Anda di halaman 1dari 37

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana

Kerja

Satuan

Kerja

Perangkat

Daerah

merupakan

dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat


kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat. Dokumen ini disusun dengan
mempedomani Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Sumatera
Barat, RPJM Pemerintah Provinsi Sumatera Barat serta Rencana Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Keterkaitan ini
dimaksudkan

agar

adanya

sinergisitas

dan

sinkronisasi

dalam

penyusunan Program dan kegiatan serta kebijakan yang akan dibuat


oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2011
merupakan acuan yang penting dalam Proses penyusunan Rencana
Kerja SKPD, hal ini tentunya untuk melihat sejauh mana target kinerja
yang menjadi indikator keberhasilan suatu SKPD dapat dicapai.
Dalam menyusun Rencana Kerja Program dan Kegiatan Tahun
2011, maka Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat
melihat beberapa aspek sebagai bahan pertimbangan dan pedoman,
diantaranya RPJM Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Rencana Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan, hasil evaluasi kinerja tahun 2011

serta Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera
Barat.

Sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional dan Surat Edaran Bersama Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas dan Menteri
Dalam Negeri No. 0008/M.PPN/01/2007/264A/SJ tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007 Pemerintah daerah wajib
menyusun Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk
memenuhi ketentuan tersebut maka Dinas Kelautan dan Perikanan
Propinsi Sumatera Barat menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat daerah sebagai bahan kelengkapan dokumen perencanaan
dan penganggaran bagi penyusunan RAPBN/RAPB tahun 2013.

1.2. Landasan Hukum


Landasan Hukum dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD ini
dituangkan melalui beberapa peraturan perundang undangan, antara
lain:
1. Undang undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang undang nomor 25/2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN)
3. Undang undang nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah (4)
Undnag-undang

No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58/2005 Pengelolaan Keuangan


Daerah (6) Peraturan Pemerintah No.65/2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
5. SEB Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas

dan

Menteri

0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ

Dalam

tentang

Petunjuk

Negeri
Teknis

Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007.


6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.25/2004 mengatur tentang
peranan dan tanggung jawab Kepala SKPD untuk menyiapkan
Renstra SKPD, keterkaitan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih
dengan RPJMD dan Renstra SKPD, Pokok-pokok isi dokumen
Renstra SKPD, Status hukum Renstra SKPD. Renstra SKPD
dijadikan pedoman bagi penyusunan Renja SKPD.

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud Utama penyusunan Rencana Kerja SKPD Tahun 2013
adalah agar dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam penyusunan
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Plafon Prioritas Anggaran
Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dalam rangka
penyusunan Rencana Anggaran dan Pendapatan Daerah (RAPBD)
Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2013.
Sedangkan Tujuan utama penyusunan Rencana Kerja SKPD untuk
menjabarkan rencana pembangunan bidang Kelautan dan Perikanan
serta

Rencana

Strategis

Dinas

Kelautan

dan

Perikanan

Provinsi

Sumatera Barat untuk 1 (satu) tahun dengan mempertimbangkan hasil


evaluasi pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan tahun
2011. Dengan demikian keterkaitan antara Rencana Anggaran dan
Penyusunan Anggaran dapat terjaga sehingga terwujudnya Anggaran
berbasis Kinerja dalam suatu SKPD sesuai yang diamanatkan dalam
Undang undang No. 17 tahun 2003 dan Undang undang No. 32 tahun
2004.

II.

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2011 dan Capaian Renstra


SKPD
a. Capaian Target Kinerja Program Kegiatan Tahun 2011
Capaian Target Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan dalam
pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat
pada tabel tabel berikut :
1.

Dicapainya Produksi
Produksi
Tahun 2010
Tahun 2011
% Kenaikan
Laut
192.658,4 ton
196.511,5 ton
1,99
Perairan Umum
9.941,1 ton
8.945,2 ton
- 10,02
Budidaya
109.371,8 ton 126.832,87 ton
15,96
Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara

2.

Tingkat Pendapatan Petani/Nelayan :


Pendapatan
Nelayan Laut
Perairan Umum
Pembudidaya

Tahun 2010
15.600.000
5.100.000
17.900.000

Tahun 2011
39.600.000
9.000.000
21.000.000

% Kenaikan
153,85
76,47
17,32

Ikan
Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara
3.

Produksi Benih
Produksi
Benih
BBI
UPR

Tahun 2010

Tahun 2011

% Kenaikan

21.380.325
47.583.705
ekor
ekor
796.085.030
878.095.583
ekor
ekor
Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara
4.

122,55
10,30

Konsumsi Ikan Perkapita pertahun


Konsumsi
Ketersediaan
ikan untuk di
Konsumsi

Tahun 2010

Tahun 2011

% Kenaikan

30.6 kg/kapita

31 kg/kapita

1,31

Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara


5.

Jumlah

angkatan/Kesempatan

Kerja

Masyarakat
Angkatan

Tahun 2010

Tahun 2011

Kerja
Nelayan Laut

34.584 orang

34.238 orang

N.Perairan

21.448 orang

21.448 orang

Umum

88.171 orang

89.413 orang

% Kenaikan
-1,00
1,41

Pembudidaya
ikan
Jumlah
144.203 orang 145.099 orang
Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara
6.

0,62

Ekspor Komoditas Perikanan


Ekspor
Tahun 2010
Ekspor Komoditas
1.122.900
Perikanan
kg

Tahun 2011
1.578.991,70

% Kenaikan
40,62

kg

Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara

7.

Tercapainya Penjualan Produksi Usaha


Daerah (PPUD)
PPUD

Tahun 2010
Tahun 2011
% Kenaikan
PPUD
184.688.100
289.246.500
56,61
Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara
8.

Pemakaian Kekayaan Daerah


Kekayaan Daerah

Tahun

Tahun 2011

% Kenaikan

2010
Labor
dan 61.137.631
105.657.727,5
Workshop,
UPTD
,5
5
Sikakap
Kontrak KPI Limau
Asam dan lain-lain
Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara
9.

72,81

Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan
Masyarakat

Tahun
2010

Tahun
2011

% Kenaikan

Penerima
Bantuan
779
2.374
(org)
(APBN dan APBD)
Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara
10.

