Kitin adalah homopolimer dari residu N-asetil-D-glukosamin (Glo-Nac) yang
dihubungkakn dengan ikatan -1-4, adalah bahan alam yang dapat diperbaharui yang tersebar secara luas pada selulosa. Sumber utama kitin berasal dari limbah krustasea, yang juga merupakan dinding sel dari banyak spesies fungi. Kitin dan derivatnya memiliki nilai ekonomis tinggi dalam aktivitas biologinya dan aplikasinya pada bidang agrokimia. Kitosan dan derivatnya juga memiliki aktivitas anti bakteri dan sifat anti-funginya sehingga banyak digunakan secara komersial sebagai desinfektan. Dalam beberapa penelitian, kitin dan kitosan telah terbukti mengaktifkan sistem pertahanan dari inang yang diujikan dengan zat tersebut dan mencegah invasi dari patogen. Secara umum, kitosan memiliki aktivitas anti-fungal yang lebih tinggi dibanding kitin, tetapi lebih kurang efektif bila terdapat pada dinding selnya. Pada penelitian Sudarshan et al. (1992), ditemukan bahwa kitosan menunjukkan aktivitas antibakteri diferensial yang terwujud dalam menurunkan efektivitas sebagai berikut Enterobacter aerogenes > Salmonella typhimurium > Staphylococcus aureus > Escherichia coli. Banyak bahan kimia seperti komponen fenol digunakan sebagai pembasmi radikal bebas, akan tetapi penggunaannya dilarang karena berbahaya terhadap kesehatan. Maka dari itu, terus dilakukan penelitian untuk mencari antioksidan alami sebagai alternatif produk sintetis. Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas antioksidan dari kitosan dan derivatnya mendapat banyak perhatian. Dalam sudut pandang modern, penemuan atau pengambilan senyawa bernilai tinggi seperti produk kitin dan kitosan dari limbah produk laut dapat menjadi lahan yang sangat menguntungkan dalam kacamata ekonomi. Maka dari itu, kitin dan kitosan yang diekstraksi dari Parapenaeus longirostris dan Squilla mantis dan karakterisasi aktivitas biologi seperti antibakteri, antifungi, dan aktivitas antioksidannya dengan spektra FTIR juga dilakukan untuk menentukan / memastikan senyawa kitin dan derivatnya.