SEJARAH INDONESIA
Tentang
PERKEMBANGAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I IX IPA 4
KETUA : AHMAD DZAKI BURHANI
ANGGOTA : - AFRINA CHAIRYATUNNISA
- FITRI SONA PURNAMA
- M. DJODY MAGENDA P.
- NIDIA ZAKIRAH AMALIA
- SULTAN WAHYU AKBAR
SMA N 1 SUMBAWA BESAR
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang
telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya
dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
"Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia ", yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
Makalah ini memuat tentang Kerajaan di Indonesia yang sangat
berpengaruh bagi perkembangan indonesia. Karena saat ini masyarakat kurang
memperhatikan sejarah-sejarah awalnya islam masuk ke Indonsia
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru bahasa Indonesia yaitu
Ibu Dra Lilis Mulyani Arifah yang telah membimbing penyusun agar dapat
mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan
sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. ii
BAB I PENDAHULUAN..1
I.1 Latar Belakang.1
I.2 Rumusan Masalah.1
I.3 Tujuan1
I.4 Metode..2
BAB II PEMBAHASAN.3
II.1 Kerajaan Samudera Pasai.3
II.2 Kerajaan Aceh.6
II.3 Kerajaan Demak..12
II.4 Kerajaan Banten.22
II.5 Kerajaan Mataram...26
II.6 Kerajaan Makassar..31
BAB III PENUTUP..34
III.1 Kesimpulan34
III.2 Kritik dan Saran.34
DAFTAR PUSTAKA...35
PERTANYAAN....36
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai
pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah
ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan
berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar
Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian,
terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan
menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan
cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk
kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di
Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan 7 M sering disinggahi pedagang asing
seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan
Gresik di Jawa.
Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur
Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi
ada juga yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama
Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab
tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.
I.2
Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
I.3 Tujuan
a. Mengetahui kerajaan apa saja yang pernah ada di Indonesia.
b. Mengetahui perkembangan kerajaan islam di Indonesia.
c. Mengetahui raja-raja yang pernah memerintah kerajaan di Indonesia.
I.4. Metode
BAB II
PEMBAHASAN
dikenal
dengan Samudera
,
Pasai,
atau Samudera
Darussalam,
adalah kerajaan
islam yang terletak
di
pesisir
pantai
utara
Sumatera,
kurang
lebih
di
sekitar Kota
Lhokseumawe, Ac
e
Utara sekarang.
Kerajaan
ini
didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Malik al-Saleh, pada sekitar
tahun 1267 dan berakhir dengan dikuasainya Pasai oleh Portugis pada tahun1521.
Raja pertama bernama Sultan Malik as-Saleh yang wafat pada tahun 696 H
atau 1297 M, kemudian dilanjutkan pemerintahannya oleh Sultan
Kesultanan Samudera-Pasai juga tercantum dalam kitab Rihlah ila lMasyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304
1368), musafir Maroko yang singgah di Samudera pada tahun 1345. Ibn Batuthah
bercerita bahwa Sultan Malik az-Zahir di negeri Samatrah menyambutnya
dengan penuh keramahan. Menurut Ibn Batuthah, penduduk Samatrah (Samudera)
menganut mazhab Syafi`i[2].
Belum begitu banyak bukti dan berita tentang kerajaan ini untuk dapat
digunakan sebagai bahan kajian sejarah. Bukti, data dan informasi tentang
keberadaan kerajaan Samudera Pasai terutama diperoleh dari tiga sumber utama:
1. Prasasti Minye Tujoh di Pasai dan batu-batu nisan kuno berkaligrafi Arab di
Komplek Makam Raja-Raja Samudera Pasai;
2. Mata uang emas (Dirham) peninggalan Kesultanan Pasai yang memberi
informasi nama Sultan yang sedang memerintah dan tahun pemerintahan
3. Inskripsi kuno dari Kerajaan Islam di Sumatera, Jawa dan Kalimantan tentang
kaitan penyebaran Islam di Indonesia dengan ulama dari Kerajaan Samudera
Pasai, misalnya Babad Tanah Jawi, dan Hikayat Banjar.