204,75

Perkembangan Lahan Budidaya

Perkembanga
n Lahan
Budidaya (Ha)
Tawar
Laut
Payau
Total

Tahun
2010
13.909,6
0
15,95
14,35
13.939,9

Penambah
Jumlah
an pada
lahan
Tahun
Tahun 2011
2011
99,76
14.009,36
0,3
16,25
1,8
16,15
101,86

14.041,76

%
Kenaik
an
0,72
1,88
12,54
0,73

Angka Tahun 2011 merupakan angka sementara


Dari beberapa capaian target kinerja seperti pada tabel di atas,
dalam rangka peningkatan pembangunan Kelautan dan Perikanan

banyak hal yang harus dan perlu dilakukan oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Sumatera Barat diantaranya berupa peningkatan
sarana dan prasarana produksi bagi nelayan, pembudidaya, pengolah
dan pemasar ikan, peningkatan SDM baik bagi aparatur maupun
masyarakat perikanan, peningkatan koordinasi dengan instansi terkait,
dan lain lain

Permasalahan yang
dimaksud adalah :
1.

dihadapi

dalam

pencapaian

sasaran

Masih kurangnya modal kerja bagi petani pembudidaya ikan,


karena pembudidaya terbanyak adalah pembudidaya skala kecil.

2.

Masih adanya kendala dalam peningkatan produksi budidaya


akibat adanya gangguan hama penyakit ikan dan lingkungan serta
kurangnya

pengetahuan

pembudidaya

dalan

pengelolaan

usahanya.
3.

Masih kurangnya sarana dan prasarana bagi nelayan untuk


tempat hasil tangkapan.

4.

Pada umumnya masyarakat nelayan masih menggunakan sistem


dan alat tangkap tradisional dan usaha masih berskala kecil.

5.

Masih belum tersedianya peraturan perizinan tentang usaha


perikanan diwilayah Sumatera Barat.

6.

Belum optimalnya pengolahan hasil perikanan disaat produksi


tangkapan melimpah.

7.

Masih adanya penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan


lokal dan nelayan asing dengan alat dan bahan yang terlarang.

8.

Masih adanya kapal-kapal yang belum dilengkapi SIUP dan SIPI

9.

Masih belum optimalnya keterampilan petugas di UPTD dalam


mengoperasikan

sarana

yang

ada

serta

kurangnya

tenaga

penyuluh untuk memberikan bimbingan kepada pembudidaya.


10. Masih belum optimalnya mobilisasi dan kelancaran operasional
kelembagaan seperti untuk pengawasan sumberdaya kelautan dan
perikanan, penyidikan bagi petugas PPNS, jaringan data dan
informasi usaha.
11. Masih Kurangnya Sarana dan Prasarana untuk menunjang Provinsi
Sumatera Barat sebagai sentra tuna di wilayah Indonesia Bagian
Barat.

Dalam mengantisipasi permasalahan tersebut Dinas Kelautan dan


Perikanan telah melakukan kegiatan sebagai berikut :
1.

Mencarikan

peluang-peluang

akses

modal

bagi

nelayan/pembudidaya ikan berupa bantuan modal dan bantuan


sarana produksi maupun kegiatan-kegiatan temu usaha yang juga
melibatkan pihak perbankan.
2.

Meningkatkan
pencegahan

Hama

sarana
dan

dan

prasarana

Penyakit

Ikan

pengendalian
berupa

dan

pembuatan

Laboratorium, Peralatan dan bahan uji hama dan penyakit ikan,


pengadaan obat-obatan pencegahan hama dan penyakit ikan yang
distribusikan ke masing-masing Kab/Kota, serta penyiapan personil
dan panduan praktis untuk mendeteksi dini serangan hama
penyakit ikan.

3.

Meningkatkan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan


serta mengoptimalkan operasionalnya.

4.

Memperkuat dan mengembangkan usaha perikanan tangkap


dengan memberikan bantuan sarana penangkapan ikan kepada
nelayan baik berupa kapal, mesin, dan alat tangkap serta alat
bantu

penangkapan

berupa

rumpon,

fish

finder

dan

radio

komunikasi yang pada dasarnya dapat meningkatkan efisiensi dan


efektifitas mereka dalam berusaha.
5.

Memperkuat

pengawasan

dan

pengendalian

dalam

pemanfatan sumberdaya perikanan dengan kegiatan operasional


pengawasan baik rutin maupun berkala, dan melengkapi sarana
dan prasarana pengawasan.
6.

Peningkatan

SDM

masyarakat

perikanan

baik

kuantitas

maupun kualitas.
7.

Meningkatkan Koordinasi dan Sinkonisasi dengan instansi


terkait untuk secara terpadu dalam mewujudkan Prov. Sumatera
Barat sebagai Sentra Tuna di Wilayah Indonesia bagian Barat.

b. Realisasi Kegiatan APBD Tahun 2011


Program Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera
Barat pada Tahun Anggaran 2011 untuk kegiatan APBD jumlah anggaran
ditambah dengan Perubahan

sebesar Rp. 31.654.770.712,- dengan

realisasi keuangan sebesar Rp. 29.156.324.467,- (92,11 %) dengan


capaian realisasi fisik sebesar 95,54 % yang terdiri dari:
N
o
1.

Jenis Belanja
Belanja Tidak Langsung
Pokok

Jumlah Dana

Realisasi

(Rp)

(Rp)

%
Fisik

11.101.594.7
12,-

9.698.447.04
0,-

87,3
6

87,3
6

- Belanja Pegawai

8.427.590.712,-

7.736.323.850,-

91,80

91,80

- Tambahan Penghasilan
PNS

2.663.249.000,-

1.962.123.190,-

73,67

73,67

10.755.000,-

20.553.176.0

19.457.877.4

94,6

99,9

00,-

27,-

2.642.473.600,-

2.374.003.816,-

89,84

100

17.910.702.400

17.083.873.611

95.38

99.94

,-

,-

- Insentif Pemungutan
Retribusi
2.

Belanja Langsung

a.

Belanja
Langsung Pokok
( 4 Program )

b.

