Anda di halaman 1dari 10

Evaluasi Program Imunisasi Tetanus Toxoid pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang Periode Juli 2015 sampai Juni


2016
Noviajun Dwiputri
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: nnoviajun92@gmail.com
Abstrak
Data World Health organization (WHO) tahun 2011 menyebutkan, sekitar 1
juta kasus tetanus dilaporkan dari seluruh dunia pada tahun 2010, dan
lebih dari 50% kematian akibat penyakit ini terjadi pada neonatus. Pada
tahun 2008 terjadi kasus Tetanus Neonatorum dengan kematian sejumlah
91 kasus atau Case Fatality Rate (CFR) 55%. Dari kasus Tetanus
Neonatorum tersebut sebagian besar adalah bayi yang persalinannya
ditolong oleh dukun bersalin (Depkes RI, 2008). Berdasarkan data dari
Subdit Surveilens, Ditjen P2&PL, Departemen Kesehatan pada tahun 20072011 menunjukkan dari 114 kasus tetanus neonatorum pada tahun 2011,
sebesar 67 kasus (58%) terjadi pada ibu hamil yang tidak divaksinasi. Di
puskesmas Pedes, target pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebesar
90%, tetapi pencapaian program ini hanya 0.312%. Berdasarkan masalah
tersebut, maka dilakukan evaluasi program cakupan pemberian imunisasi
tetanus toxoid pada ibu hamil di puskesmas Pedes, kabupaten Karawang
periode Juli 2015 sampai dengan Juni 2016 dengan membandingkan
cakupan dengan tolok ukur menggunakan pendekatan sistem. Dari
evaluasi ditemukan masalah yaitu cakupan pemberian imunisasi tetanus
toxoid sebesar 99.5% dan cakupan penyuluhan kelompok sebesar 100%.
Penyebab masalah ini antara lain belum pernah dilakukan penyuluhan
kelompok mengenai imunisasi TT, tidak tersedianya leaflet atau poster
untuk sosialisasi, jadwal imunisasi di puskesmas yang tidak tetap serta
skrining TT ibu hamil tidak menggunakan panduan pertanyaan penapisan.
Dengan demikian, diharapkan puskesmas agar dapat mengoptimalkan
tenaga kesehatannya serta kader untuk memberikan bimbingan,
membuat media sosialisasi, dan mengoptimalkan penyuluhan kelompok
Kata kunci : tetanus toxoid, ibu hamil
Pendahuluan
Keadaan maternal dan neonatal

penyakit

tetanus

(Hidayat,

2008).

di Indonesia pada saat ini masih

Tetanus adalah gangguan neurologis

cukup

yang ditandai dengan meningkatnya

memprihatinkan.

Angka

kematian ibu dan bayi masih cukup

tonus

tinggi. Penyebab kematian pada ibu

disebabkan oleh

dan

(Sudoyo, 2009). Tetanus lebih sering

bayi

salah

satunya

adalah

otot

dan

spasme,

yang

Clostridium Tetani

terjadi pada bayi baru lahir atau

tahun 2007 adalah 34 kematian per

Tetanus

Faktor

1000 kelahiran hidup dan kematian

risiko yang menyebabkan tetanus

yang tertinggi terjadi pada periode

neonatorum adalah persalinan yang

neonatal. Angka kematian neonatal

tidak

di Indonesia adalah 19 per 1000

Neonatorum

memenuhi

(TN).

bersih

yaitu

perawatan tali pusat tidak memenuhi

kelahiran

persyaratan

neonatorum merupakan salah satu

kesehatan

dan

hidup,

dan

tetanus

pemberian imunisasi Tetanus Toxoid

penyebab

pada ibu hamil tidak dilakukan atau

tetanus merupakan penyakit yang

tidak

sesuai

masih menjadi masalah kesehatan di

dengan ketentuan program (Saiffudin

Indonesia.1,8
Pada tahun 2008 terjadi kasus

lengkap

atau

tidak

dkk, 2006) (Ditjen PP & PL, 2011).


