Anda di halaman 1dari 13

JURNAL TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN AIR LAUT PADA KAWASAN


SEKITAR PELABUHAN PAOTERE

Disusun Oleh :

ALIYAH FAKHRUNNISA R
D 121 11 266

PROGRAM STUDI TEKNIK LING KUNG AN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN AIR LAUT


PADA KAWASAN SEKITAR PELABUHAN PAOTERE
Aliyah Fakhrunnisa R
Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Pelabuhan Paotere merupakan salah satu pelabuhan di Kota Makassar. Aktivitas di
sekitar Pelabuhan Paotere seperti kegiatan perkapalan, pemukiman, dan pembuangan limbah
berpotensi menimbulkan penurunan kualitas air lautdan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kualitas air laut di sekitar Pelabuhan Paotere sebagai dampak
dari aktivitas pelabuhan dan pemukiman. Metode sampling yang digunakan untuk menentukan
titik pengambilan sampel air laut Pelabuhan Paotere adalah metode purposive sampling.
Selanjutnya, hasil analisis menggunakan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi akan
dibandingkan dengan baku mutu air sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun
2004 tentang mengidentifikasi tingkat pencemaran menggunakan metode Storet dan Indeks
Pencemaran berdasarkaan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 115 Tahun 2003. Hasil dari
pengujian parameter pH, salinitas, amoniak, sulfida, Biological Oxygen Demand, Total
Suspended Solid, dan Dissolved Oxygen pada titik 1,2,3,4,5, dan 10 tidak melewati ambang batas
baku mutu yang ditentukan, sedangkan beberapa parameter seperti timbal, total coliform, dan
Dissolved Oxygen pada titik 6,7, dan 9 melewati ambang batas yang telah ditetapkan. Hasil
analisis data pada 10 titik di sekitar Pelabuhan Paotere menggunakan metode Storet diperoleh
skor rata-rata -2,9 dan metode Indeks Pencemaran diperoleh skor rata-rata 5,259 yang berarti air
laut sekitar Pelabuhan Paotere termasuk dalam Cemar Ringan
Kata Kunci : Aktivitas pelabuhan, baku mutu, kualitas air, Storet, Indeks
Pencemaran

ABSTRACT
Paotere Port is one of port in Makassar. A variety activities nearby Paotere Port such us
settlements, shipping, dumping, etc will potentially lead to sea water quality degradation and
ecosystem. This study aims to identify and analyze sea water quality of Paotere Port as a result
of port activities and society activities. Water sampling were determined using purposive
sampling method at location Paotere Port area. Furthermore, results of analysis ini physics,
1

chemical, and microbiology were compared with water quality standard according State
Minister of Environment Decree No 51/2004 about identify the level of pollution using Storet and
Pollution Index Method according State Minister of Environment Decree No. 115 of 2003. The
results showed in parameter such us pH, salinity, amoniak, sulfide, Biological Oxygen Demand,
Total Suspended Solid and Dissolved Oxygen at 1,2,3,4,5,and 10 point did not yet exceed the
maximum limits, but several parameters such us timbale Total Coliform, and Dissolved Oxygen
at 6,7, and 9 point exceeded the threshold level. The results of analysis at ten points using storet
method obtained an average score of -2,9 and pollution index method obtained average score
5,259, it means sea water of Paotere Port included Lightly Contaminated
Keywords : Port Activities, water quality, Storet, Pollution Index

PENDAHULUAN
Wilayah pesisir merupakan suatu
wilayah yang memiliki potensi sumber
daya alam yang cukup besar. Berbagai
usaha pembangunan di bidang kelautan dan
perikanan
gencar
dilakukan
untuk
meningkatkan
produktivitas
serta
meningkatkan taraf ekonomi nelayan
sekitar. Pemerintah telah membangun
beberapa pelabuhan perikanan yang
mempunyai
fungsi
sebagai
tempat
pendaratan hasil tangkap nelayan dan
pemasaran hasil laut demi memenuhi
kebutuhan ikan nasional yang terus
mengalami peningkatan (Dahuri, 2005).
Menurut Yahya (2013), Pelabuhan
Paotere merupakan salah satu tiga
pelabuhan laut yang dimiliki oleh
pelabuhan Makassar yang dikategorikan
sebagai pelabuhan ikan. Pelabuhan Paotere
terletak di Selat Makassar dengan
kedudukan 058 LS dan 119o 242 BT.
Secara
umum
Pelabuhan
Paotere
difungsikan sebagai kawasan komersial
(perdagangan), kawasan transportasi bagi
kapal perintis dan kapal rakyat tradisional
dengan berbagai ukuran.