Belanja
Langsung Urusan
( 11 Program )

Total Belanja Langsung


(BL) dan Belanja Tidak
Langsung (BTL)

31.654.770.7

29.156.324.4

92,1

95,5

12,-

67,-

10

c. Capaian Realisasi Program Kegiatan yang tidak memenuhi


target kinerja hasil.
Dari seluruh Program / Kegiatan APBD Tahun 2011, terdapat
beberapa kegiatan yang realisasi fisik dan keuangannya kurang dari
target yang di rencanakan, yaitu :
1. Program

Pengembangan

Perikanan

Tangkap

pada

kegiatan

1)

Perizinan Usaha Dalam Rangka Pengendalian SDI dengan jumlah


dana Rp. 100.000.000,- hanya terealisasi sebesar Rp. 66.810.200,- (
66,81%).

Hal

ini

terjadi

karena

adanya

kegiatan

yang

tidak

terlaksana yaitu Fasilitasi Ranperda Perizinan dan Perjalanan dinas


dalam daerah dalam rangka mendukung pembahasan Ranperda.
Kegiatan fasilitasi ini bisa terlaksana kalau Ranperda telah dibahas di
DPRD dan telah disahkan, 2) Kegiatan Magang Penangkapan Hand
Line di Kapal Tuna dengan jumlah dana Rp. 150.000.000,- hanya
terealisasi sebesar Rp. 42.570.000,- (28,38%). Hal ini disebabkan
karena kegiatan ini sebagian dilaksanakan oleh Swasta dan Kota
Padang sehingga dana tidak dicairkan semuanya.
2. Program

Optimalisasi

dan

Pemasaran

Produk

Perikanan

pada

kegiatan Pertemuan Regional, Nasional dan Internasional dengan


jumlah dana Rp. 75.000.000,- terealisasi hanya Rp. 33.602.080-

11

(44,80%). Hal ini karena acara IMT-GT di Philipina tidak dihadiri oleh
Daerah tetapi dihadiri oleh Pusat dan ADB.

d. Faktor Faktor Penyebab Tidak Tercapainya


Program/Kegiatan
1. Faktor Internal
Faktor internal yang menyebabkan tidak tercapainya target kinerja
hasil antara lain :
Masih

kurangya

Koordinasi

yang

terintegrasi

dalam

penyusunan perencanaan oleh bidang terkait.


Masih kurangnya persamaan persepsi dalam penyelenggaraan
kegiatan yang saling terintegrasi dan sinergis.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang menyebabkan tidak tercapainya target
kinerja hasil antara lain :
Adanya

keterkaitan

dengan

instansi

pihak

penyelesaian pelaksanaan program kegiatan.

e. Realisasi Anggaran APBN TA 2011

12

lain

dalan

Pada kegiatan yang di danai dari APBN Murni

dari jumlah

anggaran sebesar Rp. 15.205.297.000,- telah direalisasikan sebesar


Rp.14.106.149.588,-

atau

sebesar

92,77%

dengan

realisasi

fisik

99,77% .

f.

Program Kegiatan Tahun Anggaran 2012


Tahun Anggaran 2012, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Sumatera

Barat

mendapat

alokasi

dana

APBD

sebesar

Rp.

40.649.268.179,- yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar


Rp.

11.074.361.729,-

dan

Belanja

Langsung

(BL)

sebesar

Rp.

29.574.906.450,-. Untuk Belanja Langsung Pokok terdiri dari 5 Program,


untuk Belanja Langsung Urusan terdiri dari 15 Program dengan rincian
sebagai berikut :
I. BELANJA LANGSUNG POKOK :
1.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
3.
4.

Program Peningkatan Disiplin Aparatur


Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya
Aparatur

5.

Program

Pengembangan

Capaian Kinerja dan Keuangan

13

Sistem

Pelaporan

II. BELANJA LANGSUNG URUSAN :


1.
Masyarakat

Dalam

Program

Pengawasan

dan

Pemberdayaan
Pengendalian

Sumberdaya Kelautan dan Perikanan :


1.1. Pengawasan Sumberdaya Pesisir dan Perikanan
1.2. Penguatan Kelembagaan Pokmaswas
2. Program
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
3. Program

Pengembangan Budidaya Perikanan :


Peningkatan Mutu Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
Pengendalian Hama Penyakit Ikan
Peningkatan Produksi Budidaya Ikan Air Tawar
Pembinaan BBI dan UPR
Gerakan Pensejahteraan Petani Terpadu
Pengembangan

dan

Pengelolaan

Perikanan

Tangkap :
3.1.
Pelatihan Penangkapan Ikan dengan Mini Longline
3.2.
Pengembangan dan Operasional PPP Sikakap
3.3.
Operasional Kapal Latih Mini Longline
3.4.
Pengembangan Pelabuhan Carocok Tarusan
3.5.
Perizinan Usaha Dalam Rangka Pengendalian Izin
Usaha
Penangkapan Ikan
3.6.

Forum Koordinasi Pengelolaan Pemanfaatan SDI

(FKPPS)
Pendampingan Tingkat Nasional
3.7.
Penghargaan Adi Bhakti Mina Bahari Tingkat Nasional
3.8.
Sosialisasi Kartu Nelayan
3.9.
Forum Komunikasi KUB Tingkat Propinsi
3.10. Sertifikasi Hak Asasi Tanah Nelayan
4. Program Pengembangan Kawasan sentra Produksi :
4.1.
Pengembangan Ikan Nila pada Kawasan Sentra
Produksi
4.2.
Pengembangan Ikan Kerapu pada Kawasan Sentra
Porduksi
5. Program Pemberdayaan Penyuluh Perikanan :
5.1.
Peningkatan Kapasitas Penyuluh Perikanan Lapangan
5.2.
Pemberdayaan Penyuluh Bagi UMKM Bankable
6. Program Peningkatan Penerapan Tekhnologi
6.1.
Operasional dan Pengembangan UPTD BBI BBIP DKP
Sumbar

14

6.2.

