1.1
Pengertian Kebijakan
Kebijakan (policy) adalah instrumen pemerintah, bukan hanya dalam arti
c.
baru.
Menurut Charles O. Jones (1996: 49)
Kebijakan adalah berbagai unsur atau ekspresi dari sejumlah program
d.
dan keputusan.
Menurut William Dunn
Kata policy secara etimologis berasal dari kata polis dalam bahasa Yunani
(Greek), yang berarti negara-kota. Dalam bahasa latin kata ini menjadi
politia, artinya negara. Masuk kedalam bahasa Inggris lama (Middle
English), kata tersebut menjadi policy yang pengertiannya berkaitan
e.
f.
memutuskan hal apa saja baik di masa sekarang maupun dikemudian hari.
Menurut Oxford Dictionary
Public Policy
Page 1
keprihatinan
(Concern)
masyarakat
luas
dan
3.
Public Policy
Page 2
4.
Pada
tahap
formulasi,
pendekatan
yang
banyak
struktural
(organisasional)
ataupun
pendekatan
1.1.2
tersebut, begitu pula dengan kebijakan. Kebijakan memiliki beberapa ciri atau
sifat yang mendasarinya sebagai kebijakan, sifat tersebut antara lain:
a. Regulatif: Regulasi dan kontrol aktivitas.
Suatu kebijakan itu dirancang untuk mengatur aktivitas berbagai pihak
(publik maupun privat) dengan menjamin kepatuhan mereka terhadap
standar atau prosedur tertentu.
Contoh: Departemen Kesehatan mengeluarkan kebijakan program
jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin sebagai wujud pemenuhan
hak rakyat atas kesehatan tersebut. Pelaksanaan kebijakan Jamkesmas
dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Public Policy
Page 3
kebijakan itu
bersifat
distributif,
dimana
kebijakan
itu
Page 4
Page 5
Prinsip Kebijakan
Pembuatan
kebijakan
tidak
hanya
berfungsi
menyelesaikan
etis
bersama
yang dapat
dibenarkan. Kebijakan itu dibuat dengan tegas dan jelas, didukung oleh
nilai dasar kebijakan yang dibuat akan kembali dipastikan kesesuaiannya
dengan nilai dasar tersebut.
2. Kebijakan membantu pemecahan konflik
Kebijakan yang dibuat harus dapat digunakan sebagai rujukan dalam
penyelesaian suatu konflik yang timbul. Tidak semua kebijakan dibuat
pada saat masalah atau konflik itu muncul. Kebijakan dapat dibuat untuk
mencegah timbulnya suatu konflik, namun tetap diharapkan kebijakan
itu akan menyelesaiakan konflik jika konflik itu timbul.
3. Kebijakan yang konsisten
Pedoman kebijakan harus jelas sehingga semua anggota pelaksana dari
kebijakan tersebut memiliki persepsi yang sama mengenai kebijakan
Public Policy
Page 6
kebijakan memiliki batasan tertentu. Hal ini bukan berarti kebijakan itu
dihapuskan karena dianggap tidak berguna, melainkan kebijakan itu
Public Policy
Page 7
Page 8
yang murah, hal itu dapat diwujudkan dengan adanya Keputusan Menteri
Kesehatan
Republik
Pengertian Publik
a. Menurut Niels Mulder
Publik adalah pihak yang menerima, karena pembangunan
ekonomi adalah tujuan kebijakan yang paling menonjol, maka bisnis
dan negara atau politik uanglah yang menjadi pemain utama dalam
b.
