LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN CITRA TUBUH
1) Masalah Utama : Gangguan citra tubuh
Pengertian
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya, termaksud persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang struktur,
bentuk dan fungsi tubuh. Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap
perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Batasan Karakteristik
Verbal: perasaan mengenai perubahan dalam penampilan, struktur dan fungsi
Verbal: persepsi mengenai perubahan dalam penampilan, struktur dan fungsi
Non verbal terhadap perubahan aktual dalam penampilan, struktur dan fungsi
Perilaku menghindar, monitoring atau pengakuan dari orang lain
2) Proses terjadinya masalah
Biologis
Factor Presipitasi
Origin
Timing
Nature
Kognitif
Factor Predisposisi
Psikologis
Sosio cultural
Number
Kemampuan personal
Keyakinan Positif
Mekanisme Koping
Respon Adaptif
Maladaptif
Respon
Konstruktif
Destruktif
32
Ada riwayat penyakit genetik dalam keluarga (cacat tubuh), Kembar Monozigot 5x
> Dizigot
2. Status Nutrisi :
Anoreksia, bulimia, BB kurang (under weight) atau lebih (over weight, obesitas)
dari BB ideal
3. Kondisi kesehatan secara umum
a. Maturasi Normal :
Pertumbuhan dan perkembangan masa bayi, anak dan remaja, perubahan
fisiologis pada kehamilan dan Penuaan.
b. Adanya Riwayat Prosedur Pembedahan Elektif :
Prosedur Bedah Plastik ; wajah-bibir, hidung & perbaikan jaringan parut,
prosedur pembedahan Transeksual., aborsi
c. Adanya Riwayat Penyakit atau Gangguan lain :
Kehilangan fungsi tubuh ; Stroke,
Paraplegi, Hemiplegi, laryngectomy,
serangan Epilepsi, Incontinensia urine dan bowel.
Adanya Kerusakan fungsi organ ; Infark Miocard (Coronary, serangan
jantung), Asthma atau Pneumonia.
Perubahan Patofisiologi pada Ukuran dan Proporsi tubuh ; Obesitas,
Gigantisme, Akromegali dan kurus.
Perubahan warna kulit ; akibat Dermatitis kronis, Addisons Disease.
Perubahan Tekstur kulit ; adanya jaringan parut, kondisi tyroid (Hipertyroid,
Hipotyroid), Ulcer (borok) kronis, Dermatitis Exfoliativ & Excoriative.
Penyakit yang mengkibatkan ; Perubahan yang dapat dilihat spt Kusta, Kanker
pada area wajah, Efek organ internal spt TB Paru, Kanker ( Ca Tulang, Otak,
(spt Strabismus)
Nyeri ; Migrain, Nyeri kronis.
Perubahan hubungan jaringan & otot ; Atropi, Hipertropi Arthritis.
Perkembangan organ seksual yang tidak lazim ; Hirsutisme pada wanita dan
Pembesaran payudara pada laki-laki (Ginekomastia).
d. Adanya Riwayat Operasi atau Trauma
33
yang
berhubungan
dengan
seksual
Pemotongan
Tuba,
LSD.
4. Sensitivitas Biologi
Gangguan pada Korteks Serebral ; sulit berpikir dan pengambilan keputusan, sulit
berpikir abstrak.
Gangguan Sistem Limbik ; kadang mengalami gangguan perilaku, emosi, memori
dan belajar.
Basal Ganglia ; kadang mengalami gangguan koordinasi gerakan involunter dan
tonus otot.
Hipotalamus : Gangguan Sekresi atau regulasi hormon LH dan FSH, TSH.
Locus Ceruleus ; gangguan regulasi Norepinefrin (NE) dan Neuropeptida Y
(NPY) (Neurotransmiter yang terlibat dalam respon tubuh terhadap stress ; nafsu
Diuretik
Laxative
Psikologis
1. Intelegensia
Adanya retardasi mental ringan IQ 50 70, adanya retardasi mental sedang IQ 35
50
2. Kemampuan verbal
- Adanya gangguan sensori penglihatan dan pendengaran (buta, tuli)
-
Trakeostomi.Laringektomi
3. Moral
Konflik dengan norma atau peraturan di masyarakat, pelanggaran norma dan nilai di
masyarakat, tidak menerima reward
Social cultural
1. Usia ; remaja, dewasa (12 44 tahun)
2. Gender : Wanita : Pria = 2 :1, Orientasi seksual : heteroseksual, homoseksual,
lesbian
3. Pendidikan : tidak sekolah, kurang / rendah
4. Pendapatan ; rendah / kurang dari UMR.
5. Pekerjaan : tidak tetap / menentu, tidak bekerja, tidak mandiri dalam ekonomi
6. Status sosial : belum bisa memisahlkan diri dari autokritas keluarga.
7. Latar belakang budaya : nilai budaya bertentangan dengan nilai individu, nilai
budaya bertentangan dengan nilai kesehatan.
8. Agama & keyakinan: kurang mengamalkan ajaran agama, mempunyai nilai
keyakinan dan agama yang buruk.
9. Keikutsertaan dalam partai politik atau organisasi ; pengurus partai politik, post
power syndrome.
10. Pengalaman sosial : Adanya perasaan takut tidak ada penerimaan (penolakan) dalam
hubungan interpersonal, berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan dengan
orang yang dicintai, kadang tidak mampu berhubungan intim dengan lawan jenis.
11. Peran sosial : orang tua ; proses imitasi dan identifikasi dengan kedua orang tua,
Anak ; gagal melaksanakan peran sosial sebagai anak, Masyarakat ; pengaruh Model,
Artis dan Media tentang idealisasi body yang menarik.
b) Factor presipitasi
NATURE
1. Faktor Biologis :
- Status nutrisi : BB kurang (terlalu kurus) atau BB lebih dari BB ideal
-
(Overweight, Obesitas).
Kondisi kesehatan secara umum ; Adanya sakit fisik (kehilangan bagian
tubuh, kehilangan fungsi tubuh, cacat, pembedahan/operasi,
trauma,
penyakit).
Perubahan hormonal reproduksi (pubertas, kehamilan, menopause).
Sensitivitas Biologi :
secara anatomi ; gangguan pada Korteks, sistem Limbik, Basal Ganglia,
Dopamin.
Paparan terhadap racun atau zat.
2. Faktor Psikologis :
36
i.
berhubungan intim dengan lawan jenis, Penolakan hubungan dengan lawan jenis
Peran sosial : Gagal melaksanakan peran sosial, Gagal membentuk keluarga baru,
Belum menikah, Gagal menjalankan peran sebagai suami/isteri (gagal membina
hubungan intim dengan pasangan, abortus).
37
38
4) Pohon Masalah
Ketidakberdayaan
Harga Diri Rendah
Keputusasaan
Gangguan Citra Tubuh (Core Problem)
Mekanisme Koping Tidak Efektif
5) Analisa Data
39
Data fokus
Data subjektif: Klien mengatakan
Masalah
Gangguan citra tubuh
mengulang-ulang
mengatakan
6) Diagnosa Keperawatan
Gangguan citra tubuh
7) Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
2) Pasien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh
3) Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif diri
4) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
5) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
6) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
b. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya dulu dan saat ini, perasaan dan
harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
40
2)
3)
4)
5)
Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap, bantu
pasien menyentuh bagian tersebut.
Diskusikan aspek positif diri
Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protese, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan
pakaian yang baru
b) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
6) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a) Susun jadual kegiatan sehari-hari
b) Motivasi melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas
keluarga dan sosial
c) Motivasi untuk mengunjungi
teman
atau
orang
lain
yang
41
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ANSIETAS
I. MASALAH UTAMA
Ansietas
A. Definisi Ansietas :
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons ( sumber seringkali tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu); suatu perasaan takut akan terjadi sesuatu yang
disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ini merupakan sinyal yang menyadarkan bahwa
peringatan tentang bahaya yang akan datang dan memperkuat individu mengambil
tindakan menghadapi ancaman.
Ansietas memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek
positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan
dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat
mengganggu kehidupan seseorang.
Tingkatan Ansietas
Menurut Stuart dan Sundeen (1998:175-176), tingkat ansietas sbb :
a.
b.
c.
d.
lain.
Tingkat Panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.
Rincian terpecah dari proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas
42
Origin
Timing
Number
Kognitif
Sumber Koping
Kemampuan personal Dukungan Sosial
Aset Materi
Keyakinan Positif
Mekanisme Koping
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Konstruktif
Destruktif
III.
DATA YANG PERLU DIKAJI
A. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
ansietas, diantaranya:
1) Faktor Biologis, Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas
mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang
untuk mengatasi stressor.
