Disusun Oleh :
ALIYAH FAKHRUNNISA R
D 121 11 266
ABSTRAK
Pelabuhan Paotere merupakan salah satu pelabuhan di Kota Makassar. Aktivitas di
sekitar Pelabuhan Paotere seperti kegiatan perkapalan, pemukiman, dan pembuangan limbah
berpotensi menimbulkan penurunan kualitas air lautdan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kualitas air laut di sekitar Pelabuhan Paotere sebagai dampak
dari aktivitas pelabuhan dan pemukiman. Metode sampling yang digunakan untuk menentukan
titik pengambilan sampel air laut Pelabuhan Paotere adalah metode purposive sampling.
Selanjutnya, hasil analisis menggunakan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi akan
dibandingkan dengan baku mutu air sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun
2004 tentang mengidentifikasi tingkat pencemaran menggunakan metode Storet dan Indeks
Pencemaran berdasarkaan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 115 Tahun 2003. Hasil dari
pengujian parameter pH, salinitas, amoniak, sulfida, Biological Oxygen Demand, Total
Suspended Solid, dan Dissolved Oxygen pada titik 1,2,3,4,5, dan 10 tidak melewati ambang batas
baku mutu yang ditentukan, sedangkan beberapa parameter seperti timbal, total coliform, dan
Dissolved Oxygen pada titik 6,7, dan 9 melewati ambang batas yang telah ditetapkan. Hasil
analisis data pada 10 titik di sekitar Pelabuhan Paotere menggunakan metode Storet diperoleh
skor rata-rata -2,9 dan metode Indeks Pencemaran diperoleh skor rata-rata 5,259 yang berarti air
laut sekitar Pelabuhan Paotere termasuk dalam Cemar Ringan
Kata Kunci : Aktivitas pelabuhan, baku mutu, kualitas air, Storet, Indeks
Pencemaran
ABSTRACT
Paotere Port is one of port in Makassar. A variety activities nearby Paotere Port such us
settlements, shipping, dumping, etc will potentially lead to sea water quality degradation and
ecosystem. This study aims to identify and analyze sea water quality of Paotere Port as a result
of port activities and society activities. Water sampling were determined using purposive
sampling method at location Paotere Port area. Furthermore, results of analysis ini physics,
1
chemical, and microbiology were compared with water quality standard according State
Minister of Environment Decree No 51/2004 about identify the level of pollution using Storet and
Pollution Index Method according State Minister of Environment Decree No. 115 of 2003. The
results showed in parameter such us pH, salinity, amoniak, sulfide, Biological Oxygen Demand,
Total Suspended Solid and Dissolved Oxygen at 1,2,3,4,5,and 10 point did not yet exceed the
maximum limits, but several parameters such us timbale Total Coliform, and Dissolved Oxygen
at 6,7, and 9 point exceeded the threshold level. The results of analysis at ten points using storet
method obtained an average score of -2,9 and pollution index method obtained average score
5,259, it means sea water of Paotere Port included Lightly Contaminated
Keywords : Port Activities, water quality, Storet, Pollution Index
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir merupakan suatu
wilayah yang memiliki potensi sumber
daya alam yang cukup besar. Berbagai
usaha pembangunan di bidang kelautan dan
perikanan
gencar
dilakukan
untuk
meningkatkan
produktivitas
serta
meningkatkan taraf ekonomi nelayan
sekitar. Pemerintah telah membangun
beberapa pelabuhan perikanan yang
mempunyai
fungsi
sebagai
tempat
pendaratan hasil tangkap nelayan dan
pemasaran hasil laut demi memenuhi
kebutuhan ikan nasional yang terus
mengalami peningkatan (Dahuri, 2005).
Menurut Yahya (2013), Pelabuhan
Paotere merupakan salah satu tiga
pelabuhan laut yang dimiliki oleh
pelabuhan Makassar yang dikategorikan
sebagai pelabuhan ikan. Pelabuhan Paotere
terletak di Selat Makassar dengan
kedudukan 058 LS dan 119o 242 BT.
Secara
umum
Pelabuhan
Paotere
difungsikan sebagai kawasan komersial
(perdagangan), kawasan transportasi bagi
kapal perintis dan kapal rakyat tradisional
dengan berbagai ukuran.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengambilan Data
Pada penelitian ini menggunakan dua
sumber data yaitu :
a. Data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari hasil observasi dan
pemeriksaan parameter baik di lapangan
maupun di laboratorium
b.Data sekunder yaitu data yang diperoleh
dari studi literature dan penelitian
terkait.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan
Paotere Makassar meliputi pengambilan
sampel air laut permukaan yang tersebar di
sepuluh
titik.
Waktu
penelitian
dilaksanakan pada tanggal 05 Maret 2015.
Pemeriksaan TSS, pH, DO, BOD,
Amoniak,
Sulfida,
Total Coliform,
Salinitas, dan Timbal dilakukan di
Laboratorium Kualitas Air Fakultas
Kelautan dan Perikanan.
1.
Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi studi literatur dan
pengumpulan
data-data
berhubungan
dengan penelitian, survey awal lapangan
untuk mengetahui gambaran jelas kondisi
umum lokasi penelitian, serta menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam
penelitian.