gelanggang politik
Menurut Immanuel Kant
Publik bukan lagi para pejabat atau institusi politis, melainkan
masyarakat warga (civil society) yang kritis dan berorientasi pada
kepentingan moral universal umat manusia
1.3
urusan/kewenangan
dan
pemerintah
pemerintah
kota/kabupaten,
pusat,
maka
pemerintah
berbagai
Page 9
c) keamanan
d) yustisi
e) moneter dan fiskal nasional dan agama
(2) Urusan pemerintah provinsi (pasal 13 ayat (1)) meliputi :
a. perencanaan dan pengendalian pembangunan
b. perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang
c. penyelenggaraan
ketertiban
umum
dan
ketentraman
masyarakat
d. penyediaan sarana dan prasarana umum
e. penanganan bidang kesehatan
f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya
manusia potensial
g. penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/ kota
h. pelayanan bidang ketenaga-kerjaan lintas kabupaten/ kota
i. fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah
termasuk lintas kabupaten/ kota
j. pengendalian lingkungan hidup
k. pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/ kota
l. pelayanan kependudukan dan catatan sipil
m. pelayanan administrasi umum pemerintahan
n. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas
kabupaten/ kota
o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat
dilaksanakan oleh kabupaten/ kota
Public Policy
Page 10
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat,
sesuai
kondisi,
k) pelayanan pertanahan
l)
Public Policy
Page 11
bahwa
kebijakan
publik
adalah
kebijakan
yang
bangunan.
Thomas R Dye mengatakan Public Policy is whatever the
government choose to do or not to do dapat diartikan bahwa
kebijakan publik adalah apapun pilihan kebijakan pemerintah
untuk melaksanakan sesuatu atau tidak melaksanakan sesuatu.
Dimana pilihan tersebut memiliki alasan dan tujuan tersendiri. Hal
ini termasuk ketika pemerintah memilih tidak melakukan sesuatu.
Contoh: angkutan becak, pemerintah kota Semarang sampai hari
Public Policy
Page 12
ini tidak melarang angkutan becak mencari penumpang di jalanjalan besar ataupun di tempat-tempat lain di wilayah kota
Semarang. Berbeda dengan kota Jakarta yang telah lama
memberlakukan larangan angkutan becak di wilayah ibukota.
d. Edward
III
dan
Sharkansky
dalam
Islamy
(1984:
18)
1.3.1
Public Policy
Page 13
dari
pemerintah
pengusaha
akan
sulit
untuk
mencakup
strategi
untuk
peningkatan
produktivitas
Page 14
kompetensi
dalam
memanfaatkan
teknologi
informasi
guna
Hidup.
Procedural Policy
Kebijakan dilihat dari berbagai pihak yang terlibat dalam
perumusannya (policy stakeholders).
Public Policy
Page 15
Public Policy
Page 16
Page 17
Penyusunan Agenda
Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis
Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian
Page 18
yang
membantu
anggota
mentolerir
pemerintahan
Public Policy
Page 19
1.4
Kesimpulan
Dari berbagai pendapat diatas dapat kita tarik kesimpulan bersama
Public Policy
Page 20
BAB II
ISU PUBLIK
2.1
Pengertian Isu
Menurut Oxford Advanced Learners Dictionary isu adalah an
important topic that people are discussing or arguing about. Isu adalah suatu
topik penting yang didiskusikan dan didebatkan oleh orang. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia online, publik adalah orang banyak (umum). Dalam
referensi yang sama pula, isu diartikan sebagai masalah yang dikedepankan (untuk
ditanggapi dan sebagainya).
2.2
Isu tersebut telah mencapai titik kritis tertentu, sehingga praktis tidak
bisa diabaikan karena dapat menimbulkan ancaman serius jika tidak
segera diatasi.
Public Policy
Page 21
2.
3.
4.
5.
orang banyak.
Isu tersebut menjangkau dampak yang amat luas.
Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan (legitimasi)
6.
dlm masyarakat.
Isu tersebut menyangkut
suatu
persoalan
yang
fasionable,
dengan cepat atau tidak. Semakin banyaknya masyarakat yang resah maka
semakin cepat pula penyebaran isu tersebut terjadi. Banyak hal dan cara untuk
menangani berbagai macam isu melalui kebijakan-kebijakan yang berguna
mentralisir agar isu tersebut semakin cepat usai.