Penderita akan mengalami kejangkejang baik pada tubuh maupun otot
mulut

sehingga

dibuka,

mulut

kesulitan

tidak

menelan,

bisa
susah

bernapas, dan kekakuan pada leher


serta tubuh (Andhini, 2010).7,8
Data World Health organization
(WHO)
sekitar

tahun
1

2011 menyebutkan,
juta

kasus

tetanus

dilaporkan dari seluruh dunia pada


tahun 2010, dan lebih dari 50%
kematian akibat penyakit ini terjadi
pada neonatus.7
WHO memperkirakan pada tahun

utamanya,

Tetanus

sehingga

Neonatorum

dengan

kematian sejumlah 91 kasus atau


Case Fatality Rate (CFR) 55%. Dari
kasus Tetanus Neonatorum tersebut
sebagian besar adalah bayi yang
persalinannya ditolong oleh dukun
bersalin (Depkes RI, 2008).8
Upaya yang dapat dilakukan
untuk menurunkan angka kematian
ibu

dan

bayi

peningkatan

adalah

cakupan

dengan
imunisasi

Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil


yang

berfungsi

kekebalan

aktif

untuk

pemberian

terhadap

tetanus.

2013 (angka estimasi tahun terakhir

Tujuan khusus dari program imunisasi

yang ada), 49.000 bayi baru lahir

adalah tercapainya eliminasi tetanus

meninggal akibat TN. Berdasarkan

maternal dan neonatal (insiden < 1

data WHO bulan Agustus tahun 2015,

per 1.000

masih

terdapat

tahun)

masih

belum

21

negara

(Ditjen

PP&PL,

2011).

tetanus

Rendahnya hasil cakupan imunisasi

neonatorum dan tetanus maternal,

TT lengkap pada ibu hamil berarti

salah

Indonesia.

akan

(AKB)

program imunisasi dalam melindungi

Angka

satunya
kematian

eliminasi

yang

kelahiran hidup dalam 1

adalah
bayi

di

mengurangi

keberhasilan

Indonesia menurut Survei Demograf

ibu hamil

dan

tetanus. (Depkes RI, 2005).7

Kesehatan

Indonesia

(SDKI)

dan bayi dari penyakit

Berdasarkan

data

Subdit

ditetapkan

P2&PL,

Kabupaten Karawang sebesar 90% untuk

Departemen Kesehatan pada tahun

imunisasi TT pada ibu hamil, sehingga

2007-2011

diperlukan evaluasi mengetahui masalah

Surveilens,

kasus

dari

Ditjen
menunjukkan

tetanus

jumlah

neonatorum

paling

besar terjadi pada ibu hamil yang


tidak divaksinasi. Dari 114 kasus
tetanus

neonatorum

pada

tahun

2011, sebesar 67 kasus (58%) terjadi


pada

ibu

hamil

yang

tidak

oleh

Dinas

Kesehatan

yang terdapat di dalam unsur sistem pada


program imunisasi TT pada ibu hamil di
wilayah

kerja

kabupaten

puskesmas

Karawang

Pedes,

periode

Juli

2015 sampai Juni 2016.

divaksinasi.1
Oleh karena basil tetani yang

Materi

dalam bentuk spora dapat bertahan

program ini terdiri dari laporan hasil

bertahun-tahun di tanah dan saluran

kegiatan bulanan puskesmas mengenai

cerna, maka penyakit ini tidak dapat

program imunisasi TT pada ibu hamil di

dibasmi

wilayah

melainkan

hanya

dapat

Materi

yang

kerja

dievaluasi

puskesmas

dalam

Pedes,

sehingga

kabupaten Karawang periode Juli 2015

kematian ibu dan bayi akibat tetanus

sampai Juni 2016, yang berisi kegiatan

dapat

sebagai berikut:
1. Penentuan besar sasaran ibu hamil

ditekan

(eliminasi)
pula

ditekan.

Secara

operasional, status eliminasi tetanus


neonatorum ini dapat diukur dengan
unit terkecilnya pada kabupaten/kota
dengan indikator penilaian cakupan
imunisasi

TT2+

Sehingga,

setiap

telah
harus

mencapai

pada

ibu

hamil.

