Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

OLEH KELOMPOK 3 :
DZIKI PEBRIMARTA (1610951035)
FHARHAN NOVRIUSMEN (1610951037)
HAFIDZUL HALIM (1610952003)
RAGIL ADITIA (1610951046)
TRIASYA FITRI (1610951043)
WAHYU RIZKI MUSLYADI (1610951036)
YENI YUNITA (1610951052)

DOSEN PENGAMPU : RINDA ANDHITA R, MT

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan terbesar dan secara geografis terletak di antara
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, keanekaragaman hayati laut Indonesia tak
terhitung jumlahnya. Terumbu karang Indonesia sangat beranekaragam dan
memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan
dan menyumbangkan stabilitas fisik pada garis pantai tetangga sekitarnya. Oleh
karena itu harus dilindungi dan dikembangkan secara terus menerus baik untuk
kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya
baik secara fisik juga biologis. Akibat kombinasi dampak negatif langsung dan tidak
langsung pada terumbu karang Indonesia, sebagian besar terumbu karang di wilayah
Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang sangat parah. Salah satu bentuk
kerusakan yang terjadi pada terumbu karang yaitu Pemutihan terumbu karang. Banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya Pemutihan terumbu karang tersebut, salah satu
penyebab utama pemutihan terumbu karang adalah kombinasi dari kenaikan
temperatur air laut dan intensitas cahaya. Selain itu, pemutihan terumbu karang
diakibatkan oleh penyakit, racun, dan lain-lain. Bagaimanapun juga, tekanan terhadap
keberadaan terumbu karang paling banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia
sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Langkah dan kebijakan yang
perlu dilakukan untuk mengurangi ancaman terhadap terumbu karang di Indonesia
adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga
kelestarian terumbu karang dan menigkatkan keterlibatan semua pihak dalam menjaga
kelestarian terumbu karang di Indonesia.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana keadaan terumbu karang di Indonesia?
b. Apa saja yang dapat menyebabkan pemutihan terumbu karang?
c. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pemutihan terumbu karang?
d. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu kalamg dari
pemutihan?
3. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui keadaan terumbu karang.
b. Untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan pemutihan terumbu karang.
c. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pemutihan terumbu karang.
d. Mengetahui cara penanggulangan dan pencegahan pemutihan terumbu karang.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Kajian Teori
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis
dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang
termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.
Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau
Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul,
Morfologi dan Fisiologi. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai
spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang
belum diketahui. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan
sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau
disebut singkat
dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu
ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh
komunitas koral.
Dalam peristilahan terumbu karang, karang yang dimaksud adalah koral,
sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai
pembentuk utama terumbu. Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang
juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batu batuan
kapur tersebut.Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau
daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah
permukaan laut.
Pemutihan karang adalah perubahan warna pada jaringan karang dari
warna alaminya yang kecoklatan atau kehijauan menjadi warna putih pucat.
Pemutihan karang dapat mengakibatkan kematian pada karang.
2. Penyelesaian Masalah
a. Keadaan terumbu karang di Indonesia
Di perairan indonesia yang notabene merupakan perairan tropis,
karang dapat tumbuh subur karena suhu perairannya berkisar antara 21 29
derajat celcius, sementara bila di perairan yang suhunya lebih rendah
pertumbuhan karang akan lebih lambat. Selain di perairan tropis, karang pun
dapat tumbuh subur di perairan subtropis contohnya di jepang selatan dan
florida amerika.
Sebagai negara maritim, indonesia memiliki kekayaan biota laut yang
sangat beragam. salah satu kekayaan biota laut yang terdapat di indonesia
adalah terumbu karang. Bahkan indonesia merupakan negara yang memiliki
terumbu karang terkaya di dunia. Kita sebagai warga negara indonesia patut
berbangga karena indonesia juga termasuk wilayah Coral triangel atau segitiga
karang dunia yang menjadi pusat ekosistem keragaman laut di dunia. Raja
ampat, papua barat merupakan kawasan penyumbang terumbu karang terbesar
di indonesia dan sekaligus menjadi kepulawan dengan jenis terumbu karang
terbanyak di dunia.
Sayangnya, keberadaan terumbu karang di dunia khususnya di
indonesia mulai teancam. Di indonesia saja persentase perusakan terumbu