Ciri penting dari masalah kebijakan:
a.
ke
dalam
elemen-elemen
atau
bagian-bagian
yang
Page 22
dalam
atmosfer
data
yang
sama
mengenai
polusi
dapat
Public Policy
Page 23
Researchable.
Substansi untuk menggali informasi tersedia. Sumber informasi dari
berbagai macam sumber.
Source requirements.
Minimal berasal dari tiga sumber. Dua dari tiga sumber tersebut bukan
dari World Wide Web. Misalnya saja isu tersebut berasal dari televisi,
radio, surat kabar, dan dari internet.
2.4
jenjang organisasi di mana isu itu diformulasikan. Isu Kebijakan secara berurutan
dapat dibagi dalam 4 kategori, yaitu: Isu utama, Isu sekunder, Isu fungsional, Isu
minor. Artinya makin tinggi status peringkat suatu isu, maka makin strategis
posisinya secara politis. Pada kondisi normal, bahwa agar suatu isu dapat menjadi
kebijakan publik harus mampu menembus berbagai pintu akses kekuasaan berupa
saluran tertentu (birokrasi dan politik) baik secara formal maupun informal yg
relatif tersedia dalam sistem politik.
Isu-isu kebijakan dapat diklasifikasikan sesuai dengan hirarki dari tipe:
a.
Public Policy
Page 24
memperolehnya.
d. Isu minor (minor issues).
Merupakan isu yang ditemukan paling sering pada tingkat proyekproyek yang spesifik. Isu minor meliputi personal, petugas kesehatan,
keuntungan bekerja, jam kerja, dan perunjuk pelaksanaan serta
peraturan.
Kebijakan strategis
Isu utama
Isu sekunder
Isu fungsional
Isu minor
Kebijakan operasional
Tomcat, mengapa ini bisa menjadi isu publik? karena banyaknya dampak buruk
yang dibawa serangga ini yang berpengaruh pada kesehatan masyarakat khusunya
di daerah Jawa. Racun dalam cairan yang keluar dari serangga ini lah yang
menyebabkan luka yg cukup parah jika terkena kulit kita. Banyak sekali
masyarakat yang geram dan takut akan adanya serangga ini, masyarakat mulai
Public Policy
Page 25
bertanya-tanya apa jenis dari serangga ini, berasal darimana, mengapa persebaran
baru terjadi akhir-akhir ini, dsb.
Isu ini juga membuat resah Pemerintah, persebaran serangga yang sangat
cepat karena terbawa oleh angin menyebabkan pemberantasan terhadap serangga
ini
tidak
berjalan
mulus.
Pemerintah
telah
melakukan
upaya
untuk
Kesimpulan
Jadi, isu publik adalah masalah yang harus dipecahkan oleh semua elemen.
BAB III
SIKLUS KEBIJAKAN
Siklus kebijakan merupakan tindakan yang diharapkan dapat mengatasi
masalah publik. Siklus ini juga berfungsi secara sistematis dan analisis dalam
mengkaji kebijakan yang sudah ada, dapat menjadi tolak ukur keefektifan dan
keefisienan dari kebijakan yang dilaksanakan.
Siklus menjadi basis untuk menganalisis proses kebijakan dan analisis di
dalam dan untuk proses kebijakan. Sampai tahun 1970-an dan 1980-an terdapat
Public Policy
Page 26
Agenda setting
Siklus kebijakan dimulai dari agenda setting. Penyusunan agenda
merupakan tahap awal dari siklus kebijakan, sehingga merupakan dasar dari
pembentukan kebijakan.