Situasi Pelabuhan Paotere Makassar


diramaikan oleh aktivitas para nelayan
yang melakukan aktivitas bongkar muat
tangkapan hasil laut, menimbang, transaksi
ikan, dan pembersihan kapal. Aktivitas
pelabuhan yang sangat padat tidak
didukung dengan kondisi lingkungan yang
bersih, kondisi Pelabuhan Paotere terkini
terlihat kotor disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya akses jalan sekitar dermaga
yang rusak sehingga terlihat banyak
kubangan air, saluran drainase yang buruk
sehingga banyak genangan air ikan sekitar
pelelangan yang menimbulkan polusi bau,
serta banyak sampah di sekitar dermaga.
Selain itu limbah hasil kegiatan bongkar
muat ikan, air limbah kapal, maupun
limbah rumah tangga dibuang langsung ke
laut, serta kebiasaan masyarakat sekitar
yang suka membuang sampah ke laut
membuat air laut menjadi tercemar (kotor
dan bau).
Pembuangan limbah kapal maupun
rumah tangga berupa limbah padat maupun
cair yang dilakukan secara kontinyu akan
menyebabkan penurunan kualitas air laut di
2

sekitar Pelabuhan Paotere baik secara fisik,


kimia, maupun biologi. Kondisi ini akan
menyebabkan
terganggunya
keberlangsungan hidup biota laut di
sekitarnya dan pada akhirnya akan
memberikan dampak pada penurunan
tangkapan hasil laut serta berbahaya jika
dikonsumsi oleh manusia.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk memilih judul tugas
akhir, yaitu Analisis Tingkat Pencemaran
Air Laut pada Kawasan Sekitar
Pelabuhan Paotere.

METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengambilan Data
Pada penelitian ini menggunakan dua
sumber data yaitu :
a. Data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari hasil observasi dan
pemeriksaan parameter baik di lapangan
maupun di laboratorium
b.Data sekunder yaitu data yang diperoleh
dari studi literature dan penelitian
terkait.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan
Paotere Makassar meliputi pengambilan
sampel air laut permukaan yang tersebar di
sepuluh
titik.
Waktu
penelitian
dilaksanakan pada tanggal 05 Maret 2015.
Pemeriksaan TSS, pH, DO, BOD,
Amoniak,
Sulfida,
Total Coliform,
Salinitas, dan Timbal dilakukan di
Laboratorium Kualitas Air Fakultas
Kelautan dan Perikanan.

1.

Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi studi literatur dan
pengumpulan
data-data
berhubungan
dengan penelitian, survey awal lapangan
untuk mengetahui gambaran jelas kondisi
umum lokasi penelitian, serta menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam
penelitian.
2. Penetuan Titik Pengambilan Sampel
Penentuan titik-titik pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling
dan dilakukan dengan cara melakukan
tracking menggunakan alat GPS (General
Position Sample) dilokasi penelitian yaitu
Kawasan Pelabuhan Paotere. Dari hasil
tracking tersebut diambil 10 titik untuk
dilakukan uji analisis kualitas air laut.
Titik 1 : Dermaga Pelabuhan Paotere
(1190 25 39,5 BT, 050 06 17,99 LS)
Titik 2 : Kawasan Perairan Pelabuhan
Paotere (1190 25 35,38 BT, 050 06 23,80
LS
Titik 3 : Kawasan Perairan Pelabuhan
Paotere (1190 25 28,36 BT, 050 06
32,46 LS)
Titik 4 : Dermaga Barat Pelabuhan Paotere
(1190 25 33,30 BT, 050 06 21,20 LS)
Titik 5 : Dermaga
Timur
Pelabuhan
0
Paotere (119 25 38,26 BT, 050 06
24,49 LS)
Titik 6 : Pemukiman
warga
sekitar
0
Pelabuhan Paotere (119 25 35,89 BT, 050
06 29,44 LS).
Titik 7 : Pemukiman
warga
sekitar
0
Pelabuhan Paotere (119 25 32,76 BT,
050 06 31,93 LS).
Titik 8 : Bagian luar Dermaga Barat
Pelabuhan Paotere (1190 25 32,75 BT, 050
06 17,50 LS).

