TEMBAGA
Tembaga adalah unsur logam pertama yang diekstrak dari mineral, dan seperti
halnya timah putih telah digunakan oleh manusia sejak zaman perunggu. Seiring
dengan perjalanan waktu dan perkembangan teknologi, penggunaan tembaga terus
mengalami peningkatan. Eksplorasi intensif untuk mendapatkan cebakan tembaga
masih berlangsung di seluruh dunia terutama untuk memenuhi kebutuhan industri,
dan karena merupakan konduktor listrik yang sangat baik sehingga tembaga
digunakan untuk produk elektronik. Sementara konsumsi tembaga untuk bahan
bangunan menempati urutan kedua, antara lain untuk bahan baku pembuatan pipa,
ventilasi, dan logam lembaran.
Kelompok tiga besar cebakan bijih tembaga dunia dari jenis porfiri dengan
kandungan emas tinggi, yaitu Bingham di Amerika Serikat, OK-Tedi di Papua
New-Guinea, dan Grasberg di Indonesia. Emas Grasberg sebagai unsure logam
ikutan dari jenis mineralisasi yang sama merupakan cadangan terbesar di dunia.
Cebakan tembaga tipe porfiri di Indonesia dapat dijumpai di Pulau Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Tetapi hanya
cebakan porfiri Grasberg dan Batu Hijau yang dapat diusahakan secara ekonomis.
Beberapa cebakan berkadar rendah di antaranya belum layak untuk diusahakan
apabila dikaitkan dengan kondisi harga tembaga pada saat ini. Sementara setelah
ditetapkannya batas kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone; maka
cebakan tembaga porfiri di Cabang Kiri, Cabang Kanan dan Sungai Mak di Bone
Bolango, Gorontalo tidak dapat diusahakan karena menjadi bagian dari kawasan
taman nasional tersebut.
Gambar 1.1 Hasil asesmen sumber daya tembaga dan emas Indonesia, sumber
USGS
Tambang Grasberg dan Batu Hijau menurut skala dunia termasuk kedalam
kategori ukuran raksasa. Dengan radius bukaan akhir tambang berdiameter lebih
dari dua kilometer dan kedalaman sekitar satu kilometer diperlukan pembangunan
infrastruktur penambangan dan pengolahan berkapasitas besar. Pada dua lokasi
tambang tersebut dapat dijumpai truk, buldozer, dan shovel berukuran raksasa,
sama halnya dengan instalasi permukaan, penggerusan, pengolahan dan
infrastruktur pendukung lainnya, yang seluruhnya berkapasitas sangat besar.
Pengusahaan pertambangan bijih tembaga berskala besar pertama di Indonesia
dilakukan di Papua, yaitu dari cebakan Grasberg dan Eastberg, kemudian disusul
oleh pengusahaan pertambangan kedua dari cebakan Batu Hijau di Sumbawa.
Cebakan Grasberg dan Batu Hijau merupakan cebakan tembaga primer berjenis
Cu-Au porfiri, berdimensi besar, dimana penambangan dilakukan dengan metode
tambang terbuka. Kedua cebakan bijih mempunyai kandungan utama tembaga
(Cu) dengan unsur ikutan berupa emas (Au) dan perak (Ag). Selain memiliki
kandungan sulfida yang tinggi, sulfur juga berpotensi menjadi komoditas bernilai
ekonomi
: Cu
Sistem Kristal
: Reguler
Warna
Kilap
: Metalik
Kekerasan
: 2,5 3
Berat Jenis
: 8,94
Indeks Bias
: 1. 544 - 1.553
Goresan
: Merah
Belahan
: Tidak satupun
Pecahan
: Hackly
Tenacity
Derajat Ketransparanan
: Opaque
Kemagnetan
: Diamagnetit
Tembaga(II)
Nama
Tembaga(I)
Nama
CuO
tembaga(II) oksida
Cu2O
tembaga(I) oksida
Cu(OH)2
tembaga(II) hidroksida
CuCl
tembaga(I) klorida
CuCl2
tembaga(II) klorida
CuI
tembaga(I) iodida
CuF2
tembaga(II) fluorida
CuS
tembaga(II) sulfida
CuSO4.5H2O
Cu(NO3)2.3H2O
Gambar 2.2 Gambar contoh model cebakan bijih tembaga di Batu Hijau dan
Grasberg
Sebagian besar endapan tembaga yang ditemukan merupakan cadangan besar
berasal dari larutan hydrothermal dan proses penggantian, lebih dominan
dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh proses pengisian celah celah. Endapan
yang berbentuk dari hasil metasomatik kontak dan yang langsung dipisahkan dari
magma sangat sedikit dan hampi tidak berarti.
Gambar 2.3 Model dan tipe mineralisasi logam pada beberapa lokasi tambang di
Indonesia
Perunggu Aluminium
Perunggu Alumnium ialah : campuran tuang dan campuran kepal dari
Perunggu Silikon
Perunggu Silikon baik sebagai paduan tuang maupun kepal
mempunyai kadar (Si) 0,5 %-4,5 %. Selain itu ada bahan-bahan tambahan
dari timah, nikel, mangan, besi dan seng dalam bermacam-macam
persenyawaan. Sebagian dapat dijadikan misalnya; Cupoder yang
mempunyai tahanan tarik dan kekerasan yang baik .
2.3 Genesa Tembaga
Tembaga secara garis besar genesanya dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu
genesa primer dan genesa sekunder.
2.3.1 Genesa Primer
Logam tembaga, proses genesanya berada dalam lingkungan
magmatik, yaitu suatu proses yang berhubungan langsung dengan intrusi
magma. Bila magma mengkristal maka terbentuklah batuan beku atau
produk-produk lain. Produk lain itu dapat berupa mineral-mineral yang
merupakan hasil suatu konsentrasi dari sejumlah elemen-elemen minor
yang terdapat dalam cairan sisa.
Pada keadaan tertentu magma dapat naik ke permukaan bumi melalui
rekahan-rekahan (bagian lemah dari batuan) membentuk terowongan
(intrusi). Ketika mendekati permukaan bumii, tekanan magma berkurang
yang menyebabkan bahan volatile terlepas dan temperatur yang turun
menyebabkan bahan non volatile akan terinjeksi ke permukaan lemah dari
batuan samping (country rock) sehingga akan terbentuk pegmatite dan
hidrotermal.
Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan
plutonik tapi umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium,
kuarsa dan beberapa muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses
pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah
dingin dan encer. Cirri khas endapan hidrotermal adalah urat yang
mengandung sulfida yang terbentuk karena adanya pengisian rekahan
(fracture) atau celah pada batuan semula rendah, tersebar relatif merata
dengan jumlah cadangan yang besar. Endapan bahan galian ini erat
hubungannya dengan intrusi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang
bertekstur porfitik. Pada umumnya berkomposisi granodioritik, sebagian
terdeferensiasi ke batuan granitik dan monzonit. Bijih tersebar dalam
10
Zona pelindian.
Zona oksidasi.
Zona pengayaan sekunder.
Zona primer.
11
12
d. Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi
13
e. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh
adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks
Cu(NH3)4+.
f. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen.
Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan
tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk
tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II)
klorida.
2.5 Daerah Persebaran
Dalam dunia pertambangan, Indonesia memang dikenal sebagai negara yang
kaya dengan kandungan mineral yang siap diangkat kapan saja. Indonesia
menempati posisi produsen terbesar kedua untuk komoditas timah, posisi terbesar
keempat untuk komoditas tembaga, posisi kelima untuk komoditas nikel, posisi
terbesar ketujuh untuk komoditas emas, dan posisi kedelapan untuk komoditas
batubara.
Berbagai macam bahan tambang tersebar di Indonesia dari sabang sampai
merauke
banyak
kita
temukan
tambang-tambang
yang
mengeksploitasi
sumberdaya alam Indonesia mulai dari emas, timah, tembaga, perak, intan,
batubara, minyak, bauksit, dan lain - lain, semuanya terdapat di Indonesia.
Cadangan tembaga Indonesia sekitar 4,1% dari cadangan tembaga dunia, dan
merupakan peringkat ke-7 sedangkan dari sisi produksi adalah 10,4% dari
produksi dunia dan merupakan peringkat ke-2.
Daerah-daerah penghasil tembaga di Indonesia diantaranya :
Kompara : Papua
14
15
16
18
jenjang (benches). Cebakan bijih tembaga yang sangat tebal memerlukan banyak
jenjang, dengan lebar dan tinggi jenjang diupayakan untuk dapat menahan batuan
yang berhamburan saat peledakan, dan menyediakan ruang gerak yang memadai
untuk alat pembongkar (excavator) dan unit pemuat (haulage).
Gambar 2.6 Tambang Batu Hijau, Sumbawa, NTB dengan cara tambang terbuka
(open pit mining)
2.7.1 Pengeboran
Pengeboran merupakan tahap awal untuk menghasilkan lubang siap
ledak (blast holes). Lubang siap ledak kemudian diledakkan dengan
menggunakan bahan peledak yang sudah ditentukan di bagian peledakan
(blasting group) untuk menghasilkan material hancur hasil peledakan
(broken muck) yang selanjutnya digali oleh alat gali dan dimuat oleh alat
angkut (dump truck). Tahapan inti dalam proses pengeboran adalah:
a. Persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran
Kegiatan utamanya adalah menyiapkan rencana lokasi pengeboran
yang rata untuk mesin bor, membuat tanggul yang aman untuk
19
memisahkan posisi mesin bor dari alat lainnya, dan membersihkan batas
material atau lumpur dari sisa peledakan sebelumnya.
Disini ditentukan tanda batas lokasi pengeboran yang umumnya
berbentuk kotak/persegi empat atau berbatasan langsung dengan hasil
peledakan yang sudah dilakukan sebelumnya. Proses persiapan dan
pembersihan
lokasi
pengeboran
dengan
menggunakan dozer
dengan
sistem
Aquila.
Pola
pengeboran
manual
20
21
a.Phyrometalurgi
Adalah suatu proses pengolahan mineral dengan dasar panas. Inti dari
proses ini adalah pengolahan tembaga dengan melalui suatu proses yang
bertujuan untuk mengubah pengotor senyawa Sulfida menjadi Oksida atau
disebut dengan proses Roasting. CuFeS2+ 9O2 menjadi 2Cu2S+ 2Fe2O3+
6SO2
Pada persamaan kimia diatas menunjukan bahwa proses Roasting bertujuan
untuk mengubah Besi Sulfida menjadi Besi Oksida sedangkan Tembaga tetap
Sulfida. Diubahnya besi sulfida menjadi besi oksida adalah agar pada proses
selanjutnya yaitu smelting atau peleburan, tembaga sulfida akan mencair
meninggalkan besi oksida yang bertitik cair lebih tinggi dan akan ditinggalkan
22
sebagai terak pengotor, sedangkan tembaga yang telah mencair akan turun
kebawah karena berat jenis tembaga yang lebih tinggi dari besi oksida. Adapun
urutan prosesnya sebagai berikut:
1) Bijih tembaga dihaluskan dengan alat peremuk batuan
2) Bijih dicampur air sehingga terbentuk slurry
3) Slurry dimasukkan ke tangki sel flotasi dengan tujuan pemisahan dari
mineral pengotor
4) Diperoleh konsentrat Cu dalam bentuk Cu dengan kadar tinggi
5) Diproses lanjut dalam pabrik pengawa-airan ( dewatering plant) untuk
menghilangkan air dengan:
Penyaring putar
Prometalurgi
Elektrolisis ( dengan arus listrik)
Namun seiring dengan kemajuan teknologi, proses Phyrometalurgi sudah
tidak diterapkan untuk pengolahan tembaga, karena kemudian diketahui ada suatu
proses yang lebih ekonomis untuk pengolahan tembaga yaitu hidrometalurgi.
Phyrometalurgi tetap digunakan tetapi dipakai pada pengolahan-pengolahan
mineral lain seperti nikel, manganese, chrom dll.
23
b.Hidrometalurgi
Hidrometalurgi adalah suatu proses pengolahan tembaga dari batuan alam
dengan berdasar pada air sebagai pengolahnya, namun maksud air adalah bukan
air biasa melainkan air yang telah dicampur dengan suatu asam tertentu sebagai
reduktor. Hidrometalurgi dipakai karena keuntungan-keuntungannya antara lain :
o Biaya pengolahan yang rendah
o Recovery yang tinggi
o Proses pengolahan relatif mudah
o Investasi alat yang rendah sehingga memungkinkan percepatan BEP
o
Proses
pengolahan
yang
relatif
lebih
singkat
Pada proses ini dipakai suatu asam sebagai reduktor yaitu asam sulfat
( H2SO4) yang mudah didapatkan dan rendah biaya pengolahan. Dipakainya
asam sulfat sebagai pereduktor adalah bertujuan untuk membentuk tembaga sulfat
( CuSO4.5H2O) . Tembaga adalah suatu unsur yang sangat mudah membentuk
sulfida. Maka dari itu asam sulfat dipakai sebagai pilihan. Adapun prosesnya
adalah sebagai berikut :
o Mula-mula batuan tembaga dihancurkan hingga menjadi halus sampai mess
tertentu.
o Selanjutnya tempatkan pada suatu tabung yang terbuat dari bahan tahan asam
( plastik, fiber, dll) lalu ditambah air dengan ukuran tertentu.
o Kemudian tambahkan asam sulfat pekat sambil diaduk agar terbentuk larutan
tembaga sulfat ( CuSO4.5H2O) .
o Setelah terbentuk larutan tembaga sulfat pindahkan pada suatu tabung
elektrolisis yang bertujuan untuk mengambil ion tembaga dari larutan tembaga
sulfat yang terbentuk pada proses pengasaman.
24
o Secara bertahap ambil tembaga yang menempel pada katoda, dan tembaga hasil
dari katoda adalah tembaga murni.
o Selanjutnya tembaga hasil dari katoda siap untuk proses peleburan pada tungku
peleburan tembaga yang mampu menghasilkan suhu 1300 C.
25
b. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas
pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih
ada pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang
dioksida. Mineral - Tembaaa12
Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine, yang
mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu
calcine disilika guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga atau slag
besi(II) silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut.
Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan
kemungkinan masih mengandung sedikit besi(II) sulfide
c. Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga lepuhan
sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
d. Elektrolisis
26
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor
(tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni,
dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis
berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di
katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin
bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt
mengendap sebagai lumpur.
2.9 Manfaat Tembaga
2.9.1 Logam Tembaga
a. Sebagai campuran untuk membuat perunggu (Cu 90% dan Sn10%)
untuk membuat patung, indutri arloji, atau ornamen
b. Sebagai campuran untuk membuat monel (Ni 70% dan Cu 30%)
c. Sebagai campuran membuat duralium (Al 96% dan Cu 4%) untuk
komponen pesawat
d. Sebagai campuran untuk membuat perhiasan (Cu 45% dan Au 55%)
e. Sebagai campuran untuk membuat kuningan (Cu 70% dan Zn 30%)
untuk membuat aksesoris, alat musik, atau ornamen
f. Sebagai campuran membuat kupronikel, (Cu 75% dan Ni 25%) untuk
membuat uang koin logam (contoh logam Amerika) dan logam-logam
senjata mengandung tembaga
g. Alat-alat listrik seperti, kabel istrik, kumparan dinamo dan komponen
berbagai alat elektronik, alnico, pipa, motor listrik, generator, kabel
transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor,
konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave,
sakelar, reaktifier transsistor, kawat, pematrian, alat-alat dapur
h. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian kapal
27
Kesimpulan
Endapan tembaga terbentuk dengan berbagai cara antara lain, yaitu : terbentuk
dengan cara replacement, terbentuk oleh pembekuan magma, terbentuk oleh
28
29
a.
b.
c.
DAFTAR PUSTAKA
30
Press, Yogyakarta
Mahler, Armando .2008, Dari Grasberg sampai Amamapare. Gramedia
file://localhost/E:/flash/tahapan-kegiatan-eksplorasi.html
http://adityawibawadani.blogspot.co.id/2014/04/tembaga-secara-garis-
31