Pada Prasasti Minye Tujoh, berangka tahun 1380M, selain menyebutkan
mangkatnya seorang raja Pasai, juga menyebutkan bahwa kekuasaan Samudera
Pasai pada masa itu mencakupi wilayah Pasai dan Kedah, Malaysia. Informasi
pada prasasti tersebut menunjukkan bahwa Samudera Pasai tumbuh dan
berkembang sebagai kota pelabuhan yang memiliki kepentingan terhadap
perdagangan di Selat Malaka.
a. Sejarah
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam
pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267
M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam
raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat
reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan
Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja
tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh
adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan
Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M).
Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak,
dengan raja pertama Malik al-Saleh.
Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat
mengunjungi Pasai tahun 1346 M. ia juga menceritakan bahwa, ketika ia di Cina,
Rentang masa kekuasan Samudera Pasai berlangsung sekitar 3 abad, dari abad
ke-13 hingga 16 M.
d. Wilayah Kekuasaan
Wilayah kekuasaan Pasai mencakup wilayah Aceh ketika itu.
e. Kehidupan Sosial-Budaya
Telah disebutkan di muka bahwa, Pasai merupakan kerajaan besar, pusat
perdagangan dan perkembangan agama Islam. Sebagai kerajaan besar, di kerajaan
ini juga berkembang suatu kehidupan yang menghasilkan karya tulis yang baik.
Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa
oleh agama Islam, untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang
kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara
karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini
diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya
perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa Melayu tersebut
kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan
buku-bukunya.
Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu tasawuf. Di antara buku tasawuf
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum, karya
Maulana Abu Ishak. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu
oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan Malaka. Informasi di atas
menceritakan sekelumit peran yang telah dimainkan oleh Samudera Pasai dalam
posisinya sebagai pusat tamadun Islam di Asia Tenggara pada masa itu.
II.2 Kerajaan Aceh
a.
Letak Kerajaan
Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami kejayaan
pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Perkembangan pesat yang dicapai
Kerajaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di Pulau
Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayaran perdagangan internasional pada
masa itu. Ramainya aktivitas pelayaran perdagangan melalui bandar bandar
perdagangan
Kerajaan
Aceh,
mempengaruhi
perkembangan
kehidupan Kerajaan
Aceh dalam segala
bidang
seperti
politik,
ekonomi,
sosial, budaya.
b.
Kehidupan
Politik
Berdasarkan
Bustanus salatin ( 1637 M ) karangan Naruddin Ar-Raniri yang berisi silsilah
sultan sultan Aceh, dan berita berita Eropa, Kerjaan Aceh telah berhasil
membebaskan diri dari Kerajaan Pedir. Raja raja yang pernah memerintah di
Kerajaan Aceh :
1.
2.
Sultan Salahuddin
Setelah Sultan Ali Mughayat Wafat, pemeintahan beralih kepada putranya yg
bergelar Sultan Salahuddin. Ia memerintah tahun 1528 1537 M, selama
menduduki tahta kerajaan ia tidak memperdulikan pemerintahaan kerajaannya.
4.
5.
tradisi
kekuasaan
Sultan
Iskandar
Muda.
Pada
masa
Kehidupan Ekonomi
Dalam kejayaannya, perekonomian Kerajaan Aceh bekembang pesat.
Kehidupan Sosial
Meningkatnya kekmakuran telah mneyebabkan berkembangnya sisitem
Kehidupan Budaya
Kejayaan yg dialami oleh kerajaan Aceh tsb tidak banyak diketahui dlm
sepesat
perkembangan
dalam
ativitas
perekonomian.
Peninggalan
Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1030, tdk ada raja raja besar yg
mampu mengendalikan daerah Aceh yg demikian luas. Di bawah Sultan Iskandar
Thani ( 1637 1641 ), sebagai pengganti Sultan Iskandar Muda, kemunduran itu
mulai terasa & terlebih lagi setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
a.
Awal
Kerajaan
Demak
Kerajaan
Islam
yang
pertama di Jawa adalah Demak, dan berdiri pada tahun 1478 M. Hal ini
didasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit yang diberi tanda Candra Sengkala:
Sirna hilang Kertaning Bumi, yang berarti tahun saka 1400 atau 1478 M.
Kerajaan Demak itu didirikan oleh Raden Fatah. Beliau selalu memajukan
agama islam di bantu oleh para wali dan saudagar Islam.
Raden Fatah nama kecilnya adalah Pangeran Jimbun. Menurut sejarah, dia
adalah putera raja Majapahit yang terakhir dari garwa Ampean, dan Raden Fatah
dilahirkan di Palembang. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden
Fatah dididik secara Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.
