Anda di halaman 1dari 5

Tokoh Tokoh Sosial

a. Auguste Marie Francois Xavier Comte

Auguste Comte (Nama panjang : Isidore Marie Auguste Francois Xavier Comte; lahir
di Montpellier, Prancis, 17 Januari 1789 meninggal di Paris, Perancis, 5 September
1857 pada umur 59 tahun) adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal karena
memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta aliran positivisme. Melalui prinsip
positivisme, Comte membangun dasar yang digunakan oleh akademisi saat ini yaitu
pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu sosial sebagai sarana dalam memperoleh
kebenaran.
Auguste Comte merupakan seorang tokoh brilian yang disebut sebagai peletak dasar
sosiologi. Comte melihat dari hasil Revolusi Perancis cenderung ke arah reorganisasi
masyarakat secara besar-besaran. Menurutnya, reorganisasi masyarakat hanya dapat
berhasil jika ada orang yang mengembangkan cara berpikir yang baru tentang
masyarakat. Comte memperkenalkan metode positif, yaitu hukum mengenai urutan
gejala-gejala sosial. Comte memperkenalkan hukum tiga stadia (tahap). Isi hukum tiga
stadia (tahap), yaitu sebagai berikut.
1) Tahapan teologi : pada tahap ini orang lebih suka dengan pertanyaan yang tidak
dapat dipecahkan, yaitu tentang hal-hal yang tidak dapat diamati.
2) Tahap metafisik : pada tahap ini jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sama
dicari jawabannya pada hal-hal abstrak yang diibaratkan sebagai esensi dan
eksistensi.
3) Tahap positif : pada tahap ini manusia mulai mencari jawaban yang bersifat tidak
mutlak.

b. Emile Durkheim

David Emile Durkheim (lahir 15 April 1858 meninggal 15 November 1917 pada
umur 59 tahun) dikenal sebagai salah satu pencetus sosiologi modern. Durkheim
mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada tahun 1895, dan
menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu sosial, LAnne
Sociologique pada tahun 1896.
Durkheim merupakan salah seorng peletak dasar-dasar sosiologi modern. Durkheim
terpengaruh oleh tradisi para pemikir bangsa Prancis dari Jerman. Dalam karya besarnya
yang pertama, Durkheim membahas masalah pembagian kerja yang berfungsi untuk
meningkatkan solidaritas. Durkheim membagi dua tipe solidaritas, yaitu sebagai berikut.
1) Solidaritas mekanisme : tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan. Bisa
dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana dan memiliki struktur sosial yang
segmenter (terbagi).
2) Solidaritas organis : merupakan sistem terpadu pada organisme yang didasarkan atas
keragaman fungsi-fungsi demi kepentingan keseluruhan. Setiap organ memiliki
cirinya masing-masing dan tidak bisa diambil oleh organ lain.

c. Herbert Spencer

Herbert Spencer (lahir di Derby,27 April 1820 meninggal di Brighton, 8 Desember


1903 pada umur 83 tahun) adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal
klasik terkemuka. Meskipun kebanyakan karya yang ditulisnya berisi tentang teori

politik dan menekankan pada keuntungan akan kemurahan hati, dia lebih dikenal
sebagai bapak Darwinisme sosial.
Menurut Herbert Spencer, fakta pertama yang penting dalam proses evolusi sosial
adalah peningkatan jumlah penduduk. Pertumbuhan ini tergantung pada persediaan
makanan dan kesempatan-kesempatam yang disajikan oleh alam. Spencer membagi tiga
aspek dalam proses evolusi, yaitu; diferensiasi struktural, spesialisasi fungsional, dan
intergarasi yang meningkat.
Lalu Spencer membagi struktur, bagian, atau sistem yang timbul dalam evolusi
masyrakat menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Sistem penopang : berfungsi untuk mencukupi keperluan-keperluan bagi ketahanan
hidup anggota masyarakat.
2) Sistem pengatur : berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan dengan
masyarakat lainnya dan mengatur hubungan-hubungan yang terjadi di antara
anggota.
3) Sistem pembagi (distributif) : berfungsi mengangkut barang dari satu sistem ke
sistem lainnya.
Spencer membagi tiga tahap-tahap dalam proses evolusi sosial dengan tipe-tipe
masyarakat, yaitu sebagai berikut.
1) Tipe msyarakat primitif : dalam masyarakat primitif boleh dikatakan belum ada
diferensiasi dan spesialisasi fungsional. Pembagian kerja masih sedikit pada tipe ini.
2) Tipe masyarakat militan : pada tipe masyarakar ini, heterogenitas sudah mulai
meningkat karena bertambahnya jumlah penduduk atau karena penaklukan. Hal
terpenting ialah koordinasi tugas-tugas yang dikhususkan, dilakukan dengan paksaan.
3) Tipe masyarakat industri : masyarakat industri bercirikan suatu tingkat kompleksitas
yang sangat tinggi, yang tidak lagi dikendalikan oelh kekuasaan negara. Sebagai
penggantinya, masyarakat mengendalikan diri sendiri, seperti hak menentukan diri
sendiri, kerja sama sukarela, dan keseimbangan berbagai kepentingan.

d. Karl Marx

Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818 meninggal di London,
Inggris, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik
dan teori kemasyarakatan dari Prusia.
Karl Marx lebih dieknal sebagai tokoh sejarah ekonomi daripada seorang perintis
sosisologi. Ahli filsafat dan aktivis ini mengembangkan teori mengenai sosialisme yang
dikemudian hari dikenal dengan nama Marxisme. Marx berpandangan bahwa sejarah
manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx, perkembangan pembagian
kerja dalam ekononi kapitalisme menumbuhkan dua kelas berbeda, yaitu sebagai berikut.
a) Kaum borjuis (kaum kapitalis) : kelas yang terdiri dari orang-orang yang menguasai
alat-alat produksi dan modal.
b) Kaum proler : kelas yang terdiri dari orang-orang yang tidak memiliki alat produksi
dan mpodal sehingga dieksploitasi untuk kepentingan kapitalis.

e. Max Weber

Maximilian Weber (lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864 meninggal di Munchen,


Jerman, 14 Juni 192- pada umur 56 tahun) adalah seorang ahli ekonomi politik dan
sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan
administrasi negara modern. Karya utamanya berhubungan dengan rasionalisasi dalam
sosiologi agama dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi.

Max Weber menyatakan bahwa yang dipelajari sosiologi adalah tindakan sosial. Suatu
tindakan manusia disebut sebagai tindakan sosial apabila tindakan tersebut dihubungkan
dengan tingkat laku orang lain dan diorientasikan kepada apa yang terjadi sesudahnya.
Tindakan sosial juga merupakan kegiatan individu dan tidak pernah merupakan
kegiatan kelompok. Weber menyebutkan dengan istilah sosial (soziale gebilde), seperti
kegiatan negara, perkumpulan, dan perusahaan. Dalam satu bukunya yang terkenal, The
Protestant Ethic and The Spririt of Capitalism, Weber mengemukakan pendapatnya yang
terkenal mengenai keterkaitan etika Protestan dengan munculnya kapitalisme. Menurut
Weber, muncul dan berkembangnya kapitalisme berlangsung bersamaan dengan
perkembangan sekte kalvinisme dalam agama Protestan.

Anda mungkin juga menyukai