kabupaten

yang

eliminasi

tetanus

mempertahankan

status

tersebut dan berusaha melakukan


percepatan
bagi

tercapainya

seluruh

wanita

status
usia

T5

subur

termasuk ibu hamil didalamnya.3

Di wilayah kerja UPTD Puskesmas


Pedes, cakupan imunisasi TT pada ibu
hamil oleh petugas kesehatan UPTD

yang belum mencapai status T5


2. Perhitungan
kebutuhan
logistik
imunisasi TT
3. Pendistribusian

dan

pengelolaan

vaksin TT
4. Pengelolaan vaksin TT di lapangan.
5. Penapisan sederhana status TT ibu
hamil.
6. Pelayanan

imunisasi

TT

pada

ibu

hamil.
7. Penyuluhan/kampanye imunisasi TT .
8. Pemantauan imunisasi TT
9. Pencatatan dan pelaporan program
imunisasi TT pada ibu hamil.
Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan
dengan pengumpulan data, pengolahan
data, dan analisis data sehingga dapat
digunakan

untuk

menjawab

Puskesmas Pedes sebesar 0.312%. Hasil

permasalahan

tersebut belum sesuai dengan target yang

imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil


di

wilayah

pelaksanaan

kerja

puskesmas

program

Pedes,

kabupaten Karawang periode Juli 2015

dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas

sampai

Cibuaya,

Juni

2016

dengan

cara

Sebelah

Timur

berbatasan

membandingkan cakupan hasil program

dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas

terhadap

Kertamukti. Jumlah penduduk di UPTD

tolak

ukur

yang

telah

ditetapkan dan menemukan penyebab

Puskesmas

masalah

tahun 2015 yaitu sebesar 60.240 jiwa

dengan

menggunakan

pendekatan sistem.
Sumber Data
Sumber data dalam

Pedes

berdasarkan

pada

yang terdiri dari 31.051 jiwa laki-laki dan


evaluasi

ini

29.189

jiwa

Berdasarkan

perempuan.

diambil dari data yang berasal dari data

piramida,

sekunder :
Data geografs dari Puskesmas

kelompok umur terbanyak di Puskesmas

Pedes,

Kabupaten

Karawang

tahun 2015.
Data demografs dari Puskesmas
Pedes Kabupaten Karawang tahun

2015.
Data laporan bulanan program

Pedes

proporsi

Kecamatan

penduduk
Pedes

menurut

tahun

2015

terdapat pada golongan umur 2644 tahun


yaitu (50%) untuk jenis kelamin laki-laki
dan 10.837 (49%) untuk jenis kelamin
perempuan sedangkan proporsi penduduk

imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu

terkecil terdapat pada kelompok umur 0

hamil

11 bulan yaitu 294 (1%) untuk laki-laki

Puskesmas

Pedes,

Kabupaten Karawang periode Juli


tahun 2015 sampai dengan Juni
tahun 2016.
Data
cakupan
perorangan

dan

penyuluhan

kelompok

mengenai

dan 310 (1%) untuk perempuan.


1. Data Masukan
a. Tenaga
Kepala Puskesmas: 1 orang
Koordinator Program Imunisasi:
orang
Petugas Pengelola Vaksin

imunisasi pada ibu hamil Puskesmas


Pedes, Kabupaten Karawang periode Juli

1
1

2016.
Data Umum

b.

orang
Pelaksana Imunisasi
: 17 orang
Dana untuk pelaksanaan program

Lokasi gedung Puskesmas Pedes terletak

c.

diperoleh dari APBD.


Sarana terdiri dari sarana medis

tahun 2015 sampai dengan Juni tahun

di

jalan

Raya

Payungsari,

Sungai

Buntu,

Kecamatan

desa
Pedes,

(Peralatan
Syringe

suntik

Auto

Disable

0,5ml, Alkohol 70 %, Cold

Kabupaten Karawang. Luas wilayah kerja

Chain

5.115 m2, terdiri dari 8 desa, 68 RW dan

Vaccine carrier, termos + 4 buah

126 RT dengan jumlah penduduk 60.240

cold pack), vaksin Tetanus Toxoid

jiwa. Batas wilayah kerja Puskesmas

dan sarana nonm medis (Leaflet,

Pedes: Sebelah Utara berbatasan dengan

Poster, gedung Puskesmas, ruang

wilayah kerja UPTD Puskesmas Sungai

pendaftaran ruang tunggu, ruang

Buntu,

berbatasan

periksa, kamar obat, posyandu, buku

dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas

KIA, buku pencatatan hasil imunisasi,

Kutamukti,

buku pencatatan stok vaksin, kartu

Sebelah

Selatan

Sebelah

Barat

berbatasan

(Lemari

es,

mini

freezer,

d.

pencatatan suhu lemari es, kartu

biasanya diambil sendiri oleh bidan

pencatatan suhu freezer, kapas dan

desa setiap bulan. Vaksin disimpan

tempatnya, safety box, kartu TT

pada suhu antara 20C-80C. Bagian

seumur hidup.
Metode

bawah lemari es diletakkan kotak

Penentuan

dingin

(cool

pack)

sebagai

penahan dingin dan kestabilan suhu.

