Anda di halaman 1dari 21

Laporan Pendahuluan Psikososial

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN CITRA TUBUH
1) Masalah Utama : Gangguan citra tubuh
Pengertian
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya, termaksud persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang struktur,
bentuk dan fungsi tubuh. Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap

perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Batasan Karakteristik
Verbal: perasaan mengenai perubahan dalam penampilan, struktur dan fungsi
Verbal: persepsi mengenai perubahan dalam penampilan, struktur dan fungsi
Non verbal terhadap perubahan aktual dalam penampilan, struktur dan fungsi
Perilaku menghindar, monitoring atau pengakuan dari orang lain
2) Proses terjadinya masalah
Biologis

Factor Presipitasi
Origin
Timing

Nature
Kognitif

Factor Predisposisi
Psikologis
Sosio cultural
Number

Penilaian Terhadap Stressor


Afektif
Fisiologis
Respon Sosial
Sumber Koping
Dukungan Sosial
Aset Materi

Kemampuan personal

Keyakinan Positif

Mekanisme Koping
Respon Adaptif
Maladaptif

Respon
Konstruktif

Destruktif

3) Data yang perlu dikaji


a) Factor predisposisi
Biologis :
1. Latar belakang genetik

32

Laporan Pendahuluan Psikososial

Ada riwayat penyakit genetik dalam keluarga (cacat tubuh), Kembar Monozigot 5x
> Dizigot
2. Status Nutrisi :
Anoreksia, bulimia, BB kurang (under weight) atau lebih (over weight, obesitas)
dari BB ideal
3. Kondisi kesehatan secara umum
a. Maturasi Normal :
Pertumbuhan dan perkembangan masa bayi, anak dan remaja, perubahan
fisiologis pada kehamilan dan Penuaan.
b. Adanya Riwayat Prosedur Pembedahan Elektif :
Prosedur Bedah Plastik ; wajah-bibir, hidung & perbaikan jaringan parut,
prosedur pembedahan Transeksual., aborsi
c. Adanya Riwayat Penyakit atau Gangguan lain :
Kehilangan fungsi tubuh ; Stroke,
Paraplegi, Hemiplegi, laryngectomy,
serangan Epilepsi, Incontinensia urine dan bowel.
Adanya Kerusakan fungsi organ ; Infark Miocard (Coronary, serangan
jantung), Asthma atau Pneumonia.
Perubahan Patofisiologi pada Ukuran dan Proporsi tubuh ; Obesitas,
Gigantisme, Akromegali dan kurus.
Perubahan warna kulit ; akibat Dermatitis kronis, Addisons Disease.
Perubahan Tekstur kulit ; adanya jaringan parut, kondisi tyroid (Hipertyroid,
Hipotyroid), Ulcer (borok) kronis, Dermatitis Exfoliativ & Excoriative.
Penyakit yang mengkibatkan ; Perubahan yang dapat dilihat spt Kusta, Kanker
pada area wajah, Efek organ internal spt TB Paru, Kanker ( Ca Tulang, Otak,

Uterus, Pankreas), Gangren, Luka Decubitus.


Cacat atau Kelainan Bawaan sejak lahir tanda lahir (tahi lalat) yang besar,
Labioschizis, adanya tambahan bagian tubuh (spt ; Polidactili), tidak ada
bagian tubuh atau organ (spt ; Sindactili), perubahan bentuk bagian tubuh

(spt Strabismus)
Nyeri ; Migrain, Nyeri kronis.
Perubahan hubungan jaringan & otot ; Atropi, Hipertropi Arthritis.
Perkembangan organ seksual yang tidak lazim ; Hirsutisme pada wanita dan
Pembesaran payudara pada laki-laki (Ginekomastia).
d. Adanya Riwayat Operasi atau Trauma

Operasi atau Trauma yang mengakibatkan hilangnya bagian tubuh utama


atau bagian tubuh yang tampak (mata, hidung, rambut, gigi) atau
karakteristik seksual tubuh (Vulva, Penis, Payudara pada wanita).

33

Laporan Pendahuluan Psikososial

Operasi yang menghilangkan bagian Internal tubuh ; kandung empedu,

perut, paru atau ginjal.


Operasi dengan pergantian organ tubuh ; Transplantasi ginjal.
Operasi yang mengakibatkan perubahan dalam hubungan bagian-bagian

tubuh ; Gastrotomy, Colostomy, Ileostomy dan Ureteroenterostomy.


Trauma yang mengakibatkan Penyimpangan (Distorsi) dan atau jaringan

parut pada tubuh ; Luka Bakar, Terpotong, Trauma yang menghancurkan.


