Anda di halaman 1dari 16

Sejarah Penemuan Minyak di Dunia

Rabu, 15 Januari 2014, 12: 13: 1 WIB, ( Hits : 1824 )


Jakarta, Penemuan minyak di dunia berawal pada 27 Agustus 1859, ketika Kolonel
Drake menemukan minyak setelah mengebor sedalam 23 meter di Pennsylvania.
Perusahaan minyak pertama yang dibangun pada 10 Januari 1870 adalah Standard
Oil milik John D. Rockefeller yang menguasai 80% distribusi produk minyak utama,
terutama minyak tanah.

Akibat UU anti trust (monopoli) yaitu Sherman Act pada tahun 1890, dibentuk
Standard Oil of New Jersey sebagai holding company membawahi semua
perusahaan-perusahaan minyak yang ada. Pada tahun 1909, pengadilan Federal
menginstruksikan untuk memecah Standard Oil. Pada tahun 1911, Standard Oil
dibagi menjadi 34 perusahaan yang terpisah.

Hingga tahun 1950, Amerika Serikat memproduksikan sekitar 50% produksi minyak
dunia. Standard Oil of New Jersey (Exxon), Standard Oil of New York (Mobil),
Standard Oil of California (Chevron), Texaco, Gulf, Royal Dutch Shell (Belanda dan
Inggris) dan BP (Inggris) kemudian menjadi majors yang dikenal sebagai The
Seven Sisters.

Penemuan di Rusia terjadi tahun 1872 di Baku. Pada tahun 1909, produksinya
mencapai 10 juta ton. Investor yang pertama diantaranya adalah Robert dan Ludwig
Nobel, saudara Alfred Nobel yang namanya diabadikan menjadi penghargaan Nobel.
Mereka meluncurkan tanker minyak melalui Llaut Kaspia, Zoroastra pada tahun
1878. Alphonse de Rothschild kemudian membangun pipa dari Batu ke Batum di
Laut Hitam dan membangun perusahaan BNITO yang kemudian menjadi salah satu
perusahaan yang terbesar di Rusia. Keluarga Nobel menguasai pasar domestik,
sedangkan Rothschild menguasai pasar luar negeri. Kaum Bolsevik mengambil alih
kekuasaan pada tahun 1917.

Royal Dutch didirikan pada 1890 oleh Aeilko Gans Zijker, bekas kepala perusahaan
tembakau Sumatra Timur setelah menemukan jejak minyak yang kaya parafin dan
menemukan minyak pada tahun 1885 dan Sumur Telaga Tunggal I di Sumatera.
Pada tahun 1907, Royal Dutch, Belanda (60% saham) bergabung dengan Shell,
Inggris (40% saham). Hal ini menyebabkan Royal Dutch menjadi pesaing Standard
Oil.

Minyak di Timur tengah, pertama kali ditemukan di Persia (Iran) tahun 1908 oleh
William dArcy. Pada tahun 1909, The Anglo Persian Company didirikan dan tahun
1951 berubah menjadi British Petroleum dengan 51% saham dimiliki pemerintah
Inggris.

Di Meksiko, minyak pertama kali ditemukan tahun 1901 dan tahun 1906 terjadi
penemuan besar di lapangan Dos Bocas. Royal Dutch, Shell, Standard Oil of New
Jersey dan Gulf mengembangkan lapangan-lapangan minyak di Meksiko sehingga
negara tersebut menjadi produsen minyak nomor dua di dunia. Pada tahun 1938,
industri minyak dinasionalisasi dan Permex (Petroleos Mexicanos) dibentuk. Tetapi
produksi terus turun dan baru kembali meningkat tahun 1970-an yang membuat
Meksiko menjadi salah satu negara pengekspor minyak utama di dunia.

Minyak pertama kali ditemukan di Venezuela tahun 1914 di Mene Grande. Tahun
1920, Venezuela menjadi produsen minyak kedua di Amerika Latin dan kemudian
menjadi nomor dua di dunia sampai 1961. Pada awalnya, produsen utamanya
adalah Royal Dutch, Shell, Gulf dan Pan America. Kemudian Pan America dibeli oleh
Standard Oil of Indiana lalu oleh Standard Oil of New Jersey.

