Anda di halaman 1dari 10

Rizto Salia Zakri

22116003
Tegangan (Stress)
A. Gaya
Gaya, di dalam ilmu fisika, adalah interaksi apapun yang dapat
menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik
dalam bentuk arah, maupun konstruksi geometris. Dengan kata lain, sebuah
gaya dapat menyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk
mengubah kecepatannya (termasuk untuk bergerak dari keadaan diam), atau
berakselerasi, atau untuk terdeformasi. Gaya memiliki besaran (magnitude)
dan arah, sehingga merupakan kuantitas vektor. Satuan SI yang digunakan
untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N). Gaya sendiri
dilambangkan dengan simbol F.

Gambar 1. Macam-macam Gaya


Hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya resultan yang bekerja pada
suatu benda sama dengan laju pada saat momentumnya berubah terhadap
waktu. Jika massa objek konstan, maka hukum ini menyatakan bahwa
percepatan objek berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada objek dan
arahnya juga searah dengan gaya tersebut, dinyatakan dengan
F = m.a
Dengan kata lain, gaya merupakan salah satu penyebab munculnya
Tekanan pada sebuah batuan.
B. Pengertian Tegangan Secara Teoritis
Tegangan (Stress) merupakan sebuah konsep yang sangat mendasar dalam
mempelajari mekanika batuan. Secara umum Tegangan (Stress) adalah
perbandingan antara gaya yang bekerja pada suatu bidang dengan luas bidang
tersebut.

Secara lebih khusus, tegangan didefenisikan sebagai reaksi yang timbul


diseluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang diberikan.
Wikipedia juga memberikan definisi tegangan, adalah besaran yang
menunjukan gaya internal antar partikel dari suatu bahan terhadap partikel
lainnya.
C. Mengapa Harus Mempelajari Tegangan di Mekanika
Ada 3 alasan utama, mengapa kita harus mempelajari tegangan dalam
geomekanika
Pertama, pada massa batuan terdapat kondisi tegangan awal yang harus
dimengerti, dimana kondisi awal batuan yang tidak terdeformasi karena
tegangan yang ada sama besar kesmua arah, sementara ketika dilakukan
penggalian atau pembuatan terowongan pada batuan tersebut akan terjadi
redistribusi tegangan, sehingga analisis tegangan perlu dilakukan ketika
membuat desain terowongan maupun penanggan.
Kedua, selama dilakukan penggalian pada massa batuan kondisi tegangan
akan berubah secara ekstrim karena batuan yang tadinya mengalami tegangan
yang

sama

disemua

arah,

telah

digali

sehingga

tegangan

akan

diredistribusikan, yang bisa mengganggu kestabilan formasi batuan.


Ketiga, tegangan merupakan besaran tensor, sementara kita tidak
mengenal tensor dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita diharuskan untuk
mempelajari lebih lanjut mengenai tegangan (Stress) ini.
D. Skalar, Vektor, dan Tensor
Karena tegangan (Stress) merupakan sebuah besaran tensor, maka kita
perlu memahami terlebih dahulu, apa yang dimaksud dengan tensor. Disini
kita akan membanding Tensor dengan besaran-besaran lain yang akrab
dengan kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mudah untuk dipahami.
Skalar merupakan besaran yang hanya memiliki besaran (magnitude)
(contoh: suhu, waktu, massa). Dengan kata lain, besaran skalar dideskripsikan
dengan satu nilai saja.
Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah (contoh: gaya,
kecepatan, percepatan), vektor dicirikan dengan nilai yang dimiliki lebih dari
satu, besaran vektor biasanya terdiri dari 3 nilai (x,y,x) dimana nilai tersebut
menjelaskan besaran dan arahnya.

Rizto Salia Zakri 22116003

Tensor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah serta bergantung
kepada

bidang

tempat

bekerjanya

(contoh:

tegangan,

regangan,

permeabilitas).
Ciri khas dari tensor ini adalah dijelaskan dengan 6 nilai
Dari penjelasan ini, maka kita sudah dapat membedakan anatar besaran
skalar, vektor, dan tensor.
E. Rumusan dasar Tegangan
Secara umum Tegangan (Stress) adalah perbandingan antara gaya yang
bekerja pada suatu bidang dengan luas bidang tersebut.
Secara matematis tegangan (Stress) dapat didefenisikan

sebagai

perbandingan gaya dengan luas penampang yang disimbolkan dengan


(dibaca Sigma) dapat digambarkan dengan persamaan berikut :
F
=
A
Dimana :
: Tegangan (Stress) (N/m2) (Pa)
F : Gaya yang bekerja (N)
A : Luas Penampang (m2)

Gambar 2. Ilustrasi Tegangan


Tegangan di dalam suatu benda bisa terjadi oleh berbagai mekanisme,
seperti reaksi terhadap gaya eksternal (misal gravitasi) yang diaplikasikan ke
bahan curah, juga reaksi terhadap gaya yang diaplikasikan ke permukaannya
seperti gaya kontak, tekanan eksternal, dan gesekan. Setiap deformasi dari
benda padat menghasilkan tegangan elastis, mirip dengan reaksi gaya pada
pegas yang selalu kembali ke bentuk semula. Pada cairan dan gas, tegangan
elastis hanya terjadi ketika deformasi mengubah volume. Namun deformasi

Rizto Salia Zakri 22116003

akan selalu berubah seiring dengan waktu, termasuk cairan (misal pelumas
yang viskositasnya berubah sehingga harus diganti secara periodik).
Sejumlah tegangan yang signifikan dapat terjadi bahkan ketika deformasi
hampir tidak terlihat. Tegangan dapat terjadi tanpa adanya gaya dari luar,
yang disebut dengan built-in stress atau tegangan dari dalam seperti pada
manufaktur beton pracetak dan kaca tempa. Tegangan juga dapat terjadi tanpa
adanya gaya kontak sama sekali, baik dari dalam maupun dari luar, misal
karena perubahan temperatur, perubahan komposisi kimia, dan paparan gaya
magnet.
F. Macam-macam Tegangan
1. Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan dapat dibagi
menjadi :
a. Tegangan Normal, merupakan tegangan yang disebabkan pengaruh
gaya normal
b. Tegangan Tangensial, tegangan yang diakibatkan pengaruh gaya
tangensial.
2. Menurut jenis pembebanan yang diberikan, tegangan dapat dibagi
menjadi :
a. Tegangan Tarik (Tensile Stress)
b. Tegangan Geser (Shear Stress)
Tegangan geser dapatdidefenisikan dengan persamaan matematika
seperti berikut ini :

V
A

Dimana :
: Tegangan Geser (Shear Strength) (N/m2)
V : Gaya Geser (N)
A : Luas (m2)
c. Tegangan Tekan (Compressive Stress)
d. Tegangan Puntir
Tegangan puntir dapat didefenisikan dengan persamaan
matematika berikut :

t =

Mt

Dimana :
t : Tegangan Puntir
Wp : Momen Tahanan Polar (pada Puntir)
Mt : Momen Puntir (Torsi)
e. Tegangan lengkung/bengkok

Rizto Salia Zakri 22116003

Secara matematis tegangan lengkung/bengkok dapat dijelaskan


dengan persaman :
F = Ra+Rb

b =

Mb
Wb

Dimana :
Mb = Momen Lengkung
Wb = Momen Tahanan Lengkung
3. Tegangan Normal dan Tegangan Geser
Pada aplikasinya, tegangan yang umum terdapat pada sebuah benda
adalah tegangan Normal dan tegangan Geser. Perbedaan tegangan
geser dan tegangan normal bisa dijelaskan dari gambar 3 dibawah ini :

Gambar 3.Tegangan Normal () dan Tegangan Geser ()


Dari gambar 3 diatas dapat kita lihat perbedaan tegangan Normal
adalah tegangan yang arahnya vertical terhadap bidang, sementara
tegangan geser mempunyai arah horizontal terhadap bidang yang
ditekan/ditarik.
G. Komponen Tegangan
Tegangan yang tedapat dalam sebuah batuan biasanya terdiri dari beberapa
macam, seusai pengklasifikasiannya diatas, dalam sebuah benda/batuan,
setidaknya ada 2 jenis tegangan yang bekerja di dalamnya, yakni tegangan
Normal (Baik dala bentuk tekan, maupun tarik) dan tegangan geser, untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

Rizto Salia Zakri 22116003

Gambar 4. Tegangan Pada suatu Benda 3D


Pada sebuah kubus pada gambar 4, terlihat ada 9 tegangan yang bekerja
pada kubus tersebut, dimana ada tegangan Normal xx, yy, zz, dan tegangan
geser xy, xz, yx, yz, zx, zy.
H. Tegangan 2-D dan Persamaan Tegangan

Gambar 5. Tegangan Dalam dua Dimensi


Pada gambar 5 diatas, dapat kita lihat tegangan tegangan yang bekerja
pada sebuah penampang 2Dimensi, dimana ada tegangan Normal dan
Tegangan Geser yang bekerja di masing-masing bidangnya.
Dari gambar 4 diatas bisa kita hitung berapa besaran tegangan normal dan
tegangan geser yang bekerja pada bidang tersebut.
Contoh :

Rizto Salia Zakri 22116003

Akan ditentukan tegangan normal dan tegangan geser yang bekerja pada
sebuah bidang yang normalnya membentuk sudut terhadap sumbu x dimana
x bekerja.

