Nim : 15/387045/PEK/20595
Perbaikilah ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf pada teks berikut sesuai dengan kaidah
penulisan akademik.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akuntansi keuangan merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah
pemda (kabupaten, kota, atau provinsi). Proses-proses tersebut kemudian dijadikan
sebagai informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihakpihak eksternal entitas pemda.
Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan hasil informasi dari
akuntansi keuangan daerah antara lain yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
Badan Pengawas Keuangan (BPK), investor, kreditur dan donatur, analis ekonom dan
pemerhati pemda, rakyat, pemda lain, serta pemerintah pusat yang seluruhnya berada pada
lingkungan akuntansi keuangan daerah.
Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem catatan dan dasar akuntansi
tertentu pada era prareformasi dan pascareformasi. Selain itu, dasar atau basis akuntansi
merupakan suatu asumsi dasar yang penting dalam akuntansi. Hal tersebut disebabkan
asumsi menentukan kapan pencatatan suatu transaksi yang dilakukan, yang dikenal dalam
tata buku keuangan daerah selama era prareformasi keuangan daerah.
American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi. Proses itu
terdiri atas beberapa tahap. Jika tahap terakhir selesai, maka selanjutnya akan berputar
kembali ke tahap pertama, dan terus seperti itu. Dengan kata lain, akuntansi ialah suatu
siklus atau urutan tahap yang terus berulang-ulang. Tahap-tahap yang ada dalam siklus
akuntansi lebih rinci dari keempat tahap yang ada dalam definisi di atas, karena tahaptahap dalam definisi akuntansi merupakan garis besar dari tahap-tahap yang ada dalam
siklus akuntansi.
SISTEM PENCATATAN
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi. Pada organisasi pemda,
laporan keuangan yang dikehendaki diatur oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105
Tahun 2000 serta Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 29 Tahun 2002
Pasal 81 ayat (1) dan lampiran XXIX butir (11). Peraturan tersebut diperbarui oleh PP
Nomor 24 Tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintah, PP Nomor 58 Tahun
2005 mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006. Laporan keuangan tersebut adalah:
1. laporan realisasi anggaran,
2. laporan neraca,
3. laporan arus kas, dan
4. catatan atas laporan keuangan.
1
Triple Entry
2
2. Basis akrual
Basis akrual (acrual basis) ialah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi, peristiwa tersebut terjadi, dan bukan hanya pada
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan
periode terjadinya. Untuk contoh di atas, transaksi tersebut akan dicatat pada tanggal 1
Januari 2016 dengan mendebit biaya perjalan dinas dan mengkredit kas sebesar yang
tercantum dalam SP2D tersebut. Basis akrual telah ditetapkan dalam SAP dan dalam
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 untuk pemda, sehingga seluruh pemda di Indonesia
sudah harus menterapkan mulai tahun 2007.
3. Basis kas modifikasian
Menurut butir 12 dan 13 lampiran XXIX tentang kebijakan akuntansi
Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 disebutkan bahwa:
a. basis atau dasar kas modifikasian merupakan kombinasi dasar kas dengan dasar
akrual, dan
b. transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dibukukan (dicatat atau dijurnal) pada
saat uang diterima atau dibayar (dasar kas). Pada akhir periode dilakukan
penyesuaian mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan meskipun
pengeluaran atau penerimaan kas dari transaksi dan kejadian dimaksud belum
terealisasi.
Jadi penerapan basis akuntansi ini menuntut bendahara pengeluaran mencatat
transaksi dengan basis kas selama tahun anggaran dan melakukan penyesuaian pada akhir
tahun anggaran berdasar basis akrual.
Untuk contoh di atas, jika SP2D tersebut berjumlah Rp 500.000,00 dan pada
tanggal 5 Februari 2016 ternyata dapat dipertanggungjawabkan sejumlah Rp 475.000,00
(terdapat sisa Rp 25.000,00), maka PPK SKPD akan menjurnal transaksi tersebut sebagai
berikut.