi S (ter),
Remaja Karya, Bandung, 1985
Arpan, Floyd G, edited By Ethel M Leeper, Toward Better
Communications, dalam Rochady, 1970, Wartawan
Pembina
Masyarakat,
Suatu
Pedoman
Kerja
Wartawan Berlandaskan Teori Tanggung Jawab,
Bandung, Bina Cipta
Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma Ningrat,
Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung Remaja Rosda
Karya, halaman tak terlacak.
Ruslan Abdulgani, Pers Nasional dan Funksi Sosialnya,
majalah Merdeka, Agustus 1952
Ignatius Haryanto, Indonesia raya Dibredel, LKiS, Jogjakarta,
2006
Bradley Duane, 1971, The Newspaper: Its Place In A
Democracy, New York: Pyramid Communication Inc.
Harahap. Krisna, 1996, Rambu-rambu Disekitar Profesi
Wartawan, Jakarta, Grafitri Budi Utami
Widodo, 1997, Tekhnik Wartawan Menulis Berita Di Surat
Kabar Dan Majalah, Suraba, Penerbit Indah
Yu, Frederick T.C, 1981, Get It Rigth, Get It Tight: The
Beginning Reporters Handbook, East West Center,
177

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Institute of Culture And Communication, Honolulu


Hawai
Weinberg, Steve, 1996, The Reporters Handbook: An
Investigators Guide To Document And Techniques,
New York, ST Marthins Press
Charnley, Mitchell, 1975, Reporting, Third Edition, Holt,
Rinehart and Winston, New York
Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An
Introduction, an interpretation, an integration. Edisi
ke-6. Upper Saddle River, N. J.: Prentice Hall
Ullman, John, 1995, Investigative Reporting, Advance
Metods And Techniques, New York, St Marthins
Romli Asep Samsul M, 2003, Jurnalistik Praktis Untuk
Pemula, Bandung, Remaja Rosda Karya
Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma
Ningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung
Remaja Rosda Karya
Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media And National
Development, University of Stanford Press, California
Sims. Norman and Kramer, 1995, Mark.,--ed. Literary
Journalism, New York, Ballantine Book
Siebert, F., T. Peterson and Wilbur. Schramm, 1956, Four
Theories of The Press, University of Illinois Press,
Urbana, III edition
Bond F. Fraser, An Introduction To Journalism, ter
Suhandang. Kustadi, Jurnalistik Publik dan Media,
Bandung, Sinar Baru, 1986
Howard S. Becker, Blanche Geer, dan Everett C. Hughes.
1968, Making The Grade: The Academic Side of
College Life. New York: John Wiley & Sons
Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An
Introduction, an interpretation, an integration. Edisi
ke-6. Upper Saddle River, N. J.: Prentice Hall
178

Komunikasi Kontemporer
Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

James A. Anderson, 1987. Communication Research: Issues


and Methods, New York, McGraw-Hill
B Aubrey Fisher, 1986. Teori-teori Komunikasi (ter) Soejono
Trimo, Bandung, Remaja Rosda Karya
Dennis Brissett dan Charles Edgley. 1990 ed Life as Theater
Edisi 2 New York Aldine de Gruyter
Michael Quinn Patton, 1990. Qualitative Evaluation and
Research Methods, Edisi ke 2 Newbury Park: Sage
Philips Jones, 1985. Theory and Method in Sociology: A
Guide for The Beginner. Slough: Univercity Tutorial
Press

179

Anda mungkin juga menyukai