Operasi yang menghilangkan atau mengakibatkan perubahan bagian tubuh
internal

yang

berhubungan

dengan

seksual

Pemotongan

Tuba,

Histerectomy, Vasectomy dan Laryngectomy.


Adanya riwayat Trauma akibat Radiasi (Radiotherapy) ; Perubahan

pigmentasi kulit, rambut rontok.


e. Riwayat Obat-obatan
Adanya riwayat Pengobatan atau Kemotherapy ; adanya Striae kulit, moon

face, rambut rontok & Hirsutisme.


Penggunaan obat berefek Sedative ; Pengobatan pada Delirium, Penggunaan

LSD.
4. Sensitivitas Biologi
Gangguan pada Korteks Serebral ; sulit berpikir dan pengambilan keputusan, sulit

berpikir abstrak.
Gangguan Sistem Limbik ; kadang mengalami gangguan perilaku, emosi, memori

dan belajar.
Basal Ganglia ; kadang mengalami gangguan koordinasi gerakan involunter dan

tonus otot.
Hipotalamus : Gangguan Sekresi atau regulasi hormon LH dan FSH, TSH.
Locus Ceruleus ; gangguan regulasi Norepinefrin (NE) dan Neuropeptida Y
(NPY) (Neurotransmiter yang terlibat dalam respon tubuh terhadap stress ; nafsu

makan meningkat bila NE tinggi).


Raphe Nuclei ; gangguan regulasi Serotonin (5-HT) (Neurotransmiter yang
terlibat dalam gerakan komplek, berpikir dan emosi ; %-HT tinggi akan

meningkatkan rasa kenyang sehingga intake makan rendah)


Substansia Nigra ; gangguan regulasi Dopamin (Neurotransmiter yang terlibat

dalam gerakan kompleks, berpikir dan emosi ; menekan intake makan)


5. Paparan terhadap Racun (Riwayat Penyalahgunaan Obat atau Zat)
Amphetamine, Coccaine, Nikotin, Kafein dan Alkohol(menekan nafsu makan),
Opioid (spt Endorphin berefek meningkatkan intake makanan dan mood yang
positif).
Halusinogen
34

Laporan Pendahuluan Psikososial

Diuretik
Laxative
Psikologis
1. Intelegensia
Adanya retardasi mental ringan IQ 50 70, adanya retardasi mental sedang IQ 35
50
2. Kemampuan verbal
- Adanya gangguan sensori penglihatan dan pendengaran (buta, tuli)
-

Adanya kerusakan area motorik bicara : pelo, gagap, bisu


- Adanya pembatasan kontak sosial dengan keluarga & teman : perbedaan budaya,
lokasi tempat tinggal yang terisolasi
- proses pengobatan yang menyebabkan gangguan bicara ; ICU, NGT, ETT,

Trakeostomi.Laringektomi
3. Moral
Konflik dengan norma atau peraturan di masyarakat, pelanggaran norma dan nilai di
masyarakat, tidak menerima reward

di masyarakat, penilaian diri rendah (self

depreciation), takut tentang definisi diri sendiri


4. Kepribadian
Introvert, Obsesif-kompulsif, Histrionik, Menghindar, Dependen, Ambang
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Di keluarga ; tuntutan keluarga (idealisasi) terlalu tinggi, masa kecil yang kacau,
perpisahan dengan orang yang dicintai dan mencintai (perceraian, kematian).
Di tempat kerja : penolakan pekerjaan, penolakan dalam pergaulan, penolakan jabatan
Di Sekolah ; penolakan dalam kelompok, tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok, penghinaan / stigma / label negatif, tidak ada lawan jenis yang tertarik.
Di masyarakat ; isolasi dari lingkungan, label negatif lingkungan, tidak dapat
berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan.
6. Konsep diri :
Gambaran diri : tidak menyukai tubuh/fisik, merasa tidak sempurna, ketidakpuasan
terhadap ukuran tubuh, fungsi, penampilan & potensi yang dimiliki.
Identitas diri : Kerancuan identitas
Peran : Konflik peran, Peran ganda, Ketidakmampuan menjalankan peran, Tuntutan
peran tidak sesuai usia.
Ideal Diri : Ideal diri tidak realistis, Ideal diri terlalu rendah, Ambisius
Harga Diri : Harga diri rendah situasional
7. Motivasi
* Motivasi rendah/ Tidak ada motivasi
8. Pertahanan psikologis
Self control rapuh / rendah ; kadang tidak mampu menahan diri terhadap dorongan
yang kurang positif.
35