The agenda setting process is an ongoing competition among issue
proponents to gain the attention of media professionals, the public, and policy
elites. (Dearing and Rogers, 1996)
Proses agenda setting merupakan sebuah kompetisi yang dilakukan terus
menerus diantara
Public Policy
Page 27
sistem politik, tingkat dimana masalah, isu, dan tuntutan tiba di gerbang
sistem politik melebihi kapasitas sistem politik untuk mengatasi secara
efektif. Ada begitu banyak agenda yang memungkinkan sistem politik
untuk memproses. Banyak sekali isu-isu public yang tidak dapat
terpecahkan atau belum mendapat penanganan dari pemerintah. Setiap isu
Public Policy
Page 28
ini
menimbulkan
pertanyaan
mendasar
dimana
agenda
Problem identification
Problem identification
adalah
suatu
langkah
penting
dalam
Agenda setting
two broad categories of agendas the systemic and the institutional
by which issues evelve from obscurity into a wider public agenda, and
then can enter into a narrower policy-making agenda; 4 stages: issue of
concern, systemic agenda, institutional agenda, policy formulation.
(Cobb and Elder).
Dua kategori agenda yang sistemik dan institusional masalah yang
berkembang dari ketidakjelasan menjadi agenda publik yang lebih luas,
dan kemudian dapat masuk ke dalam agenda pembuatan kebijakan
terbatas; 4 tahap: isu yang memprihatinkan, agenda sistemiki, agenda
kelembagaan, kebijakan perumusan.
Sebelum kebijakan dapat dirumuskan dan diadopsi, masalah tersebut harus
bersaing
untuk
ruang
dalam
agenda
(daftar
item
secara
aktif
Page 29
ke
rumah
Basar
di
Kelurahan
Bujel
Kecamatan
Mojoroto,Rabu(2/12/2009).
Sebagai realisasi atas pernyataannya, Pemerintah Kota Kediri akan
menyekolahkan anak sulung Basar yang putus sekolah di bangku kelas IX
SMP.
"Kasihan dia, diusianya yang baru 16 tahun sudah harus bekerja. nanti akan
saya minta ke Dinas Pendidikan mengurus seluruh adiministrasinya agar dia
bisa sekolah lagi," ungkapnya.
Selain diberikan bantuan untuk anaknya, Basar dan Kholil direncanakan akan
lebih diberdayakan melalui sejumlah pelatihan dan pemberian modal kerja.
Hal ini dilakukan agar keduanya tidak hanya bergantung pada pekerjaan
sebagai buruh tani.
Public Policy
Page 30
Policy formulation
Policy formulation merumuskan tujuan kebijakan untuk menyelesaikan
Page 31
dirancang
untuk
mengatasi
identifikasi
masalah
dan
Public Policy
Page 32
yang
tepat
sesuai
dengan
keinginan.
Sebuah
kebijakan
Page 33
atau
fungsional.
Manfaat
dari
pada
model
dalam
(konsensus
antar
stakeholders,
dsb.),
administratif
Page 34
kriteria-kriteria
di
atas. Tujuan
penilaian
adalah
alternatif-alternatif
kebijakan
yang
disarankan
tersebut
Public Policy
Page 35
3.3
Policy implementation
Setelah tahap perumusan kebijakan (formulation policy) berakhir
Page 36
dirancang,
diimplementasikan,
dikendalikan,
dievaluasi
secara
memiliki
mengembangkan
beberapa
proses-proses
kelemahan.
dan
Yakni
dengan
prosedur-prosedur
yang
upaya
relevan.
Termasuk di dalamnya adalah prosedur-prosedur manajerial beserta teknikteknik manajemen yang tepat.
Metode policy implementation terdiri atas beberapa tahapan yakni :
1. tahapan pengesahan peraturan perundangan
2. pelaksanaan keputusan oleh instansi pelaksana
3. kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan
4. dampak nyata keputusan baik yang dikehendaki atau tidak
5. dampak keputusan sebagaimana yang diharapkan instansi pelaksana
6. upaya perbaikan atas kebijakan atau peraturan perundangan.
3.4
Policy review
Policy Review adalah proses kegiatan pengawasan terhadap implementasi
kebijakan yang meliputi keterkaitan antara implementasi dan hasil-hasilnya (outcomes) (Hogwood and Gunn, 1989).