The Turkish Petroleum Company (TPC) didirikan sekitar 1910 dengan tiga pemegang
saham yaitu Anlo Persian Company, Royal Dutch Shell dan Deutsche Bank. Akibat
Perang Dunia I (1914-1918), saham Deutsche Bank dibekukan oleh pemerintah
Inggris dan saham tersebut diberikan kepada pemerintah Perancis yang segera
mendirikan Compagnie Francaise des Petroles (CFP) yang kemudian menjadi Total.
Karena Amerika Serikat membentuk New East Development Corporation (NEDC)
dengan saham Standard Oil of New York dan 50% saham Standard Oil of New
Jersey, maka kemudian pemegang saham TPC adalah CFP, Anglo-Persian, Shell dan
NEDC. Pada tahun 1927, ditemukan minyak di Bala Gurgur dan 1928 ditemukan
lapangan Kirkuk serta pada tahun tersebut TPC menjadi Iraq Petroleum Company
(JPC) akibat berdirinya negara Irak.

Tahun 1920, ahli geologi Frank Holmes mempublikasikan adanya minyak di daerah
Bahrain dan mendapat konsesi di Emirate, Kuwait dan Saudi Arabia yang dijualnya
kepada Gulf pada tahun 1927. Gulf menjual konsesinya di Bahrain ke Standard Oil of
California (Socal) yang kemudian menemukan lapangan minyak pada 1932. Gulf
dan Anglo Persian memperoleh konsesi di Kuwait dan menemukan lapangan Burgan
pada 1938. Pada tahun 1933, Sultan Ibu Saud memberikan Socal konsesi 60 tahun
dan Lapangan Ghawar yang terbesar di dunia, ditemukan tahun 1948. Socal dan
Texaco membentuk California Arabian Standard Oil Company (Casoc) yang
beroperasi di Bahrain dan Saudi Arabia dan Caltex (California Texas Oil Company)

yang mengelola jaringan distribusi di Eropa dan Timur. Kemudian Socal, Texaco,
Esso dan Mobil membentuk Aramco setelah Perang Dunia ke II.

Sesudah Perang Dunia II, konsumsi minyak meningkat karena makin banyak orang
mengendarai mobil. Penemuan minyak besar-besaran tidak hanya terjadi di Timur
Tengah, tetapi juga di Afrika (Aljazair, Libya dan Nigeria) serta Venezuela. Pada
tahun 1949, The National Iranian Oil Company (NIOC) dibentuk dengan saham
Anglo-Iranian (40%) dan Socony, Mobil, Socal, Gulf dan Texaco (masing-masing 7%),
Shell (17%), CFP (6%), kelompok perusahana Amerika Independen (5%) yang
meningkatkan produksi minyak sampai revolusi Iran tahun 1973. (TW/Disadur dari
Buku Migas dan Energi di Indonesia yang ditulis oleh Widjajono Partowidagdo,
Mantan Wakil Menteri ESDM)
http://migas.esdm.go.id/berita-kemigasan/detail/3489/Sejarah-Penemuan-Minyak-diDunia
EXPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI I.1 PENGERTIAN
Explorasi merupakan kegiatan penting dalam industri energi pada umumnya dan
khususnya industri minyak dan gasbumi. Jelaslah, bahwa demi kelangsungan
peradaban kita, diperlukan produksi minyak dan gasbumi secara terus menerus.
Dengan demikian cadangan makin menciut, dan hanya dengan explorasi sajalah
cadangan akan bertambah atau setidak-tidaknya dipertahankan. Suatu pengertian
yang salah dewasa ini adalah bahwa explorasi merupakan suatu aktivitas satu kali.
Banyak ahli ekonomi ataupun khalayak ramai mengira, bahwa jika suatu daerah
telah diselidiki atau diexplorasi dapatlah diketahui apakah daerah itu mengandung
cadangan minyak atau tidak. Mereka kemudian mengharapkan bahwa dengan
dilakukannya explorasi untuk daerah tersebut, misalnya seluruh daerah Indonesia,
dapatlah diadakan inventarisasi mengenai jumlah cadangan minyak kita dan
sampai kapan habisnya minyak bumi ini. Dari penjelasan dalam bab-bab
sebelumnya ternyata, bahwa jangankan mengenai seluk beluk cara terdapatnya
minyak di dalam suatu daerah apalagi untuk seluruh Indonesia sedangkan cara
terbentuk dan cara terdapatnya minyakbumi didalam kerakbumipun belum kita
mengerti sedalam-dalamnya, ataupun meramalkannya. Beberapa konsepsi dari
permulaan teori antiklin, perangkap stratigrafi dan konsepsi mengenai
hidrodinamika, menunjukkan bahwa pemikiran kita terus menerus berkembang dan
menghasilkan konsepsi baru tentang tempat terdapatnya dan keadaan geologi
minyakbumi. Sebagai suatu contoh ialah misalnya, pencarian minyak dan gasbumi
di Amerika Serikat sudah berlangsung puluhan tahun, dan dilakukan oleh puluhan
ribu ahli geologi, dengan modal yang sangat besar serta menggunakan berbagai
metoda yang paling modern, tetapi ternyata sampai kini masih tetap dapat
ditemukan cadangan baru didalam daerah yang sudah lama diexplorasi, walaupun
makin lama cadangan memang makin kecil dan makin sulit untuk ditemukan.
Adalah paradoxal sekali, bahwa sampai kini cadangan minyakbumi bukannya
menciut, tetapi tambah meningkat, berkat usaha explorasi (Gambar 8-1), walaupun
tidak merata dari tahun ke tahun (Gambar 8-2). Telah banyak contoh untuk
Indonesia diberikan, seperti misalnya, suatu daerah di Sumatra Tengah yang telah
diexplorasi oleh perusahaan asing yang cukup besar dan telah mengadakan hamper
20 pemboran dan menyatakan daerah itu tidak menghasilkan minyak. Tetapi