C. Metode dan Prosedur Kerja


3

Titik 9 : Bagian Kanal Pelabuhan Paotere


(1190 25 35,87 BT, 050 06 12,61 LS).
Titik 10 : Bagian Luar dermaga Pelabuhan
Paotere (1190 25 23,14 BT, 050 06
27,32 LS).
3. Alat dan Bahan yang digunakan
Alat dan bahan yang digunakan untuk
mengambil sampel air laut di 10 titik
sampling adalah GPS (Global Position
System), Sepuluh botol plastic air mineral
ukuran 500 ml, Sepuluh botol kaca gelap
ukuran 150 ml, Sepuluh botol kaca bening
ukuran 150 ml, Sepuluh botol sampel uji
coliform, Cool box, Alat tulis, label, dan
tabel pengamatan
4. Pengambilan Sampel Air Laut
Pengambilan
sampel
air
laut
menggunakan SNI 06-2412 Tahun 1991
tentang metode pengambilan contoh
kualitas air. Adapun langkah- langkahnya
yakni: Menyiapkan alat pengambil contoh
berupa botol sampel yang sudah
dibersihkan terlebih dahulu., Botol sampel
dibenamkan pada kedalaman perairan yang
akan diperiksa, pada penelitian ini diambil
sampel pada air permukaan., Pengambilan
pertama sampel air digunakan untuk
membilas botol sampel dengan contoh yang
akan diambil sebanyak tiga kali
5. Pemeriksaan Sampel Air Laut
Pemeriksaan parameter kualitas air
fisikia, kimia, biologi, dan logam terlarut
dilakukan secara in situ (langsung di
lapangan) dan ex situ (di laboratorium).
Parameter yang diukur secara in situ adalah
suhu dengan menggunakan termometer,
sedangkan parameter lainnya diukur di

Laboratorium Kualitas Air Fakultas


Kelautan dan Perikanan. Sampel air yang
digunakan untuk pengukuran ex situ
sebelumnya dilakukan pengawetan dengan
cara sampel disimpan di cool box (suhu
rendah) dan segera dibawa menuju
laboratorium agar kualitas air yang diambil
tidak berubah dari sifat aslinya.
D. Metode Analisis Data
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun
2001 dalam Pasal 14 butir 2 telah
ditetapkan Pedoman Penentuan Status
Mutu Air antara lain dengan menggunakan
Metode Storet dan Metode Indeks
Pencemaran
(Keputusan
Menteri
Lingkungan Hidup No.115 tahun 2003).
1.

Metode Storet
Metode storet merupakan salah satu
metode untuk menentukan status mutu air
yang
umum
digunakan.
Dengan
menggunakan metode Storet ini melampaui
baku mutu air. Secara prinsip metode
adalah membandingkan data kualitas air
dengan baku mutu air yang disesuaikan
dengan peruntukannya guna menentukan
status mutu air.
Tabel 1 Penentuan Sistem Nilai untuk
Menentukan Status Mutu Air
Juml ah
contoh
< 10

