kadar
protein
terlarut
dari
bahan
pangan
dengan
sedangkan
pada
kacang-kacangan
adalah
globulin
(Muchtadi, 2010).
Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi albumin,
globulin, glutelin, prolamin, histon dan protamin. Albumin merupakan protein
larut air yang terdapat pada telur, serum, dan laktalbumin dalam susu.
Globulin merupakan protein larut garam seperti legumin pada kacangkacangan. Glutelin merupakan protein larut asam dan basa seperti glutenin
dalam gandum dan orizenin dalam beras. Prolamin merupakan protein larut
alkohol seperti zein dalam jagung. Histon merupakan protein larut air dan
tidak larut dalam amonia encer seperti globin dalam hemoglobin. Dan
protamin merupakan protein larut air yang paling sederhana seperti salmin
dalam ikan salmon dan skombrin dalam ikan mackerel (Winarno, 2004).
Protein dalam bahan pangan dapat mengalami penurunan selama
proses pengolahan. Penggunaan media air, dapat menyebabkan penurunan
kandungan protein dan menurunkan daya larut. Pengolahan dengan panas
seperti penggorengan dan perebusan yang dilakukan berlebihan dapat
mengakibatkan berkurangnya protein karena terbentuknya ikatan silang
dalam protein (Astuti, 2014).
Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil
ekstraksi dari kedelai yang dibuat dengan menghaluskan kedelai yang sudah
direndam dengan air.
jenis
kacang-kacangan
lainnya
menggunakan
jamur
Rhizopus
c.Erlenmeyer
d.
Vortex
e.Kertas saring
f. Corong
g.
Spektrofotometer
h.
Neraca Analitik
c. Tahu Mentah
d. Tempe Goreng
e. Tahu Goreng
f. Aquadest
g. Larutan BSA 4,4mg/5ml
h. Reagen Lowry A
i. Reagen Lowry B
j. Amonium Sulfat Kristal
Pembuatan kurva standar yang menunjukkan hubungan antara absorbansi (y) dan konsentrasi protein (x)
Aquades
Amonium sulfat kristal
1 ml larutan protein
Pengambilan
Pemasukkan ke dalam tabung reaksi
Penambahan
8 ml Reagen Lowry B
Penambahan
Konsentrasi Protein
(mg/ml)(x)
0
0,176
0,352
0,528
0,704
Absorbansi
()(y)
0,060
0,315
0,524
0,735
0,876
kurva
standar.
Kurva
standar
merupakan
kurva
yang
Gambar 4.3 Kurva Hubungan Antara Konsentrasi Protein BSA (mg/ml) dengan
Absorbansi ()
FP
Sari Kedelai
10
Tahu
100
Tempe
100
Tahu Goreng
100
Tempe Goreng
100
Absorbansi
()
0,333
0,238
0,209
0,221
0,557
0,734
0,732
0,676
0,421
0,435
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Acara IV Evaluasi Kadar Protein Terlarut
pada Bahan Pangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Persamaan kurva standar larutan protein BSA merupakan persamaan linier
dengan persamaan y = 1,1659x + 0,0916.
2. Kadar protein terlarut dari sampel sari kedelai sebesar 0,017%, sampel
tahu sebesar 0,106%, sampel tempe sebesar 0,475%, sampel tahu goreng
sebesar 0,525% dan sampel tempe goreng sebesar 0,289%.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Rahayu, Siti Aminah, Agustin Syamsianah. 2014. Komposisi Zat Gizi
Tempe yang Difortifikasi Zat Besi dan Vitamin A pada Tempe Mentah dan
Matang. Jurnal Agritech Vol. 34(2).
Bavia, Ana Carla Furlan, Carlos Eduardo da Silva, Mrcia Pires Ferrereira,
Rodrigo Santos Leite, Jos Marcos Gontijo Mandarino and Mercedes
Concrdia Carro-Panizzi. 2012. Chemical composition of tempeh from
soybean cultivars specially developed for human consumption. Cinc.
Tecnol. Aliment. Campinas Vol. 32(3): 613-620.
Berkelman, Tom, Mary Grace Brubacher, and Haiyin Chang.2004. Important
Factors Influencing Protein Solubility for 2-D Electrophoresis. Bio-Rad
Laboratories, Inc. USA.
BioTek. 2006. Determination of Total Protein by the Lowry Method Using the
BioTek Instruments ELx808 Microplate Reader. BioTek Instruments, Inc.