mencapai

Vaksin TT diletakkan lebih jauh dari

status T5
Penghitungan kebutuhan logistik

evaporator. Beri jarak antara kotak

imunisasi TT.
Pendistribusian dan pengelolaan

tangan agar terjadi sirkulasi udara

vaksin TT
Penapisan sederhana status TT

thermometer

yang

sasaran

cair

ibu

hamil

besar

belum

ibu hamil.
Pelayanan imunisasi TT pada ibu
hamil.
Penyuluhan/kampanye imunisasi
TT .
Pemantauan imunisasi TT
Pencatatan
dan
pelaporan
program imunisasi TT pada ibu

vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari


yang

baik.

Letakkan
Muller

buah

di

bagian

tengah lemari es. Pencatatan suhu


sehari 2x yaitu pada pagi hari dan
menjelang pulang siang/sore.

Pengelolaan vaksin TT di lapangan.


Vaksin TT disimpan pada suhu 20C80C. Pada saat pengiriman maupun
di

tempat

disimpan

pelayanan,
dalam

vaksin

vaccine

carrier

hamil.
2. Metode

dengan 4 kotak dingin cair. Jangan

A.

Ingat! Pembekuan merusak vaksin

gunakan es batu/kotak dingin beku.

Perencanaan
Penentuan besar sasaran ibu hamil
untuk

imunisasi

hamil

adalah

TT.

jumlah

Sasaran

ibu

semua

ibu

hamil di wilayah dalam kurun waktu


1 tahun. Ibu hamil menjadi sasaran
imunisasi TT untuk melindungi ibu

dan bayi dari tetanus.


Pendistribusian
dan

pengelolaan

vaksin. Diambil oleh puskesmas di


kabupaten

setiap

bulan

menggunakan vaccine carrier yang


disertai cool pack. Disertai dengan
dokumen pengiriman berupa Surat
Bukti

Barang

Vaccine

Keluar

Arrival

(SBBK)

Report

dan

(VAR).

Distribusi dari puskesmas ke tempat


pelayanan
carrier

menggunakan

disertai

cool

vaccine

pack

yang

TT karena akan menyebabkan umur


vaksin menjadi berkurang dan vaksin
akan rusak. Lindungi vaksin dari
cahaya

matahari

langsung

dan

sumber panas. Pastikan vaksin TT


yang belum terbuka selalu berada di
dalam

vaccine

carrier

selama

pelayanan. Vaksin yang bisa dipakai


adalah

vaksin

yang

belum

kedaluarsa dengan kondisi VVM A


atau

dan

Sementara

tidak

pernah

menunggu

beku.

sasaran

datang, vaksin yang telah dibuka


disimpan
pada

di antara busa (spons)

vaccine

berikutnya

dibuka

carrier.
setelah

Vaksin
vaksin

sebelumnya habis terpakai. Jangan

mengisi vaksin ke dalam semprit

program, melimpahkan kekuasaan kepada

sebelum sasaran siap untuk disuntik.


Penapisan sederhana status TT ibu

Koordinator

hamil.

Penapisan

dilakukan

program

kemudian

(programmer),

programmer

melakukan

berdasarkan riwayat imunisasi yang

koordinasi dengan pelaksana program.

tercatat

maupun

Kepala puskesmas (H.Warno Sumarno,

berdasarkan ingatan. Apabila data

SKM.MM.Kes), Kordinator Program Imunisasi

imunisasi saat bayi tercatat pada

(Ibu Hj. Zubaedah), dan Pelaksana Program

kartu imunisasi atau buku KIA maka

Imunisasi (Bidan)
C. Pelaksanaan

di

status

riwayat imunisasi TT pada saat bayi


dapat

Penghitungan

logistik

imunisasi

diperhitungkan.

Adanya

pertanyaan

untuk

tetanus toxoid. Kebutuhan vaksin:

Perhatikan

277 vial, kebutuhan alat suntik: 1659

interval minimum yang dianjurkan


untuk menentukan status TT ibu

buah.
Pendistribusian Vaksin. Diambil oleh

hamil. Untuk ibu hamil yang sudah

puskesmas di kabupaten setiap bulan

mencapai status T5 tidak perlu lagi

menggunakan vaccine carrier yang

panduan

penapisan/skrining.

mendapat imunisasi TT saat hamil.