Laporan Pendahuluan Psikososial

Social cultural
1. Usia ; remaja, dewasa (12 44 tahun)
2. Gender : Wanita : Pria = 2 :1, Orientasi seksual : heteroseksual, homoseksual,
lesbian
3. Pendidikan : tidak sekolah, kurang / rendah
4. Pendapatan ; rendah / kurang dari UMR.
5. Pekerjaan : tidak tetap / menentu, tidak bekerja, tidak mandiri dalam ekonomi
6. Status sosial : belum bisa memisahlkan diri dari autokritas keluarga.
7. Latar belakang budaya : nilai budaya bertentangan dengan nilai individu, nilai
budaya bertentangan dengan nilai kesehatan.
8. Agama & keyakinan: kurang mengamalkan ajaran agama, mempunyai nilai
keyakinan dan agama yang buruk.
9. Keikutsertaan dalam partai politik atau organisasi ; pengurus partai politik, post
power syndrome.
10. Pengalaman sosial : Adanya perasaan takut tidak ada penerimaan (penolakan) dalam
hubungan interpersonal, berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan dengan
orang yang dicintai, kadang tidak mampu berhubungan intim dengan lawan jenis.
11. Peran sosial : orang tua ; proses imitasi dan identifikasi dengan kedua orang tua,
Anak ; gagal melaksanakan peran sosial sebagai anak, Masyarakat ; pengaruh Model,
Artis dan Media tentang idealisasi body yang menarik.
b) Factor presipitasi
NATURE
1. Faktor Biologis :
- Status nutrisi : BB kurang (terlalu kurus) atau BB lebih dari BB ideal
-

(Overweight, Obesitas).
Kondisi kesehatan secara umum ; Adanya sakit fisik (kehilangan bagian
tubuh, kehilangan fungsi tubuh, cacat, pembedahan/operasi,

trauma,

penyakit).
Perubahan hormonal reproduksi (pubertas, kehamilan, menopause).
Sensitivitas Biologi :
secara anatomi ; gangguan pada Korteks, sistem Limbik, Basal Ganglia,

hipotalamus, Locus Ceruleus, Raphe Nuclei dan Substansia Nigra


Neurotransmitter :gangguan regulasi Norepineprin, Serotonin dan

Dopamin.
Paparan terhadap racun atau zat.
2. Faktor Psikologis :
36

Laporan Pendahuluan Psikososial

a. Intelegensia : IQ kurang dari 90 (35 89).


b. Kemampuan verbal
o Adanya gangguan sensori penglihatan dan pendengaran ; buta, tuli
o Adanya kerusakan area motorik bicara : pelo, gagap, bisu
o Adanya pembatasan kontak sosial dengan keluarga & teman : perbedaan
budaya, lokasi tempat tinggal yang terisolasi, proses pengobatan yang
menyebabkan gangguan bicara ; ICU, NGT, ETT, Trakeostomi.Laringektomi
c. Moral
Konflik dengan norma atau peraturan di masyarakat, pelanggaran norma dan nilai di
masyarakat, tidak menerima reward

di masyarakat, penilaian diri rendah (self

depreciation), takut tentang definisi diri sendiri


d. Kepribadian
Introvert, obsesif-kompulsif, histrionik, menghindar, dependen, ambang
e. Pengalaman yang tidak menyenangkan :
Korban penganiayaan, perkosaan, kecelakaan / trauma, operasi).
f. Konsep diri :
* gambaran diri : tidak menyukai tubuh/fisik, merasa tidak sempurna, ketidakpuasan
terhadap ukuran tubuh, fungsi, penampilan & potensi yang dimiliki.
* Identitas diri : Kerancuan identitas
f. Status sosial : perpisahan dengan keluarga.
g. Latar belakang budaya : Nilai budaya bertentangan dengan nilai individu, Nilai
budaya bertentangan dengan nilai kesehatan.
h. Agama & keyakinan : kurang mengamalkan ajaran agama, mempunyai nilai
keyakinan dan agama yang buruk.
Keikutsertaan dalam partai politik atau organisasi ; pengurus partai politik,

i.

post power syndrome.


j. Pengalaman social : Adanya penolakan dalam hubungan interpersonal, Berpisah
dengan orang yang dicintai, Kehilangan dengan orang yang dicintai, Tidak mampu
k.

berhubungan intim dengan lawan jenis, Penolakan hubungan dengan lawan jenis
Peran sosial : Gagal melaksanakan peran sosial, Gagal membentuk keluarga baru,
Belum menikah, Gagal menjalankan peran sebagai suami/isteri (gagal membina
hubungan intim dengan pasangan, abortus).

