Anda di halaman 1dari 17

2.

1 GAMBARAN UMUM
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan sebutan Pulau
Dewata (Paradise Island).

Bali terletak di antara pulau Jawa dan Pulau Lombok.

Ibukota provinsinya adalah Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini.
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar
112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa.

Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau

yakni Pulau Bali sebagai pulau terbesar, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan,
Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan ( terletak di sekitar kaki Pulau Bali ), serta
Pulau Menjangan yang terletak di bagian barat Pulau Bali.

Berbeda dengan di

bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Adapun batas-batas wilayah Provinsi Bali adalah sebagai berikut :

Batas Utara : Laut Bali

Batas Selatan

Batas Barat : Selat Bali

Batas Timur : Selat Lombok

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

Laporan Pendahuluan

: Samudra Indonesia

Gambar II.1 Peta Pulau Bali


Secara astronomis, Provinsi Bali terletak pada posisi titik koordinat 080340 085048 Lintang Selatan dan titik koordinat 1142553 - 1154240 Bujur Timur
yang membuatnya beriklim tropis layaknya wilayah lain di Indonesia. Lokasi
Geografis dan Administrasi Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel
2.2.
Tabel 2.1 Letak Geografis Provinsi Bali
Letak Gegrafis
Lintang Selatan

Bujur Timur

1.

Jembrana

080930 082802

1142553 1145638

2.

Tabanan

081430 083807

1145452 1151257

3.

Badung

081420 085048

1150500 1152616

4.

Gianyar

081848 -

1150529 -

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

Laporan Pendahuluan

Kabupaten
/Kota

15

No.

083858

1152223

5.

Klungkung

082737 084900

1152128 1153743

6.

Bangli

080830 083127

1151348 1152724

No.

Kabupaten
/Kota

Letak Gegrafis
Lintang Selatan

Bujur Timur

7.

Karangasem

081000 083300

1152328 1154240

8.

Buleleng

080340 082300

1142553 1152728

9.

Denpasar

083531 084449

1151023 1151627

080340 085048

1142553 1154240

10.

Bali

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 2.2 Kondisi Administrasi Provinsi Bali

Kota

Ibukota

Jumlah

Jumlah Desa

Kecamatan

Jembrana

Negara

51

Tabanan

Tabanan

10

133

Badung

Mangupura

62

Gianyar

Gianyar

70

Klungkung

Semarapura

59

Bangli

Bangli

72

Karangasem

Amlapura

78

Buleleng

Singaraja

148

Denpasar

Denpasar

43

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

Laporan Pendahuluan

Kabupaten/

15

No.

Total

57

716

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014

2.2 LUAS WILAYAH


Luas wilayah Provinsi Bali secara keseluruhan mencapai 5.636,66 km atau 0,29
persen dari luas Kepulauan Indonesia. Provinsi Bali terbagi ke dalam 8 (delapan)
kabupaten

dan 1 kota meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar,

Klungkung, Bangli, Buleleng, Karangasem dan Kota Denpasar. Diantara kesembilan


kabupaten/ kota tersebut, Kabupaten Buleleng memiliki luas terbesar yaitu 1.365,88
km atau 24,23% dari luas Pulau Bali.

Diikuti oleh Kabupaten Jembrana yang

memiliki luas 841,80 km (14,93%), Kabupaten Karangasem seluas 839,33 km


(14,89%) dan Tabanan seluas 839,33 km (14,89%). Sisanya berturut-turut adalah
Kabupaten Bangli seluas 520,81 km, Kabupaten Badung seluas 418,52 km,
Kabupaten Gianyar seluas 368,00 km, Kabupaten Klungkung seluas 315,00 km
dan Kota Denpasar seluas 127,78 km.

luas wilayah tiap-tiap kabupaten dapat

dilihat pada Tabel 2.3.


Tabel 2.3 Luas Wilayah Kecamatan di Provinsi Bali
Luas
Wilayah
(km)

Prosentase
Wilayah
(%)

Jembrana

841.80

14.93

Tabanan

839.33

14.89

Badung

418.52

7.42

Gianyar

368.00

6.53

Klungkung

315.00

5.59

Bangli

520.81

9.24

Karangasem

839.54

14.89

Buleleng

1365.88

24.23

Denpasar

127.78

2.27

Pulau Bali

5636.66

100.00

Sumber :

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

Bali Dalam Angka Tahun 2014

Laporan Pendahuluan

No.

Kabupaten/Kot
a

Berdasarkan pembagian wilayah, perairan laut di Bali yang memiliki luas kira-kira
9.500 km (jarak dari garis pantai 12 mil laut) terbagi menjadi wilayah perairan
laut yaitu :
a. Perairan Bali Utara dengan luas 3168 km yang meliputi perairan sepanjang Kabupaten
Buleleng.
b. Perairan Bali Timur dengan luas 3350 km yang meliputi perairan pantai Kabupaten
Karangasem, Klungkung dan Gianyar.
c. Perairan Bali Barat dengan luas 2982 km yang meliputi perairan laut sepanjang pantai
Kabupaten Badung, Tabanan dan Jembrana.
Penggunaan Lahan dibedakan atas penggunaan lahan pertanian dan bukan
pertanian. Potensi penggunaan lahan dipengaruhi oleh jenis tanah, sumber daya
mineral, vegetasi, topografi, iklim dan lokasi. Pada Tahun 2013, penggunaan lahan
pertanian di Pulau Bali mencapai 355.568 hektar yang terdiri dari lahan sawah
seluas 81.165 hektar dan lahan bukan sawah seluas 274.403 hektar, sedangkan
lahan bukan pertanian mencapai 208.098 hektar. Data penggunaan lahan Provinsi
Bali dijabarkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Penggunaan Lahan pada Masing-Masing Kecamatan di Provinsi Bali
Luas
Total
(ha)

Jembrana

32,643

51,537

84,180

Tabanan

62,455

21,478

83,933

Badung

28,465

13,387

41,852

Gianyar

27,250

9,550

36,800

Klungkung

23,175

8,325

31,500

Bangli

36,371

15,710

52,081

Karangasem

60,891

23,063

83,954

Buleleng

81,296

55,292

136,588

Denpasar

3,022

9,756

12,778

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

Laporan Pendahuluan

Kabupaten/Kot
a

15

No.

Penggunaan Lahan
(ha)
Lahan
Lahan
Bukan
Pertanian
Pertanian

Pulau Bali

355,568

208,098

563,666

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014

2.3 TOPOGRAFI
Provinsi Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi hampir
85% dari seluruh luas wilayah. Berdasarkan relief dan topografi, di tengah tengah
Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di
antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Agung.
Gunung agung Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.142
m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah
satu gunung yang ada di Bali, tepatnya berada di Kabupaten Bangli. Sekitar 30.000
tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat
di bumi. Sedangkan gunung yang tidak berapi antara lain : Gunung Merbuk (1.356
meter) berada di Jembrana, Gunung Patas (1.414 meter) di Buleleng, dan Gunung
Seraya (1.058 meter) di Karangasem. Rantai pegunungan yang membentang di
sepanjang Pulau Bali menyebabkan wilayah Pulau Bali secara geografis terbagi
menjadi 2 bagian yang berbeda yaitu dataran rendah dan landai di wilayah bagian
selatan, dan di bagian utara merupakan daerah rendah yang sempit dan kurang
landai.

Jika dilihat dari kondisi topografi, maka kondisi topografi provinsi bali

dijabarkan sebagai berikut :


a. Kemiringan lahan datar (0-2%)
Lahan dengan kemiringan 0 2% mendominasi daerah pantai bagian selatan
dan sebagian kecil pantai utara Pulau Bali.
b. Kemiringan lahan bergelombang (2-15%)

Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, kabupaten Gianyar dan kabupaten


Buleleng sedangkan sisanya tersebar secara merata di daerah-derah sekitar
pantai.

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

c. Kemiringan lahan curam (15 40%)

Laporan Pendahuluan

Lahan dengan kemiringan 2-15 % sebagian besar terdapat di wilayah

Kondisi lahan dengan kemiringan curam (15-40%) dengan luas 190.486 ha


secara dominan terdapat di wilayah bagian tengah Pulau bali mengikuti
deretan perbukitan yang membentang dari arah barat ke timur wilayah ini.
d. Kemiringan lahan sangat curam (> 40%)
Daerah dengan kemiringan sangat curam (>40%) merupakan daerah-daerah
perbukitan dan sebagian Pulau Nusa Penida.
Jika dilihat dari ketinggian lahan, maka Pulau Bali terdiri dari kelompok lahan
sebagai berikut :

Lahan dengan ketinggian antara 0 50 meter di atas permukaan laut


mempunyai permukaan yang cukup landai meliputi areal seluas 77.321,38
ha.

Lahan dengan ketinggian antara 50 100 meter di atas permukaan laut


mempunyai permukaan berombak sampai bergelombang dengan luas
60.620,34 ha

Lahan dengan ketinggian antara 100-500 meter seluas 211.923,85 ha di


dominasi oleh keadaan permukaan bergelombang sampai berbukit

Lahan dengan ketinggian 500 1000 meter seluas 145.188,61 ha

Lahan dengan ketinggian melebihi 1000 m di atas permukaan laut seluas


68.231,90 ha.

Data sebaran ketinggian di Provinsi Bali dijabarkan pada Tabel 2.5

Jembrana

Tabanan

Badung

Luas Berdasarkan Ketinggian (ha)


(0-50) m
3,137
.20
7,009
.00
7,278

(50 100)m
13,70
4.00
5,95
7.70
8,69

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

(100 500)m
38,51
3.00
34,78
2.00
16,77

(500 1000)m
28,82
5.80
26,80
9.00
5,458

(>1000)
m
9,375
.30
3,639

Luas Total
(ha)
84,180
.00
83,933
.00
41,852

15

No.

Kabupaten/K
ota

Laporan Pendahuluan

Tabel 2.5 Sebaran Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Tempat di Provinsi


bali

Gianyar

Klungkung

Bangli

Karangasem

Buleleng

Denpasar

.61
5,632
.65
6,710
.04
10,340
.38
25,981
.90
11,231
.60
77,321.
38

Pulau Bali

8.57
4,13
0.61
5,59
1.76
7,55
7.00
13,81
4.00
1,16
6.40
60,62
0.04

7.24
17,36
7.35
19,19
8.20
5,60
0.00
32,66
2.46
47,02
3.60
211,92
3.85

.28
9,669
.39

.30

15,49
3.63
22,97
8.61
35,95
3.90

30,987
.37
10,415
.55
13,814
.38

145,188
.61

68,231.
90

.00
36,800
.00
31,500
.00
52,081
.00
83,954
.00
136,58
7.78
12,398
.00
563,28
5.78

Sumber : Data pokok Pembangunan Wilayah Provinsi Bali, 2000 dalam RTRW
Provinsi Bali, 2003

2.4 IKLIM
Wilayah Pulau Bali secara umum memiliki iklim laut tropis, hal ini dipengaruhi oleh
angin musiman.

Terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh

musim pancaroba.

Pada bulan Juni hingga September, arus angin berasal dari

Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim
kemarau.

Sedangkan pada bulan Desember hingga Maret, arus angin banyak

mengadung uap air yang berasal dari Asia dan Samudra Pasifik, sehingga terjadi
musim penghujan. Pulau bali dikelilingi oleh wilayah pesisir dengan panjang 430
km.

2.5 TEMPERATUR UDARA


Berdasarkan cacatan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III
Denpasar, sepanjang tahun 2013, suhu /temperature udara rata-rata tertinggi di
wilayah Bali terjadi di kabupaten Buleleng yaitu mencapai 28,60C
kelembaban udara 75.

dengan

Sebaliknya, suhu udara rata-rata terendah terjadi di

rata-rata tertinggi yaitu sebesar 80 persen. Data temperatur udara lebih rinci dapat
dilihat pada Tabel 2.6.
Dari 4 stasiun iklim yang lokasinya terletak pada elevasi antara 5 m dan 485 m dpl,

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

menunjukkan bahwa suhu maksimum berada di Stasiun Geofisika Sanglah dengan

Laporan Pendahuluan

Kabupaten Tabanan yang mencapai 20,20C dengan tingkat kelembaban udara

suhu sebesar 32.40C dan minimum berada di stasiun klimatologi negara dengan
suhu terendah sebesar 23,50C, seperti pada Tabel 2.7.

Temperature rata-rata

bulanan bervariasi dari 26.50C sampai 27,60C. Temperatur terpanans pada bulan
November dan terdingin pada bulan Agustus.
Tabel 2.7 Kondisi Temperature Udara dari Pusat Stasiun
Uraian
Temperatur
Udara (C)

Meteorolo
gi Ngurah
Rai

Stasiun
Geofisik
Geofisika
a
Sanglah
Karanga
sem

Klimatolo
gi
Negara

Maksimum

30.60

32.40

29.90

30.70

Minimum

24.60

24.50

24.00

23.50

Rata-rata

27.40

27.60

26.70

26.50

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014

2.6 CURAH HUJAN


Selama tahun 2013, curah hujan yang tertinggi yang terjadi di wilayah Pulau Bali
berada di Kabupaten Tabanan yang mencapai 3.348,1 mm. Sedangkan curah hujan
terendah terjadi di Kota Denpasar yang mencapai 1.747,90 mm. Data curah hujan
lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.6. Intensitas curah hujan tertinggi selama
tahun 2013 terjadi di bulan Januari sebesar 639,2 mm dan terendah berada di bulan
September sebesar 1.4 mm.

Kecepatan angin berdasarkan pengamatan stasiun iklim, bervariasi dari 2-6 knot.
Berdasarkan data stasiun kecepatan angin tertinggi berada di stasiun Geofisika
Sanglah dan Geofisika Karangasem rata-rata sebesar 7 knot sedangkan terendah
berada di stasiun Klimatologi Negara rata-rata sebesar 2 knot. Untuk wilayah Pulau

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

Bali, kecepatan angin terbesar terdapat di wilayah Kabupaten Buleleng sebesar 9

Laporan Pendahuluan

2.7 KECEPATAN ANGIN

knot sedangkan terendah berada di Kabupaten Jembrana sebesar 2 knot.

Data

kecepatan angin lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.6


Tabel 2.6 Keadaan Meteorologi dan Geofisika Pulau Bali

No.

Kabupaten/
Kota

Titik Pengamatan
Wilayah
Negara
Candi
Kuning
Ngurah Rai

Suhu

Kelemba
ban
Udara

Curah
Hujan

Kecepa
tan
Angin

Ketinggi
an (m)
24.00

(C)

(%)

(mm)

(knot)

26.50

84.00

1,936.20

2.00

1,247.00

20.20

3,348.10

3.00

27.40

80.00

2,155.10

6.00

Jembrana

Tabanan

Badung

Gianyar

Tarukan

120.00

26.90

2,282.50

7.00

Klungkung

Dawan

64.00

27.00

2,057.00

Bangli

485.00

24.60

2,269.00

Karangasem

140.00

26.70

77.00

2,610.30

7.00

Buleleng

10.00

28.60

75.00

1,983.00

9.00

Denpasar

15.00

27.60

78.00

1,747.90

7.00

Bangli
KahangKahang
Tanggiwisia
Sanglah

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014

2.8 JENIS DAN TEKSTUR TANAH


Jenis tanah di Bali sebagian besar didominasi oleh tanah Regusol dan Latasol serta
sebagian kecil tanah jenis Alluvial, Mediteran dan Andosol. Jenis Tanah Latosol yang
sangat peka terhadap erosi tersebar di sebagian barat sampai ke Lokapaksa,
Patemon, Ringdikit dan Pempatan. Tanah jenis ini juga terdapat di sekitar Gunung
Penyu, Gunung Pintu, Gunung Juwet dan Gunung Seraya yang secara keseluruhan
meliputi 44,90 persen dari luas Pulau Bali.
Jenis tanah Regusol yang sangat peka terhadap erosi terdapat di bagian timur
Jenis tanah initerdapat juga di Pantai Singaraja sampai

Seririt, Bubunan, Kekeran dan di sekitar Danau Tamblingan, Buyan dan Beratan
sekitar Hutan Batukaru serta sebagian kecil di Pantai Selatan Desa Kusamba, Sanur,
Benoa, dan Kuta . Jenis tanah Regusol meliputi sekitar 39,93 persen dari luas Pulau

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

Bali.

Laporan Pendahuluan

Amlapura sampai Culik.

Jenis tanah Andosol yang juga peka terhadapa erosi terdapat di sekitar Baturiti,
Candikuning, Banyuatis, Gobleg, Pupuan dan sebagian kelompok hutan Gunung
Batukaru.

Jenis tanah Mediteran yang kurang peka terhadap erosi terdapat di

Jazirah Bukit Nusa Penida dan kepulauannya, Bukit Kuta dan Prapat Agung. Jenis
tanah yang tidak peka terhadap erosi lainnya adalah tananh Alluvial terdapat di
dataran Negara, Sumber Kelampok, manggis dan Angantelu. Ketiga Janis tanah ini
yaitu Andasol, Mediteran dan Alluvial meliputi sekitar 15,49 persen dari luas Pulau
Bali.

2.9 PENGGUNAAN LAHAN


Berdasarka Data Bali Dalam Angka Tahun 2014, penggunaan lahan di Bali
dibedakan atas penggunaan lahan pertanian dan bukan pertanian.

Potensi

penggunaan lahan dipengaruhi oleh jenis tanah, sumber daya mineral, vegetasi,
topografi, iklim dan lokasi.

Pada tahun 2013, lahan pertanian di Bali mencapai

355.568 hektar yang terdiri dari lahan sawah seluas 81.165 hektar dan lahan bukan
sawah seluas 274.403 hektar dan lahan bukan sawah seluas 274.403 hektar.
Sedangkan lahan bukan pertanian mencapai 208.098 hektar.

2.10 PENDUDUK
Berdasarkan Data Bali Dalam Angka Tahun 2014, angka proyeksi penduduk tahun
2013 tercatat jumlah penduduk Bali sebanyak 4.056,3 ribu jiwa yang terdisi dari
2.042,0 ribu jiwa (50,34 %) penduduk laki-laki dan 2.014,3 ribu jiwa (49.66%)
penduduk perempuan.

Jumlah penduduk tahun 2013 ini naik 1,23 persen dari

sebelumnya yang berjumlah 4.007, 2 ribu jiwa. Dengan luas wilayah 5.636,66 km

Diantara kabupaten dan kota yang ada di Bali, Kabupaten Buleleng memiliki luas wilayah terbesar dengan jumlah
penduduk mencapai 638,3 ribu jiwa atau 15,47 persen dari seluruh penduduk Bali. Dengan luas wilayah yang
mencapai 1.365,88 km.

dan kepadatan penduduk sebesar 467 jiwa/ km.

atau masih dibawah rata-rata

kepadatan penduduk Bali secara umum. Data jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Pulau Bali dijabarkan

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

pada Tabel 2.7.

Laporan Pendahuluan

maka kepadatan penduduk di Bali telah mencapai 720 jiwa/km.

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Provinsi Bali

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014

2.11 GEOLOGI REGIONAL BALI


2.11.1 FISIOGRAFI
Provinsi Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi sebagian
besar wilayahnya, Relief Pulau Bali merupakan rantai pegunungan yang memanjang
dari Barat ke Timur.

Sebagian Luas Wilayahnya sangat padat ditempati oleh

rangkaian dan jajaran gunung api muda (Kuarter). Jajaran Gunung Api muda
berkembang pada zona Solo di Pulau Jawa.
Wilayah bagian Barat sebagian besar ditempati oleh rangkaian pegunungan
vulkanik Jembrana berumur Kuarter tua, yang terdiri dari tubuh tubuh gunung api

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

diantaranya Gunung Kelatakan (698 m), Gunung Sanglang (1004 m), Gunung

Laporan Pendahuluan

tersebut mencirikan kelanjutan rangkaian gunung api muda yang tumbuh dan

Merbuk (2098 m) dan Gunung Mesehe (1344 m). Wilayah Bagian Tengah dan Timur
menampakkan kondisi berbeda, berupa jajaran tubuh-tubuh gunungapi Kuarter
yang terpisah, terdiri dari Gunung Batukaru (2276 m), Gunung Sangiang (2093
m) ,Gunung Pohen (2063 m) ,Gunung Lesong ( 1860 m) Gunung Batur (1717 m),
Gunung Abang (2153 m), dan Gunung Agung (3142 m).

Van Bemmelen (1949)

membagi Pulau Bali menjadi 2 (dua) zona Fisiografi yaitu


Selatan dan Zona Pegunungan Utara.

: Zona Pegunungan

Zona Pegunungan Selatan : tersusun dari

batugamping berumur Neogen Tua, seperti yang ada di Pulau Nusa Penida di bagian
Tenggara Pulau Bali. Zona ini merupakan kelanjutan dari zona fisiografi paling
Selatan dari Pulau Jawa, dimana sebagian Zona ini tenggelam di Selat Bali.
Zona Pegunungan Utara : adalah Zona Depresi sebagai kelanjutan Zona Solo yang
menempati sebelah Utara zona pegunungan. Zona ini dicirikan oleh tumbuhnya
gunungapi-gunungapi muda berumur Kuarter, sedangkan kerucut-kerucut gunung
api tersier umumnya tidak dijumpai lagi, kecuali batuan hasil kegiatan gunung apigunung api tersebut. Diantara pegunungan itu terdapat Gunung Berapi yang masih
aktif, yaitu Gunung Agung (3.142 m) dan Gunung Batur (1.717 m), beberapa
gunung yang tidak aktif lainnya mencapai ketinggian antara 1.000 2.000 m.
Rantaian Pegunungan yang membentang di bagian tengah Pulau Bali menyebabkan
wilayah ini secara geografis terbagi menjadi dua bagian berbeda, yaitu Bali Utara
dengan dataran rendah yang sempit dari kaki perbukitan dan pegunungan serta
Bali Bagian Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai.
Ditinjau dari Kemiringan lerengnya, Pulau Bali sebagian besar terdiri atas lahan
dengan kemiringan antara 0 2% sampai dengan 15 40%. Selebihnya adalah
lahan dengan kemiringan di atas 40%. Sebagai salah satu kreteria untuk
menentukan tingkat kesesuaian lahan, maka lahan dengan kemiringan di bawah
40% pada umumnya dapat diusahakan asal persyaratan lain untuk penentuan lahan
terpenuhi. Sedangkan lahan dengan kemiringan di atas 40% perlu mendapat
Laporan Pendahuluan

perhatian bila akan dijadikan usaha budidaya.

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

2.11.2 STRUKTUR GEOLOGI

M.M.

Purbohadiwidjojo

(1971)

menyatakan

bahwa

struktur

berkembang di Pulau Bali diperkirakan berupa Kelurusan sesar.

geologi

yang

Sesar-sesar

tersebut umumnya berupa sesar Normal dan sesar mendatar. Sesar Normal berarah
umum Barat-Timur, dan sesar mendatar berarah umum Barat Laut Tenggara.
Struktur Geologi Regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama
kala Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi
oleh batu gamping. Di bagian Selatan terjadi pengendapan oleh batugamping yang
kemudian membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi
utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih halus.
Pada Akhir Kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas permukaan
laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan
berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini
terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda. Selama Kala
Pliosen, di lautan sebelah Utara terjadi Endapan berupa bahan yang berasal dari
endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di Barat Laut sebagian dari
batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke barat
pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen
terangkat dan tersesarkan. Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan,
yang menghasilkan gunung api dari Barat ke Timur. Seiring terjadinya dua kaldera,
yaitu mula-mula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian Kaldera Batur, Pulau Bali
masih mengalamai gerakan yang menyebabkan pengangkatan di bagian Utara.
Akibatnya Formasi Palasari terangkat ke Permukaan laut dan Pulau Bali umumnya
mempunyai Penampang Utara-Selatan yang tidak Semetris, dimana bagian Selatan
lebih landai dari pada bagian Utara.

Pulau Bali dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan Geomorfologi yaitu :


1. Satuan Geomorfologi Dataran Alluvial Utara
2. Satuan Geomorfologi Gunung Api Bali Tengah

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

3. Satuan Geomorfologi Dataran Sedimen Selatan

Laporan Pendahuluan

2.11.3 GEOMORFOLOGI

4. Satuan Geomorfologi Karst

Satuan Geomorfologi Dataran Alluvial Utara : Merupakan pendataran pesisir


pantai Utara Pulau Bali, dengan penyebaran yang sempit memanjang mulai dari
Gilimanuk hingga Kubu (Karangasem). Batuan penyusunnya umumnya endapan
Alluvium, Endapan Pantai dan Endapan Lahar Gunung Agung.
Satuan Geomorfologi Gunung Api Bali Tengah : Merupakan jajaran vulkanik
berelief tinggi dan tajam, mulai dari Barat ke Timur dimulai dari Gunung Jembrana,
Gunung Batukaru, Gunung Batur, Gunung Agung dan Gunung Seraya. Sungaisungainya berbentuk pola radier sub paralel dengan lembah sungai umumnya
berbentuk V, menunjukkan Stadia Muda, batuan penyusunnya umumnya Lava,
Breksi dan Tuf berlapis yang berasal dari Gunung tersebut diatas.
Satuan Geomorfologi Dataran Sedimen Selatan

Tersebar dari kaki

pegunungan Bali-Tengah sampai ke Pantai Selatan yang berbatasan langsung


dengan perbukitan Karst. Dari Arah Barat ke Timur umumnya tersebar di sekitar
Pantai, pendataran ini merupakan pendataran sedimen klastik dan gamping

berumur Kwarter yang miring secara monoklin ke arah Barat Daya sampai
Selatan, dengan elevasi paling tinggi 50 meter. Sungai-sungai yang mengalir
umumnya menampakkan pola dendritik paralel serta bermeander dengan
endapan alluvial halus sepanjang tepiannya.
Satuan Geomorfologi Karst

Merupakan ciri khas suatu daerah batu

gamping, terdapat disemenanjung bukit bagian Selatan Pulau Bali dan Pulau-pulau
lainnya di Selatan Pulau Bali, diantaranya juga Pulau Nusa Penida dan Sekitarnya.
Secara umum seluruh Pulau-Pulau tersebut mempunyai Geomorfologi Karst, karena

2.11.4 STRATIGRAFI
Pulau Bali secara Geologi termasuk berumur muda, karena hampir seluruh pulau
tersebut ditutupi oleh endapan gunung api yang relatif sangat muda (Kuarter atas

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

Batuan tertua

15

dan Kuarter bawah), seperti yang ada pada urutan Stratigrafi.

Laporan Pendahuluan

batuan pembentukannya sama yaitu Batugamping.

tersingkap berumur Miosen Tengah, yaitu Formasi Ulakan yang terdiri dari : Breksi
gunungapi, lava,tufa, dengan sisipan batuan karbonat.

Di atasnya terendapkan

Formasi Sorga terdiri dari Tufa, napal dan batupasir .


Selanjutnya diatasnya diendapkan Formasi Selatan yang didominasi Batugamping.
Di atasnya terendapkan Batuan Gunungapi Pulaki terdiri dari : Lava dan Breksi yang
bersifat basalt sebarannya terbatas di daerah Pulaki di Barat Laut Pulau Bali.
Bersamaan

dengannya

terendapkan

Formasi

Prapatagung

yang

terdiri

dari

batugamping,batupasir gampingan dan napal, diatasnya terendapkan Formasi Asah


yang terdiri dari Lava, Breksi, Tuffa bergantung dengan isian rekahan bersifat
gampingan.
Pada Kuarter bawah secara tidak selaras diendapkan Batuan Vulkanik, yaitu :
batuan Gunungapi Jembrana yang terdiri dari lava,breksi, dan tuffa dari Gunung
Klatakan, Gunung Merbuk, Gunung Patas, serta batuan yang tergabung /rombakan.
Bersamaan dengan itu terendapkan juga batuan Gunungapi Buyan Bratan Purba
dan Batur Purba, selanjutnya diendapkan konglomerat, batupasir, dan batugamping
terumbu yang dikenal sebagai Formasi Palasari.
Pada Kuarter atas diendapkan batuan gunungapi dari Kerucut sub-Resen Gunung
Pohen, Gunung Sangiang dan Gunung Lesung, Lava dari Gunung Batukaru, Batuan
Gunungapi Batur sekarang, tuffa dan endapan lahar gunung Batur, Tuffa dan
endapan lahar dari Buyan-Bratan. Selanjutnya pada jaman Holosen terbentuk
endapan aluvium, terutama tersebar sepanjang pantai, tepi danau Buyan-Bratan
dan Danau Batur. Foto terlampir.

Tabel 2.8 Stratigrafi Pulau Bali (Purbo Hadiwidjojo, 1971).

Kwarter Atas

Formasi
Endapan aluvium terutama di sepanjang pantai, tepi Danau Buyan,
Bratan, dan Batur

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

Batuan gunung api dari krucut subresen Gunung Pohen, Gunung


Sangiang, G. Lesung

Laporan Pendahuluan

Kala Geologi

Lava dari Gunung Pawon, Batuan dari gunung api Gunung Batukaru
Batuan gunung api Gunung Agung, Batuan gunung api Gunung
Batur
Tufa dari endapan lahar Buyan-Bratan dan Batur
Formasi Palasari: konglomerat, batu pasir, batu gamping terumbu
Batuan gunungapi Buyan - Bratan Purba dan Batur Purba
Kwarter Bawah

Batuan gunung api Jembrana: lava, breksi, dan tufa dari Gunung
Klatakan, G. Merbuk,
Gunung Patas, dan batuan yang tergabung
------------------------------ketidak selarasan----------------------------

Pliosen (?)

Formasi Asah: lava, breksi, tufa batuapung, dengan isian rekahan


bersifat gampingan
Formasi Prapat Agung: batu gamping, batu pasir gampingan, napal
Batuan gunung api Pulaki: lava dan breksi

Miosen-Pliosen

Formasi Selatan: terutama batu gamping

Miosen Tengah Atas

Formasi Sorga: tufa, napal, batu pasir

Miosen Bawah Atas

Formasi Ulakan: breksi gunung api, lava, tufa dengan sisipan

PENYUSUNAN NERACA BAHAN GALIAN NON LOGAM


DAN BATUAN DI PROVINSI BALI

15

Laporan Pendahuluan

batuan gampingan

Anda mungkin juga menyukai