Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAKSI

Selama ini kajian mengenai nilai-nilai dalam kepemimpian politik dari sudut pandang
kebudayaan Melayu-Indonesia masih dilihat secara parsial dengan memisahkan antara
Jawa dan Melayu yang berada di luar Jawa. Padahal jika sudah merujuk pada MelayuIndonesia, sebagai suatu komunitas yang dibayangkan, maka itu meliputi kesatuan
etnis-etnis di Indonesia, di mana Islam sebagai pembentuk utamanya. Studi-studi
kepemimpinan politik di Indonesia masih didominasi oleh kajian-kajian berdasarkan
biografi individu para pemimpin bangsa. Sementara penelitian ini menawarkan
perspektif yang berbeda, yaitu menggali tradisi kepemimpinan politik Melayu-Indonesia
dengan menelusuri kebijaksanaan pada masa lampau untuk dijadikan acuan bagi
kepemimpinan politik yang akan datang. Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
penelitian ini akan menjawab mengenai pengaruh Islam terhadap pembentukan prinsipprinsip tradisi tentang kepemimpinan politik Melayu-Indonesia dan bagaimana
dinamika kepemimpinan politik Melayu-Indonesia. Untuk menjawab rumusan masalah
itu, penelitian ini menggunakan dua tahap pengumpulan data. Data pertama adalah
mencari konsep kepemimpinan politik Melayu-Indonesia dengan menulusuri literatureliteratur klasik Melayu seperti: Babad Tanah Jawa dan Serat Makutharaja (Pulau Jawa),
Hikayat Tanah Melayu, Hikayat Iskandar Zulkarnaen, Tajus Salatin (Pulau Sumatera),
sebagai sumber primer dan penelitian-penelitian mengenai literature Melayu Klasik.
Selanjutnya mencari pengaruh Islam dalam konsep kepemimpinan politik melayu
didapatkan dari literature-literatur tersebut. Pertanyaan mengenai dinamika
kepemimpinan politik Melayu-Indonesia akan dilihat dalam konteks kebangkitan
nasional hingga awal kemerdekaan. Lebih spesifiknya, penelitian ini akan menggali visi
kepemimpinan dan cita-cita nasional Indonesia sebagai subyek penelitiannya. Oleh
sebab itu, penelusuran literature terkait subyek tersebut didapatkan melalui Media
Massa pada awal Kebangkitan Nasional hingga awal kemerdekaan Transkrip Notulensi
Proses Pembahasan Konstitusi UUD 1945 (Mahkamah Konstitusi) dan sumber sekunder
terkait Penelitian-penelitian yang memuat tentang konten Kepemimpinan Politik Masa
Kebangkitan Nasional dan masa awal kemerdekaan. Penelitian ini menggunakan teori
Asad (1996) mengenai diskursif tradition untuk menjelaskan mengenai perbedaan
pandangan dalam kepemimpinan politik baik di Jawa maupun di Melayu. Akhirnya
penelitian ini berargumen bahwa kepemimpinan politik di Nusantara proses negosiasi
antara pemimpin dengan subyek dan perkembangan yang terjadi dari luar dalam suatu
struktur tertentu. Kepemimpinan tidak dapat berdiri begitu saja tanpa mengalami sebuah
proses pembacaan ulang di setiap masanya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan selalu
bergerak dinamis.
Kata Kunci: kepemimpinan, politik, melayu, jawa, tradisi, diskursus

Anda mungkin juga menyukai