PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)
dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu
operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan
peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan .
Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak
nya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. peralatan
peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang
kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan
perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan
atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode peledakan,
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar
tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan
tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan
dikelompokan berdasarkan metodenya.
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu,
harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi
kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan
peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan
yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan
menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung
resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini
pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan
perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui Pengertian bahan peledak
2. Mengetahui Sejarah bahan peledak
3. Mengetahui Sifat umum bahan peledak
4. Mengetahui Klasifikasi bahan peledak
5. Mengetahui Klasifikasi bahan peledak berdasarkan daya ledak
6. Mengetahui Klasifikasi bahan peledak berdasarkan penggunaanya
7. Mengetahui Kegunaan bahan peledak
8. Mengetahui Peralatan dan perlengkapan bahan peledak
9. Mengetahui Cara melakukan peledakan
BAB II
PEMBAHASAN
zat lain yang lebih stabil. Perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang
singkat disertai dengan tekanan yang sangat tinggi. Pada bahan peledak industri
perubahan secara kimiawi sebagian besar (hampir seluruhnya) berbentuk gas.
penambangan
timah.
Begitu
juga
dengan
Switzeland
(1696)
kecepatan detonasi antara 1.000-8.500 meter per detik. Bahan peledak low
explosive ini sering disebut propelan (pendorong). Sebab, jenis bahan peledak
tersebut banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket. Jenis bahan peledak
low explosive yang dikenal adalah black powder (gun powder) dan smokeless
powder. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, black powder tersebut banyak
digunakan sebagai pembuat petasan di kalangan masyarakat Pasuruan dan
sekitarnya. Bahan peledak ini digunakan sebagai bahan pembuatan mercon banting
serta bom ikan. Black powder adalah jenis bahan peledak tertua, yang ditemukan
oleh bangsa China pada abad ke-9, sebagai bahan pembuatan petasan dan
kembang api. Black powder saat ini banyak digunakan sebagai propelan peluru
dan roket, roket signal, petasan, sumbu ledak, dan sumbu ledak tunggu.
Kekuatan (strength) bahan peledak
Kekuatan bahan peledak berkaitan dengan energi yang mampu dihasilkan oleh
suatu bahan peledak. Pada hakekatnya kekuatan suatu bahan peledak tergantung
pada campuran kimiawi yang mampu menghasilkan energi panas ketika terjadi
inisiasi. Terdapat dua jenis sebutan kekuatan bahan peledak komersial yang selalu
dicantumkan pada spesifikasi bahan peledak oleh pabrik pembuatnya, yaitu
kekuatan absolut dan relatif. Berikut ini diuraikan tentang kekuatan bahan peledak
dan cara perhitungannya.
1. Kekuatan berat absolut (absolute weight strength atau AWS)
a. Energi panas maksimum bahan peledak teoritis didasarkan pada campuran
kimawinya
b. Energi per unit berat bahan peledak dalam joules/gram
c. AWSANFO adalah 373 kj/gr dengan campuran 94% ammonium nitrat dan
6% solar
2. Kekuatan berat relatif (relative weight strength atau RWS)
a. Adalah kekuatan bahan peledak (dalam berat) dibanding dengan ANFO
b. RWSHANDAK =
3. Kekuatan volume absolut (absolute bulk strength atau ABS)
a. Energi per unit volume, dinyatakan dalam joules/cc
b. ABSHANDAK = AWSHANDAK x densitas
c. ABSANFO = 373 kj/gr x 0,85 gr/cc = 317 kj/cc
4. Kekuatan volume relatif (relative bulk strength atau RBS)
a. Adalah kekuatan suatu bahan peledak curah (bulk) dibanding ANFO
6
b. RBSHANDAK =
dengan cara: digali, disemprot dengan pompa bertekanan tinggi, dan disedot
dengan pompa hisap.
Berdasarkan tempat kegiatan pertambangan, maka eksploitasi juga dilakukan
dengan cara Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, dan juga Peledakan.
Tambang terbuka, semua kegiatan penambangan dilakukan di permukaan bumi.
Pada kegiatan penambangan ini khususnya untuk bahan galian industri disebut
sebagai kuari. Berdasarkan atas produk yang dihasilkan, letak dan bentuknya
dibagi menjadi kuari tipe sisi bukit, dan kuari tipe lubang galian.
Sedangkan tambang bawah tanah, dikenal dengan lubang tikus (atau
geophering), yang diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat
bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur serta tersebar tidak merata. Arah
penambangan biasanya mengikuti arah bentuk endapan atau urat bijih yang
ditambang. Beberapa contoh penambangan sistem lubang tikus antara lain
terdapat pada tambang posphat di daerah Ciamis Jawa Barat.
Dalam melaksanakan tambang terbuka dengan tahapan kerja yang dilakukan
adalah: pengupasan tanah penutup (atau land clearing). Bagian tanah penutup
yang subur setelah dikupas, dipindahkan ke tempat penimbunan.
Kegunaan bahan peledak untuk eksplorasi yakni untuk dapat dilakukannya
proses pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak
atau operasi peledakan batuan akan kegiatan pencarian dalam rangka
penyelidikan dan penjajahan wilayah atau daerah yang diperkirakan
mengandung mineral, cadangan bahan tambang atau berbagai hal yang menjadi
target, dari mulai lapisan tanah luar (overburden) sampai lapisan tanah dalam
dan nantinya menjadi daerah prospek atau wilayah yang memiliki cadangan yg
memungkinkan dilakukan proses ekspoitasi.
H. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN BAHAN PELEDAK
Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat
dipakai berulang kali dan Perlengkapan peledakan adalah bahanbahan yang
membantu peledakan yang habis dipakai.
10
a.
dan pengisi
Peralatan pendukung peledakan antara lain :
Alat pendukung utama, berhubungan dengan aspek keselamatan dan
keamanan kerja, serta lingkungan, misalnya alat mengangkut dan alat
b.
pengaman
Alat pendukung tambahan terfokus pada penelitian peledakan yang tidak
selalu dipakai pada peledakan rutin, misalnya alat pengukur kecepatan
11
12
13
14
pengaruh
gas-gas
yang
berbahaya,
misfire
dan
batu-batu
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan peledak adalah Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun
campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan,
hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain
yang lebih stabil. Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman
sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala bahaya,
baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat
dilakukannya operasi penambangan. bilamana peledakan itu dilakukan maka
keselamatan dan lingkungan pun perlu di perhatikan sebagai bagian utama dari
melakukan suatu peledakan.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CC0QFjAA&url=http
%3A%2F%2F180.245.203.132%2Fpower_point%2FPENGETAHUAN
%2520DASAR%2520BAHAN%2520PELEDAK
%25201.ppt&ei=3ROvUPaPHoerrAecoYD4Dw&usg=AFQjCNFYJFN4JBbS
KY7XNvF1Yvofb8_QMw
http://kasmui.blog.com/archives/213/ Koesnaryo. (2013). Teknik Penggalian dan
Penambangan Mineral dan Batubara, Bahan Kuliah. Yogyakarta: Pendidikan
Profesi
Guru
Kolaboratif
SMK
Produktif
Program
Studi
Geologi
18
iii
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
12
I.
14
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................
19
B. Saran....................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
19
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas
karunia,taufiq dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin,
yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak
yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi
untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
Bengkulu,
Penulis
20i
September
2016