Lapkas Campak Pada Anak
Lapkas Campak Pada Anak
Sri Agustina
No. ID dan Nama Wahana : RSUD Dr. Murjani Sampit, Kalimantan Tengah
Topik: Kasus medik
Persenter: dr. Sri Agustina
Pendamping: dr. Yanti Eka Iswara & dr. Nelmawati
Tempat Persentasi: RSUD Dr. Murjani Sampit, Kalimantan Tengah
Obyektif persentasi:
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Anak perempuan, 5 tahun 6 bulan, demam hari keempat, ruam merah
seluruh tubuh, disertai ISPA
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas:
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Data Pasien:
Nama: L
2. Riwayat Pengobatan:
Diberi obat sirup penurun panas oleh ibunya dirumah namun panas tidak kunjung
turun
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit:
Sebelumnya pasien tidak pernah sakit berat dan belum pernah dirawat di rumah
sakit
4. Riwayat Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga lain dengan keluhan dan gejala penyakit yang sama
dengan pasien
5. Riwayat Pekerjaan:
Pasien belum bekerja
6. Lain-lain:
Pasien tinggal satu rumah dengan ayah, ibu, serta saudaranya dengan kondisi
lingkungan yang cukup bersih dan tidak kumuh, cukup jauh dengan tempat
pembuangan sampah dan tidak ada saluran air yang tergenang sebagai tempat
berkembangnya nyamuk dan berbagai kuman penyakit.
Daftar Pustaka:
1. Halim, Ricky Gustian. Campak pada Anak. 2016. CDK-238/vol.43 no.3. Cikarang:
RS Hosana Medica Lippo Cikarang.
2. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar Infeksi dan
Pediatri Tropis. Edisi Kedua. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta; 2010.
3. Furuse Y, Suzuki A, Oshitani H. Origin of measles virus: divergence from rinderpest
virus between the 11th and 12th centuries. Virology Journal. 2010; 7:52-5.
Hasil Pembelajaran:
1. Penegakan diagnosis morbili (campak) pada anak melalui anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang
2. Identifikasi faktor risiko penularan morbili (campak) pada anak
3. Penentuan terapi yang tepat sesuai dengan kondisi klinis dan komplikasi yang
muncul dari morbili pada anak
4. Edukasi dan memberikan penjelasan kepada orang tua pasien tentang keadaan dan
perjalanan penyakit anaknya agar dapat lebih tenang dan support
5. Mengetahui prognosis dan komplikasi yang bisa timbul dari penyakit morbili
(campak) pada anak
Subjektif:
Pasien dibawa ibunya ke rumah sakit dengan keluhan demam sejak 5 hari lalu,
demam terus menerus tinggi dan hanya sedikit turun dengan pemberian obat sirup penurun
panas. Tidak disertai mengigil ataupun kejang. Ibu pasien mengaku, anaknya demam
disertai dengan batuk pilek sejak seminggu terakhir. Batuk berdahak putih kekuningan dan
pilek dengan sekret putih encer. Pasien juga muntah 1x tadi pagi, buang air besar cair
disertai sisa makanan sebanyak 2x kemarin, dan tadi pagi muncul ruam kemerahan di
seluruh tubuh yang dimulai dari belakang kedua telinga hingga tangan dan kaki.
Sebelumnya tidak ada riwayat kejang demam, TB paru, bronkopneumonia, ataupun
penyakit berat lainnya pada pasien. Begitu juga dengan anggota keluarga yang lain. Ibu
sewaktu kehamilannya ANC teratur dengan bidan, tidak mengkonsumsi obat-obatan apapun
dan tidak pernah sakit selama hamil. Pasien lahir secara normal, lahir tunggal, langsung
menangis, tidak ada cacat kongenital, dengan berat lahir 3000 gram. Riwayat makanan dan
2
perkembangannya sesuai umur. Riwayat imunisasi Hepatitis B, BCG, DPT, dan polio,
sementara campak/ MMR (-). Tidak ada riwayat alergi makanan, obat-obatan, ataupun
cuaca pada pasien sebelumnya. Berat badan pasien 14 kg dengan tinggi badan, kesan gizi
kurang.
Objektif:
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital:
Tekanan Darah : tidak dilakukan
Suhu : 37,0C
Nadi : 94 x/menit
Pernapasan : 40 x/menit
Status Generalis
Kepala : Normocephal simetris, ubun-ubun sudah menutup, rambut bewarna hitam
distribusi rata dan tidak mudah dicabut, ruam makulopapular generalisata (+)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Konjungtiva hiperemis/ injeksi konjungtiva (+/+),
lakrimasi (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+), reflex cahaya (+/+)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (+/+)
Mulut : Bibir kering (+), mukosa hiperemis (+), gigi geligi lengkap, faring hiperemis
(+), T1/T1, bercak koplik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Pemeriksaan Thorax:
Paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vokal Fremitus kanan dan kiri simetris
Perkusi : Sonor pada ke 2 lapang paru, batas paru dan hepar setinggi ICS 5
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midcalvicularis sinistra
Perkusi : Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, ruam makulopapular (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Abdomen supel, nyeri tekan (-), pembesaran hati (-) dan limpa (-)
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
Ekstremitas :
3
Atas : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral hangat, sianosis (-),CRT < 2 detik, ruam
makulopapular generalisata (+)
Bawah : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral hangat, sianosis (-), CRT < 2 detik, ruam
makulopapular generalisata (+)
Status Neurologis
GCS E4M6V5: 15 (Compos mentis)
Tanda rangsal meningeal:
Kaku kuduk (negatif)
Brudzinski I (negatif)
Brudzinski II (negatif)
Kernig Sign (negatif)
Paralisis tidak ada
Refleks fisiologis : biseps (+) triseps (+) patella (+) achilles (+)
Refleks patologis : Babinski (-)
Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium darah hematologi lengkap dan Widal (24/8/2016)
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hb
12,7
14,9-23,7 / dL
Hct
39,9
47,0-75,0 / dL
Leukosit
7,6
5,0-19,5 x 103/uL
Eos/Bas/Neut/Lim/Mono
1/0/75/19/5
Trombosit
106
150-400 x 103/uL
S. Typhi O
1/160
Negatif
S. Thypi H
1/160
Negatif
S. Parathypi AH
1/80
Negatif
S. Parathypi BH
1/80
Negatif
Dari hasil laboratorium darah lengkap dan widal didapatkan jumlah trombosit menurun dan
titer widal S. Thypi O dan H meningkat.
Assessment (Penalaran Klinis):
Diagnosis campak pada anak ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan adanya:
Demam tinggi terus-menerus 38,50C disertai batuk pilek, nyeri menelan, mata merah,
dan silau bila terkena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare.
Pada hari ke 4-5 demam timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih
tinggi dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang demam.
Saat ruam timbul, batuk dan diare dapat bertambah parah sehingga anak mengalami
sesak nafas atau dehidrasi. Adanya kulit kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi) dapat
merupakan tanda penyembuhan
Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium:
- Stadium prodromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan
batuk, pilek, faring merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda
Patognomonik timbulnya exantema mukosa pipi didepan molar tiga yang disebut bercak
Koplik.
4
pengobatan yang akan diberikan. Perlu juga dijelaskan mengenai komplikasi yang mungkin
terjadi serta perlunya memotivasi anak agar tetap semangat dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi harian anak.
Konsultasi:
Pada kasus campak dengan komplikasi bronkopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau
terhadap adanya infeksi tuberkulosis (TB) laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji
tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan. Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk,
konsultasi pada divisi Nutrisi & Metabolik.
Follow up:
Kegiatan
Periode
Hasil yang diharapkan
Mengobservasi tanda vital Dilakukan setiap hari di - Setelah demam hari
dan klinis:
ruangan anak
kelima, tampak ruam
-Evaluasi demam dengan
kemerahan
muncul
menggunakan
kurva
diseluruh tubuh
-Setelah
hari kedelapan,
demam
-Evaluasi
keluhan
dan
demam mulai turun
-Keluhan
dan kondisi klinis
kondisi
klinis
anak
anak semakin membaik
pasien
-Nafsu makan membaik dan
anak
kembali
aktif
beraktivitas
Laboratorium
Hari
rawatan
pertama Parameter
laboratorium
(demam hari kelima) dan semuanya membaik
terakhir sebelum pulang
dr. Nelmawati