Tahap ini bukan merupakan tahap akhir dari proses kebijakan melainkan
tahap berkahirnya kebijakan atau mendesain ulang kebijakan agar berkhir dengan
baik. Review dilakukan untuk menentukan kebijakan itu bekerja atau tidak,
melihat tujuan yang diinginkan tercapai atau tidak, serta untuk mengetahui
keefektifan kebijakan dalam menangani masalah yang ada. Melalui tahap ini
diharapkan upaya perbaikan kebijakan selalu dilakukan. Proses pemantauan
(monitoring) dan peninjauan idealnya merupakan bagian integral dari proses
kebijakan. Melalui policy review, berdasarkan umpan balik (feedback), maka
upaya perbaikan kebijakan terus dilakukan dengan efektif.
Public Policy
Page 37
telah
dibuat
harus
dapat
diminta
Page 38
pengkajian tentang
penggunaan dana oleh pemerintah sesuai dengan tujuan yang telah dicapai.
b. Judicial Evaluation (Evaluasi Yudisial)
Evaluasi yudisial mengadakan pengkajian apakah kebijakan yang dibuat
pemerintah telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, apakah tidak
melanggar HAM dan hak-hak individu.
c. Political Evaluation (Evaluasi Politis)
Evaluasi politis masuk dalam proses kebijakan hanya pada waktu-waktu
tertentu. Misalnya, pemilihan umum.
Kesimpulan
Public Policy
Page 39
ketiga
adalah
policy
implementation
yang
terdiri
dari
policy
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN
4.1
Public Policy
Page 40
keputusan
kebijakan,
secara
konseptual
tidak
termasuk
mengumpulkan informasi.
3) Menurut Quade (1975, p.4), analisis kebijakan adalah suatu
bentuk analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan landasan dari para
pembuat kebijakan dalam membuat keputusan. Dalam analisis
kebijakan, kata analisis digunakan dalam pengertian yang paling
umum, termasuk penggunaan intuisi dan pengungkapan pendapat
dan mencakup tidak hanya pengujian kebijakan dan memilahmilahkannya ke dalam sejumlah komponen-komponen tetapi
juga perancangan dan sintesis alternative-alternatif baru.
4) Analisis kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual dan praktis
yang ditujukan untuk menciptakan, secara kritis menilai, dan
mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan dan di dalam
proses kebijakan.
4.2
aturan,
dan
prosedur
untuk
menciptakan,
menilai
secara
kritis,
dan
manusia
mengenai
pemecahan
masalah.
Dapat
dikatakan,
Page 41
klaim pengetahuan tentang sebab dan akibat kebijakan. Dan diambil dari disiplindisiplin tradisional (misalnya, ilmu politik).
Namun, analisis kebijakan juga bersifat normatif (normative policy
analysis), dimana merupakan aspek analisis kebijakan yang ditujukan ke arah
penciptaan, kritik, dan komunikasi klaim pengetahuan tentang nilai kebijakan
untuk generasi masa lalu, sekarang, dan masa datang. Analisis kebijakan
merupakan bentuk etika terapan, hal ini dikarenakan dalam pemilihan dan
penentuan prioritas dari nilai-nilai yang dikandung didalamnya memerlukan
penalaran yang bersifat moral. MacRae, Jr. (1976. pp.277-307) menyatakan,
sebagai disiplin ilmu terapan, analisis kebijakan meminjam tidak hanya ilmu
sosial dan perilaku tetapi juga administrasi publik, hukum, etika, dan berbagai
macam cabang analisis sistem dan matematika terapan.
Analisis kebijakan berupaya menciptakan pengetahuan yang dapat
meningkatkan efisiensi pilihan atas berbagai alternatif kebijakan. Misalnya,
alternatif kebijakan dalam penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau,
redistribusi pendapatan kepada kelompok miskin, atau eliminasi diskriminasi
rasial dan seks dalam kesempatan kerja.