10

Nilai
Maksimu m
Minimu m
Rata-rata
Maksimu m
Minimu m
Rata-rata

Fisika
-1
-1
-3
-2
-2
-6

Parameter
Ki mi a Biologi
-2
-3
-2
-3
-6
-9
-4
-6
-4
-6
-12
-18

Sumber : Keputusan Menteri Negara


Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003
4

Klasifikasi pemberian skor dengan Metode


Storet :
Tabel 2 Klasifikasi Nilai US-EPA
Kel as

Skor

Keterangan

Memenuhi baku mutu

-1 s/d -10

Cemar ringan

-11 s/d -30

Cemar sedang

-31

Cemar berat

Sumber : Keputusan Menteri Negara


Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003
2. Metode Indeks Pencemaran
Pengelolaan kualitas air berdasarkan
Indeks Pencemaran (IP) dapat digunakan
untuk mengambil keputusan agar dapat
menilai kualitas badan air untuk suatu
peruntukan serta melakukan tindakan untuk
memperbaiki
kualitas
jika
terjadi
penurunan kualitas akibat kehadiran
senyawa pencemar senyawa pencemar.
Harga indeks pencemaran dapat ditentukan
dengan cara :
1) Pilih parameter-parameter yang jika
harga parameter rendah maka kualitas
air akan membaik
2) Pilih konsentrasi parameter baku mutu
yang tidak memiliki rentang.
3) Hitung harga Ci/Lij untuk tiap
parameter
pada
setiap
lokasi
pengambilan cuplikan.
4) a) Jika nilai konsentrasi parameter yang
menurun
menyatakan
tingkat
pencemaran meningkat , misal DO.
Tentukan nilai teoritik atau nilai
maksimum Cim (misal untuk DO, maka
Cim merupakan nilai DO jenuh). Dalam
kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran

digantikan oleh nilai Ci/Lij


perhitungan, yaitu :
Untuk Ci Lij rata-rata

hasil

( )

baru =

b) Jika nilai baku Lij memiliki rentang


Untuk Ci Lij rata-rata

[
baru=
{

Untuk Ci > Lij rata-rata


[

baru= {
5) Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij)
berdekatan dengan nilai acuan 1,0,
misal C1 /L1 j = 0,9 dan C 2 /L2 j = 1,1 atau
perbedaan yang sangat besar, misal
C3 /L3 j = 5,0 dan C 4 /L4 j = 10,0. Dalam
contoh ini tingkat kerusakan badan air
sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi
kesulitan ini adalah yaitu penggunaan
nilai (Ci/Lij) hasil pengukuran kalau nilai
lebih kecil dari 1,0 dan penggunaan
nilai (Ci/Lij)baru jika nilai (Ci/Lij)hasil
pengukuran lebih besar dari 1,0.
6) Tentukan nilai rata-rata dan maksimum
dari keseluruhan Ci/Lij ((Ci/Lij)R dan
(Ci/Lij)m)
7) Tentukan harga PIj

PIj =

Adapun evaluasi terhadap nilai


(Pollution Index) sebagai berikut :

PI

Tabel 3 Evaluasi terhadap Nilai PI


Indeks
Kualitas Air
0 Pij 1,0
1,0 Pij 5,0
5,0 < Pij 10
Pij > 10

Status Mutu Air


Memenuhi Baku Mutu
Cemar Ringan
Cemar Sedang
Cemar Berat

Sumber : Keputusan Menteri Negara


Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kualitas air laut yang digunakan untuk
pelabuhan maupun untuk biota laut secara
ideal harus memenuhi standar, baik secara
fisik, kimia,dan mikrobiologi. Apabila
kualitas air laut melampaui ambang batas
maksimum yang diperbolehkan dalam
standar baku mutu, maka kualitas air laut
tersebut dapat dikatakan menurun sesuai
dengan
peruntukannya,
sehingga
digolongkan sebagai air tercemar.
Pelabuhan
Paotere
merupakan
pelabuhan yang diperuntukkan bagi kapal
perintis dan kapal rakyar tradisional yang
terletak di bagian Utara Kota Makassar.
Aktivitas pelabuhan di Pelabuhan Paotere
diramaikan oleh para nelayan dan kapalkapal yang sandar di dermaga untuk
melakukan kegiatan bonkar muat barang.
Aktivitas tersebut tidak terlepas dari limbah
yang dihasilkan, limbah cair seperti air
ballast, air bilge, ceceran minyak dari
kapal-kapal, peletakkan jangkar, bersihbersih kapal, dan limbah pemukiman warga
dapat mempengaruhi kualitas air laut
sekitar pelabuhan. Selain itu banyaknya
sampah yang berserakan di sekitar perairan
pelabuhan juga mengganggu estetika
lingkungan.

Hasil pengujian kualitas air laut pada


perairan sekitar Pelabuhan Paotere baik
secara fisika, kimia, dan mikrobiologi
terlampir pada pada tabel 4.
B. Analisis Data
1. Metode Storet
Metode Storet adalah metode yang
membandingkan data kualitas air yang diuji
dengan data baku mutu yang digunakan
sebagai acuan. Dalam penelitian ini data
analisis kualitas air laut sekitar Pelabuhan
Paotere akan dibandingkan dengan standar
baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu
air laut untuk biota laut. Jika hasil uji
parameter tidak melebihi baku mutu maka
diberi skor 0, sedangkan parameter yang
memiliki nilai uji melebihi baku mutu dalam
artian hasil pengukuran > baku mutu, maka
diberi skor sesuai dengan tabel (2.3). total
skor metode Storet bergantung pada jumlah
parameter yang memiliki nilai uji melebihi
ambang batas yang ditentukan, semakin
banyak nilai parameter yang melebihi
ambang batas yang diperbolehkan maka
nilai skor akan semakin besar. Hasil analisis
data menggunakan metode Storet terlampir
pada tabel 5.