Setelah usia 20 tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu
agama di bawa asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau.
Dan akhirnya Raden Fatah menetap di Demak (Bintoro).
Pada kira-kira tahun 1475 M, Raden Fatah mulai melaksanakan perintah
gurunya dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di daerah
tersebut. Rupanya tugas yang diberikan kepada Raden Fatah dijalankan dengan
sebaik-baiknya. Lama kelamaan Desa Glagahwangi ramai dikunjungi orangorang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian
menjadi pusat peradagangan bahkan akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam
pertama di Jawa.
awal kemunculannya kerajaan Demak mendapat bantuan dari para Bupati daerah
pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam.
Pada sebelumnya, daerah Demak bernama Bintoro yang merupakan daerah
vasal atau bawahan Kerajaan Majapahit. Kekuasaan pemerintahannya diberikan
kepada Raden Fatah (dari kerajaan Majapahit) yang ibunya menganut agama
Islam dan berasal dari Jeumpa (Daerah Pasai).
Letak Demak sangat menguntungkan, baik untuk perdagangan maupun
pertanian. Pada zaman dahulu wilayah Demak terletak di tepi selat di antara
Pegunungan Muria dan Jawa. Sebelumnya selat itu rupanya agak lebar dan dapat
dilayari dengan baik sehingga kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan
pintas untuyk berlayar ke Rembang. Tetapi sudah sejak abad XVII jalan pintas itu
tidak dapat dilayari setiap saat.
Pada abad XVI agaknya Deamak telah menjadi gudang padi dari daerah
pertanian di tepian selat tersebut. Konon, kota Juwana merupakan pusat seperti itu
bagi daerah tersebut pada sekitar 1500. Tetapi pada sekitar 1513 Juwana
dihancurkan dan dikosongkan oleh Gusti Patih, panglima besar kerajaan
Majapahit yang bukan Islam. Ini kiranya merupakan peralawanan terakhir
kerajaan yang sudah tua itu. Setelah jatuhnya Juwana, Demak menjadi penguasa
tunggal di sebelah selatan Pegunungan Muria.
Yang menjadi penghubung antara Demak dan Daerah pedalaman di Jawa
Tengah ialah Sungai Serang (dikenal juga dengan nama-nama lain), yang sekarang
bermuara di Laut Jawa antara Demak dan Jepara.
Hasil panen sawah di daerah Demak rupanya pada zaman dahulu pun sudah
baik. Kesempatan untuk menyelenggarakan pengaliran cukup. Lagi pula,
persediaan padi untuk kebutuhan sendiri dan untuk pergadangan masih dapat
ditambah oleh para penguasa di Demak tanpa banyak susah, apabila mereka
menguasai jalan penghubung di pedalaman Pegging dan Pajang.
c. Kehidupan Politik
Ketika kerajaan Majapahit mulai mundur, banyak bupati yang ada di daerah
pantai utara Pulau Jawa melepaskan diri. Bupati-bupati itu membentuk suatu
persekutuan di bawah pimpinan Demak. Setelah kerajaan Majapahit runtuh,
berdirilah kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama dipulau Jawa. Rajaraja yang pernah memerintah Kerajaan Demak adalah sebagai berikut :
.
1 Raden Fatah
Pada awal abad ke 14, Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming di China mengirimkan
seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai tanda persahabatan
kedua negara. Putri yang cantik jelita dan pintar ini segera mendapat tempat
istimewa di hati raja. Raja brawijaya sangat tunduk kepada semua kemauan sang
putri jelita, hingga membawa banyak pertentangan dalam istana majapahit.
Pasalnya sang putri telah berakidah tauhid. Saat itu, Brawijaya sudah memiliki
permaisuri yang berasal dari Champa (sekarang bernama kamboja), masih kerabat
Raja Champa.
Sang permaisuri memiliki ketidak cocokan dengan putri pemberian Kaisar yan
Lu. Akhirnya dengan berat hati raja menyingkirkan putri cantik ini dari istana.
Dalam keadaan mengandung, sang putri dihibahkan kepada adipati Pelembang,
Arya Damar. Nah di sanalah Raden Patah dilahirkan dari rahim sang putri cina.
Nama kecil raden patah adalah pangeran Jimbun. Pada masa mudanya raden
patah memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik.
20 tahun lamanya ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia
kembali ke majapahit.
Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah. Saat memasuki usia
belasan tahun, raden patah bersama adiknya berlayar ke Jawa untuk belajar di
Ampel Denta. Mereka mendarat di pelabuhan Tuban pada tahun 1419 M.
Patah sempat tinggal beberapa lama di ampel Denta, bersama para saudagar
muslim ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina,
yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam
Poo Tai-jin, seorang panglima muslim.
3. Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana
berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada
tahun 1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah
pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain Banten,
Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk
menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan Padjajaran. Armada
Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan
kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta
(berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M
itu kemudian di peringati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana
memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil di kuasai,
seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang
Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan
kota pelabuhan yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal.
Dengan demikian, maka Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati.
Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin.
Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu
setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.
d. Perang Saudara di Demak
Perang saudara ini berawal dari meninggalnya anak sulung Raden Patah yaitu
Adipati Unus yang manjadi putra mahkota. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan
antara anak-anak dari Raden Patah. Persaingan ketat anatara Sultan Trenggana dan
Pangeran Seda Lepen (Kikin). Akhirnya kerajaan Demak mampu dipimpin oleh
Trenggana dengan menyuruh anaknya yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran
Seda Lepen. Dan akhirnya sultan Trenggana manjadi sultan kedua di Demak.
Pada masa kekuasaan Sultan Trenggana (1521-1546), Demak mencapai puncak
keemasan dengan luasnya daerah kekuasaan dari Jawa Barat sampai Jawa timur.
Pada 1595 orang Demak memihak raja-raja Jawa Timur, yang mulai
melancarkan serangan terhadap kerajaan Mataram yang belum sempat
berkonsolidasi. Serangan tersebut dapat dipatahkan, tetapi panglima perang
Mataram, Senapati Kediri yang sudah membelot ke Mataram gugur dalam
pertempuran dekat Uter. Sehabis perang, Panembahan mengangkat Ki Mas Sari
sebagai adipati di Demak. Rupanya karena pemimpin pemerintahan yang
sebelumnya tidak memuaskan atau ternyata tidak dapat dipercaya.
Tumenggung Endranata I di Demak ini pada tahun-tahun kemudian agaknya
juga tidak bebas dari pengaruh plitik pesisir yang berlawanan dengan kepantingan
Mataram di Pedalaman. Pada tahun 1627 ia terlibat dalam pertempuran antara
penguasa di Pati, Pragola II dan Sultan Agung. Ia di bunuh dengan keris sebagai
pengkhianat atas perintah Sultan Agung.
Sesudah dia masih ada lagi seorang tumenggung Endranata II yang menjadi
bupati di Demak. Tumenggung ini seorang pengikut setia Susuhunan Mangkurat
II di Kartasura yang memerintah Jawa Tengah pada perempat terakhir abad XVII.
Pada tahun 1678 disebutkan adanya Tumenggung Suranata di Demak.
Sebagai pelabuhan laut agaknya kota Demak sudah tidak berarti pada akhir
abad XVI. Sebagai produsen beras dan hasil pertanian lain, daerah Demak masih
lama mempunyai kedudukan penting dalam ekonomi kerajaan raja-raja Mataram.
Sampai abad XIX di banyak daerah tanah Jawa rasa hormat pada masjid Demak
dan makam-makam Kadilangu masih bertahan di antara kaum beriman, kota
Demak dipandang sebagai tanah suci. Hal itulah yang terutama menyebabkan
nama Demak dalam sejarah Jawa tetap tidak terlupakan di samping nama
Majapahit.
II.4 Kerajaan Banten
a. Letak Kerajaan
Dasar-dasar Kerajaan Banten diletakkan oleh Hasanuddin (putra Fatahillah)
dan mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.
Perkembangan Kerajaan Banten yang demikian pesat, tidak lepas dari posisi dan
letaknya
yang
strategis
di
sekitar
Selat
Sunda.
Secara geografis, Kerajaan Banten terletak di daerah Jawa Barat bagian utara.
Kerajaan Banten menjadi penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang melalui
Selat Sunda. Dengan posisi yang strategis Kerajaan Banten berkembang menjadi
sebuah kerajaan besar di Jawa Barat dan bahkan menjadi saingan berat VOC
(Belanda)
yang
berkedudukan
di
Batavia.
b.KehidupanPolitik
Berkembangnya Kerajaan Banten, tidak dapat dipisahkan dari peranan
raja-raja
yang
pernah
memerintah
Kerajaan
Banten.
dan
mengangkat
dirinya
sebagai
raja
pertama.