kemudian daerah tersebut diambil oleh perusahaan lain dan ternyata dapat
menghasilkan beberapa lapangan minyak dan cadangan baru dalam daerah yang
sama. Suatu contoh lain adalah Irian Barat, yang juga telah dibahas dalam bab-bab
sebelumnya.

Proses Pembentukan Minyak Bumi


Minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakannya tumbuhan laut (terutama
ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang
berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses
terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan gas yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan
terperangkap pada struktur tertentu. Lokasi awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah
menjadi bebatuan.
Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan yang cocok. Tempat ini
biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos (berlubang-lubang kecil) atau juga batu kapur dan patahan
yang terbentuk dari aktifitas gunung berapi bisa berpeluang menyimpan minyak. Yang paling penting
adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak ini, paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan bebatuan
kedap. Minyak dan gas ini biasanya berada dalam tekanan dan akan keluar ke permukaan bumi, apakah
dikarenakan pergerakan alami sebagian lapisan permukaan bumi atau dengan penetrasi pengeboran. Bila
tekanan cukup tinggi, maka minyak dan gas akan keluar ke permukaan dengan sendirinya, tetapi jika
tekanan tak cukup maka diperlukan pompa untuk mengeluarkannya.
Eksplorasi sumber minyak dimulai dengan pencarian karakteristik pada permukaan bumi yang
menggambarkan lokasi deposit. Pemetaan kondisi permukaan bumi diawali dengan pemetaan umum
(reconnaissance), dan apabila ada indikasi tersimpannya mineral, dimulailah pemetaan detil. Kedua
pemetaan ini membutuhkan kerja validasi lapangan, akan tetapi kerja pemetaan ini sering lebih mudah
jika dibantu foto udara atau citra satelit. Setelah proses pemetaan, kerja eksplorasi lebih intensif pada
metoda-metoda geo-fisika, terutama seismik, yang dapat memetakan konstruksi bawah permukaan bumi
secara 3-dimensi untuk menemukan lokasi deposit secara tepat. Kemudian dilakukan uji
pengeboran. Sumbangan teknik remote sensing terutama diberikan pada proses pemetaan, yaitu pemetaan
lineaments, jenis bebatuan di permukaan bumi dan jenis tetumbuhan.
Eksplorasi minyak dan gas bumi selalu bergantung pada peta permukaan bumi dan peta jenis-jenis
bebatuan serta struktur-struktur yang memberi petunjuk akan kondisi di bawah permukaan bumi dengan
yang cocok untuk terjadinya akumulasi minyak dan gas. Remote sensing berpotensi dalam penentuan
lokasi deposit mineral ini melalui pemetaan lineaments. Lineaments adalah penampakan garis dalam
skala regional sebagai akibat sifat geo-morfologis seperti alur air, lereng, garis pegunungan, dan sifat
menonjol lain yang menampak dalam bentuk zona-zona patahan. Dengan menggunakan citra satelit
gambaran keruangan alur air misalnya dapat dilihat dalam skala luas, sehingga kemungkinan mencari
relasi keruangan untuk lokasi deposit mineral lebih besar.