Pelayanan

imunisasi.

Pelayanan

disertai cool pack. Disertai dengan

di

dokumen pengiriman berupa Surat

puskesmas 2x dalam seminggu dan di

Bukti Barang Keluar (SBBK) dan

imunisasi

dapat

dilakukan

posyandu setiap 1 bulan sekali.


Penyuluhan imunisasi. Penyuluhan
perorangan

dilakukan

setiap

hari

Vaccine

Arrival

Report

(VAR).

Distribusi dari puskesmas ke tempat


pelayanan

menggunakan

vaccine

ketika ibu hamil datang ke puskesmas.

carrier

Sedangkan

kelompok

biasanya diambil sendiri oleh bidan

dilakukan setiap bulan di posyandu.


Pemantauan imunisasi TT. Dengan

desa setiap bulan.


Penyimpanan vaksin. Vaksin disimpan

pemantauan kita dapat menjaga agar

pada suhu antara 20 C hingga 80 C.

masing-masing

sejalan

Bagian bawah lemari es diletakkan

dengan ketentuan program.


Pencatatan dan Pelaporan. Pencatatan

kotak dingin cair (cool pack) sebagai

penyuluhan

kegiatan

dan pelaporan dilakukan secara berjenjang


B.

dari posyandu hingga ke pusat setiap bulan.


Pengorganisasian
Terdapat
struktur
tertulis
dan

pembagian tugas yang teratur dalam


melaksanakan

puskesmas

tugasnya.

sebagai

Kepala

penanggungjawab

disertai

cool

pack

yang

penahan dingin dan kestabilan suhu.


Vaksin TT diletakkan lebih jauh dari
evaporator.

Pengelolaan vaksin TT di lapangan.


Terkadang

pembawaan

vaksin

ke

tempat posyandu hanya menggunakan


1-2 kotak dingin cair ditambah sebuah

es batu. Terdapat busa atau spons

a.

Cakupan

penapisan

sederhana

untuk menyimpan vaksin yang telah

status TT ibu hamil tidak tercapai

dibuka.
Penapisan sederhana status TT ibu

karena dilakukan namun tidak


ada

pencatatan

hamil. Penapisan berdasarkan ingatan.

pelaporannya

Tidak

masalah 100%.

menggunakan

panduan

pertanyaan untuk penapisan/skrining.

b.

khusus

dengan

dan
besar

Cakupan imunisasi TT pada ibu

Tidak tersedianya Kartu TT seumur

hamil hanya mencapai 0.312%

hidup.
Membuat jadwal pelayanan imunisasi

dari target 90% dengan besaran


masalah adalah 99.5% .

tetanus toxoid ibu hamil. Satu kali


seminggu di Puskesmas, setiap hari
Jumat

pukul

Sebulan

08.00-12.00

sekali

sesuai

WIB.
jadwal

c.

Cakupan penyuluhan kelompok


tidak

imunisasi.

tidak

terdapat

lokasi

dilakukan.

penyuluhan

mengenai

Lingkungan Fisik.

Perorangan

(setiap

Lokasi: tidak

yang sulit dicapai. Transportasi:

kunjungan periksa kehamilan, dilayani


hari),

dilakukan).
Pemantauan

kelompok

(tidak

imunisasi

TT.

Pemantauan dilakukan menggunakan


Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
berfungsi

karena

4. Lingkungan

Posyandu.
Memberikan

setiap

tercapai

untuk

meningkatkan

Tersedia
Fasilitas

sarana

transportasi.

kesehatan

lain:

Ada

fasilitas kesehatan lain.

Lingkungan Non-Fisik.
Pendidikan: kebanyak ibu-ibu hamil
berpendidikan kurang. Budaya: Ibu
hamil

memeriksakan

diri

ke

cakupan, jadi sifatnya lebih memantau

puskesmas atau bidan tidak tepat

kuantitas program.
Melakukan pencatatan dan pelaporan:

waktu. Ibu hamil tidak tahu kapan

1x/bulan

ekonomi:

Pencatatan dan pelaporan dilakukan


secara berkala setiap bulan oleh pemegang
imunisasi.

Lokakarya

Mini

Puskesmas yang dilakukan setiap awal


bulan.
3. Keluaran

posyandu.