Pada
masa
pesat.
berada
Sunda diwajibkan untuk melakukan di Selat Sunda yang bertambah ramai setelah
dikuasainya
Selat
kegiatannya
di
Bandar
Banten.
Raja Hasanuddin kawin dengan putri Raja Indrapura. Bahkan Raja Indra-pura
menyerahkan tanahSelebar yang banyak menghasilkan lada kepadanya. Di bawah
pemerintahan Raja Hasanuddin, Kerajaan Banten banyak di-kunjungi oleh
saudagar-saudagar dari Gujarat, Persia, Cina, Turki, Pegu (Burma Selatan), dan
Keling.
Panembahan Yusuf Setelah Raja Hasanuddin wafat tahun 1570 M, putranya yang
bergelar Panembahan Yusuf menjadi raja Banten berikutnya. la berupaya untuk
memajukan pertanian dan pengairan. la juga berusaha untuk memperluas wilayah
kekuasaan kerajaannya. Langkah-langkah yang ditempuhnya antara lain, merebut
Pakuan pada tahun 1579 M. Dalam pertempuran tersebut, raja Pakuan yang
bernama Prabu Sedah tewas. Kerajaan Pajajaran yang merupakan benteng terakhir
Kerajaan Hindu di Jawa Barat berhasil dikuasainya. Setelah 10 tahun memerintah,
Panembahan
Yusuf
wafat
akibat
sakit
keras
yang
dideritanya.
lima
bulan
yang
bernama
Abu'Mufakir.
Rangkung.
Pada tahun 1596 M itu juga untuk pertama kalinya orang Belanda tiba di
Indonesia di bawah pimpinan Comelis de Houtman. Mereka berlabuh di
pelabuhan Banten. Tujuan awal mereka datang ke Indonesia adalah untuk
membeli
rempah-rempah.
Sultan Ageng Tirtayasa Setelah wafat, Abul Mufakir digantikan oleh putranya
dengan gelar Sultan Abu Ma'ali Ahmad Rahmatullah. Akan tetapi berita tentang
pemerintahan sultan ini tidak dapat diketahui dengan jelas. Setelah Sultan Abu
Ma'ali wafat, ia digantikan oleh putranya yang bergelar Sultan Ageng Tirtayasa. Ia
memerintah
Banten
dari
tahun
1651-1692
M.
Batavia.
Kegagalan
Kerajaan
Mataram
tidak
mengurangi
semangat Sultan
Ageng
mencapai
untuk
cita-
citanya.
Sultan Ageng Tirtayasa memajukan aktivitas perdagangan agar dapat bersaing
dengan Belanda di Batavia. Di samping itu. Sultan Ageng Tirtayasa
memerintahkan kepada pasukan Kerajaan Banten untuk mengadakan perampokan
terhadap Belanda di Batavia, sedangkan perkebunan tebu milik Belanda di sebelah
barat Ciangke dirusak oleh orang-orang Banten. Gerakan yang dilakukan oleh
orang-orang Banten atas perintah Sultan Ageng Tirtayasa membuat Belanda
kewalahan
menghadapinya.
Pada tahun 1671 M Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota menjadi
raja pembantu dengan gelar Sultan Abdul Kahar. Sejak saat itu Sultan Ageng
Tirtayasa beristirahat di Tirtayasa/ tetapi ia tidak melepaskan pemerintahan
seluruhnya. Pada tahun 1674 M, Sultan Abdul Kahar berangkat ke Mekkah dan
setelah mengunjungi Turki ia kembali ke Banten (1676 M). Sejak saat itu ia lebih
dikenal
dengan
sebutan
Sultan
Haji.
Ketika memerintah Kerajaan Banten, Sultan Haji menjalin hubungan baik dengan
Belanda. Ternyata hubungan ini dijadikan kesempatan yang bagus oleh Belanda
untuk memasuki Kerajaan Banten. Melihat terjalinnya hubungan antara Sultan
Haji dengan Belanda, Sultan Ageng Tirtayasa menarik kembali tahta kerajaan dari
tangan Sultan Haji. Namun Sultan Haji tetap mempertahankan tahta kerajaannya,
sehingga terjadi perang saudara di Kerajaan Banten antara Sultan Ageng Tirtayasa
dengan putranya Sultan Haji yang mendapat bantuan Belanda. Sultan Ageng
Tirtayasa berhasil ditangkap dan dipenjarakan di Batavia hingga wafat tahun 1692
M.