c) Penilaian terhadap stressor

37

Laporan Pendahuluan Psikososial

1) Kognitif : kerusakan /gangguan perhatian, kurang konsentrasi, kesalahan dalam


menilai, preokupasi, kreativitas berkurang, produktivitas menuruan, bingung,
sangat waspada, berkurangnya objektivitas, takut kehilangan control, takut
bayangan visual (tidak sempurna), takut akan terluka atau kematian, kesadaran
diri menurun, mimpi buruk
2) Afektif : mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup / Nervous, takut,
alarm, frustasi, terror, merasa bersalah, pemalu, pemarah
3) Fisiologis :
Kardiovaskuler : Palpitasi, Rasa mau pingsan, Pingsan, TD menurun
(hipotensi), Denyut nadi menurun (bradicardi), Hipotermi, Ekstremitas dingin,
Vasokonstriksi perifer, pusing, Denyut nadi Irreguler, aritmia, nyeri dada,
Pernafasan : Nafas cepat, Nafas pendek, Tekanan pada dada, Nafas dangkal,
Sensasi tercekik, Pembengkakan pada tenggorok.
Neuromuskuler : Iritabel, refleks meningkat, Apatis, Kelemahan otot, Nyeri
tulang/ sendi pada saat aktivitas, Hambatan pertumbuhan tulang, Osteoporosis,
Kerusakan otot.
Gastrointestinal : Kehilangan nafsu makan, Menolak makanan, Rasa tidak
nyaman pada abdomen (nyeri, kembung), Mual, Muntah, Nyeri ulu hati
(Gastritis), Esofagitis, Buang air besar tidak teratur, Konstipasi, Diare,
Pembesaran kelenjar saliva (Parotis), Kerusakan gigi.
Traktus Urinarius : Kencing sedikit (jarang kencing), Penurunan GFR
(Filtrasi glomerulus).
Integumen : Wajah kemerahan, Wajah pucat, Adanya lanugo pada tubuh,
Adanya callus pada punggung tangan (Russells Sign), Berkeringat setempat
(telapak tangan), Berkeringat seluruh tubuh.
Reproduksi : Amenorhoe, Menstruasi tidak teratur, Penurunan libido,
Komplikasi pada kehamilan, Disfungsi seksual (Impoten, Frigid, Ejakulasi
premature, Nyeri coitus), Terhambatnya pertumbuhan sek sekunder.
Hematologi : Anemia, Neutropenia / Leukopenia, Thrombositopenia
4) Perilaku :
Gelisah, ketegangan fisik, Tremor, Gugup, Bicara cepat, Kurang koordinasi,
Cenderung mendapat cedera, Menarik diri dari hubungan interpersonal, melarikan
diri dari masalah, menghindar, hiperventilasi, sering muntah, penggunaan
laxative / diuretic, aktivitas berlebihan.
5) Respon social :

38

Laporan Pendahuluan Psikososial

Kadang-kadang menghindari kontak / aktivtas sosial, kadang-kadang mudah


tersinggung / marah.
d) Sumber koping
Personal ability :
Kurang Komunikatif, Hubungan interpersonal kurang baik, Kurang memiliki
kecerdasan dan bakat tertentu, Perawatan diri kurang baik, Tidak kreativ
Social support :
Hubungan yang kurang baik antar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
kurang terlibat dalam organisasi sosial / kelompok sebaya, adanya konflik nilai
budaya.
Material asset :
Penghasilan individu atau keluarga yang tidak mencukupi, kesulitan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, tidak memiliki pekerjaan / vokasi / posisi..
Positif belief :
Tidak mempunyai keyakinan dan nilai yang positif, Kurang memiliki motivasi,
Kurang berorientasi kesehatan pada upaya pencegahan (lebih dominan pada upaya
pengobatan)
e) Mekanisme koping
Konstruktif :
Negosiasi, Kompromi, Meminta saran, Perbandingan yang positif, Penggantian
rewards, Antisipasi
Destruktif :
Denial, Proyeksi, Represi, Disosiasi, Kompensasi, Rasionalisasi / intelektualisasi,
Displacement, Isolasi, Splitting

4) Pohon Masalah
Ketidakberdayaan
Harga Diri Rendah
Keputusasaan
Gangguan Citra Tubuh (Core Problem)
Mekanisme Koping Tidak Efektif
5) Analisa Data
39

Laporan Pendahuluan Psikososial

Data fokus
Data subjektif: Klien mengatakan

Masalah
Gangguan citra tubuh

1. Klien merasa malu dengan kondisi anggota


tubuhnya
2. Tidak mau melihat anggota tubuhnya yang
bermasalah
3. Mengungkapkan penolakan tehadap: anggota
tubuhnya yang tidak berfungsi
4. Interaksi dengan orang lain <
5. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak
berharga, keputusasaan
Data objektif
1. Perubahan atau hilangnya anggota
tubuh baik struktur, bentu dan fungsi
2. Menyembunyikan anggota tubuhnya
yang terganggu
3. Aktifitas sosial menurun
4. Sering

mengulang-ulang

mengatakan

kehilangan yang terjadi.


5. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang
hilang.

6) Diagnosa Keperawatan
Gangguan citra tubuh
7) Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
2) Pasien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh
3) Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif diri
4) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
5) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
6) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
b. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya dulu dan saat ini, perasaan dan
harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
40

Laporan Pendahuluan Psikososial

2)
3)
4)
5)

Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap, bantu
pasien menyentuh bagian tersebut.
Diskusikan aspek positif diri
Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protese, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan
pakaian yang baru
b) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
6) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a) Susun jadual kegiatan sehari-hari
b) Motivasi melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas
keluarga dan sosial
c) Motivasi untuk mengunjungi

teman

atau

orang

lain

yang

berarti/mempunyai peran penting baginya.


7) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Tujuan :
1) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh
2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh
3) Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh
4) Keluarga mampu menyusun rencana tindakan pasien gangguan citra tubuh
b.
Tindakan keperawatan :
1) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien.
2) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a) menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah
b) memfasilitasi interaksi dirumah
c) melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.
d) memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien
4) Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga dalam
5)

gangguan citra tubuh.


Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga

41

Laporan Pendahuluan Psikososial

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ANSIETAS
I. MASALAH UTAMA
Ansietas
A. Definisi Ansietas :
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons ( sumber seringkali tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu); suatu perasaan takut akan terjadi sesuatu yang
disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ini merupakan sinyal yang menyadarkan bahwa
peringatan tentang bahaya yang akan datang dan memperkuat individu mengambil
tindakan menghadapi ancaman.
Ansietas memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek
positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan
dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat
mengganggu kehidupan seseorang.
Tingkatan Ansietas
Menurut Stuart dan Sundeen (1998:175-176), tingkat ansietas sbb :
a.

Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan


menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

b.

Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.


Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang

c.

selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.


Ansietas Berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cendrung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir
tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang
tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area

d.

lain.
Tingkat Panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.
Rincian terpecah dari proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas
42

Laporan Pendahuluan Psikososial

motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi


menyimpang, kehilangan pemikiran rasional.
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
Factor Predisposisi
Biologis
Psikologis
Sosio cultural
Factor Presipitasi
Nature

Origin

Timing

Number

Kognitif

Penilaian Terhadap Stressor


Afektif
Fisiologis
Respon Sosial

Sumber Koping
Kemampuan personal Dukungan Sosial
Aset Materi

Keyakinan Positif

Mekanisme Koping

Respon Adaptif

Respon Maladaptif
Konstruktif

Destruktif

III.
DATA YANG PERLU DIKAJI
A. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
ansietas, diantaranya:
1) Faktor Biologis, Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas
mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang
untuk mengatasi stressor.
2) Faktor Psikologis
Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara antara 2
elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-

43

Laporan Pendahuluan Psikososial

norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
Pandangan Interpersonal, Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang
yang mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas
yang berat.
Pandangan Perilaku, Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar
perilaku menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada
ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.
3) Sosial budaya. Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. Faktor
ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi:
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan
datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas , harga diri, dan
fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
C. Penilaian terhadap stressor
Kognitif :
Kerusakan perhatian, Kurang konsentrasi, Pelupa, Kesalahan dalam menilai, Preokupasi,
Bloking, Penurunan lapangan pandang, Berkurangnya kreativitas, Produktivitas menurun,
Bingung, Sangat waspadai, Berkurangnya objektivitas, Takut kehilangan kontrol, Takut,
bayangan visual, Takut akan terluka atau kematian, Kesadaran diri meningkat, Mimpi buruk
Afektif
Menyesal, Iritabel, Kesedihan mendalam, Takut, Gugup, Sukacita berlebihan, Nyeri dan
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, Gemeretak, Ketidak pastian, Kekhawatiran
meningkat, Fokus pada diri sendiri, Perasaan tidak adekuat, Ketakutan, Distressed, Khawatir,
prihatin dan Mencemaskan
Fisiologis
44

Laporan Pendahuluan Psikososial

Suara bergetar, Gemetar/ tremor tangan, Bergoyang-goyang, Respirasi meningkat (Simpatis),