Operasional dan pengembangan UPTD BBI

7. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana :


7.1.
Pengadaan Trammel Net
7.2.
Fasilitasi Peningkatan Mutu Hasil Tangkap (Fish Box 50
Liter)
7.3.
Fasilitasi Penyediaan Mesin Tempel dan Mesin Longtail
7.4.
Fasilitasi Alat Bantu Penangkapan GPS
7.5.
Pengadaan Alat Tangkap Gillnet Monofilamen
7.6.
Penyediaan Kapal Perikanan dan Alat Tangkap DAK
7.7.
Fasilitasi Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya
8. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi :
8.1.
Pameran dan Promosi Tingkat Porpinsi, Nasional dan
Internasional
8.2.
Pertemuan IMT GT-IMS GT Tingkat Regional dan
Internasional
8.3.
Gerakan Makan Ikan
8.4.
Industri Bahari Expo
8.5.
Temu Bisnis Investasi
8.6.
Pengembangan Pemasaran UMKM
9. Program Peningkatan Nilai Tambah Daya Saing Hasil
Produksi :
9.1.
Supervisi

dan

Pengembangan

Investasi

dan

Permodalan (Perkreditan Bagi UMKM SKP)


9.2.
Pengadaan Alat Pengolah Ikan
9.3.
Pembinaan Mutu Pengolah Hasil Perikanan
9.4.
Diversifikasi Pengolahan Ikan
9.5.
Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan
9.6.
Pengembangan BLPPMHP
10.

Program

Pensejahteraan

Ekonomi

Masyarakat

Pesisir :
10.1. Koordinasi, Sinkronisasi dan Fasilitasi Perlaksanaan
Program/Kegiatan Pensejahteraan Ekonomi Nelayan
10.2. Peningkatan Peran Serta Perempuan Pesisir
10.3. Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Oleh Masyarakat
Pesisir
10.4. Pemberdayaan Nelayan Desa Terpadu
10.5. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan Masyarakat Pesisir

15

11.

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan

SDM :
11.1. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Kegiatan
Kelautan dan Perikanan
11.2. Monev dan Pelaporan Pelaksanaan Program/Kegiatan
11.3. Pengembangan dan Peningkatan Data dan Informasi
12.

Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam :


12.1. Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang

13.

Program Pengelolaan dan Perlindungan Ekosistem Pesisir dan Laut :


13.1. Penanaman Pohon Pelindung di Pantai

14.

Program Peningkatan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana :


14.1. Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Wilayah Pesisir

15.

Program

Pengelolaan

Sumberdaya

Perairan

Laut,

Pesisir dan Pulau-pulau Kecil :


15.1. Restocking Perairan Umum

g.

Kemajuan Realisasi Program dan Kegiatan Tahun


Anggaran 2012
Kemajuan realisasi Program Kegiatan Tahun Anggaran 2012, untuk

kegiatan Dana APBD dan APBN sampai dengan Januari 2012 secara fisik
maupun realisasi keuangan masih belum ada.

h.

Implikasi Target Capaian Program Renstra SKPD


Program dan Kegiatan Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 seperti

terlihat pada lampiran Renja ini dengan rincian sebagai berikut :


Tujuan dari program masing-masing kegiatan secara umum antara lain :
Pengembangan dan peningkatan produksi perikanan budidaya
Pengembangan dan peningkatan produksi perikanan tangkap
Peningkatan kawasan sentra produksi/agropolitan

16

Pengendalian sumberdaya ikan


Peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan
Peningkatan SDM nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan
Pengelolaan sumberdaya alam kelautan dan perikanan
Pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan
Peningkatan PAD melalui sektor Kelautan dan Perikanan

Dari Program dan Kegiatan Dinas Kelautan dan Perikanan, maka


implikasi capaian kinerja dapat dilihat dari capaian realisasi Penetapan
Kinerja Tahun 2011 seperti terlihat pada tabel berikut :

17

REALISASI PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 SEMESTER II


N
o
1
1.

Sasaran
2
Meningkatnya produksi
perikanan tangkap dan
pendapatan nelayan

1.
2.
3.
4.

2.

Meningkatnya produksi,
mutu hasil perikanan
budidaya dan
kesejahteraan
pembudidaya ikan

1.
2.
3.
4.
5.

3.

Berkurangnya kegiatan
yang merusak
sumberdaya kelautan
dan perikanan illegal
fishing

1.
2.
3.

4.

Meningkatnya penataan
dan pengelolaan SDKP &
pulau2 kecil serta
mensejahterakan
masy.pesisir

1.
2.
3.

Indikator Kinerja
Uraian
3
Peningkatan produksi
Ikan laut : %/thn
Perairan umum :
%/thn
Peningkatan pendapatan nelayan
Nelayan pemilik :
Rp/bln
Nelayan buruh :
Rp/bln
Pemberdayaan nelayan : klpk
nelayan
Peningkatan kapasitas kapal
penangkapan ikan
Dari perahu tanpa
motor ke perahu bermotor
Peningkatan produksi budidaya
Luas area usaha perikanan
Peningkatan pendapatan
pembudidaya
Jumlah usaha perikanan budidaya yg
dpt sertifikat CBIB
Menciptakan UPR yang punya
sertifikat (unit)
Usaha perikanan yg sesuai
ketentuan
Kapal yang diperiksa
Peningkatan kapasitas kelembagaan
masy pengawas (klpk.thn)
Jumlah kawasan konservasi laut yg
punya SK Kepala Daera : lks/thn
Jumlah kawasan konservasi perairan
daratan yg dikelola & punya SK
Kepala Daerah : lks/thn
Jumlah pulau-pulau kecil yg terkelola

Target
4
194.970,3
(1,2%)
10.080,3 (1,4%)

Semester I
5

Realisasi Target Kinerja


Semester II
Capaian
6
7

%
8

109.967,6 ton
3.251,4 ton

91.162,6 ton
5.693,8 ton

196.511,5 ton
8.945,2 ton

100,7%
88,74%

Rp.5.260.732/bl
n
Rp.1.115.308/bl
n
13 KK

Rp.5.400.000/bl
n
Rp.1.200.000/bl
n
828 KK

Rp.5.540.012/bl
n
Rp.1.330.254/bl
n
841 KK

100,6%
102,3%
370,5%

86 unit

103 Unit

189 Unit

150.946 (28%)
40 Ha
Rp.1.650.000/bl
n
20 unit

30.613,03 ton
30 Ha
Rp.1.750.000/bl
n
9 Unit

96.219.84 ton
35 Ha
Rp.1.750.000/bl
n
47 Unit

126.832,87 ton
65 Ha
Rp.1.750.000/bl
n
56 Unit

1 Unit

2 Unit

2 Unit

250 kapal
100 kapal
3 kelompok

Dlm proses
pengusulan
100 kpl
50 kpl
3 klpk

155 kpl
67 kpl
3 klpk

255 kpl
117 kpl
6 klpk

102%
117%
200%

7 Lokasi

1 Lokasi

6 Lokasi

7 Lokasi

100%

50 Lokasi

3 Lokasi

54 Lokasi

57 Lokasi

114%

2 Pulau

Dlm proses

2 Pulau

2 Pulau

100%

Rp.5.500.000/bl
n
Rp.1.300.000/bl
n
20 KK

66,78%

283 Unit
84,03%
162,5%
106%
280%
200%

(pulau)

N
o
1
5.