2) Faktor Psikologis
Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara antara 2
elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
43
norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
Pandangan Interpersonal, Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang
yang mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas
yang berat.
Pandangan Perilaku, Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar
perilaku menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada
ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.
3) Sosial budaya. Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. Faktor
ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi:
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan
datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas , harga diri, dan
fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
C. Penilaian terhadap stressor
Kognitif :
Kerusakan perhatian, Kurang konsentrasi, Pelupa, Kesalahan dalam menilai, Preokupasi,
Bloking, Penurunan lapangan pandang, Berkurangnya kreativitas, Produktivitas menurun,
Bingung, Sangat waspadai, Berkurangnya objektivitas, Takut kehilangan kontrol, Takut,
bayangan visual, Takut akan terluka atau kematian, Kesadaran diri meningkat, Mimpi buruk
Afektif
Menyesal, Iritabel, Kesedihan mendalam, Takut, Gugup, Sukacita berlebihan, Nyeri dan
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, Gemeretak, Ketidak pastian, Kekhawatiran
meningkat, Fokus pada diri sendiri, Perasaan tidak adekuat, Ketakutan, Distressed, Khawatir,
prihatin dan Mencemaskan
Fisiologis
44
45
Konstruktif
Kecemasan dijadikan sebagai tanda dan peringatan. Individu menerimanya sebagai suatu
pilihan untuk pemecahan masalah. Seperti :
negosiasi/ kompromi
meminta saran
perbandingan yang positif, penggantian rewards
Destruktif
Menghindari kecemasan tanpa menyelesaikan masalah atau konflik tsb. Seperti :
Denial
Supresi
Proyeksi
Menyerang
Menarik diri
IV.
(Core problem)
Perubahan fisik/Operasi
Stressor Fisik
V. Masalah Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
VI.
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
1) Masalah Utama
Harga Diri Rendah Situasional
Pengertian
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/evaluasi diri negatif yang berkembang
sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).
2) Proses terjadinya masalah
Biologis
Nature
Kognitif
Kemampuan personal
Factor Predisposisi
Psikologis
Sosio cultural
Factor Presipitasi
Origin
Timing
Number
Keyakinan Positif
Mekanisme Koping
Respon Adaptif
Respon
Maladaptif
47
Konstruktif
Destruktif
diturunkan dari jabatannya, konflik dengan rekan kerja, penganiayaan seksual, seringkali
mengalami kegagalan.
Konsep diri : konsep diri negative, kurang penghargaan
Motivasi : kurang dukungan social, kurang dukungan dari diri sendiri
Pertahanan psikologis : Self control yang kurang
Social cultural
Usia : 20 - 60 tahun
Gender : wanita > laki-laki
Pendidikan : tidak sekolah, pendidikan rendah (hanya tamat SD, SMP), putus sekolah,
tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas, tinggal kelas
Pendapatan : kurang/rendah : dibawah UMR, tidak mandiri dalam ekonomi.
Pekerjaan : pengangguran, PHK, pekerjaan tidak tetap
Status dan peran social : kegagalan berperan sosial.
Latar belakang agama dan keyakinan : kurang /tidak menjalankan ajaran agama dan
keyakinan, kehilangan rutinitas ibadah.
Keikutsertaan dalam politik : pengurus partai politik, post power syndrom
Pengalaman social : sering mengalami penolakan kelompok sebaya
48
b) Factor presipitasi
1) Faktor factor biologis :
Status nutrisi : BB tidak ideal (kurus, sangat kurus, gemuk, sangat gemuk)
Status Kesehatan secara umum: Menderita penyakit kronik atau terminal,
kehilangan salah satu anggota badan, kehilangan fungsi tubuh.
Sensitifitas biologi : ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada sistem limbik,
thalamus, kortek frontal, GABA, norepinefrin, serotonin.
2) Faktor factor psikologis
Intelegensi : RM ringan (IQ 50 70), RM sedang (IQ 35 50).
Kemampuan verbal : buta, tuli, gagap, pelo, adanya pembatasan kontak sosial,
lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
Moral : melanggar norma dan nilai di masyarakat
Kepribadian : menghindar, ambang.
Pengalaman yang tidak menyenangkan : korban perkosaan, perceraian,
perpisahan dengan orang yang berarti, KDRT, diturunkan dari jabatannya, konflik
dengan rekan kerja.