Menurut Dunn (1988), dalam Analisis Kebijakan, metode analisis umum
yang dapat digunakan, antara lain:
1. Metode peliputan (deskripsi), memungkinkan analis menghasilkan informasi
2.
3.
4.
4.3
Perumusan masalah (definisi), menghasilkan informasi mengenai kondisikondisi yang menimbulkan masalah kebijakan.
Public Policy
Page 42
2.
3.
4.
masalah.
Pemantauan (deskripsi), menghasilkan informasi tentang konsekuensi
5.
Public Policy
Page 43
a. nilai yang pencapaiannya merupakan tolok ukur utama untuk melihat apakah
masalah telah teratasi,
b. fakta yang keberadaannya dapat membatasi atau meningkatkan pencapaian
nilai,
c. tindakan yang penerapannya dapat menghasilkan pencapaian nilai.
Di dalam menghasilkan informasi dan argumen yang masuk akal tersebut,
seorang analis dapat memakai satu atau lebih dari tiga pendekatan analisis, yaitu:
1. Pendekatan empiris
Penekanan terutama pada penjelasan berbagai sebab dan akibat dari suatu
kebijakan publik tertentu. Pendekatan ini bersifat faktual dan macam informasi
yang dihasilkan bersifat deskriptif dan prediktif.
2. Pendekatan valuatif
Penekanan terutama pada penentuan bobot atau nilai beberapa kebijakan.
Pendekatan ini berkenaan dengan nilai dan macam informasi yang dihasilkan
bersifat valuatif.
3. Pendekatan normatif
Penekanan terutama pada rekomendasi serangkaian tindakan yang akan datang
yang dapat menyelesaikan masalah-masalah publik. Pendekatan ini berkenaan
dengan tindakan dan macam informasi yang dihasilkan bersifat preskriptif.
Para analis kebijakan berusaha tidak hanya untuk memproduksi informasi
tetapi juga untuk mentransformasikan informasi tersebut sebagai bagian dari
klaim pengetahuan dan argumen kebijakan. Dimana argumen kebijakan tersebut
mencerminkan alasan mengenai ketidaksetujuan kelompok masyarakat pada
alternatif tindakan tertentu yang diambil pemerintah. Berbagai bentuk analisis
kebijakan berdasarkan hubungan antara komponen informasi kebijakan dan
metode analisis kebijakan, dapat diperoleh tiga bentuk utama analisis kebijakan,
yaitu:
1)
Public Policy
Page 44
3)
Tiga model dasar analisis kebijakan public ada tiga model dalam analisis
kebijakan publik yaitu :
Public Policy
Page 45
Public Policy
Page 46
4.5
Kesimpulan
Analisis kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual dan praktis yang
Public Policy
Page 47
BAB V
MASALAH UTAMA DI BIDANG KESEHATAN
5.1
MDGs
The Millennium Development Goals (MDGs) are eight international
development goals that all 193 United Nations member states and at least
23 international organizations have agreed to achieve by the year 2015. The goals
are:
(MDGs) tinggal tiga tahun lagi. Dari delapan goals yang ditetapkan, lima goals
yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7 terkait erat dengan kesehatan. Akan tetapi berbagai
masalah masih banyak timbul diantaranya :
1. MDG-1 adalah prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Prevalensi gizi kurang
menurun secara signifikan, dari 31% (1989) menjadi 17,9 % (2010).
Demikian pula prevalensi gizi buruk menurun dari 12.8 % (1995) menjadi 4,9
% (2010). Kecenderungan ini menunjukkan, target penurunan prevalensi gizi
kurang dan gizi buruk menjadi 15% dan 3,5 % pada 2015, diharapkan dapat
tercapai. Untuk mengatasi masalah gizi, diprioritaskan kepada 1.000 hari
pertama kehidupan mencakup perbaikan gizi ibu hamil tentang makanan
bergizi selama hamil; Pemberian tablet Fe pada ibu hamil ,Pelayanan Inisiasi
Menyusui Dini (MD) di fasilitasi kesehatan, Konseling menyusui secara
ekslusif; Pemberian TABURIA, Pemberian MP-ASI untuk anak usia 6-24
bulan gizi kurang, Pemantauan pertumbuhan di Posyandu; Supelementasi
Public Policy
Page 48
tangga
dengan
akses
Page 49
MDGs
bidang
kesehatan
sudah
mencapai
hasil
yang
menggembirakan.