Pemetaan lineament walaupun dapat dilakukan secara monoskopik (menggunakan satu citra), tetapi akan
lebih produktif jika digabungkan dengan pemetaan lithologic atau pemetaan unit-unit bebatuan yang
dilakukan secara stereoskopik (yang dapat mendeteksi ketinggian, karena dilakukan pada dua buah citra
stereo). Kalangan ahli geologi meyakini bahwa refleksi gelombang elektromagnetik pada kisaran 1,6
sampai 2,2 mikrometer (=10-6 meter) atau pada spektrum pertengahan infra-merah (1,3 3,0
mikrometer) sangat cocok untuk eksplorasi mineral dan pemetaan lithologic. Keberhasilan pemetaan ini
bergantung pada bentuk topografi dan karakteristik spektral sebagaimana diamati citra satelit. Untuk
kawasan yang dipenuhi tumbuhan, mesti dilakukan pendekatan geo-botanic, yaitu pengetahuan tentang
hubungan antara jenis tetumbuhan dengan kebutuhan nutrisi serta air pada tanah tempat tumbuhan ini
tumbuh. Dengan demikian distribusi tetumbuhan pun dapat menjadi indikator dalam mendeteksi
komposisi tanah dan material bebatuan di bawahnya.
http://www.pustakasekolah.com/proses-terjadinya-minyak-bumi.html

Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak
dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber
energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai
sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat
pencemar yang berbahaya.Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya
kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan
bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya
terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian
dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan
bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa
kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan
HC sebesar 88,90% (Bapedal, 1992).

Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air
dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan
lingkungan:
Dampak Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga
melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2)
yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi
NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan
transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai
zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal
dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang
menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat
(HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air
hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH hujan normal), yang
dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi
asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya.
Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara
yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan
batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon


dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat,
sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar
matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang
tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas
rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida
terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida.
Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan
mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton
Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak
layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak
(ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran
tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara.
Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit
Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara
terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka
lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/dampak-penggunaan-minyak-bumi/

EKSPLORASI MINYAK BUMI DAN GAS DAN DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN


BAB I
Pendahuluan
Eksploitasi dan eksplorasi sumberdaya alam banyak diwarnai oleh paradikma
yang menilai sumberdaya alam sebagi pedapatan ketimbang modal. Paradikma
tersebut telah berkembang jauh sebelum terjadinya revolusi industeri sebagai
infestasi dari hasrat manusia untuk menguasai alam yang harusnya saling
membutuhkan untuk menuju keseimbangan kualitas hidup yang lebih baik implikasi
pandangan dunia yang demikiian secara sadar atau tidak telah membentuk

produksi seluruh aktivitas ekonomi termasuk eksploitasi dan eksplorasi sumberdaya


