Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Bp. S DENGAN


FRAKTUR NASAL DI RSU PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :
DESY PUSPITA ANGGRAINI
201510206063

CI/PERSEPTOR

(.)

PENDIDIKAN PROFESI-NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015/2016

MIND MAPPING TINJAUAN TEORI


Pengertian

terputusnya kontinuitas tulang dan


ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya jika tulang
dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang dapat
diabsorbsinya (Smeltzer, 2001).
Fraktur nasal adalah trauma tulang rawan pada nasal yang
disebabkan olh ruda paksa

Penyebab :.
Fraktur akibat trauma
Fraktur akibat peristiwa kelelahan/tekanan
Fraktur akibat patologis

Klasifikasi :
1. Berdasarkan Berdasarkan Luas & Garis Fraktur
Fraktur Komplit dan inkomplet
2. Berdasar hub dengan dunia luar
Fraktur tertutup dan terbuka
3. Berdasar garis patah tulang
Oblique, comminuted, spiral, compound,
greenstick, transverse, simple.
Manifestasi klinis
Nyeri dan kemerah
Edema/bengkak
Ekimosis/memar
Spasme otot
Deformitas
Krepitasi
Keterbatasan gerak sendi

F
R
A
K
T
U
R

Patofisiologi :
Patah tulang kerusakan (di korteks,pem darah,sumsum tlg,jar
lunak) perdarahan (kerusakan tlg & jar) hematom sirkulasi jar
nekrotik vasodilatasi plasma & leukoit respon inflamasi tjd proses
penyembuhan tlg.
Hematom peningkatan tek dlm sumsum tlg merangsang lemak bebas
masuk pemb darah dilatasi kapiler otot meningkatkan tekanan
kapiler menstimulasi histamin otot yg iskhemik protein plasma
hilang masuk ke interstitial edema menekan ujung syaraf
syindroma compartement.

Penatalaksanaan

Pengkajian primer A,B,C

Identifikasi fraktur (gejala klinis)

Bersihkan dgn cairan antiseptik, hentikan perdarahan

Komplikasi
Malunion : sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjalan
tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan
normal.
Non union : tulang yang tidak menyambung kembali

DIAGNOSA KEPERAWATAN: Nyerib.d agen injury biologi

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Resiko infeksi


TUJUAN:
Pasien menunjukkan kontrol terhadap resiko setelah dilakukan
perawatan 3x24
KRITERIA HASIL:
Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Mampu menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Leukosit dalam batas normal
Tanda vital dalam batas normal
INTERVENSI:
Infection Control
1
Terapkan pencegahan universal
2
Berikan hiegine yang baik lingkungan atau personal
3
Batasi jumlah pengunjung dan anjurkan cuci tangan
ketika kontak dengan klien
4
Lakukan dresing pada IV line dan Kateter
5
Tingkatkan intake nutrisi dan istirahat yang cukup

TUJUAN : nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan


perawatan
KRITERIA HASIL:
Klien menyatakan nyeri berkurang
Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam
aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat
Tekanan darahnormal
Tidak ada peningkatan nadi dan RR
INTERVENSI:
Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri
Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah
baring
Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan
untuk melakukan aktivitas hiburan
Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
Jelaskanprosedu sebelum memulai
Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktif
Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh
: relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi,
sentuhan
Observasi tanda-tanda vital
Kolaborasi : pemberian analgetik

NCP

I.

PATYWAYS
Trauma langsung / tidak langsung
Trauma eksternal > kekuatan hilang
Trauma facial langsung / tidak langsung
Rentan fraktur
Saraf terjepit
Gangguan rasa
nyaman

Fraktur nasal
Reposisi

Perdarahan
Kuman

Kurang
pengetahuan

Fiksasi

Nyeri
cemas

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Nafsu makan
Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Resiko infeksi
Ansietas

Lynda Jual Carpenito, 2000 Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta.
Mansjoer, A., 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta.
NANDA 2010
NIC-NOC
Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai