Universitas Galuh PDF
Universitas Galuh PDF
111
Dedi Sutrisna
112
Dedi Sutrisna
F.
Penentuan
Equivalent
Annual
Departure ke Pesawat Rencana
Perbedaan konfigurasi roda pendaratan
utama tersebut harus dikonversikan terhadap
roda pendaratan utama pesawat rencana,
CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 6 September 2011
113
Dedi Sutrisna
METODOLOGI PENELITIAN
A.Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Januari sampai Februari 2011 di Bandar
Udara Nusawiru Cijulang Kabupaten
Ciamis. Lokasi ini dipilih mengingat bandar
udara tersebut merupakan satu-satunya
transportasi udara di Kabupaten Ciamis
yang
dapat
memacu
perkembangan
perekonomian,
khususnya
di
sektor
pariwisata.
B. Data Penelitian
1. Data Bandar Udara Nusawiru
C. Metode Penelitian
1. Metode FAA
Langkah-langkah perencanaan tebal
lapis tambah (overlay) perkerasan bandar
udara dengan Metode FAA (Federal
Aviation
Administration)
dengan
menggunakan perkerasan fleksibel adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan nilai CBR Tanah
Dasar (Subgrade).
114
Dedi Sutrisna
115
Dedi Sutrisna
Keterangan :
R1 = Equivalent Departures ke pesawat CN
235
R2 = Repetisi pesawat pada tahun rencana x
faktor konversi)
W1 = Beban roda dari pesawat rencana
W2 = beban satu roda pesawat
E. Penentuan Tebal Lapis Tambahan
1. Alternatif I dengan Nilai CBR 9,1%
Surface
4 inchi
10 cm
Base Course 5,63 inchi 14,07 cm
Subbase
7,72 inchi
19,3 cm
Sumber : Hasil Perhitungan
2. Alternatif II dengan Nilai CBR 13, 6%
Surface
4 inchi
10 cm
11,85
Base Course
29,62 cm
inchi
Subbase
7 inchi
17,5 cm
Sumber : Hasil Perhitungan
3. Alternatif III dengan Nilai CBR 7, 1 %
Surface
4 inchi
10 cm
Base
6,1 inchi
15,25 cm
Course
Subbase
11,8inchi
29,5 cm
Sumber : Hasil Perhitungan
4. Alternatif IV dengan Nilai CBR 10, 9%
Surface
4 inchi
10 cm
Base Course 8,75 inchi 21,87 cm
Subbase
8,15 inchi 20,38 cm
Sumber : Hasil Perhitungan
F. Penetapan Tebal Lapis Tambahan
Dedi Sutrisna
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini,
penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Untuk perencanaan landasan pacu
(Runway), selain kondisi lingkungan,
perlu dipertimbangkan juga data prestasi
pesawat rencana, sehingga didapatkan
hasil perhitungan yang paling tepat
untuk digunakan.
2. Agar kekuatan landasan sesuai dengan
umur rencana, maka pihak kontraktor
harus memperhatikan mutu bahan yang
akan digunakan.
3. Dalam pelaksaaan konstruksi perkerasan
hendaknya dilakukan pengawasan yang
ketat untuk menjaga agar tidak terjadi
kegagalan yang dapat menyebabkan
kerugian baik waktu, biaya, maupun
jiwa.
4. Dalam
pemeliharaan
hendaknya
dievaluasi
secara
berkala
guna
menanggulangi hal-hal yang tidak
diinginkan
bagi
keamanan
dan
kenyamanan.
Riwayat Penulis
Dedi Sutrisna, Drs., M.Si. adalah Dosen
Kopertis Wilayah IV dpk Fakultas Teknik
Universitas Galuh,
Kandidat Doktor
Teknologi Kejuruan UPI Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Gambaran Umum Bandar
Udara
Nusawiru,
Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat.
Bandung.
Anonin, 1996. Pekerjaan Hotmix/ AC
Bandar
Udara
Nusawiru,
Departemen Pekerjaan Umum
Kabupaten Daerah Tingkat II
Ciamis, Jawa Barat.
Horonjeff, Robert / Francis X. McKelvey.
1988.
Perencanaan
dan
Perancangan Bandar Udara.
Erlangga, Jakarta.
Sandhyavitri, Ari & Hendra Taufik. 2005.
Teknik Lapangan Terbang 1
(teori dasar). Universitas Riau.
Pekanbaru.
Zally, Ismail. 2007. Konstruksi Landasan
Pacu. Balai Pendidikan dan
Pelatihan
Penerbangan.
Palembang.
117
Dedi Sutrisna
118