alam pertambangan. Sejauh yang diketahu eksplorasi sumberdaya alam masih
tetap penjabaran dari paradigm tersebut di atas. Eksploitasi sumberdaya alam
yang hanaya diarahkan untuk mendukuung pertumbuuhan ekonomi tanpa
memperhatikan secara keseimbangannya.
BAB II
1. EKSPLORASI
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi
selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat.
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan
tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya
tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga
untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara
pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga
dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi,
kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
2. EKSPLOITASI
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan
bahan galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan
sifat bahan galiannya yaitu, galian padat dan bahan galian cair serta gas.
3. EKSPLOITASI DAN EKSPLORASI MINYAK BUMI DAN GAS
Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang
melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak.
Sejarah Minyak Bumi
Siapa nan tak tahu minyak bumi. Minyak bumi ialah salah satu kebutuhan pokok manusia sekarang ini.
Manusia tak akan pernah lepas dari kebutuhannya dari minyak bumi.
Lebih dari 4000 tahun nan lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan pada
konstruksi dinding dan menara Babel. Ada kolam minyak dekat Ardericca (dekat Babel) dan sumber
minyak di Zacynthus. Sumber minyak dalam jumlah besar ditemukan di tepi sungai Issus, salah satu anak
sungai Efrat.
Pada tahun 1850-an, proses buat mendistilasi minyak tanah dari minyak bumi diciptakan oleh Ignacy
ukasiewicz, memberikan alternatif nan lebih murah. Permintaan minyak bumi sebagai bahan bakar buat
penerangan bertumbuh pesat di Amerika Utara dan kemudian di seluruh dunia.
Sumur pengeboran minyak komersial pertama di global berada di Polandia pada 1853. Eksplorasi minyak
dikembangkan di berbagai belahan global dengan Kekaisaran Rusia, terutama perusahaan Branobel di
Azerbaijan, memimpin laju produksi minyak pada akhir abad ke-19. Eksplorasi minyak di Amerika Utara
pada awal abad ke-20 kemudian membuat Amerika Perkumpulan menjadi produsen primer pada
pertengahan 1900-an.
Minyak bumi ialah campuran komplek hidrokarbon plus senyawa organik, yaitu dari sulfur, oksigen,
nitrogen, dan senyawa lainnya nan mengandung konstituen logam, terutama nikel, besi, dan tembaga.

Bahan minyak bumi ialah komposisi nan bervariasi, bukan bahan nan uniform, tergantung pada lokasi
bahannya, umur dari lapangan minyaknya, dan juga tergantung pada kedalaman sumur buat mengambil
minyak tersebut.
Kandungan di dalam bahan minyak bumi parafinik nan ringan ialah kandungan hidrokarbon nan isinya
tak kurang dari 97%. Sedangkan dalam kandungan minyak bumi jenis asphaltik berat, kandungan
hidrokarbonnya paling rendah sekitar 50%.
Di dalam minyak bumi terdapat perbandingan unsur-unsur nan sangat bervariasi. Berikut ini unsur-unsur
nan terdapat pada minyak bumi berdasarkan hasil analisa ialah sebagai berikut.
1. Kandungan karbon sekitar 83-87%

2. Kandungan hidrogen sekitar 10-14%

3. Kandungan nitrogen sekitar 0,1-2%

4. Kandungan oksigen sekitar 0,05-1,5%

5. Kandungan sulfur sekitar 0,5-6%


Di dalam minyak bumi, kandungan hidrokarbon memiliki komponen-komponen nan bisa diklasifikasikan
menjadi tiga golongan. Berikut ini komponen hidrokarbon dalam minyak bumi, yaitu sebagai berikut.
1. Komponen hidrokarbon golongan Parafinik

2. Komponen hidrokarbon golongan Naphthenik

3. Komponen hidrokarbon golongan Aromatik


Di dalam golongan olefinik, pada umumnya tak bisa ditemukan dalam crude oil. Begitu juga di dalam
hidrokarbon asetilenik, sporadis ditemukan bahan minyak bumi.
Kandungan nan ada di dalam crude oil ialah sejumlah senyawa non-hidrokarbon, terutama senyawa
sulfur, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, senyawa organo metalik nan berjumlah kecil sebagai larutan,
dan garam anorganik sebagai suspensi koloidal.

Salah satu hasil dari minyak bumi ialah bensin. Bensin merupakan salah satu bahan pokok manusia saat
ini. Bensin ialah salah satu bahan bakar nan digunakan oleh alat transportasi sampai saat ini.
Di dalam bensin terdapat kandungan jenis hidrokarbon lebih dari 500 jenis nan memiliki rantai C5-C10.
Kadar nan terkandung di dalam bensin bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas nan
diinginkan.
Bensin sebagai salah satu bahan bakar kendaraan bermotor. Hal tersebut dikarenakan bensin merupakan
bahan nan hanya terbakar dalam fase uap. Oleh sebab itu, bensin harus diuapkan dalam karburator
sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan.

