Model-Model Etika
Kepustakaan etika mencakup berbagai model normatif perilaku.
Hampir semua model ini mengakui bahwa dalam konteks sosial, etika
adalah mengenai bagaimana tindakan mempengaruhi kepentingan
orang lain. Berikut adalah model-model etika yang sering dikutip, yaitu
utilitarianisme, hak dan kewajiban, keadilan atau kewajaran, dan
keutamaan. Setiap model memiliki kelebihan, tetapi juga memiliki
beberapa kelemahan.
1. Utilitarianisme
Kebenaran tindakan dinilai berdasarkan konsekuensinya.
Dalam model ini, suatu tindakan secara moral benar jika tindakan
tersebut memaksimalkan total kebaikan didunia. Utilitarianisme
tidak berarti, bahwa tindakan yang tepat adalah tindakan yang
menghasilkan kebaikan untuk semua pihak yang dipengaruhi oleh
tindakan tersebut.
Model ini memiliki keterbatasan, yaitu sulit untuk
mengukur manfaat bersih, karena manfaat dari beberapa tindakan
atau keputusan sulit diukur, di agregasi, dan sulit dibandingkan
antara individu, misalnya kepuasan kerja, kebebasan dari tekanan,
atau kemungkinan yang berisiko akan adanya keuntungan
tambahan
suatu
pertimbangan
saat
jenis
nanti.
Selanjutnya,
utilitarianisme
menggunakan
memudahkan
untuk
kepentingan
diri
sendiri.
Loyalitas
adalah
Mengklarifikasi fakta
Menentukan masalah etika
Mantapkan alternatif
Membandingkan nilai-nilai dan alternatif
Menilai konsekuensi
Membuat keputusan
yang
mengusulkan
anggaran
mereka-budget-untuk
Terdapat
satu
proyek
yang
Proposal
Platinum Pointe yang tidak dapat dijalankan karena besarnya biaya yang
diperlukan dan IRR atas proyek tersebut juga lebih rendah dari
perhitungan yang seharusnya. Hal ini membuat presiden direktur RBH,
Harry Hepburn berperilaku tidak etis. Dia tetap ingin menjalankan
proyek tersebut dengan menampilkan laporan yang telah dimodifikasi.
Biaya yang diperlukan untuk proyek tersebut besar, jadi Harry
mencari sumber pendanaan dengan Joint Venture dan Lot Option.
Sementara itu, semua indikasi bunga menunjukan akan terus naik
selama proyek berlangsung. Sedangkan, produk perusahaan yang akan
dijual harganya terus mengalami penurunan.
Sebagai seorang pemimpin organisasi / manajer, seharusnya Harry
menjadi teladan moral dan memberikan contoh yang baik kepada
bawahannya. Seharusnya Harry tidak menjalankan proyek tersebut
karena akan merugikan beberapa pihak.
Saran
Diperlukan kode etik yang diberlakukan dalam perusahaan, sehingga
masing masing individu memiliki ruang batas gerak (Personel
Control). Dengan adanya kode etik dalam perusahaan, tiap individu
diharapkan menjalankan tugasnya dengan baik dan memiliki tujuan
yang sama, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok saja.
Pengawasan diperlukan untuk setiap badan organisasi yang dilakukan
oleh atasan atau pemegang saham untuk mengatasi kinerja manajemen.
Aturan yang tegas juga diperlukan agar karyawan memiliki batasan
dalam setiap pembuatan keputusan yang nantinya mungkin akan
merugikan perusahaan. Sehingga, nantinya karyawan akan berperilaku
etis.