Kesegeraan berkemih (Parasimpatis), Nadi meningkat (Simpatis), Dilasi Pupil ( Simpatis),
Refleks-refleks meningkat (Simpatis), Nyeri abdomen (Parasimpatis), Gangguan tidur
(Parasimpatis)
Perasaan geli pada ekstremitas (Parasimpatis), Eksitasi kardiovaskuler (Simpatis), Peluh
meningkat, Wajah tegang, Anoreksia (Simpatis), Jantung berdebar-debar (Simpatis), Diarhea
(Parasimpatis), Keragu-raguan berkemih (Parasimpatis), Kelelahan (Parasimpatis), Mulut
Kering (Simpatis), Kelemahan (Simpatis), Nadi berkurang (Parasimpatis), Wajah bergejolak
(Simpatis), Vasokonstriksi superfisial (Simpatis), Berkedutan (Simpatis), Tekanan Darah
Menurun (Parasimpatis), Mual (Parasimpatis), Keseringan berkemih (Parasimpatis), Pingsan
(Parasimpatis), Sukar bernafas (Simpatis), Tekanan darah meningkat (Parasimpatis)
Perilaku.
Ditandai dengan dengan Produktivitas menurun, Mengamati dan waspada, Kontak mata
jelek, Gelisah, Melihat sekilas sesuatu, Pergerakan berlebihan (seperti; foot shuffling,
pergerakan lengan/ tangan), Ungkapan perhatian berkaitan dengan merubah peristiwa dalam
hidup, Insomnia, Perasaan gelisah.
Respon sosial
Kadang kadang menghindari kontak sosial/aktivitas sosial menurun, Kadang-kadang
menunjukkan sikap bermusuhan
D. Sumber Koping
Personal ability
Kurang komunikatif, Hubungan interpersonal yang kurang baik, Kurang memiliki,
kecerdasan dan bakat tertentu, Mengalami gangguan fisik, Perawatan diri yang kurang baik,
Tidak kreatif
Sosial Support
Hubungan yang kurang baik antar : individu, keluarga , kelp dan masyarakat, Kurang
terlibat dalam organisasi sosial/ kelompok sebaya, Ada konflik nIlai budaya
Material Assets
Kurang memilki penghasilan secara individu, Sulit mendapat pelayanan kesehatan, Tidak
memiliki pekerjaan/ vokasi/ posisi
Positive beliefs
Tidak mempunyai keyakinan dan nilai yang positif, Kurang memiliki motivasi, Kurang
berorientasi pencegahan (lebih senang melakukan pengobatan )
E. Mekanisme Koping

45

Laporan Pendahuluan Psikososial

Konstruktif
Kecemasan dijadikan sebagai tanda dan peringatan. Individu menerimanya sebagai suatu
pilihan untuk pemecahan masalah. Seperti :
negosiasi/ kompromi
meminta saran
perbandingan yang positif, penggantian rewards
Destruktif
Menghindari kecemasan tanpa menyelesaikan masalah atau konflik tsb. Seperti :
Denial
Supresi
Proyeksi
Menyerang
Menarik diri
IV.

POHON MASALAH DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Harga Diri Rendah
Gangguan Citra Tubuh
Ansietas

(Core problem)

Koping Individu Tak Efektif


Kurang Pengetahuan

Perubahan fisik/Operasi
Stressor Fisik

V. Masalah Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
VI.

Harga diri Rendah


Gangguan citra tubuh
Ansietas
Koping Individu inefektif
Kurangnya pengetahuan
Tindakan Keperawatan
1. Tujuan
a) Pasien mampu mengenal ansietas
b) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
c) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi
2. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Kaji kebutuhan rasa aman klien
c. Sediakan waktu untuk ekspress feeling
46

Laporan Pendahuluan Psikososial

d. Latihan Teknik Relaksasi dan reduksi Stress


e. Membuat rencana latihan Teknik Relaksasi dan reduksi stress
f. Mempraktikkan teknik relaksasi dan reduksi stress dalam kehidupan sehari-hari

LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

1) Masalah Utama
Harga Diri Rendah Situasional
Pengertian
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/evaluasi diri negatif yang berkembang
sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).
2) Proses terjadinya masalah
Biologis
Nature
Kognitif
Kemampuan personal