USA
BT. 2013. Estimation of Protein By Lowrys Method. Bioseparation Technology
Laboratory. Department of Biotechnology. SRM University.
Dewi, Nia Yuliani. 2013. Penetapan Kadar dan Analisis Profil Protein dan Asam
Amino Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn.) dengan
Metode SDS-PAGE dan KCKT. Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi. Vol 5
(1):111-119.
Dwinaningsih, Erna Ayu. 2010. Karakteristik Kimia dan Sensori Tempe dengan
Variasi Bahan Baku Kedelai/Beras dan Penambahan Angkak serta Variasi
Lama Fermentasi. Jurnal Pangan dan Nutrisi.
Goretti, Maria dan M. Purwanto. 2014. Perbandingan Analisa Kadar Protein
Terlarut dengan Berbagai Metode Spektroskopi UV-Visible. Jurnal Ilmiah
Sains dan Teknologi. Vol 7 (2):1-71.
Hambali, Mia Sutranina. 2013. Tempe: A Gift from Indonesia to the World.
Journal of Nutrition Vol.8(8).
Harmayani, Eni, Endang S. Rahayu, Titiek F. Djaafar, Citra Argaka Sari dan Tri
Marwati. 2009. Pemanfaatan Kultur Pediococcus acidilactiti F-11
Penghasil Bakteriosin sebagai Penggumpal pada Pembuatan Tahu. Jurnal
Pascapanen Vo.6(1): 10-20.
Jiang, Susu, Weixi Cai and Baojun Xu. 2013. Food Quality Improvement of Soy
Milk Made from Short-Time Germinated Soybeans. Foods Journal Vol.2:
198-212.
Muhctadi, Tien R, Sugiyono dan Fitriyono Ayustaningwarno. 2010. Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta. Bandung.
Nisa, Fatma Zahrotun, Y. Marsono dan Eni Harmayani. 2007. Efek
Hipokolesterolemik Susu Kedelai Fermentasi Steril secara In Vitro. Berita
Kedokteran Masyarakat Vol.23(2): 47-51.
Purwoko, Tjahjadi dan Noor Soesanti Handajani. 2007. Kandungan Protein
Kecap Manis Tanpa Fermentasi Moromi Hasil Fermentasi Rhizopus
oryzae dan R. Oligosporus. Jurnal Biodiversitas Volume 8(2): 223-227.
Stanojevi, Sladjana P., Miroljub B. Bara, Mirjana B. Pesi, Mirjana M.
Milovanovi and Biljana V. Vuceli-Radovi. 2010. Protein Composition
in Tofu of Corrected Quality. APTEFF Vol. 41(1): 77-86.
Wang, Hwa L. 1984. Tofu and Tempeh as Potential Protein Sources in the Western
Diet. JAOCS Vol.61(3): 528-534.
Wijaya, Agustina Intan Pramitasari. 2013. Kadar Protein dan Organoleptik pada
Berbagai Macam Tempe dengan Variasi Bahan dari Koro Pedang
(Canavalia ensiformis L.DC) dan Kedelai (Glycine max (L) Merr). Jurnal
Ilmiah Sains dan Matematika.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Lampiran
A. Perhitungan
1. Konsentrasi Protein
Konsentrasi Protein (x): M1 x V1 = M2 x V2
a.
(4,4/5) x 0
M1 x V1
= M2 x V2
= M2 x 1
M2
b.
(4,4/5) x 0,2
=0
M1 x V1
= M2 x 1
M2
= 0,176
c.
M1 x V1
(4,4/5) x 0,4
= 0,352
d.
M1 x V1
= 0,528
e.
M1 x V1
M2
= M2 x V2
= M2 x 1
M2
(4,4/5) x 0,8
= M2 x V2
= M2 x 1
M2
(4,4/5) x 0,6
= M2 x V2
= M2 x 1
= 0,704
= M2 x V2
x = 0,2825
= 0,283%
B. Dokumentasi
DRAFT 2 ACARA IV
EVALUASI KADAR PROTEIN TERLARUT DALAM
BAHAN PANGAN
KELOMPOK 9
Assifa Rahma K.
Ines Putri L.
Mila Afiani
Nur Saidah
Candra Windu K.
Diyah Kartika D.
(H0913016)
(H0913040)
(H0913057)
(H0913073)
(H1915024)
(H1915008)
Kelas A
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016