Kemenangan Sultan Haji merupakan kehancuran Kerajaan Banten, karena
selanjutnya Kerajaan Banten berada di bawah pengawasan pihak Belanda. Dengan
demikian. Sultan Haji hanyalah sebagai lambang belaka (raja boneka) dalam
pemerintahan Kerajaan Banten, karena seluruh kekuasaan diatur oleh Belanda.
II.5 Kerajaan Mataram
a. Letak Geografis Kerajaan Mataram
Kerajaan
mataram
berdiri
kota
Yogyakarta, yakni
di
Menurut
berita
Kotagede.
beritakuno
tentang Mataram, wilayahnya Di daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang
bermuara di Laut Selatan. Membentang antara Tugu sebagai batas utara dan
Panggung Krapyak di batas selatan, antara Sungai Code di timur dan Sungai
Winongo sebelah barat. Antara Gunung Merapi dan Laut Selatan, Kraton dalam
pikiran masyarakat Jawa, diartikan sebagai pusat dunia yang digambarkan sebagai
pusat jagad.
Di daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan.
Membentang antara Tugu sebagai batas utara dan Panggung Krapyak di batas
selatan, antara Sungai Code di timur dan Sungai Winongo sebelah barat. Antara
Gunung Merapi dan Laut Selatan, Kraton dalam pikiran masyarakat Jawa,
diartikan sebagai pusat dunia yang digambarkan sebagai pusat jagad.
b. Sejarah Kerajaan Mataram
Banyak sekali sumber yang mengatakan sejarah kerajaan berdirinya kerajaan
Mataram yaitu:
Mitos Wahyu Keprabon1[3]
1.
pemerintahannya
boleh
dikatakan
terus-menerus
berperang
Barat, raja Pajang, pengganti Sultan Tranggan dari Demak, pada perempat ketiga
abad ke-16 telah mengutus seorang panglima pasukannya, penguasa di
senapati
melaksanakan
penaklukkan-penaklukan
itu
untuk
mewujudkan gagasannya bahwa mataram harus menjadi pusat budaya dan agama
islam, untuk menggantikan atau melanjutkan kesultanan demak. Disebutkan pula
dalam cerita babad bahwa cita-cita itu berasal dari wangsit yang diterimanya dari
Lipura (desa yang terletak di sebelah barat daya Yogyakarta). Wangsit datang
setelah mimpi dan pertemuan senapati dengan penguasa laut selatan, Nyi Roro
Kidul, ketika ia bersemedi di Parangtritis dan Gua Langse di Selatan Yogyakarta.
Dari pertemuan itu disebutkan bahwa kelak ia akan menguasai seluruh tanah
jawa. Panembahan senapati terus-menerus memperkuat pengaruh mataram dalam
berbagai bidang sampai ia meninggal pada tahun 1601. ia digantikan oleh
putranya, Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak (1601 1613).
Peran mas Jolang tidak banyak yang menarik untuk dicatat. Setelah mas
jolang meninggal, ia digantikan oleh Mas Rangsang (1613 1645). Pada masa
pemerintahannyalah Mataram meraih kejayaan. Baik dalam bidang perluasan
daerah kekuasaan, maupun agama dan kebudayaan. Pada tahun 1641, Agung
Raja-Raja Mataram
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Paku Buwana III pada 1749 M pengangkatannya dilakukan oleh VOC
II.6 Kerajaan Makassar
bone, Wajo, Soppeng, dan Luwu. Berkat dakwah dari Datuk ri Bandang dan
Sulaeman dari Minangkabau, akhirnya Raja Gowa dan Tallo masuk Islam (1605)
dan rakyat pun segera mengikutinya.
Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai kerajaan lainnya. Dua
kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Dari Makasar, agama Islam
menyebar ke berbagai daerah sampai ke Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat,
dan Nusa Tenggara Timur. Makassar merupakan salah satu kerajaan Islam yang
ramai akan pelabuhannya. Hal ini, karena letaknya di tengah-tengah antara
Maluku, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Malaka.
a. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Kerajaan Makassar mula-mula diperintah oleh Sultan Alauddin
(1591-
1639 M). Raja berikutnya adalah Muhammad Said (1639-1653 M) dan dilanjutan
Makassar
berkembang
menjadi
kerajaan
maritim.
Hasil
mengurus
perdagangan
dan
hubungan
luar
negeri.
Pejabat bidang keagamaan dijabat oleh kadhi yang dibantu imam, khatib, dan
bilal.
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah
keahlian masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan lambo.
c. Kemunduran Kerajaan Makassar
Kemunduran Kerajaan Makassar disebabkan karena permusuhannya dengan
VOC yang berlangsung sangat lama. Ditambah dengan taktik VOC yang
memperalat Aru Palakka ( Raja Bone) untuk mengalahkan Makassar. Kebetulan
saat itu Kerajaan Makassar sedang bermusuhan dengan Kerajaan Bone sehingga
Raja Bone setuju bekerja sama dengan VOC.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Awal masuk islam di Indonesia terdapat banyak perbedaan pendapat. Namun,
pendapat paling banyak di anut adalah berdasarkan hasil seminar tentang
masuknya islam ke Indonesia yang disimpulkan pada abad ke-7 M. hal ini
didasarkan pada kenyataan, bahwa sejak abad ke-7 M sudah terjadi kontak
perdagangan yang dilakukann oleh saudagar-saudagar muslim dari Arab, persia,
dan Gujurat yang selalu pulang pergi di Indonesia, bahkan mereka menetap dan
menikah dengan penduduk pribuni.
III.2 Kritik dan Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga
pembahasandalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca.
Kami berharap kritik dan sarannya dari pembaca untuk kesempurnaan dalam
tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http:// saef-jaza.blogspot.com/2018/12/perkembangan-Islam-di-indonesia.html
http//sejarawan.wordpress.com/2008/21/proses-masuknya-islam-di-indonesiahttp://search.yahoo.com/search?ei=utf8&fr=tightropetb&p=peta+kerajaan+makassar&type=31497_081016nusantara
http://search.yahoo.com/search?ei=utf8&fr=tightropetb&p=perkembangn+kerajaan+samudera+pasai&type=31497_081
016
Abdillah, Masykuri, "Potret Masyarakat Madani di Indonesia", dalam Seminar
Nasional
tentang "Menatap Masa Depan Politik Islam di Indonesia", Jakarta:
International Institute of Islamic Thought, Lembaga Studi Agama dan Filsafat
UIN Jakarta,
10 Juni 2003
Ali Daud, Muhammad, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Rajawali, 1991, Cet .
ke-2
Antonio, Muhammad Syafi'I, Bank Syari'ah: Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani Press, 2001
Anwar, M. Syafi'i, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia: Sebuah Kajian Politik
tentang
Cendekiawan Muslim Orde Baru, Jakarta: Paramadina, 1995
Azra, Azyumardi, Islam reformis: Dinamika Intelektual dan Gerakan, Jakarta:
Raja
Grafindo Persada, 1999
PERTANYAAN
1. Apa bukti bahwa semenjak raja pengganti dari Sultan Iskandar muda dan
Sultan iskandar Tani dikatakan sebagai tokoh yang lemah ? (Kelompok2Nadita Khairunnisah)
2. Apa faktor kemajuan di bidang agama pada kerajaan samudera pasai ?
(kelompok2 - F. Isma hikmatullah MD)
3. Mengapa kemenangan Sultan Haji dalam perang saudara antara Sultan haji
dan Sultan Ageng Tirtayasa merupakan awal kehancuran kerajan banten ?
(Kelompok 3 - Metha Luktiana)
4. Sebutkan Raja-raja Kerajaan Demak ? (Kelompok 3- Erma
5. Bagaimana hubungan runtuhnya kerajaan majapahit dengan berdirinya
kerajaan demak ? (Kelompok 4 - Khairunnisah)
6. Apa yang menjadi dasar Raja Marah Silu dengan gelar Malik As-saleh
menjadi raja pertama Kerajaan Samudera pasai ? (Kelompok 4 )
7. Apa saja peninggalan dalam segi bangunan kerajaan mataram yang
bersifat religi ? (kelompok 6-Indar Parwati )
8. Apa yang menyebabkan kerajaan makassar bermusuhan dengan Raja Bone
? (kelompok 7 - Diah Dwi Cahyanti)
9. Pada kerajaan aceh telah terjadi kemajuan di biadang keagamaan. Dalam
bentuk apa keagamaan tersebut ?(kelompok 7 Pratiwi Adsa R.)