Factor Predisposisi
Psikologis
Sosio cultural

Factor Presipitasi
Origin
Timing

Number

Penilaian Terhadap Stressor


Afektif
Fisiologis
Respon Sosial
Sumber Koping
Dukungan Sosial
Aset Materi

Keyakinan Positif

Mekanisme Koping
Respon Adaptif

Respon

Maladaptif
47

Laporan Pendahuluan Psikososial

Konstruktif

Destruktif

3) Data yang perlu dikaji


a) Factor predisposisi
Biologis :
Status Nutrisi : Anoreksia, tidak ada perbaikan nutrisi, BB kurang (kurus/terlalu kurus),
BB lebih (gemuk/terlalu gemuk) atau BB tidak ideal.
Status Kesehatan secara umum : Riwayat penyakit kanker, riwayat penyakit neurologis
(epilepsi, trauma kepala), riwayat gangguan pada jantung, (PJB, PJK, Hipertensi,
aterosklerosis), riwayat gangguan paru-paru (TBC, PPOM, udem paru, asma, embolisme
paru, dll), riwayat penyakit endokrin, riwayat penggunaan zat
Psikologis
Intelegensi : RM ringan RM sedang : IQ
Kemampuan verbal : gagap, tidak mampu mengungkapkan apa yang dipikirkannya.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : perpisahan traumatik dengan orang
yang berarti,

penolakan dari keluarga, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga,

diturunkan dari jabatannya, konflik dengan rekan kerja, penganiayaan seksual, seringkali
mengalami kegagalan.
Konsep diri : konsep diri negative, kurang penghargaan
Motivasi : kurang dukungan social, kurang dukungan dari diri sendiri
Pertahanan psikologis : Self control yang kurang
Social cultural
Usia : 20 - 60 tahun
Gender : wanita > laki-laki
Pendidikan : tidak sekolah, pendidikan rendah (hanya tamat SD, SMP), putus sekolah,
tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas, tinggal kelas
Pendapatan : kurang/rendah : dibawah UMR, tidak mandiri dalam ekonomi.
Pekerjaan : pengangguran, PHK, pekerjaan tidak tetap
Status dan peran social : kegagalan berperan sosial.
Latar belakang agama dan keyakinan : kurang /tidak menjalankan ajaran agama dan
keyakinan, kehilangan rutinitas ibadah.
Keikutsertaan dalam politik : pengurus partai politik, post power syndrom
Pengalaman social : sering mengalami penolakan kelompok sebaya

48

Laporan Pendahuluan Psikososial

b) Factor presipitasi
1) Faktor factor biologis :
Status nutrisi : BB tidak ideal (kurus, sangat kurus, gemuk, sangat gemuk)
Status Kesehatan secara umum: Menderita penyakit kronik atau terminal,
kehilangan salah satu anggota badan, kehilangan fungsi tubuh.
Sensitifitas biologi : ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada sistem limbik,
thalamus, kortek frontal, GABA, norepinefrin, serotonin.
2) Faktor factor psikologis
Intelegensi : RM ringan (IQ 50 70), RM sedang (IQ 35 50).
Kemampuan verbal : buta, tuli, gagap, pelo, adanya pembatasan kontak sosial,
lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
Moral : melanggar norma dan nilai di masyarakat
Kepribadian : menghindar, ambang.
Pengalaman yang tidak menyenangkan : korban perkosaan, perceraian,
perpisahan dengan orang yang berarti, KDRT, diturunkan dari jabatannya, konflik
dengan rekan kerja.
3) Faktor factor social budaya
(Putus sekolah, PHK, turun jabatan, penolakan dari orang yang berarti, pendapatan
yang rendah)
c) Penilaian terhadap stressor
1) Kognitif : Kurang konsentrasi, fokus menyempit/ preokupasi, misinterpretasi, bloking,
berkurangnya, kreatifitas, pandangan suram, pesimistik, sulit untuk membuat keputusan,
mimpi buruk, produktivitas menurun, pelupa, fobia, obsesi, mudah tersinggung

2) Afektif : Sedih, Tidak berdaya, putus asa, frustasi, gugup, merasa bersalah,
bingung, muram, malu, gelisah, perasaan tidak mampu, perasaan negatif tentang
dirinya, rasa tidak berguna
3) Fisiologis : hipertensi, kelemahan, pusing, kelelahan, keletihan, sakit kepala,
impotensi, lemas, lesu, pergerakan lambat, anoreksia atau malah makan/minum
berlebihan, penurunan berat badan atau peningkatan berat badan, konstipasi/diare,
insomnia/hipersomnia, mual, muntah, perubahan siklus haid
4) Perilaku : mengkritik diri sendiri dan orang lain, penurunan produktivitas,
pengurungan diri, menjelek-jelekkan diri, merendahkan diri, penyalahgunaan
berbagai unsure : obat, alcohol, rokok dsb, penolakan terhadap realitas
5) Respon social : kecenderungan untuk isolasi, patisipasi sosial berkurang
d) Sumber koping
Personal ability : kurang komunikatif, hubungan interpersonal yang kurang baik,
kurang memiliki