Sasaran
2
Meningkatnya hasil
ekspor, penyediaan ikan
untuk konsumsi dan unit
pengolahan

1.
2.
3.
4.

Indikator Kinerja
Uraian
3
Peningkatan ekspor perikanan
Ketersediaan ikan untuk konsumsi
Jumlah unit pengolahan ikan (kecil
dan sedang)
Jumlah unit pengolahan ikan

pengajuan

Target
4
1.300.600
(25%)
31 kg/kap/thn
703 Unit
4 Unit

Semester I
5
204.194,2
25,81 kg/kp/thn
689 Unit

Realisasi Target
Semester II
6
1.374.797,50
31 kg/kp/thn
14 Unit

2 Unit

2 Unit

Kinerja
Capaian
7
1.578.991,70
31 kg/kp/thn
703 Unit
4 Unit

%
8
121%
100%
100%
100%

i.

Kebijakan/tindakan perencanaan dan penganggaran


dalam

mengatasi

faktor

penyebab

ketidaktercapainya

keberhasilan terget kinerja hasil


Kebijakan serta tindakan Perencanaan dan Penganggaran yang
dapat diambil dalam pencapaian target kinerja antara lain :
a.
Memperkuat
pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya
Kelautan dan Perikanan
b.

Meningkatkan
penataan dan pengelolaan lingkungan sumberdaya kelautan
dan perikanan secara komprehensif dengan melibatkan peran

c.

serta masyarakat, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim


Meningkatkan
dan

mengembangkan sarana dan prasarana penangkapan ikan


d.
Mengoptimalkan
potensi budidaya yang belum tergarap serta membuka
lapangan kerja diiringi dengan dukungan pengembangan
modal dan kepastian berusaha.
e.

Mengembangkan
industri pengolahan, perbaikan mutu hasil perikanan dan
memperkuat jejaring serta daya tembus pemasaran produk

Hasil Kelautan dan perikanan dalam dan luar negeri


f.
Peningkatan
Sumberdaya manusia Kelautan dan Perikanan , Sasarannya
adalah

agar

meningkatnya

kuantitas

maupun

kualitas

sumberdaya manusia; mulai dari nelayan, petani ikan,


penyuluh dan aparat pengelola kelautan dan perikanan.

Sehingga pada tahun 2015 industri perikanan dapat jadi


motor

penggerak

(prime

mover)

ekonomi

masyarakat,

wilayah maupun nasional.


2.2 Analisa Kinerja Pelayanan SKPD
Hakekat pemberian otonomi kepada daerah adalah peningkatan
pelayanan kepada masyarakat. Meningkatnya kualitas pelayanan SKPD
akan menciptakan pemerintahan yang mampu bersaing sehingga
dilingkungan pemerintahan tercipta kompetitif (competitive goverment).
Pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan hingga saat ini masih
belum optimal terhadap masyarakat Nelayan dan pembudidaya ikan
serta pelaku usaha perikanan. Belum optimalnya pelayanan Dinas
Kelautan dan Perikanan dapat dilihat dari masih tingginya angka
kemiskinan masyarakat pesisir di Sumatera Barat, masih rendahnya
mutu ikan yang sesuai dengan standar dan masih banyaknya kapal
kala nelayan yang masih belum dilengkapi dengan SIUP dan SIPI dan
faktor faktor lainya yang saling mempengaruhi. Hal ini tentunya
diperlukan peningkatan pelayanan kemasyarakat dengan pendekatan
pendekatan yang bersifat implikatif melalui program dan kegiatan yang
prorakyat dan peningkatan produksi.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat telah
berusaha meningkatkan pelayanan kepada masyarakat kelautan dan
perikanan dengan menyusun program program strategis seperti :
Penetapan Lokasi Sentra produksi budidaya perikanan air tawar, payau
dan laut yang tersebar Kab/Kota Provinsi Sumatera Barat. Disamping itu

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi juga secara intensif terus


melakukan pembinaan kepada nelayan dan pembudidaya ikan serta
pelaku usaha perikanan guna peningkatan Sumberdaya Manusia baik di
apartur maupun masyarakat sebagai sasaran akhir program.

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan kualitas


pelayanan SKPD antara lain :
1.

Masih

rendahnya

kualitas

dan

etos

kerja

aparatur

dalam

pelaksanaan Program dan Kegiatan Dinas serta masih rendahnya


kemampuan

teknis

dalam

melakukan

pengkajian

dan

permasalahan pelayanan publik yang dihadapi.


2.

Masih terbatasnya dukungan teknologi, sarana dan prasarana


dalam pemberian pelayanan publik.

3.

Masih terbatas anggaran Pemerintah dalam pengalokasian dana


Program kegiatan SKPD sehingga tingkat pelayanan ke masyarakat
belum optimal.

II.3 Isu-isu penting:


1.

Rendahnya kualitas induk yang ada di Sumatera Barat, baik yang


ada di semua Balai Benih Ikan Sentral, Balai Benih Ikan Kabupaten/
Kota maupun Unit Pembenihan Rakyat, sehingga produktifitas
optimal dan tingkat keekonomian yang diterima produsen masih
jauh dari yang diharapkan. Hal ini tentunya berdampak pada

kekurang populeran usaha perikanan ini bagi calon-calon pelaku


lainnya sehingga pengembangan unit usaha dan jumlah pelaku/
tenaga kerja tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
2.

