Anda di halaman 1dari 18

PT PLN (Persero)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

1 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

MATA PELAJARAN
TEKNIK LISTRIK TERAPAN
TUJUAN MATA PELAJARAN :
Diharapkan

Peserta

memahami

Teknik

Listrik

yang

berhubungan

dengan

Pemeliharaan Gardu
TUJUAN POKOK BAHASAN :

Memahami pengertian listrik arus bolak balik 3 fasa .

Memahami perhitungan Tegangan, arus dan Daya 3 fasa

Memahami terjadinya Gejala Korona dan Tegangan Lebih pada


sistem 20 KV

Memahami terjadinya busur listrik

Mehami fungsi pelebur sebagai Alat Pengaman Instalasi Listrik

Memahami dampak arus listrik terhadap terjadinya panas


peralatan

Memahami fungsi pentanahan sebagai Pengaman terhadap


tegangan Sentuh

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

2 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

1. LISTRIK ARUS BOLAK BALIK 3 FASA


1.1. PENGERTIAN :
Yang dimaksud dengan listrik arus bolak balik 3 fasa adalah arus bolak balik yang
terdiri dari 3 ( tiga ) keluaran yang disebut dengan fasa, dengan bentuk sinusiode dimanan
besar / nilai tegangannya sama, frekwensi sama tetapi masing masing berbeda 1/3
periode ( 120 0 )
1.2. SUMBER LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK 3 FASA :
Generator arus bolak balik yang konstruksi letak belitan induksinya masing masing
berbeda susdut 120 0.
1.3. LISTRIK ARUS BOLAK BALIK 3 FASA
Tiga buah belitan serupa berbeda tempat 120 0 pada ruangan bulat timbul ggl ( gerak gaya
listrik ) sebagai akibat dari Induksi medan magnit penguat . Besar ggl dan frekwensi yang
timbul sama, tetapi berbeda 120 0 satu dengan yang lain.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

3 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

M
K
U3
S

120

K
U
2

U
K

U1

U2

U
3

+
U

U3

U
1

120

U
2
DIAGRAM GENERATOR ARUS BOLAK-BALIK 3 FASA

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

4 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

1.2. TEGANGAN DAN ARUS


Tegangan dan arus keluaran dari generator atau trafo dapat dibedakan berdasakan
hubungan antar belitannya

1.2.1. HUBUNGAN BINTANG


Il

R
If

EL

EF

EF

If

EL

Il

If

EF

Il

Tegangan setiap belitan disebut dengan


tegangan fasa = Ef

Tegangan

antar

fasa

disebut

dengan

tegangan line = El

El = Ef . 3

Arus yang keluar dari belitan disebut arus


fasa If dan arus yang keluar dari terminal

EL

disebut arus line Il . Arus line besarnya


sama dengan arus fasa :

Il = If

2.2. HUBUNGAN DELTA I


l

R
EF

EF
EL
If I
f
If

EL

Il

EF

EL
Il

Tegangan

line

besarnya

sama

tegangan fasa :

El= Ef

degan

Arus line besarnya sama dengan arus fasa


dikalikan 3

Il = If . 3

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

5 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

1.3. DAYA LISTRIK 3 FASA HUBUNGAN BINTANG

Il.1

If.3
EF

EL

EF

EL

If.3

Il.2

EF

EL

Il.3

Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya fasa 3


P3

P1

P2

P3

= ( If.1 x Vf.1 x Cos 1 ) + ( If2x Vf2 x Cos 2 )+


( If3 x Vf3 x Cos 3 )
Bila tegangan dan beban seimbang,maka:
P3

3 x ( If x Vf x Cos )

Diketahui bahwa :
Vl
Vf =

-------

dan

If = Il

3
Maka :
3 x Vl x Il x Cos
P 3 = ------------------------ 3
Atau :
P3

3 x Vl x Il x Cos
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

6 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

3.2. DAYA LISTRIK 3 FASA HUBUNGAN SEGITIGA

Il1
EF

EF
EL

EL

If2

If3

Il2

EF

EL

Il3
Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya fasa 3
P3

= P1 + P2 + P3
= ( If.1 x Vf.1 x Cos 1 )+ ( If.2x Vf.2 x Cos 2 )+
( If.3 x Vf.3 x Cos 3 )

Bila tegangan dan beban seimbang,maka:


P3

3 x ( If x Vf x Cos )

Diketahui bahwa :
Il
If = -------

dan

Vf = Vl

3
Maka :
3 x Vl x Il x Cos
P 3 = ------------------------ 3
Atau :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

7 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

P3

3 x Vl x Il x Cos

1.4. GEJALA KORONA


1.4.1. Pelepasan listrik ( partikel discharge ) mencakup :
1. Internal discharge

(pelepasan didalam)

2. Surface discharge

(pelepasan dipermukaan)

3. Corona discharge

(pelepasan korona)