Komposisi dan Klasifikasi Minyak Bumi


Dilihat dari susunan kimianya, minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa nan
terbentuk dari ikatan hidrogen dan karbon. Ikatan tersebut membentuk suatu rantai karbon. Ikatan rantai
karbon tersebut ada nan panjang dan ada nan pendek, tergantung banyaknya atom C (karbon) dan H
(hidrogen), jumlah, bentuk.
http://www.binasyifa.com/009/89/26/komposisi-dan-klasifikasi-minyak-bumi.htm

A.
KOMPOSISI MINYAK BUMI
1.
Komposisi Hidrokarbon pada Minyak Bumi
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa dalam minyak bumi terdiri atas
bermacam-macam senyawa hidrokarbon. Senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut sebagai berikut. 1.1.
Alkana Golongan alkanana yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah n-alkana dan isoalkana. nalkana adalah alkana jenuh berantai lurus dan tidak bercabang, contoh n-oktana. CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH
3

Isoalkana adalah alkana jenuh yang rantai induknya mempunyai atom C tersier dan bercabang, contoh
isooktana. CH
3
CH
3
-C-CH
2
-CH-CH
3
CH
3
CH
3
Alkana disebut juga parafin. Parafin adalah senyawa hidrokarbon tersatuasi yang mengandung rantai
lurus atau bercabang yang molekulnya hanya terdiri atas atom karbon (C) dan hidrogen (H). 1.2.
Sikloalkana Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon berantai tunggal dan berbentuk cincin. Golongan
sikloalkana yang terdapat dalam minyak bumi adalah siklopentana seperti metil siklopentana dan
sikloheksana seperti etil sikloheksana. Sikloalkana juga dikenal dengan nama naptena. Naptena adalah
senyawa hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya.
Naptena memiliki rumus umum C
n
H
2n
dan mempunyai ciri-ciri mirip alkana tetapi mempunyai titik didih yang lebih tinggi.

1.3. Hidrokarbon Aromatik Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon yang tidak tersaturasi, memiliki
satu atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin benzena. Pada struktur ini, atom hidrogen berikatan
dengan atom karbon dengan rumus umum C
n
H
n
. Jika hidrokarbon aromatik dibakar, akan menimbulkan asap hitam pekat dan beberapa bersifat
karsinogen (menyebabkan kanker). Senyawa hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi
adalah senyawa benzena, contoh etil benzena.
2.
Kandungan Unsur Kimia dalam Minyak Bumi
Secara umum, komponen minyak bumi terdiri atas lima unsur kimia, yaitu 83-87% karbon, 10-14%
hidrogen, 0,05-6% belerang, 0,05-1,5% oksigen, 0,1-2% nitrogen, dan < 0,1% unsur-unsur logam.
3.

Komposisi Molekul Hidrokarbon dalam Minyak Bumi


Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, naptena, aspaltena, dan aromatik.
Komposisi molekul hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berdasarkan beratnya adalah
sebagai berikut:
No.
Hidrokarbon
Rata-Rata
Rentang
1. Naptena 49% 30-60% 2. Parafin 30% 15-60% 3. Aromatik 15% 3-30% 4. Aspaltena 6% sisa-sisa
Berdasarkan komponen terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi dibedakan menjadi tiga golongan,
yaitu parafin, naftalena, dan campuran parafin-naftalena.

B.
FRAKSI MINYAK BUMI
Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositasnya
(kekentalan), dan juga sifat kimianya. Hasil dari distilasi minyak bumi menghasilkan beberapa fraksi
minyak bumi seperti berikut.
1.

Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan dalam
suhu diatas 500
o
C. Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan bahan
bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi yang menguap akan naik ke atas dan
kembali diolah menjadi fraksi minyak bumi lainnya.
2.
Oli
Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan mengurangi gesekan. Oli dihasilkan
dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500
o
C. Itu dikarenakan oli tidak dapat menguap di antara suhu tersebut.
3.
Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara 250-340
o
C. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas
untuk diolah kembali.
4.
Kerosin dan Avtur
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah bahan bakar pesawat terbang
bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 170-250
o
C. Kerosin dan avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan
terbawa ke atas untuk diolah kembali.
5.
Nafta
Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu
antara 70-170
o
C. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas
untuk diolah kembali.
6.
Petroleum Eter dan Bensin
Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada umumnya adalah bahan bakar
kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara
35-75
o
C. Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya
akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
http://www.academia.edu/8457713/KOMPOSISI_MINYAK_BUMI

Anda mungkin juga menyukai