karang tiap tahunnya menunjukan kenaikan yang signifikan, dalam kurun


waktu 4 tahun (2004-2008) 34% terumbu karang di indonesia berkondisi
sangat buruk, dan ironisnya hanya 3 % terumbu karang yang dalam keadaan
sangat baik.Data yang muncul mengisyaratkan apabila tidak diambil langkahlangkah progresif, dapat dipastikan laju degradasi terumbu karang di negara
kita akan semakin menghawatirkan, bila tidak ingin dikatakan mengarah
punah. Artinya, harus ada upaya nasional untuk mengentikan laju
kerusakannya. Jika tidak, degradasi terumbu karang dikuatirkan akan semakin
luas dan besar yang konsekuensinya juga akan berdampak secara ekologis
maupun ekonomis bagi Indonesia sendiri tentunya.
b. Penyebab terjadinya pemutihan terumbu karang
Peristiwa pemutihan sering dihubungkan dengan gangguan lingkungan
seperti naiknya suhu air laut. Karang dapat hidup dalam batas toleransi suhu
berkisar dari 20 sampai 30 derajat selsius. Suhu kritis yang dapat
menyebabkan karang memutih tergantung dari penyesuaian karang tersebut
terhadap suhu air laut rata-rata daerah dimana ia hidup. Karang cenderung
memutih apabila suhu meningkat tajam dalam waktu yang singkat atau suhu
meningkat perlahan-lahan dalam jangka waktu yang panjang. Gangguan alam
yang lain yang dapat menyebabkan pemutihan karang yaitu tingginya tingkat
sinar ultra violet, perubahan salinitas secara tiba-tiba, kekurangan cahaya
dalam jangka waktu yang lama, dan penyakit. Faktor pengganggu lainnya
adalah kegiatan manusia, mencakup sedimentasi, polusi dan penangkapan ikan
dengan bahan peledak. Menurut Setiasih dalam McAllister (2005), terdapat
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan terumbu karang
terhadap pemutihan, yaitu:

Faktor yang menurunkan suhu (upwelling lokal dan jarang yang dekat
ke kolom laut dalam)
Faktor yang meningkatkan pergerakan air dan menghanyutkan zat-zat
kimia yang berbahaya (selat yang sempit, arus kencang,
channel/saluran, dan lain-lain)
Faktor yang mengurangi tingkat pemaparan terhadap radiasi cahaya
(bayangan dari pegunungan di atas hamparan karang, kekeruhan air,
dan lain-lain)
Faktor yang mengindikasikan potensi pra-adaptasi terhadap suhu dan
tekanan lain (daerah yang terpapar pada suhu bervariasi, karang yang
secara regular terpapar pada saat pemukaan air laut surut, sejarah
kesintasan dari pemutihan karang, dan lain-lain)
Faktor yang mengindikasikan potensi penyembuhan yang kuat (larva
karang yang melimpah dan tingkat perekrutan larva yang tinggi)
Faktor yang meningkatkan transpor larva ke daerah tersebut (adanya
hubungan yang baik ke sumber larva)

Faktor yang meningkatkan kondisi yang baik bagi perekrutan larva


(struktur komunitas yang beragam adan adanya pengelolaan yang
efektif).