3) Faktor factor social budaya
(Putus sekolah, PHK, turun jabatan, penolakan dari orang yang berarti, pendapatan
yang rendah)
c) Penilaian terhadap stressor
1) Kognitif : Kurang konsentrasi, fokus menyempit/ preokupasi, misinterpretasi, bloking,
berkurangnya, kreatifitas, pandangan suram, pesimistik, sulit untuk membuat keputusan,
mimpi buruk, produktivitas menurun, pelupa, fobia, obsesi, mudah tersinggung
2) Afektif : Sedih, Tidak berdaya, putus asa, frustasi, gugup, merasa bersalah,
bingung, muram, malu, gelisah, perasaan tidak mampu, perasaan negatif tentang
dirinya, rasa tidak berguna
3) Fisiologis : hipertensi, kelemahan, pusing, kelelahan, keletihan, sakit kepala,
impotensi, lemas, lesu, pergerakan lambat, anoreksia atau malah makan/minum
berlebihan, penurunan berat badan atau peningkatan berat badan, konstipasi/diare,
insomnia/hipersomnia, mual, muntah, perubahan siklus haid
4) Perilaku : mengkritik diri sendiri dan orang lain, penurunan produktivitas,
pengurungan diri, menjelek-jelekkan diri, merendahkan diri, penyalahgunaan
berbagai unsure : obat, alcohol, rokok dsb, penolakan terhadap realitas
5) Respon social : kecenderungan untuk isolasi, patisipasi sosial berkurang
d) Sumber koping
Personal ability : kurang komunikatif, hubungan interpersonal yang kurang baik,
kurang memiliki
perawatan diri yang kurang baik, tidak kreatif, tidak memiliki aktivitas olahraga dan
aktivitas di luar rumah, tidak memiliki seni yang ekspresif,
Social support : hubungan yang kurang baik dengan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, kurang terkibat dalam organisasi sosial/kelompok sebaya, ada konflik
nilai budaya
Material asset : penghasilan kurang, sulit memperoleh layanan kesehatan, tidak
memiliki pekerjaan/posisi/vokasi,
Positif belief : tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang memiliki motivasi,
kurang berorientasi pada pencegahan (lebih senang melakukan pengobatan)
e) Mekanisme koping
Konstruktif
Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri, aktivitas
yang memberikan identitas pengganti sementara, aktivitas sementara menguatkan atau
meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu, membangun kepercayaan diri dan
optimis, memanfaatkan dukungan keluarga/ orang terdekat, komunikasi terbuka,
pemenuhan peran yang signifikan, mengungkapkan penerimaan diri, menerima
kritikan dari orang lain, mengidentifikasi alternatif dan kemungkinan yang akan
timbul, mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mendukung setiap
alternative
Destruktif
Penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan
(displacement),
Keputusasaan
pemecahan masalah.
Ajarkan klien akibat negatif membicarakan hal-hal yang negatif.
Ajarkan keterampilan resolusi konflik.
Ajarkan pasien pertahanan melawan serangan orang lain.
Rujuk sumber-sumber yang tersedia dalam mengidentifikasi kesempataan
untuk bekerja.
c) Bentuk lingkungan yang memberikan dukungan berdasarkan realitas untuk
pemecahan masalah dan umpan balik yang efektif.
51
a) Bantu pasien dalam menggambarkan tingkat penampilan kerja saat ini dan
dampaknya terhadap aspek lain dalam kehidupan sehari-hari.
b) Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu, kekuatan,
keterbatasan serta potensi yang dimiliki.
c) Tawarkan harapan bahwa situasi akan dapat diatasi dengan menggambarkan
orang lain yang mempunyai masalah yang sama.
d) Sarankan pasien untuk selalu menyimpan bacaan agar dapat membantu dalam
pemecahan masalah dan mendapatkan umpan balik.
e) Berikan dukungan terhadap upaya pembuatan keputusan.
d) Tingkatkan kesadaran tentang hubungan yang positif antara harga diri dan
kesehatan fisik.
a) Kaji status kesehatan fisik dan perasaan positif antara harga diri dan kesehatan
fisik.
b) Ajarkan pasien tentang hubungan antara kesehatan fisik dengan perasaan
positif tentang diri.
c) Bantu pasien dalam mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan kesehatan
dan ketenangan.
d) Berikan penghargaan terhadap praktek peningkatan kesehatan seperti latihan
relaksasi, aktivitas diversional.
52