Internal discharge
Proses pelepasan listrik di dalam rongga atau lubang yang terbentang d dalam suatu
dielektrik atau ujung penghantar termasuk di dalam media cair maupun padat

Surface discharge
Proses pelepasan listrik dipermukaan penghantar, tunggal tanpa isolasi

Corona discharge
Salah satu gejala tegangan tinggi yang biasanya timbul dipermukaan penghantar akibat
tegangan melbihi tegangan kritisnya yang terlihat melingkar seperti cahaya berwarna
ungu dengan diiringi suara mendesis & diikuti bau (seperti bau ozon )

1.4.2. Terjadinya korona :


Korona terjadi karena adanya ionisasi, yaitu adanya kehilangan elektron dari molekul
udara, bila disekitarnya terdapat medan listrik maka elektron-elektron bebas mengalami
gaya yang mempercepat geraknya, sehingga terjadi tabrakan antar molekul, akibatnya
timbul ion-ion dan elektron-elektron baru yang semakin lama semakin banyak bila gradien
tegangan cukup besar.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

8 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

TINGKAT ENERGI KE 3

r3
r2

ORBIT KE 3
ORBIT KE 2

r1

TINGKAT ENERGI KE 2
r2
r1

INTI

TINGKAT ENERGI KE 1
KULIT INTI

Proses ionisasi dari atom :


A + E --------> A+ + 2E
Dimana :
A

= atom

A+

= ion positif

= ELEKTRON

RUGI-RUGI KORONA (PK) DAPAT DIHITUNG DENGAN


RUMUS :

Pk

244
f 25 r V Vd 2.10 5 kW / kM
5
d

Dimana :
B = tekanan udara pada waktu diuji / diukur (mm hg)
T = suhu sekeliling waktu diuji / diukur (0c)
F = frekwensi sistem ( hz)
R = jari - jari kawat (cm)
D = jarak antara kawat (cm)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

9 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

V = tegangan kawat ke netral (kv)


Vd = tegangan kritis dimana hilang korona mulai terjadi (kv)
Vd 21,1.Mo.r..n.

d
r

Vd 16,9. Mo. r. .n.

Mo

Untuk cuaca baik

d
r

Untuk cuaca basah

= 1.00 untuk kawat yang permukaannya halus.


= 0.93 - 0.98 untuk kawat kasar
= 0.83 - 0.87 untuk kawat berbelit 7
= 0.80 - 0.85 untuk kawat berbelit 19,37 dan 61

1.4.3. Faktor - faktor yang mempengaruhi korona :

Penampang kawat

Konfigurasinya

Macam - macam kawat

Keadaan permukaan

Keadaan cuaca

1.5. SURJA HUBUNG DAN SURJA PETIR


1.5.1. Surja Hubung
Tegangan lebih yang timbul didalam sistem kelistrikan secara luas dapat dibagi menjadi
2 (dua) :
- Dari dalam sistem
- Dari dalam sistem
1.5.2. Sebab dari dalam sistem (internal over voltage) dapat dibentuk :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

10 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

transient

Dinamis

Statis

A.

Tegangan lebih yang berbentuk transient mempunyai frekwensi


yang tidak ada hubungannya dengan frekwensi dari sistemnya dan berlangsung
hanya beberapa cycle :
Disebabkan oleh operasi PMT untuk beban induktif / kafasitif atau hubungan ke
tanah antara satu fasa dari hantarannya pada sistem pentanahan netral yang
terisolir.
B.

Tegangan lebih dinamis terjadi pada frekwensi yang sama

dengan frekwensi dari sistemnya dan berlangsung beberapa detik, ini disebabkan
pada waktu pemutusan beban dari generator yang menyebabkan over speed atau
bila beban itu tiba0tiba dipindahkan / hilang
C.Tegangan lebih statis terjadi pada frekwensi yang sama dengan frekwensi
sistemnya, dan bertahan sampai beberapa waktu yang lama (relatif lama),
mungkin sampai berjam-jam gejala ini timbul bila hubungan satu fhasa ketanah
terus berlangsug. Dapat terjadi demikian bila netral ditanahkan melalui kumparan
peredaman busur api (are suppression coil)
5.1. Sebab dari luar
Tegangan lebih yang timbul dari luar sistem disebabkan karena adanya pelepasan
muatan-muatan diatmosfir, dan tidak ada hubungannya dengan sistemnya.
Tegangan lebih hubung / switching dapat terjadi karena :
1. Penutupan saklar pada hantaran panjang yang terbuka