Keterbatasan armada dan alat tangkap masih menjadi dilemma


khususnya

bagi

nelayan

tradisional

kompleksitas

permasalahan

penangkapan

di

zona

yang

degradasi
pantai

barat

dihadapkan
kualitas
Pulau

pada

wilayah
Sumatera,

perkembangan sektor lain yang memanfaatkan zona penangkapan


seperti

transportasi,

pariwisata

dan

sebagainya,

dihadapkan

dengan tidak meningkatkan kuantitas dan kualitas alat tangkap


yang dimiliki nelayan tradisional. Hal ini tentunya lebih lanjut
berdampak pada tingkat pendapatan/ kesejahteraan nelayan,
regenerasi nelayan dan sebagainya.
3.

Kurangnya enterprenuership khususnya di bidang kelautan dan


perikanan dapat dilihat perkembangan jumlah areal budidaya,
jumlah armada tangkap, jumlah unit pengolahan dan lain-lain yang
diduga

diakibatkan

karena

kekurangtertarikan

pelaku-pelaku

pemula atau pelaku non perikanan untuk mulai berusaha di bidang


kelautan dan perikanan. Pola budidaya, penangkapan, pengolahan
dan pemasaran masih sangat tradisional dan sudah bertahan dari
beberapa generasi sebelumnya.
4.

Terbatasnya sarana pengawasan SDI dibandingkan dengan 186.580


km2 perairan laut Sumatera Barat, sehingga yang sangat mungkin

untuk diawasi hanyalah wilayah zona I di Samudera Indonesia serta


tidak optimalnya pengawasan secara intensif yang dilakukan di
wilayah perairan umum seperti danau maninjau dan Singkarak dari
aktifitas destructive fishing.
5.

Kompetisi daerah tetangga seperti Riau, Jambi di bidang perikanan


budidaya perlu dianalisa baik dalam hal dukungan Pemerintah
Daerahnya, tingkat partisipasi masyarakatnya maupun efektifitas
program dan kegiatannya, seperti keberadaan wilayah minapolitan
patin di Kab. Kampar Riau dan pemanfaatan optimal dari BBAT
Jambi oleh pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota se Provinsi
Jambi menjadi tantangan potensial bagi Sumatera Barat. Khusus
bidang penangkapan, agresifitas nelayan Sumatera Utara dan
Bengkulu menjadi ancaman serius terlebih kurangnya perhatian
Pemerintah

untuk

melakukan

koordinasi

dalam

regulasi

penangkapan di wilayah pantai barat Pulau Sumatera.


6.

Peningkatan permintaan baik dari regional Provinsi tetangga, subregional Negara tetangga maupun pasar ekspor lainnya menjadi
permasalahan disaat kualifikasi mutu dan komitmen pasokan yang
diinginkan tidak dapat dipenuhi Sumatera Barat.

7.

Invasi pelaku luar, baik yang diundang dalam rangka peningkatan


motivasi dan transfer tekhnologi seperti nelayan tuna dari Muara
Baru, bali dan Gorontalo, maupun dugaan praktek illegal fishing di
wilayah ZEE luar Mentawai akan tetap menjadi kerugian yang

cenderung akan semakin bertambah sekiranya tidak diambil


langkah-langkah antisipasi dan solusi konkritnya, baik karena
bertambahnya kuantitas invasi tersebut pada suatu sisi dan
penurunan kuantitas dan kualitas sumber daya ikan sisi lainnya.
8.

Akses internasional terbatas dengan tidak adanya penerbangan


langsung baik khusus kargo maupun passanger carrier yang dapat
mengangkut cargo hasil perikanan telah menimbulkan kerugian
baik karena kuantitas pengiriman maupun karena factor kualitas
yang terdegradasi karena faktor waktu pengiriman. Hal diatas
mengakibatkan rendahnya nilai jual dan merosotnya imej produk
Sumatera Barat di pasar internasional.

Masalah dan Tantangan :


Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran dimaksud
adalah :
1. Masih kurangnya modal kerja bagi pembudidaya ikan, karena
pembudidaya terbanyak adalah pembudidaya skala kecil.
2. Masih adanya kendala dalam peningkatan produksi budidaya
akibat adanya gangguan hama penyakit ikan dan lingkungan serta
kurangnya

pengetahuan

pembudidaya

dalam

pengelolaan

usahanya
3. Masih kurangnya sarana dan prasarana bagi nelayan untuk
tempat hasil tangkapan.

4. Pada umumnya masyarakat nelayan masih menggunakan sistem


dan alat tangkap tradisional dan usaha masih berskala kecil.
5. Masih belum tersedianya peraturan perizinan tentang usaha
perikanan diwilayah Sumatera Barat.
6. Belum optimalnya pengolahan hasil perikanan disaat produksi
tangkapan melimpah.
7. Masih adanya penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan
lokal dan nelayan asing dengan alat dan bahan yang terlarang.
8. Masih adanya kapal-kapal yang belum dilengkapi SIUP dan SIPI
9. Masih belum optimalnya keterampilan petugas di UPTD dalam
mengoperasikan

sarana

yang

ada

serta

kurangnya

tenaga

penyuluh untuk memberikan bimbingan kepada pembudidaya.


10.

Masih

belum

optimalnya

mobilisasi

dan

kelancaran

operasional kelembagaan seperti untuk pengawasan sumberdaya


kelautan dan perikanan, penyidikan bagi petugas PPNS, jaringan
data dan informasi usaha.
11.

Masih Kurangnya Sarana dan Prasarana untuk menunjang

Provinsi Sumatera Barat sebagai sentra tuna di wilayah Indonesia


Bagian Barat

III.

TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


TAHUN 2013

3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Daerah


Memasuki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) 2011 2015, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Harus
menyusun Rencana Pembangunan Strategis yang mencakup Rencana
Program /Kegiatan, Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Pembangunan yang
akan dicapai dalam waktu 5 (lima) tahun. Hal ini sesuai dengan amanat
UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, bahwa setiap Satuan Kerja Pemerinath Daerah diwajibkan
membuat Rencana Strategis sebagai pedoman dalam melaksanakan
Tugas Pokok dan Fungsi yang diembannya, kemudian juga ditegaskan
dalam Undang Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dan Peraturan Pemerintah No 8 tahun 2008
Penyusunan,

Pengendalian

dan

Evaluasi

tentang Tata Cara

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah pada pasal 4 ayat 1, menyatakan bahwa Rencana


Pembangunan Daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
maupun

Rencana

Kerja

Pembangunan

Daerah

(RPKD).