Kebanyakan

Sosial

ibu

hamil

bekerja sebagai ibu rumah tangga

D. Pengawasan

program

pelaksanaan

sehingga mempunyai waktu untuk


memeriksakan diri ke puskesmas.
5. Umpan Balik

Pencatatan

dan

pelaporan:

Adanya

pencatatan dan pelaporan setiap bulan


secara

lengkap

mengenai

program

imunisasi tetanus toxoid ibu hamil. Rapat

kerja dalam bentuk lokakarya mini: 1

Jadwal

bulan sekali.

pelayanan

imunisasi

di

Puskesmas yang hanya 1 hari setiap

6. Dampak

Langsung:

Meningkatnya

daya

imunitas terhadap penyakit tetanus.


Tidak langsung: Menurunkan Angka

minggu.
Penyuluhan

mengenai

imunisasi yang tidak rutin dilakukan.


Tidak

menggunakan

panduan

pertanyaan

Kematian Ibu dan Angka Kematian


Neonatus.

kelompok

untuk

penapisan/skrining.

Tidak menggunakan vaccine carrier

Masalah ynag ditemukan


Masalah-masalah yang

ditemukan

dengan 4 kotak dingin cair.


Masalah dari lingkungan

dengan penggunakan prioritas masalah

a) Masih terdapat ibu hamil yang tidak

dalam evaluasi program imunisasi tetanus

melakukan imunisasi karena alasan

toxoid

pada

ibu

hamil

di

wilayah

Puskesmas Pedes Periode Juli 2015 sampai


dengan Juni 2016, sebagai berikut :
a.

Cakupan imunisasi TT pada ibu

ketidaktahuan dan alasan takut.


b) Rata-rata pendidikan ibu hamil yang
kurang.
c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak
tepat waktu serta jadwal posyandu

hamil hanya mencapai 0.312%


dari target 90% dengan besaran
masalah adalah 99.5% .

b.

yang tidak diketahui oleh ibu hamil.


Penyelesaian Masalah

Dibuat

leaflet

dan

poster

Cakupan penyuluhan kelompok

mengenai

tidak

imunisasi TT pada ibu hamil

tercapai

karena

tidak

dilakukan.

sehingga

Masalah dari masukan


Tidak
poster

tersedianya
yang

hamil
leaflet

berguna

menginformasikan

dan
untuk

hamil kepada masyarakat.


tersedianya
Kartu

Tidak

atau wanita usia subur.


Tidak
tersedianya
panduan
untuk

skrining

sederhana status TT ibu hamil.

Masalah dari proses

hanya

melainkan

ibu

seluruh

masyarakat

juga

kegunaan

imunisasi ini.
Dibuatkan Kartu TT Seumur
Hidup untuk ibu hamil atau

TT

Seumur Hidup untuk ibu hamil

tidak

mengetahui

mengenai

pentingnya imunisasi TT pada ibu

pertanyaan

lapisan

pentingnya

wanita usia subur.


Dibuatkannya jadwal imunisasi
TT yang tetap di puskesmas,
idealnya dua kali seminggu
sehingga

ibu

yang

tidak

sempat

ke

posyandu

hari

sebelum
mengenai

pada

pelaksanaan

posyandu

Sehingga tidak ada ibu hamil

sistem

lima

pelaksanaan.

yang terlewatkan pelayanan

hamil

mendapat

penjelasan

yang

cukup

mengenai

Dari hasil evaluasi program Imunisasi

pentingnya imunisasi TT untuk

tetanus toxoid ibu hamil yang dilakukan

mereka.

dengan
panduan

ibu

hari

dan

sehingga

Dibuatkan

setiap

pelaksanaan,

meja

posyandu di wilayahnya.
Kesimpulan

cara

pendekatan

sistem

di

pertanyaan

Puskesmas Pedes periode Juli 2015 hingga

untuk skrining sederhana status TT

Juni 2016 belum berjalan dengan baik

Para bidan desa melakukan


kelompok

melihat berbagai masalah yang ditemui


sebagai berikut :

mengenai

1. Cakupan imunisasi TT ibu hamil

kepentingan imunisasi tetanus

hanya mencapai 0.312% dengan

toxoid kepada ibu hamil di

besaran masalah adalah 99.5%.