Lima faktor pertama berhubungan erat dengan kondisi alam terumbu


karang. Kondisi alam dengan faktor-faktor inilah yang harus jadi
pertimbangan pemilihan lokasi perlindungan atau zonasi suatu zona
perlindungan.
Dua faktor terakhir berkaitan erat
implementasi implementasi pengelolaan di
memperkirakan bahwa pengelolaan yang efektif
pada karang. Dengan demikian, terumbu berada
pada saat pemutihan terjadi.

dengan upaya langsung


lapangan. Banyak ahli
dapat mengurangi tekanan
dalam kondisi yang prima

c. Dampak pemutihan terhadap terumbu karang


Koloni karang yang telah memutih menjadi lebih rapuh terhadap
perkembangan alga yang berlebihan, penyakit dan organisme karang yang
menjangkiti kerangka dan melemahkan struktur terumbu karang. Hasilnya
adalah bilamana kematian tinggi, terumbu yang memutih berubah secara cepat
dari warna putih salju menjadi abu-abu kecoklataan seiring dengan
perkembangan alga yang menutupi mereka. Bila dampak pemutihan yang
terjadi sangat parah, alga yang berkembang secara luas dapat mencegah
rekolonisasi karang-karang baru dan menyebabkan restrukturisasi komunitas
tersebut.
(Bruno de Giusti)
Bila hal ini terjadi, maka biota laut lain yang menghuni terumbu
karang juga akan terkena dampak. Terumbu karang yang rusak sudah tidak
dapat menopang kehidupan biota laut lain secara optimal. Beberapa akan
mengalami stress, pindah ke terumbu karang yang lain atau bahkan mengalami
kematian.
Selain dampak terhadap lingkungan, kerusakan terumbu karang juga
berdampak ke manusia. Terumbu karang rusak menyebabkan berkurangnya
produksi perikanan dan juga mengurangi pendapatan di sektor wisata.

d. Upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu karang


Karena banyak penduduk Indonesia yang hidupnya bergantung dari
karang sebagai mata pencaharian, maka usaha-usaha pengelolaan perlu
dilakukan untuk:

Memastikan kondisi yang optimal bagi pemulihan trumbu karang


Memastikan perikanan yang berkelanjutan
Memastikan kelangsungan industri pariwisata

Pengelolaan yang hati-hati dapat membantu, dengan mengurangi


dampak negatif atau dengan memperbaiki keadaan bgi pemulihan.
Terdapat berbagai macam tindakan-tindakan pengelolaan untuk
pelestarian terumbu karang yaitu ditinjau dari berbagai macam konteks seperti
di bawah ini:
Daerah Perlindungan Laut (DPL)

Pengidentifikasian wilayah-wilayah terumbu karang yang kurang rusak


dan meninjau ulang system zonasi dan batasan-batasan.
Menjamin bahwa DPL dikelola secara efektif.
Mengembangkan pendekatan lebih strategis untuk mendirikan system
DPL.

Perikanan

Mendirikan zona dilarang memancing dan pembatasan alat perikanan.


Mempertimbangkan ukuran perlindungan tertentu

Pemakan alga (ikan kakaktua dan ikan butana) yang berperan penting untuk
mempertahankan substrat yang tepat bagi penempatan larva karang.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Terumbu karang di Indonesia sangat berpengaruh pada keseimbangan


ekosistem laut khususnya dan pada kehidupan manusia pada umumnya. Dimana jika
keseimbangan ekosistem laut tersebut terganggu maka rusaklah kehidupan laut yang
berupa pemutihan pada terumbu karang.
2. Saran
Sebagai mahasiswa diharapkan kita dapat peduli terhadap lingkungan
diantaranya yaitu dengan melestarikan terumbu karang dan tidak merusaknya hanya
untuk kepentingan semata sehingga fungsi terumbu karang di Indonesia tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

https://tonimpa.wordpress.com/2013/12/18/makalah-terumbu-karang/

Anonim. 2008. Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Terumbu


Karang (Coral Reef).http://www.ubb.ac.id (1 Oktober 2013 pukul 14.25 WIB)
Dahuri, Rokhim, 1999, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Terumbu Karang, Lokakarya
Pengelolaan dan IPTEK Terumbu Karang Indonesia, Jakarta.
Suharsono. 1996.Jenis-Jenis Karang Yang Umum Dijumpai di Perairan Indonesia. Jakarta:
LIPI

Anda mungkin juga menyukai