Rencana

Pembangunan Daerah tersebut merupakan dokumen perencanaan


pembangunan yang wajib disusun.
Oleh karena itu Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai SKPD yang
membidangi

Sektor

Kelautan

dan

Perikanan

dalam

menunjang

Pembangunan Sumatera Barat harus menyusun Rencana Program dan


Kegiatan (RENJA)

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi setiap

tahunnya. Dalam penyusunan (RENJA) ini, Dinas Kelautan dan Perikanan


harus berpedoman pada tingkat Hirarki Renstra yang lebih tinggi,

diantaranya Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, dan


Renstra Pemerintahan Provinsi Sumbar.
Dalam Penyusunan RENJA Dinas

Kelautan

dan

Perikanan

malakukan Koordinasi integrasi Singkronisasi dan Sinergisitas ( KISS)


dengan Kabupaten/Kota sebagai perpanjangan tangan DKP di tingkat
daerah

secara

intentif

Hal

ini

bertujuan

untuk

menghimpun

permasalahan permasalahan yang dihadapi oleh kab/Kota dan issue


stragetis yang sedang berkembang sehingga RENJA Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Sumatera Barat yang dibuat dapat menjawab
permasalahan dan tantangan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Di
Sumatera Barat.

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

Tujuan

utama

penyusunan

Rencana

Kerja

SKPD

untuk

menjabarkan rencana pembangunan bidang Kelautan dan Perikanan


serta Rencara Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera
Barat untuk 1 (satu) tahun dengan mempertimbangkan hasil evaluasi
pelaksanaan
Dengan

pembangunan

demikian

kelautan dan

keterkaitan

antara

perikanan
Rencana

tahun

Anggaran

2011.
dan

Penyusunan Anggaran dapat terjaga sehingga terwujudnya Anggaran


berbasis Kinerja dalam suatu SKPD sesuai yang diamanatkan dalam
Undang undang No. 17 tahun 2003 dan Undang undang nomor 32
tahun 2004.

Sasaran yang ingin di capai dalam Penyusunan Rencana Kerja


Program dan Kegiatan Tahun 2013 ini secara makro adalah Terjawabnya
tantangan masalah pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir di
Sumatera

Barat

yang

menjadi

agenda

penting

Pelaksanaan

Pembangunan Ekonomi yang tangguh dan berkeadilan.


Sedangkan

sasaran

Rencana

Kerja

Dinas

Kelautan

dan

Perikananan Tahun 2013 secara partial antara lain :


Meningkatnya

Produksi Perikanan Budidaya dan pendapatan

pembudidaya ikan
Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap dan pendapatan
nelayan
Meningkatnya Kesadaran Masyarakat dalam Pengedalian dan
Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian
lingkungan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Meningaktnya SDM Masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan
serta pelaku usaha perikanan
Terciptanya lokasi lokasi sentra produksi budidaya air tawar,
payau dan laut di Sumatera Barat.
Meningkatnya pengawasan dan mutu hasil kelautan dan
perikanan.
Meningkatnya diversifikasi produk dan peningkatan industri
olahan hasil perikanan.

3.3. Program dan Kegiatan 2013


Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sumatera Barat adalah melaksanakan kewenangan desentralisasi dan
tugas dekonsentrasi dibidang Kelautan dan Perikanan.
Tindak lanjut dari Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 4
tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Sumatera Barat maka perlu disusun Tugas Pokok dan
Fungsi Eselon III dan Uraian Tugas Eselon IV pada Dinas Kelautan dan
Perikanan. Uraian tugas tersebut mengacu kepada Peraturan Gubernur
Sumatera Barat Nomor. 78 Tahun 2008.

FUNGSI
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Kelautan dan
Perikanan mempunyai fungsi sesuai dengan Perda Provinsi Sumatera
Barat No. 4 Tahun 2008 adalah :
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kelautan dan Perikanan
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
di bidang Kelautan dan Perikanan
d. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang Kelautan dan
Perikanan
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

Tugas Pokok dan Fungsi tersebut di atas adalah dalam rangka


mewujudkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan Perikanan secara
rasional, efisien dan berkelanjutan guna mendorong pembangunan
daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan
visi dan misi Dinas Kelautan dan Perikanan yang telah ditetapkan.

Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera


Barat Tahun 2011 2015:

Visi :
Sumatera Barat sebagai Sentra Kelautan Perikanan Terkemuka di
Pulau Sumatera tahun 2015.

Misi :
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelautan dan Perikanan
melalui peningkatan produksi dan peningkatan kesempatan kerja
di bidang Kelautan dan Perikanan.

Untuk mewujudkan Visi dan Misi, Dinas Kelautan dan Perikanan


Provinsi Sumatera Barat telah menyusun Kebijakan, Program dan
Kegiatan setiap tahunnya yang implementasinya dalam bentuk kegiatan

kegiatan baik yang tertampung dalam kegiatan APBD maupun APBN


tahun 2012.
Pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan adalah bagian
integral dari Pembangunan Daerah Sumatera Barat, dimana secara
luasan geografis menjadi sangat signifikan karena wilayah laut termasuk
ZEE seluas 186.580 km2 dan perairan umum (empat danau besar,
sungai, telaga, waduk dan sejenisnya) seluas 62.400 km2 jauh melebihi
luas dari daratan Provinsi Sumatera Barat. Dengan luasan sedemikian
ditambah besarnya potensi yang terkandung seperti sumberdaya ikan
dan jasa lingkungan (wisata laut, resort, olahraga maritime dan lainlain), tidak berlebihan rasanya kalau Bidang Kelautan dan Perikanan ini
diproyeksikan menjadi salah satu penggerak utama perekonomian
Sumatera Barat dimasa mendatang.
Sektor Kelautan dan Perikanan dalam perekonomian Sumatera
Barat mempunyai peranan yang cukup besar sebagai sumber lapangan
kerja, sumber protein hewani yang berasal dari ikan dan sebagai
penghasil devisa dengan pertimbangan mempunyai 185 buah pulau
kecil dengan panjang pantai 375 km yang membentang dari Kabupaten
Pasaman Barat hingga Kabupaten Pesisir Selatan serta 2,420 km jika
termasuk pantai di Kepulauan Mentawai.sehingga memiliki potensi yang
cukup besar untuk pengembangan perikanan tangkap.
Selain Perikanan Tangkap, Sumatera Barat juga memiliki potensi
untuk pengembangan Perikanan Budidaya, baik perikanan air tawar,
payau maupun laut. Hal ini didukung oleh adanya empat danau yang