Tabel 4 Hasil Pengukuran Kualitas Air Laut pada Perairan Sekitar Pelabuhan Paotere

Sumber
: Pengolahan Data 2015
Keterangan :
= Nilai yang melampaui ambang batas maksimum
Tabel 5 Hasil Analisis Data Pengukuran Kualitas air Laut dengan Metode Storet

Sumber
: Analisis Data 2015
Keterangan : =
Nilai yang melampaui ambang batas maksimum/minimum
Nilai skor Indeks Storet
7

Berdasarkan tabel 5, maka dapat dibuat


diagram Metode Storet pada gambar 1

Metode Storet
0
ST ST ST ST ST
ST ST ST ST
ST
1 2 3 4 5
6 7 8 9
10

-10

nilai indeks
storet

Gambar 1. Skor Mutu Air Metode Storet


Titik pengambilan sampel air laut
memiliki nilai skor bervariasi mulai dari
skor -2 hingga -7. Titik 9 memiliki nilai skor
tertinggi sebab pada titik pengambilan
sampel 9 lebih banyak parameter yang
melebihi ambang batas baku mutu.
Berdasarkan
hasil
analisis
data
menggunakan metode Storet mengacu pada
standar baku mutu Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004
tentang baku mutu air laut untuk biota laut,
air laut sekitar Pelabuhan Paotere
memperoleh skor -2,9, maka menurut
analisis metode Storet air laut sekitar
Pelabuhan Paotere tergolong dalam kelas B
(baik) atau cemar ringan jika diperuntukkan
untuk biota laut.
2. Metode Indeks Pencemaran
Indeks Pencemaran membutuhkan nilai
rata-rata dari keseluruhan nilai parameter
yaitu Ci/Lij. Nilai Ci/Lij harus mencakup
nilai maksimum, nilai ini tidak bermakna
jika Ci/Lij bernilai >1. Tolak ukur
pencemaran air jika nilai (Ci/LijR) atau
(Ci/LijM) lebih besar dari 1,0, jika nilai
(Ci/LijR) atau (Ci/LijM) semakin besar,

maka tingkat pencemaran suatu badan air


akan semakin besar pula.
Hasil analisis sampel air laut Paotere
didapatkan nilai perbandingan antara hasil
pengukuran (Ci) dengan standar baku mutu
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut
untuk biota laut (Lij), maka dapat ditentukan
nilai Ci/Lij setiap parameter pada sampel air
laut yang diujikan. Hasil perhitungan dapat
dilihat pada tabel 6.
Berdasarkan tabel 6, maka dapat dibuat
diagram Metode Indeks Pencemaran pada
gambar 2 berikut :

Indeks Pencemaran
6
5.5
5

5.63
5.538
5.43
5.357
5.332
5.309
5.107
5.074
5.04
4.775

4.5

Nilai PIj

ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 1. Skor Mutu Air Metode Indeks


Pencemaran
Berdasarkan
hasil
analisis
data
menggunakan metode Indeks Pencemaran,
didapatkan hasil yang berbeda-beda di setiap
titik pengambilan sampel air laut. Air laut
Pelabuhan Paotere memperoleh skor indeks
pencemaran rata-rata (PIR) 5.259, dengan
mengacu pada standar baku mutu Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun
2004 tentang baku mutu air laut untuk biota
laut dapat disimpulkan air laut sekitar
Pelabuhan Paotere tergolong dalam kategori
cemar ringan diperuntukkan untuk biota
laut.

Tabel 6 Hasil Analisis Data dengan Metode Indeks Pencemaran.