kecerdasan dan bakat tertentu, mengalami gangguan fisik,


49

Laporan Pendahuluan Psikososial

perawatan diri yang kurang baik, tidak kreatif, tidak memiliki aktivitas olahraga dan
aktivitas di luar rumah, tidak memiliki seni yang ekspresif,
Social support : hubungan yang kurang baik dengan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, kurang terkibat dalam organisasi sosial/kelompok sebaya, ada konflik
nilai budaya
Material asset : penghasilan kurang, sulit memperoleh layanan kesehatan, tidak
memiliki pekerjaan/posisi/vokasi,
Positif belief : tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang memiliki motivasi,
kurang berorientasi pada pencegahan (lebih senang melakukan pengobatan)
e) Mekanisme koping
Konstruktif
Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri, aktivitas
yang memberikan identitas pengganti sementara, aktivitas sementara menguatkan atau
meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu, membangun kepercayaan diri dan
optimis, memanfaatkan dukungan keluarga/ orang terdekat, komunikasi terbuka,
pemenuhan peran yang signifikan, mengungkapkan penerimaan diri, menerima
kritikan dari orang lain, mengidentifikasi alternatif dan kemungkinan yang akan
timbul, mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mendukung setiap
alternative
Destruktif
Penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan

(displacement),

splitting, berbalik marah/benci terhadap diri sendiri, amuk, penyalahgunaan obat,


identitas negatif
4) Pohon Masalah
Harga Diri Rendah Kronis

Keputusasaan

Harga Diri Rendah Situasional (Core Problem)


Mekanisme Koping Tidak Efektif
5) Analisa Data
Tanda dan Gejala
a. Data Subjektif :
1) Mengungkapkan rasa malu/bersalah
2) Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri
3) Mengungkapkan hal-hal yang negati tentang diri (misalnya, ketidakberdayaan dan
ketidakbergunaan).
b. Data Obyektif
1) Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan hidup yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif.
2) Mengevaluasi diri seperti tidak mampu untuk mengatasi permasalahan/situasi
50

Laporan Pendahuluan Psikososial

3) Kesulitan dalam membuat keputusan


6) Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Situasional
7) Intervensi Keperawatan
Intervensi Generalis
a. Tujuan Umum
Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif.
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri
dan pemecahan masalah yang efektif.
2) Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan harga
diri.
3) Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif.
4) Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik.
c. Intervensi
a) Tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan
masalah yang efektif dengan cara :
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.
b) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang
positif yang terdahulu.
c) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan (kestabilan
organisasi, konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini.
d) Bantu pasien mengkaji pilihan yang realistik terhadap diri di dalam organisasi
yang telah ada dan kemungkinan kesempatan kerja lain, dalam jangka panjang
atau jangka pendek.
e) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi tujuan yang
meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi tujuan).
b) Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga diri dengan cara :
a) Bersama pasien meninjau kelompok mesyarakat yang dapat membantu dalam
pemecahan masalah dan pebuatan keputusan.
b) Tawarkan pasien bahan-bahan bacaan yang mungkin membantu dalam
c)
d)
e)
f)

pemecahan masalah.
Ajarkan klien akibat negatif membicarakan hal-hal yang negatif.
Ajarkan keterampilan resolusi konflik.
Ajarkan pasien pertahanan melawan serangan orang lain.
Rujuk sumber-sumber yang tersedia dalam mengidentifikasi kesempataan

untuk bekerja.
c) Bentuk lingkungan yang memberikan dukungan berdasarkan realitas untuk
pemecahan masalah dan umpan balik yang efektif.
51

Laporan Pendahuluan Psikososial

a) Bantu pasien dalam menggambarkan tingkat penampilan kerja saat ini dan
dampaknya terhadap aspek lain dalam kehidupan sehari-hari.
b) Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu, kekuatan,
keterbatasan serta potensi yang dimiliki.
c) Tawarkan harapan bahwa situasi akan dapat diatasi dengan menggambarkan
orang lain yang mempunyai masalah yang sama.
d) Sarankan pasien untuk selalu menyimpan bacaan agar dapat membantu dalam
pemecahan masalah dan mendapatkan umpan balik.
e) Berikan dukungan terhadap upaya pembuatan keputusan.
d) Tingkatkan kesadaran tentang hubungan yang positif antara harga diri dan
kesehatan fisik.
a) Kaji status kesehatan fisik dan perasaan positif antara harga diri dan kesehatan
fisik.
b) Ajarkan pasien tentang hubungan antara kesehatan fisik dengan perasaan
positif tentang diri.
c) Bantu pasien dalam mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan kesehatan
dan ketenangan.
d) Berikan penghargaan terhadap praktek peningkatan kesehatan seperti latihan
relaksasi, aktivitas diversional.

52

Anda mungkin juga menyukai