menyebar di Kab/Kota diantaranya Danau Maninjau, Danau Singkarak,


Danau di atas dan Danau di bawah, ditambah dengan kolam, waduk,
embung dan sungai. Selain itu potensi budidaya payau dan laut yang
terbentang dari Pasaman Barat sampai ke Pesisir selatan.

Potensi

potensi di atas belum termanfaatkan secara optimal sehingga belum


terlihat

dampak

yang

signifikan

dengan

tingkat

kesejahteraan

masyarakat.
Rencana Program dan Kegiatan 2013
Dalam rangka mendorong Pembangunan Kelautan dan Perikanan
di Sumatera Barat, maka Dinas Kelautan dan Perikanan telah menyusun
beberapa rencana Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2013 dengan
rincian sebagai berikut :
I. Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi :
1.
Pengembangan ikan nila pada
kawasan sentra produksi
2.

Pengembangan

ikan

kerapu

pada kawasan sentra produksi


II.
Program Sarana dan Prasarana :
1. Operasional dan pengembangan UPTD BBIP
2. Operasional dan pengembangan UPTD BBI
III.

Program Pemberdayaan Penyuluh Perikanan :


1.
Peningkatan Kapasitas Penyuluh Perikanan Lapangan
2.
Pemberdayaan Penyuluh bagi UMKM Bankable

IV.

Program Pengembangan Perikanan Budidaya :


1.

Peningkatan mutu UPR

2.
3.
4.

Pengendalian Hama Penyakit Ikan


TMMD
Pembinaan Balai Benih Ikan dan
Sumatera Barat

UPR

se

5.
6.

Fasilitasi Sarana Pembuatan Pakan Ikan


Gerakan Pensejahteraan Petani Terpadu

V. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi :


1.
Pameran dan Promosi Tingkat Propinsi, Nasional
2.
3.
4.
5.
6.
VI.

dan Internasional
Pertemuan Regional dan Internasional
Gemarikan
Industri Bahari Expo
Temu Bisnis Investasi
Pengembangan Pemasaran UMKM

Program

Peningkatan

Produksi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nilai

Tambah

Daya

Saing

Hasil

Supervisi dan Pengembangan Investasi dan

Permodalan (Perkreditan bagi IMKM SKP)


Pengadaan Alat Pengolahan Ikan
Pembinaan Mutu Pengolahan Hasil Perikanan
Pembinaan Penerapan Sistem HACCP
Diversifikasi Pengolahan Ikan
Pelatihan Pengolahan Ikan
Pengembangan BLPPMHP
Bintek Penerapan GHP dan GMP Produk Hasil
Perikanan

VII.

Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap


:
1.
2.
3.

Pelatihan Penangkapan ikan dengan Longline


Operasional Kapal Latih Longline
Prizinan usaha dalam rangka pengendalian izin

usaha penangkapan ikan


4.
Penilaian Adibhkati Mina Bahari
5.
Apresiasi petugas statistik perikanan tangkap
6.
Pengembangan Pelabuhan Carocok Tarusan
7.
Pengembangan dan Operasional PPP Sikakap
8.
Fasilitasi alat bantu penangkapan ikan (GPS)
9.
Fasilitasi Penyediaan Mesin Tempel 15 PK
10.
Pembuatan rumpon laut dalam
11.
Pengadaan alat tangkap Gillnet Monofilamen
12.
Pengadaan Fish Box uk.100 Ltr

VIII. Program

Gerakan

Pensejahteraan

Pesisir :
1.
2.

Ekonomi

Masyarakat

Pengembangan

dan

Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Masyarakat Pesisir


Pengembangan
usaha

budidaya ikan bagi masyarakat pesisir


3.
Fasilitasi pelaksanaan program
G-PEMP
4.

Pemberdayaan nelayan desa


terpadu

IX.

Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengewasan


dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan :
1. Operasional pengawasan sumberdaya pesisir dan perikanan
2. Penguatan kelembagaan Pokmaswas

X.

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM :


1.
Penyusunan
rencana
dan
2.

evalusi program kegiatan kelautan dan perikanan


Monev pelaporan pelaksanaan
program/kegiatan

3.

Pengembangan

dan

peningkatan data dan informasi

XI.

Program Pengelolaan Sumberdaya Perairan Laut, Umum,


Pesisir dan Pulau-pulau Kecil :
1. Restocking perairan umum
2. Transplantsi terumbu karang
3. Fasilitasi konservasi jenis ikan yang dilindungi
4. Pengelolaan lubuk larangan dengn system zonasi

XII.

Program Pengelolaan dan Rehabilitasi


dan Laut :
1. Penanaman pohon pelindung pantai

Ekosistem Pesisir

2. Sosialisasi mangrove
3. Rehabilitasi mangrove
XIII. Program

Peningkatan

Kesiapsiagaan

Menghadapi

Bencana :
1. Sosialisasi Mitigasi
XIV. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam
1. Pembuatan reservaat di perairan umum
2. Sosialisasi pelestarian ikan bilih

IV.
Demikianlah

PENUTUP

Penyusunan

Rancangan

Rencana

Kerja

Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 yang dapat
disesuaikan kembali pada Forum SKPD dan Musrenbang Provinsi
sehingga dapat menjadi bahan Penyusunan Rencana Kerja Provinsi
Sumatera Barat.

Padang,
Januari 2012
Kepala
Dinas

Ir. YOSMERI
Pembina Utama
Madya
NIP.19620105.198803.1.005

Anda mungkin juga menyukai