yang menyatakan bahwa pengetahuan siswa akan semakin luas dan terpetakan
dengan baik dalam memorinya apabila ditunjang dengan lingkungan sosial yang
baik, selain itu guru harus membantu siswa merefleksikan apa yang mereka
pelajari. Selain partisipasi aktif dan kemampuan merefleksikan apa yang telah
dipelajari dalam proses pembelajaran dibutuhkan pula kemampuan untuk
mengubungkan pola-pola dan memperluas pengetahuan.
Aktivitas yang membuat siswa berpartisipasi aktif dan merefleksikan apa
yang mereka pelajari bisa dilakukan dalam bentuk diskusi. Setyowati (2011)
menyatakan bahwa Diskusi adalah suatu kegiatan yang dihadiri dua orang atau
lebih untuk berbagi ide dan pengalaman serta memperluas pengetahuan. Metode
diskusi adalah suatu cara mengajar dengan mengaitkan topik atau masalah yang
memicu para peserta diskusi untuk berusaha mencapai atau memperoleh suatu
keputusan atau pendapat yang disepakati bersama (Nursidik, 2008).
Calfee et al. (Jacob, 2005: 13) mengusulkan suatu model pembelajaran
yang menggunakan metode diskusi untuk dapat mempengaruhi perkembangan
pengetahuan dengan melibatkan siswa yang disebut model CORE (Connecting,
Organizing, Reflecting, Exending). Harmsen (2005) menyatakan bahwa elemenelemen tersebut digunakan untuk menghubungkan informasi lama dengan
informasi
baru,
mengorganisasikan
sejumlah
materi
yang
bervariasi,
dan
menggunakan
konsep
yang
dimilikinya
untuk
dan
mengadakan.Organizing
merupakan
kegiatan
dan
mewakili
pengetahuan.
Novak
kedalam
suatu
konteks
pemahaman,
sehingga
terbentuk
kegiatan
diskusi,
siswa
diberi
kesempatan
untuk
d. Extending
Extend secara bahasa berarti memperpanjang, menyampaikan,
mengulurkan, memberikan dan memperluas. Extending merupakan tahap
dimana siswa dapat memperluas pengetahuan mereka tentang apa yang
sudah diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung. Perluasan
pengetahuan harus disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan yang
dimiliki siswa.
Perluasan pengetahuan dapat dilakukan dengan cara menggunakan
konsep yang telah ada didapatkan kedalam situasi baru atau konteks yang
berbeda sebagai aplikasi konsep lain, bidang ilmu lain, maupun kedalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam kegiatan diskusi, siswa diharapkan dapat memperluas
pengetahuan dengan cara mengerjakan soal-soal yang berhubungan
dengan konsep yang dipelajari tetapi dalam situasi baru atau konteks yang
berbeda secara berkelompok.
3.3 Pengaruh Model Core tehadap proses pembelajaran
Berdasarkan penelitian, kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran CORE memperoleh skor kemampuan berfikir divergen yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional.
Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor kemampuan berpikir divergen
yang dibelajarkan dengan model-model pembelajaran CORE dan siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil yang sama juga
diperoleh oleh Novi Widiyanti (2012) dalam hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa, terjadi peningkatan nilai rata-rata yang berarti terdapat perbedaan
kemampuan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
CORE dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Adanya perbedaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh positif
terhadap penerapan model pembelajaran CORE terhadap kemampuan berfikir
peserta didik.Pengaruh positif yang dimaksud adalah meningkatnya kemampuan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemilihan model pembelajaran yang tepat oleh guru dapat membantu para
siswa atau peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. Terdapat beberapa model
10
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, Diana dkk. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran CORE untuk
11
12