5.2
korelasi UHH yang tertinggi. Indikator kesehatan tersebut adalah prevalensi balita
gizi buruk dan kurang, prevalensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi
balita sangat kurus dan kurus, prevalensi balita gemuk, prevalensi diare,
prevalensi pnemonia, prevalensi hipertensi, prevalensi gangguan mental,
prevalensi asma, prevalensi penyakit gigi dan mulut, prevalensi disabilitas,
prevalensi cedera, prevalensi penyakit sendi, prevalensi ISPA, proporsi perilaku
cuci tangan, proporsi merokok tiap hari, akses air bersih, akses sanitasi, cakupan
persalinan oleh nakes, cakupan pemeriksaan neonatal-1, cakupan imunisasi
lengkap, cakupan penimbangan balita, ratio Dokter/Puskesmas, dan ratio
bidan/desa.
Kabupaten/kota mempunyai masalah kesehatan yang berbeda, bergantung
kepada keadaan 24 indikator kesehatan yang masuk dalam IPKM. Seperti
perbedaan IPKM antara Kab. Gianyar dan Manggarai, dimana peringkat IPKM
Kab. Gianyar lebih baik dibanding Manggarai, namun perilaku cuci tangan lebih
banyak di Kab. Manggarai dibanding Kab. Gianyar. Begitu pula kasus diare di
Kab. Gianyar pun lebih banyak dibanding Kab. Manggarai.
Public Policy
Page 50
BAB VI
CONCLUSION
Page 51
issue published so with that policy a public issue can be abated and can be roled in
a development on economic, politic, and security field.
The problem of policy is needs, values, or opportunies which not realized
but can be achieved with public action. A policy problem can be said as a public
issue if that problem become a dialogue, which make restlessness in society, and
give an influenced for society. A policy can be effective if can conquer a problem
which become public issue. The example of the health problem which represents
public issue is bird influence case.
Arrangement of policy is continue process, as an environment structure or
cycle. That cycle including (1) agenda setting, which include problem
identification, agenda setting, policy result, policy option and atrategic, (2) policy
formation, which include policy negotiation, policy formulation, and policy
organization, (3) policy implementation, which include policy implementation and
policy enforcement, and (4) policy review which include policy accountability
and policy evaluation.
Public Policy
Page 52
DAFTAR PUSTAKA
GOVERNMENT AND PEOPLE: HEALTH AND DEVELOPMENT
CHALLENGE. Viewed 22 Mei 2012, 13:26 am, http://www.who.co.id
Indonesia-Health viewed 22 Mei 2012, 13:26 am,
http://www.nationsencyclopedia.com
Improving Indonesians Health Outcomes, viewed 22 Mei 2012, 13:26 am,
http://siteresources.worldbank.org
Bhrs, Ton; Bartlett, Robert V. (1993). Environmental Policy in New Zealand.
The Politics of Clean and Green. Oxford University Press. ISBN 0-19-5582845.
Bullock, Charles S, dkk. (1942). Public Policy in the Eighties. Brooks/ Cole
Publishing Company, Monterey, California. ISBN 0-534-01376-7
Dunn, William N., 1994, Public Policy Analysis: An Introduction Second
Edition, Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, NJ.
Parson, Wayne, 2001, Public Policy: An Introduction to the Theory and
Practice of Policy Analysis, Edward Elgar Publishing, Ltd, London, UK.
GOVERNMENT AND PEOPLE: HEALTH AND DEVELOPMENT
CHALLENGE. viewed 06 April 2011, 12:26 am, <http://www.who.co.id>
Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra
Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta
Public Policy
Page 53