Sumber
: Analisis Data 2015
Keterangan :
Nilai yang melampaui ambang batas maksimum/minimum
Nilai skor Indeks Pencemaran.
dari hasil analisis data dapat diuraikan
beberapa pembahasan yaitu, dari 10 sampel
air laut yang diambil pada 10 titik yang
tersebar di sekitar Pelabuhan Paotere
didapatkan hasil pengukuran kualitas air
yang bervariasi pada setiap parameter, pada
beberapa titik pengambilan menunjukkan
fluktuasi. Berdasarkan standar baku mutu
KepMen LH No 51 tahun 2004 peruntukkan
biota laut, parameter yang melebihi ambang
batas di antaranya total coliform pada titik
10, parameter timbal di 10 titik pengambilan
sampel, serta parameter DO pada titik 6,7,
dan 9. Tingginya konsentrasi timbal pada
sampel air laut disebabkan oleh aktivitas
kapal yang meliputi pembersihan kapal,
perbaikan kapal, pengisian bahan bakar, dan
lain- lain yang menyebabkan minyak tercecer

di sekitar perairan Pelabuhan Paotere. Selain


itu, timbal yang terkandung dalam air laut
juga dapat berasal dari penggunaan cat anti
karat pada kapal nelayan yang dalam jangka
waktu tertentu cat ini akan terlepas dan
berasosiasi di perairan. Adapun untuk
parameter total coliform nilai tertinggi yang
melebihi baku mutu terdapat pada titik 9, hal
ini disebabkan di sepanjang lokasi titik 9
terdapat
pemukiman
nelayan
yang
melakukan aktivitas seperti mandi, cuci, dan
buang air, sehingga nilai total coliform
melebihi baku mutu. Rendahnya nilai DO
pada titik 6, 7, dan 9 menunjukkan
banyaknya
mikroorganisme
yang
menggunakan oksigen untuk menguraikan
bahan organik yang terkandung dalam
perairan. Nilai DO yang rendah sangat
9

berbahaya bagi biota laut sebab akan


mengurangi
supply
oksigen
dan
menghambat perkembangan biota laut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis data terhadap kualitas
air laut sekitar Pelabuhan Paotere dapat
disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan hasil analisis pengujian
pada 10 titik pengambilan sampel air
laut sekitar Pelabuhan Paotere, diperoleh
hasil pengukuran kualitas air laut baik
secara fisika, kimia, dan mikrobiologi
yang bervariasi. Kualitas air laut secara
fisika yang meliputi suhu dan Total
Suspended Solid yang memiliki rata-rata
nilai pengukuran suhu 30C dan TSS
3,22 ppm tidak melebihi baku mutu
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu air
laut untuk biota laut. Hasil pengujian
parameter kimia meliputi salinitas
Amoniak , Sulfida, BOD, pH, dengan
nilai rata-rata berturut-turut 37,17 ppm,
0,0288 ppm, 0,0035 ppm, 5,276 ppm,
dan 7,67 memenuhi syarat baku mutu
yang ditetapkan. Berbeda dengan nilai
DO yang tidak memenuhi syarat baku
mutu pada beberapa titik yaitu titik 6,7,
dan 9 dengan nilai DO berturut-turut
2,88 ppm, 4,80 ppm, dan 0,96 ppm,
sedangkan parameter kimia timbal
semuanya melebihi baku mutu yang
ditetapkan dengan rata-rata nilai 0,6324
ppm.
Adapun
untuk
parameter
mikrobiologi yaitu total coliform pada
beberapa titik tidak memenuhi baku
mutu Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No. 51 tahun 2004 tentang baku

mutu air laut untuk biota laut, yakni pada


titik 9 dengan nilai 1100 colony/100ml.
2. Sumber pencemar yang menyebabkan
penurunan kualitas air laut sekitar
Pelabuhan Paotere berasal dari limbah
pemukiman sekitar , limbah kapal, dan
aktivitas bongkar muat barang di
Pelabuhan Paotere.
3. Tingkat pencemaran air laut sekitar
Pelabuhan Paotere dengan menggunakan
Metode Storet diperoleh nilai rata-rata
analisis yaitu -3,9 termasuk dalam kelas
B yaitu cemar ringan, sedangkan dengan
menggunakan
metode
Indeks
Pencemaran diperoleh nilai rata-rata
indeks pencemaran 5,259 termasuk
dalam kategori cemar ringan
Saran
1. Untuk
pihak
Pelabuhan
Paotere
sebaiknya menertibkan kapal-kapal yang
bertambat di sekitar Pelabuhan Paotere,
serta menerapkan aturan tegas tentang
pembuangan limbah kapal.
2. Untuk masyarakat sekitar Pelabuhan
Paotere menjaga kebersihan laut dengan
tidak membuang limbah baik berupa
padat maupun cair langsung ke laut.
3. Diharapkan ada yang melaksanakan
penelitian serupa dengan menguji
kualitas air laut menggunakan parameter
yang lain serta menggunakan metode
penelitian yang berbeda agar diperoleh
data yang lengkap.
4. Diharapkan pada penelitian selanjutnya
pengambilan sampel dilakukan di bagian
tengah dan dasar laut.
DAFTAR PUSTAKA