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

11 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

2. Penutupan kembali saklar pada hantaran panjang yang terbuka

3. Penutupan saklar pada transmisi dengan trafo tanpa beban

Vo

4. Pelepasan beban tiba - tiba pada ujung hantaran.

5. Pelepasan beban tiba-tiba pada ujung hantaran yang diikuti dengan pelepasan
beban pada ujung pengirim

6. Pembukaan hantaran tanpa beban


Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

12 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

7. Pelepasan trafo yang berbeban kosong

8. Pelepasan beban induktif dari trafo gulungan tertier

9. Pelepasan pada gardu antara

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

13 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

10. Gangguan satu fhasa ke tanah tanpa pembukaan pemutus

1.6. PEREDAMAN BUSUR LISTRIK


1.6.1. Terjadinya busur listrik

Pelepasan beban

6.2. Cara peredaman busur listrik :


1. Peredaman dengan pemutusan cepat
2. Peredaman dengan ujung pelindung
3. Peredaman dengan tiupan magnet
4. Peradaman dengan minyak
5. Peredaman dengan gas udara
6. Peredaman dengan hampa udara
1.7. EFEK PANAS AKIBAT ARUS LISTRIK
Arus listrik yang mengalir pada penghantar, menyebabkan pada penghantar tersebut
mengambil daya listrik dan diubah menjadi panas.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

14 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Besarnya panas yang timbul adalah sebanding dengan kwadrat arus, besarnya tahanan
yang dilalui arus dan lamanya waktu arus mengalir, atau dengan rumus :
- Daya yang terserap :
P = I 2 . r . t Watt jam
- Daya listrik diubah menjadi panas :
Q = 0,24 . I 2 . r . t . Kalori
atau :
Q = 0,24 . V . I . t . Kalori
Penyebab lain terjadinya panas antara lain :

Alat pemanas listrik, beban berupa kawat nikelin

Motor listrik pada kondisi operasi, berbeban lebih, macet / tidak dapat berputar

Sambungan penghantar yang tidak terhubung dengan baik ( loss

Beban penghantar yang melebihi kapasitas / KHA

contact )

1.8. PEMBUMIAN
1.8.1. Pengertian
Pembumian adalah penghubungan suatu titik sirkit atau penghantar yang bukan bagian
sirkit, dengan bumi melalui cara menanam penghantar / batang logam ke dalam tanah

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

15 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

1.8.2. Fungsi pembumian

Mengalirkan arus gangguan

Membuang arus muatan statis ke bumi

Menstabilkan keseimbangan tegangan

Mengamankan terhadap bahaya tegangan sentuh atau tegangan langkah

Memproteksi peralatan dari tegangan lebih / arus lebih

1.8.3. Sisten pembumian kerangkan peralatan


Pada sistem distribusi dikenal ada 2 ( dua ) jenis pentanahan sistem, yaitu :
Sistem pembumian

menghubungkan

titik

netral

Pengaman ( Sistem PP atau Sistem TT ), yaitu


pada

sistem

tenaga

listrik

di

sumbernya

dan

BKT( kerangka ) perlengkapan maupun instalasi . Pada sistem PP bekerjanya alat


proteksi tergantung dari besarnya nilai tahanan pentanahannya, semakin besar nilai
alat proteksi, maka nilai pentanahannya harus kecil. Sedangkan pada sistem PNP
penghantar proteksi ( penghantar pentanahan )

digabungkan dengan penghantar

netral
o

Sistem pembumian Netral Pengaman ( Sistem PNP atau Sistem TN ), yaitu


menghubungkan semua BKT

perlengkapan maupun instalasi dengan penghantar

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

16 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

proteksi ke titik sistem tenaga listrik di sumbernya. Penghantar proteksi adalah


penghantar netral pada sumber yang dihubungkan dengan sistem pembumian.
8.3.1. Sistem Pembumian Pengaman ( PP = TT )

RA
RA adalah nilai tahanan pentanahan elektrode pentanahan dan penghantar proteksi
untuk BKT,besarnya tergantung dari besarnya nilai tahanan sistem pentanahan di titik
sumber, sehingga bila ada gangguan hubung singkat antara penghantar fasa dan
tanah, makaalat proteksi harus bekerja pada waktu yang telah direncanakan.
Waktu pemutusan maksimal untuk sistem ini adalah :
Tegangan Efektip terhadap
Tanah

( Volt )

Waktu Pemutusan

120

( detik )
0,8

230

0,4

277

0,4

400

0,2

> 400

0,1

Persyaratan pemutusan :
Zs x Ia = Uo
Dimana :
Zs adalah impedansi lingkar gangguan dari sumber

sampai ke titik gangguan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

17 / 18

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Ia adalah arus yang menyebabkan pemutusan otomatis alat proteksi


Uo adalah tegangan efektip fasa ke tanah
1.8.3.2. Sistem pembumian netral pengaman ( PNP = TN )

RA
1.9. TAHANAN ISOLASI
Yang dimaksud dengan tahanan isolasi adalah besarnya tahanan dalam sirkit arus
listrik yang diberikan oleh isolasi pada tegangan tertentu hingga cenderung untuk
menghasilkan bocoran arus.
Besarnya tahanan tahanan isolasi minimal suatu sirkit instalasi tegangan rendah adalah
: 1.000 kali tegangan kerja instalasi tersebut dalam satuan Ohm

penghantar

isolasi
G
penghantar

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

18 / 18

Anda mungkin juga menyukai