Gambar 5. Tegangan yang Membentuk Sudut


Perlu digunakan prinsip kesetimbangan gaya dalam sebuah segitiga yang
sangat kecil dengan tebal t.
Arah secara 2D, dapat digambarkan seperti berikut ini :

Gambar 6. Proyeksi Tegangan yang Bekerja Pada Benda


Panjang sisi segitiga:
AB = a
OA = a sin
OB = a cos
Untuk memenuhi kondisi kesetimbangan, seluruh gaya yang bekerja pada
arah dan dalam keadaan setimbang.
Jadi, untuk mendapatkan nilai tegangan normal (), dapat digunakan
persamaan :
Fs = 0
at = x cos a cos t + xy sin a cos t + y sin a sin t +
yx cos a sin t
= x cos2 + y sin2 + 2xy sin cos
Dari trigonometri:

Rizto Salia Zakri 22116003

Jadi, persamaan diatas dapat diturunkan menjadi :

Untuk menghitung tegangan geser, kita tetap menggunakan prinsip


kesetimbangan, dimana jumlah dari seluruh gaya yang bekerja sama dengan 0.
Sehingga persamaannya menjadi :
Ft = 0
at = -x sin a cos t + xy cos a cos t + y cos a sin t - yx sin a sin
t
= (y - x) sin cos + xy (cos2 - sin2 )
Dari trigonometri:

Maka,

Dari 2 persamaan diatas, maka kita bisa dapatkan persamaan akhir, sebagai
berikut :

Dengan dua persamaan ini memungkinkan kita untuk menentukan


tegangan normal dan tegangan geser pada setiap bidang yang didefinisikan
oleh untuk setiap kombinasi nilai x, y, dan xy.

Rizto Salia Zakri 22116003

I. Aplikasi Tegangan
Secara alamiah, batuan yang ada dialam memiliki tegangan masingmasing, ada beberapa faktor penyebab batuan dialam memiliki tegangan
diantaranya :
1. Berat batuan itu sendiri, merupakan perkalian bobot isi batuan dengan
kedalaman letaknya dari permukaan bumi.
2. Tegangan pada batuan di bawah permukaan yang terjadi apabila
disekitar batuan terdapat gejala geologi seperti perlipatan dan patahan.
Dengan dibukanya lubang bukaan maka, akan terjadi pelepasan energi
secara tiba-tiba.
3. Absorbsi air. Batuan yang sifatnya menyerap air akan lebih mudah
terintegrasi kekuatannya karena cenderung mengalami tingkat
pelapukan dan swelling yang tinggi. Pada lubang bukaan, kuat tarik
terdistribusi di bagian atap dan lantai sedangkan kuat tekan di dinding
terowongan. Berikut ini diperlihatkan beberapa kekuatan batuan pada
kondisi batuan kering.
Konsep tegangan akan sangat penting dalam proses penambangan, baik
pada unnderground mining, maupun di openpit mining.

Daftar Pustaka
Budynas, Richard .G. 1999. Advance Strength and Applied Stress
Analysis. China : McGraw-Hill Companies,Inc.

Rizto Salia Zakri 22116003

Hudson, John.A. and John P.Harrison. 1997. Engineering Rock


Mechanics. United Kingdom : Pergamon
https://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_(mekanika), Diakses pada : 26
Agustus 2016
http://hanifahnastiti.blogspot.co.id/2011/01/tegangan-stress-dan-reganganstrain.html, Diakses pada : 26 Agsutus 2016
http://fisikazone.com/tegangan-regangan-dan-modulus-elastisitas/,
Diakses pada : 26 Agustus 2016
https://www.scribd.com/doc/214079777/Konsep-Stress-Dan-Strain,
Didownload pada : 25 Agustus 2016

Rizto Salia Zakri 22116003

Anda mungkin juga menyukai