10

Boyd, C. E. 1991. Pengelolaan Kualitas Air


di Kolom Ikan. Jakarta: Direktorat
Jenderal Perikanan.

Dahuri, R.J., S.P. Rais, Ginting, dan MJ.


Sitepu. 2002. Pengelolaan Sumber
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. Jakarta:PT Gramedia.
Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan
Kelembagaan Lingkungan Hidup.2003.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
Jakarta: Kementerian
Lingkungan
Hidup RI.
Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan
Kelembagaan Lingkungan Hidup. 2004.
Standar Baku Mutu Air Laut Nomor 51
Tahun 2004. Jakarta: Kementerian
Lingkungan Hidup RI.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan
LingkunganPerairan.Yogyakarta:Kanis
ius.
Ghufran, M, Kordi, Tamsil. 2010.
Pembenihan Ikan Laut Ekonomis
Secara
Buatan.
Yogyakarta:Lily
Publisher
Jamal, F. 2014. Analisis Kualitas Air Baku
PDAM pada Saluran Transmisi IPA
Panaikang. Makassar: Skripsi Program
Teknik Lingkungan Jurusan Sipil
Fakultas
Teknik
Universitas
Hasanuddin.

Lestiani, E, Nurrosyidah, Hanifah, H. 2013.


Pencemaran Laut. Bandung: Jurnal
Program Studi Perikanan Fakultas
Perikanan
dan
Ilmu
Kelautan
Universitas
Padjadjaran
Maslukah, L. 2006. Konsentrasi Logam
Berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Pola
Sebarannya di Muara Banjir Kanal
Barat
Semarang.
Bogor:
Tesis
ProgramMagister Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor.
Murwati, T. 2010. Kajian Pengaruh
Aktivitas
Pelabuhan
Perikanan
TerhadapAspek Kualitas Air Sungai
Juwana dan Persepsi Masyarakat.
Semarang: Tesis Program Magister
Ilmu
Lingkungan
Universitas
Diponegoro.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta:
Penerbit Djambatan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor
19
Tahun
1999
tentangPengendalian
Pencemaran
dan/atau Perusakan Laut. Jakarta.
Santosa, R. 2013. Dampak Pencemaran
Lingkungan Laut oleh Perusahaan
Pertambangan
Terhadap Nelayan
Tradisional.
Bandung:
Jurnal
Administratum Volume I.
Silalahi, J. 2010. Analisis Kualitas Air dan
Hubungannyadengan Keanekaragaman
Vegetasii akuatik di Perairan Baligae
Danau Toba.Medan: Tesis Program

11

Magister Biologi Universitas Sumatera


Utara.
SNI 2412.06 Tahun 1991. Tentang Metode
Pengambilan
Contoh
Kualitas
Air.Badan Standardisasi Nasional- BSN.
United Nations Convention on the Law of
the Sea UNCLOS
III.
1982.
Protectionand Preservation of The
Marine Environment. Jamaica.
Yahya, M. 2013. Rekayasa Lingkungan
Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di
Pelabuhan
Paotere
Makassar.
Makassar:
Jurnal
Laboratorium
Perencanaann
dan
Perancangan
Lingkungan Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
Zahidin, M. 2008. Kajian Kualitas Air di
Muara Sungai Pekalongan Ditinjau
dari
Indeks
Keanekaragaman
Makrobenthos dan Indeks Saprobitas
Plankton.
Semarang:
Tesis
Program
Magister
Manajemen
Sumberdaya Pantai
Universitas
Diponegoro.

12

Anda mungkin juga menyukai