2. Penetuan Titik Pengambilan Sampel
Penentuan titik-titik pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling
dan dilakukan dengan cara melakukan
tracking menggunakan alat GPS (General
Position Sample) dilokasi penelitian yaitu
Kawasan Pelabuhan Paotere. Dari hasil
tracking tersebut diambil 10 titik untuk
dilakukan uji analisis kualitas air laut.
Titik 1 : Dermaga Pelabuhan Paotere
(1190 25 39,5 BT, 050 06 17,99 LS)
Titik 2 : Kawasan Perairan Pelabuhan
Paotere (1190 25 35,38 BT, 050 06 23,80
LS
Titik 3 : Kawasan Perairan Pelabuhan
Paotere (1190 25 28,36 BT, 050 06
32,46 LS)
Titik 4 : Dermaga Barat Pelabuhan Paotere
(1190 25 33,30 BT, 050 06 21,20 LS)
Titik 5 : Dermaga
Timur
Pelabuhan
0
Paotere (119 25 38,26 BT, 050 06
24,49 LS)
Titik 6 : Pemukiman
warga
sekitar
0
Pelabuhan Paotere (119 25 35,89 BT, 050
06 29,44 LS).
Titik 7 : Pemukiman
warga
sekitar
0
Pelabuhan Paotere (119 25 32,76 BT,
050 06 31,93 LS).
Titik 8 : Bagian luar Dermaga Barat
Pelabuhan Paotere (1190 25 32,75 BT, 050
06 17,50 LS).
Metode Storet
Metode storet merupakan salah satu
metode untuk menentukan status mutu air
yang
umum
digunakan.
Dengan
menggunakan metode Storet ini melampaui
baku mutu air. Secara prinsip metode
adalah membandingkan data kualitas air
dengan baku mutu air yang disesuaikan
dengan peruntukannya guna menentukan
status mutu air.
Tabel 1 Penentuan Sistem Nilai untuk
Menentukan Status Mutu Air
Juml ah
contoh
< 10
10
Nilai
Maksimu m
Minimu m
Rata-rata
Maksimu m
Minimu m
Rata-rata
Fisika
-1
-1
-3
-2
-2
-6
Parameter
Ki mi a Biologi
-2
-3
-2
-3
-6
-9
-4
-6
-4
-6
-12
-18
Skor
Keterangan
-1 s/d -10
Cemar ringan
Cemar sedang
-31
Cemar berat
hasil
( )
baru =
[
baru=
{
baru= {
5) Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij)
berdekatan dengan nilai acuan 1,0,
misal C1 /L1 j = 0,9 dan C 2 /L2 j = 1,1 atau
perbedaan yang sangat besar, misal
C3 /L3 j = 5,0 dan C 4 /L4 j = 10,0. Dalam
contoh ini tingkat kerusakan badan air
sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi
kesulitan ini adalah yaitu penggunaan
nilai (Ci/Lij) hasil pengukuran kalau nilai
lebih kecil dari 1,0 dan penggunaan
nilai (Ci/Lij)baru jika nilai (Ci/Lij)hasil
pengukuran lebih besar dari 1,0.
6) Tentukan nilai rata-rata dan maksimum
dari keseluruhan Ci/Lij ((Ci/Lij)R dan
(Ci/Lij)m)
7) Tentukan harga PIj
PIj =
PI
Tabel 4 Hasil Pengukuran Kualitas Air Laut pada Perairan Sekitar Pelabuhan Paotere
Sumber
: Pengolahan Data 2015
Keterangan :
= Nilai yang melampaui ambang batas maksimum
Tabel 5 Hasil Analisis Data Pengukuran Kualitas air Laut dengan Metode Storet
Sumber
: Analisis Data 2015
Keterangan : =
Nilai yang melampaui ambang batas maksimum/minimum
Nilai skor Indeks Storet
7
Metode Storet
0
ST ST ST ST ST
ST ST ST ST
ST
1 2 3 4 5
6 7 8 9
10
-10
nilai indeks
storet
Indeks Pencemaran
6
5.5
5
5.63
5.538
5.43
5.357
5.332
5.309
5.107
5.074
5.04
4.775
4.5
Nilai PIj
ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber
: Analisis Data 2015
Keterangan :
Nilai yang melampaui ambang batas maksimum/minimum
Nilai skor Indeks Pencemaran.
dari hasil analisis data dapat diuraikan
beberapa pembahasan yaitu, dari 10 sampel
air laut yang diambil pada 10 titik yang
tersebar di sekitar Pelabuhan Paotere
didapatkan hasil pengukuran kualitas air
yang bervariasi pada setiap parameter, pada
beberapa titik pengambilan menunjukkan
fluktuasi. Berdasarkan standar baku mutu
KepMen LH No 51 tahun 2004 peruntukkan
biota laut, parameter yang melebihi ambang
batas di antaranya total coliform pada titik
10, parameter timbal di 10 titik pengambilan
sampel, serta parameter DO pada titik 6,7,
dan 9. Tingginya konsentrasi timbal pada
sampel air laut disebabkan oleh aktivitas
kapal yang meliputi pembersihan kapal,
perbaikan kapal, pengisian bahan bakar, dan
lain- lain yang menyebabkan minyak tercecer
10
11
12