daerah setempat. Diharapkan


penyuluhan

yang

diberikan

disesuaikan

dengan

tingkat

pendidikan

ibu

hamil,

sehingga akan terbentuknya


keinginan
untuk

pada

datang

ibu

hamil

rutin

ke

2. Cakupan

penyuluhan

kelompok

mengenai imunisasi 1 kali

setiap

bulan belum tercapai dengan besar


masalah 100%.
Selain itu penapisan sederhana status
TT ibu hamil di Puskesmas

Pedes,

Kabupaten Karawang periode Juli 2015

posyandu atau puskesmas.

hingga Juni 2016 tidak dapat dilakukan

Tenaga

dengan baik karena tidak tersedianya kartu

medis

diberi

penyuluhan

mengenai

pentingnya

memperhatikan

waktu

minimal

antara pemberian vaksin TT karena

puskesmas.
Ditinjau
ulang

penyuluhan perorangan atau

lalu

sebelum pelaksanaan, 1 hari

ibu hamil.

pelaksanaan,

mendapatkan imunisasi TT di

menggunakan

bisa

status TT seumur hidup ibu hamil serta


tidak

tersedianya

panduan

pertanyaan

akan mempengaruhi status TT pada

untuk penapisan sederhana status TT ibu

ibu hamil tersebut.

hamil.
Saran

Menyebarluaskan pelaksanaan
posyandu

melalui

ketua

RT

atau kader 1 minggu sebelum

Menyusun

pembagian

tugas

dan

tanggung jawab secara jelas dan tertulis

mengenai pelaksanaan penyuluhan, rincian

eases/MNTE_initiative/en/

tugas, serta membuat jadwal penyuluhan

tanggal 24 Agustus 2016.


Direktorat Jenderal PP

secara teratur setiap bulan. Diharapkan hal

3.

Kementerian

Kesehatan

pada
dan
RI.

PL
Buku

ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu

pedoman imunisasi

hamil

wanita usia subur. Jakarta: DepKes,

sehingga

rutin

memeriksakan

kehamilannya dan melakukan imunisasi


TT. Menambah waktu/jadwal imunisasi TT

4.

2011.
Kementerian

tetanus pada

Kesehatan

RI.

Peraturan

menteri

ibu hamil di puskesmas, idealnya dua kali

Republik

Indonesia

seminggu sehingga ibu yang tidak sempat

penyelenggaraan imunisasi. Jakarta:

ke posyandu bisa mendapatkan imunisasi


TT

di

puskesmas.

Menyebarluaskan

5.

lalu 3 hari sebelum pelaksanaan, 1 hari


sebelum

pelaksanaan,

dan

pada

instrumen

puskesmas

atau kader 1 minggu sebelum pelaksanaan,


6.

tentang

DepKes, 2013.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Pedoman

pelaksanaan posyandu melalui ketua RT

kesehatan

penilai

kerja

Jawa

Barat.

provinsi

Bandung: DinKes Jawa Barat, 2006.


Departemen Kesehatan RI. Defnisi
operasional. [online]. 2015. Diunduh

hari

dari:

pelaksanaan. Dibuatkan Kartu TT Seumur

http://www.depkes.go.id/resources/d

Hidup untuk ibu hamil atau wanita usia

ownload/pusdatin/lain-lain/DEFINISI

subur.

%20OPERASIONAL%20PROFIL

Dibuatkan

panduan

pertanyaan

%20KES%202015.pdf, pada tanggal

untuk skrining sederhana status TT ibu


hamil. Dibuat leaflet dan poster mengenai

7.

24 Agustus 2016.
Aprida S., Sri U., Yesi H. Efektiftas

pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil

pendidikan

sehingga tidak hanya ibu hamil melainkan

imunisasi

seluruh

tehadap

pengetahuan

ibu

tentang

imunisasi

Universitas

lapisan

masyarakat

juga

mengetahui kegunaan imunisasi ini.


Daftar Pustaka
1.

Pusat

dan

Informasi

tetanus

tentang

toksoid
tt.

Riau; Riau: 2015.


Azizah
N.
Pengetahuan

(tt)
hamil

ibu

primigravida tentang suntik tetanus

Kementerian Kesehatan RI. Buletin:

toksoid

eliminasi

dan

Dalam jurnal edu health vol. 5(2).

DepKes,

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Sepetember 2012.
World Health Organization. Maternal

Pesantren Tinggi Darul; Jombang:

neonatal.

2.

Data

8.

kesehatan

tetanus

maternal

Jakarta:

and neonatal tetanus elimination.


[online].

2015.

Diunduh

dari:

http://www.who.int/immunization/dis

2015.

dengan

pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai