Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGANTAR (PENGERTIAN) KEHUTANAN


&
HUTAN DAN PERADABAN MANUSIA

PENGERTIAN
KEHUTANAN : sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan,
& hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu
HUTAN : suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
KAWASAN HUTAN : wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
Hutan berdasarkan statusnya , terdiri dari :
Hutan negara, dan
Hutan hak
Hutan mempunyai 3 fungsi, yaitu :
Fungsi konservasi,
Fungsi lindung, dan
Fungsi produksi
Hutan berdasarkan fungsi pokoknya, terdiri dari :
Hutan konservasi, Hutan lindung, dan
Hutan produksi
KEHUTANAN INDONESIA

Luas hutan Indonesia ; 109 juta ha


Negara ke-3 terluas dari hutan tropika dunia
Keanekaragaman hayati ; 10% tumbuhan berbunga, 17% species burung, 12%
species satwa mamalia, 16% species reptilia, 16% species amphibia

Hasil hutan Indonesia ; kontribusi 4.5 triliun/tahun atau 5% total eksport non
migas

POTENSI SDH NTB


60% kawasan hutan berupa kawasan konservasi
Menonjolkan ciri khas berupa ekosistem kepulauan yang dicirikan dengan species
endemik
KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDH

Perubahan paradigma pengelolaan hutan dari produksi kayu kearah pengentasan


kemiskinan, pencegahan deforestrasi, rehabilitasi, penghormatan hak penduduk
asli, serta pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan

SUMBERDAYA HUTAN DI PROVINSI NTB


Luas Hutan ; 1.060.547,78 ha
Hutan lindung : 447.712,26 ha
Suaka alam & Hutan Wisata : 170.290,98 ha
Hutan Produksi Terbatas : 293.560,08 ha
Hutan Produksi Tetap : 160.085,76 ha
Perbandingan pendekatan pengelolaan hutan
Konvensional dan Baru
Aspek
KONVENSIONAL
Fokus tujuan Pendapatan dari produk tunggal (kayu
saja)

BARU
Kelestarian SD, produk
beragam (kayu satu
diantaranya)
Desentralisasi

Pengambilan Sentral oleh Dephut


keputusan
Praktek
Orientasi target, asumsi hutan homogen, Orientasi proses, keragaman
pengelolaan pendekatan produk tunggal, kawasan hutan, pendekatan produk
sbg unit perencanaan, rencana makro, ganda, unit perencanaan
prosedur selalu tetap
level petak, rencana bersifat
mikro, prosedur terbuka
pada perubahan
Sumberdaya Berbekal ilmu kehutanan konvensionalBerbekal ilmu holistik, all
Manusia
around, serba bisa, mampu
menjadi fasilitator
STATUS TUTUPAN HUTAN DI INDONESIA

Sumber: J. Fox, M. Wasson dan G. Applegate,2000

APA YANG TERJADI KINI?


DEFORESTASI

HUTAN DAN PERADABAN MANUSIA


2.1. Peranan Hutan Bagi Perkembangan Peradaban Manusia
Menurut Gardner dan Engelman (1999) :
Menyediakan air segar yang berkualitas
Menyediakan tanah yang subur
Mengendalikan laju erosi tanah & fluktuasi debit air sungai (fungsi hido-orologis)

Hutan sebagai otot peradaban manusia (the sinew of civilization) di muka bumi ini.
Ketergantungan manusia terhadap hutan sangat tinggi dalam kehidupan dan
peradabannya, diperkirakan akan makin besar di masa-masa yang akan datang.
A. Kebutuhan kebutuhan yang telah ada selama ini, adalah kebutuhan terhadap :
a) Lahan hutan untuk pertanian,
b) Lahan hutan untuk pemukiman,
c) Lahan hutan untuk bahan makanan,
d) Lahan hutan untuk bahan bangunan,
e) Lahan hutan untuk bahan sandang, dan
f) Hasil hutan untuk bahan baku obat-obatan tradisional.

B. Kebutuhan kebutuhan baru yang selama ini dianggap belum biasa, adalah
kebutuhan terhadap :
a) Lahan hutan untuk perindustrian,
b) Lahan hutan untuk fasilitas kepentingan umum,
c) Hasil hutan untuk sumber bibit unggul,
d) Hasil hutan untuk bahan baku obat-obatan modern, terutama untuk bahan baku
obat bagi penyakit-penyakit baru,
e) Hasil hutan untuk bahan baku jenis makanan baru,
f) Jasa hutan untuk perlindungan dari berbagai bencana alam,
g) Jasa hutan untuk perlindungan dari berbagai polusi industri,
h) Jasa hutan untuk keindahan, udara segar, kenyamanan,
i) Jasa hutan untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi di masyarakat,
j) Jasa hutan untuk mendapatkan rasa kebanggaan sebagai bangsa, dan
k) Jasa hutan untuk meningkatkan posisi tawar suatu negara dalam percaturan
internasional.
2.1. Perkembangan Bentuk Interaksi Manusia dengan Hutan
a. Berdasarkan bentuk-bentuk pengelolaan hutan yang dilakukan oleh manusia
(bersifat struktural), dan
a. Berdasarkan bentuk-bentuk fungsional dan sifat-sifat ketergantungan manusia
terhadap hutan dan sebaliknya (bersifat fungsional).
2.1.1. Cara Pengelompokan Struktural
Contoh 1. Sejarah Pengelolaan Hutan Secara Lestari untuk Hutan Hujan Tropika
menurut Bruenig (1996)
Fase 1. Periode pra-pengelolaan sebelum tahun 1850
(pre management era before 1850)

Fase 2. Periode Indo-Burma/Franco-Jerman, 1850-1900


(Indo-Burma/Franco-German era, 1850-1900)
Fase 3. Periode Malesiana-Afrika, 1900-1960
(Malesian-African era, 1900-1960)
Fase 4. Periode eksploitasi hutan tropika, 1960-1990
(Pantropical exploitative era, 1960-1990)
Fase 5. Periode Restorasi, 1990 sampai sekitar 2000-2020
(Restoration era, 1990 toi possibly 2000-2020)
Fase 6. Periode menuju pengelolaan secara lestari dan konservasi
(Approximating sustainable management and conservation)
Contoh 2. Sejarah Pengelolaan Hutan di Indonesai menurut Klasifikasi
Departemen Kehutanan RI (1986)
a. Periode Hutan Indonesia Zaman Prasejarah
b. Periode Kehutanan Indonesia Sebelum Tahun 1602
c. Periode Kehutanan Indonesia Zaman Kongsi Dagang Belanda (1602-1799)
d. Periode Kehutanan Indonesia Zaman Hindia Belanda Era Non-Ilmiah (18001850)
e. Periode Kehutanan Indonesia Zaman Hindia Belanda Era Ilmiah (1850-1942)
f. Periode Kehutanan Indonesia Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)
g. Periode Kehutanan Indonesia Zaman Perang Kemerdekaan (1945-1949)
h. Periode Kehutanan Indonesia Zaman Demokrasi Liberal (1950-1959)
i. Periode Kehutanan Indonesia Zaman Demokrasi Terpimpin (1960-1965)
j. Periode Kehutanan Indonesia Zaman Pra PELITA (Pembangunan Lima Tahun),
tahun 1966-1969
k. Periode Kehutanan Indonesia Zaman PELITA (1969-1998)
Contoh 3. Sejarah Pengelolaan Hutan Jati di P. Jawa menurut
Klasifikasi Simon (1999)
a. Periode Timber Extraction (1200-1800)
b. Periode Persiapan Timber Management (1800-1892)
c. Periode Timber Managemen Pertama (1892-1942)
d. Periode Timber Managemen Kedua (1942-sekarang)
e. Periode dan Uji Coba Social Forestry (1974-sekarang)
2.2.2. Cara Pengelompokan Fungsional
Berdasarkan bentuk ketergantungan kehidupan manusia thd hutan dan pengaruh
kehidupan manusia thd hutan di seluruh muka bumi ini, bentuk interaksi manusia dg
hutan scr umum dpt dikelompokkan kedalam lima periode, yaitu :
1. Periode kehidupan manusia sepenuhnya bergantung kepada hutan;
2. Periode kehidupan manusia memungut hasil hutan secara terkendali;

3. Periode kehidupan manusia merusak hutan;


4. Periode kehidupan manusia memerlukan hutan;
5. Periode kehidupan manusia mendambakan hutan.

Anda mungkin juga menyukai