Anda di halaman 1dari 10

PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

A. PRINSIP DASAR
Promosi kesehatan bukan hanya diperlukan dalam pelayanan preventif danpromotif
saja, melainkan juga diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau pelayanan
rumah sakit. Memang secara konsep, promosi kesehatan di rumah sakit (RS) adalah sama
dengan promosi kesehatan pada pelayanan preventif dan promotif atau yang disebut dengan
pelayanan kesehatan masyarakat. Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya saja. Sasaran
promosi kesehatan masyarakat adalah kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran promosi
kesehatan di rumah sakit utamanya adalah orang yang sakit (pasien) dan juga orang yang
sehat atau keluarga pasien.
Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting) promosi kesehatan seperti
telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah termasuk tatanan institusi pelayanan
kesehatan. Dengan demikian maka promosi kesehatan ini adalah promosi kesehatan yang
dikembangkan di rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit atau pasien dan
keluarganya agar mereka dapat mengatasi masalah kesehatannya, khususnya mempercepat
kesembuhan dari penyakitnya. Dari segi psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga
dari orang yang sakit adalah dalam kondisi ketidak enakan: rasa sakit, kekhawatiran,
kecemasan, kebingungan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, mereka ini sangat memerlukan
bantuan bukan saja pengobatan, tetapi bantuan lain seperti informasi, nasihat, dan
petunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan dengan masalah kesehatan atau
penyakit yang mereka alami.
Dalam mengembangkan promosi kesehatan rumah sakit, beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan untuk individu-individu yang sedang
memerlukan pengobatan atau perawatan di rumah sakit. Disamping itu, promosi
kesehatan di rumah sakit juga ditujukan kepada pengunjung rumah sakit, baik pasien
rawat jalan, maupun keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di rumah
sakit. Keluarga pasien juga perlu diperhatikan dalam promosi kesehatan di rumah
sakit, karena keluarga pasien diharapkan dapat mmembantu atau menunjang proses
penyembuhan dan pemulihan keluarganya yang sakit (pasien).
b. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian
atau pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah kesehatan atau penyakit
yang dideritanya. Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait
dengan penyakit yang dideritanya seperti: penyebab penyakit tersebut, cara penularan
penyakit (bila penyakit menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat
dan sebagainya. Apabila pasien atau keluarga pasien memahami penyakit
yang dideritanya, diharapkanakan membantu mempercepat proses penyembuhan, dan
tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.
c. Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan
keluarganya dalam kesehatan. Hal ini dimaksudkan, apabila pasien sudah sembuh dan
kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan) kesehatannya, utamanya terkait dengan penyakit yang
telah dialami.

d. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah penerapan


proses belajar kesehatan di rumah sakit. Artinya semua pengunjung rumah sakit,
baik pasien maupun keluarga pasien memperoleh pengalaman atau pembelajaran
dari rumah sakit, bukan saja melalui informasi atau nasihat-nasihat dari para petugas
rumah sakit, tetapi juga dari apa yang dialami, didengar, dan dilihat di rumah sakit.
Penampilan rumah sakit yang bersih,nyaman, aman, dan teduh, serta penampilan para
petugas rumah sakit,terutama dokter dan perawat, yang bersih dan rapi, ramah, murah senyum,
dan sebagainya, rumah sakit yang membelajarkan pasien atau keluarga pasien tentang
kesehatan.

B. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT


Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit bukan hanya orang sakit atau pasien dan
keluarga pasien saja, tetapi juga rumah sakit. Oleh sebab itu, promosi kesehatan di rumah
sakit mempunyai bermacam-macam tujuan sesuai dengan sasaran-sasaran tersebut, yakni
tujuan bagi pasien, keluarga pasien, dan tujuan bagi rumah sakit itu sendiri.
1. Bagi pasien
a. Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior )
Promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku (praktik) tentang kesehatan, khususnya yang
terkait dengan masalah atau penyakit yang diderita oleh pasien yang bersangkutan.
Pengetahuan atau pengertian yang perlu diberikan atau dikembangkan untuk pasien
adalah pengetahuan tentang penyakit yang diderita pasien, mencakup: jenis
penyakit, tanda-tanda atau gejala penyakit, penyebab penyakit atau bagaimana
proses terjadinya penyakit, bagaimana cara penularan penyakit (bila penyakit
tersebut menular), dan bagaimana cara mencegah penyakit tersebut. Dari segi
perilaku atau praktik yang harus dilakukan atau dianjurkan kepada pasien adalah
tindakan yang harus dilakukan untuk terhindar atau mencegah penyakit tersebut.
Apabila pengetahuan, sikap, dan perilaku ini dipunyai oleh pasien, maka
pengaruhnya, antara lain:
1) Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.
2) Mencegah
terserangnya
penyakit
yang
sama
atau
mencegahkekambuhan penyakit.
3) Mencegah
terjadinya
penularan
penyakit
kepada
orang
lain,
terutamakeluarganya.
4) Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepadaorang lain,
sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut.
b. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan (health seeking
behavior)
Pengetahuan, sikap, dan praktik (perilaku) pemanfaatan secara tepat oleh pasien
akan mempercepat proses penyembuhan. Bagi pasien yang kurang pengetahuan
tentang penyakit yang diderita, kadang-kadang mencari pengobatan yang tidak tepat
misalnya ke dukun atau para-normal, sehingga dapat memperpanjang proses
penyembuhan. Oleh sebab itu, promosi kesehatan terhadap pasien dengan

memberikan pengetahuan
yang
benar
tentang
penyakit,
penyembuhannya maka pasien akan mencari penyembuhan dengan tepat.

terutama cara

2. Bagi keluarga
Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan pasien.
Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan hanya semata-maka
karena faktor rumah sakit, tetapi juga faktor keluarga. Oleh sebab itu, promosi
kesehatan bagi keluarga pasien penting karena dapat:
a. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien
Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat dan terapi lain
saja, tetapi juga faktor psikologis dari pasien. Lebih-lebih penyakit tidak menular
seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jiwa, dan sebagainya,
faktor psikososial sangat berperan. Dalam mewujudkan lingkungan psikososial ini,
keluarga sangat penting peranannya. Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu
dilakukan juga bagi keluarga pasien.
b. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit
Dengan melakukan promosi kesehatan kepada keluarga pasien, mereka akan mengetahui dan
mengenal penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya (pasien), cara penularan, dan
cara pencegahannya. Keluarga pasien tentunya akan berusaha untuk menghindar agar
tidak terkena penyakit atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota
keluarga yang sakit tersebut.
c. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain
Keluarga pasien yang telah memperoleh pengetahuan tentang penyakit dan caracara penularannya, maka keluarga tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau
keluarganya yang sakit untuk tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, terutama
kepada tetangga atau teman dekatnya.
3. Bagi Rumah Sakit
Banyak orang berpendapat bahwa promosi kesehatan di rumah sakit dapat merugikan
rumah sakit itu sendiri. Alasan mereka, karena promosi kesehatan di rumah sakit
merepotkan, menambah tenaga, waktu, dan biaya. Di sampingitu apabila pasien cepat
sembuh karena promosi kesehatan maka pendapatan rumah sakit akan menurun. Memang
ini logika yang mungkin benar, tetapi terlalu sederhana. Pengalaman-pengalaman dari
rumah sakit yang telah melaksanakan promosi kesehatan (dulu penyuluhan kesehatan)
justru membuktikan bahwa promosi kesehatan di rumah sakit ini mempunyai keuntungan
bagi rumah sakit itu sendiri antara lain:
a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,
khususnya rumah sakit, maka pasien mengunjungi rumah sakit tidak sekedar untuk
memperoleh perawatan atau pengobatan saja, tetapi juga ingin pelayanan yang berkualitas,
yang nyaman dan yang ramah. Pasien ingin pelayanan yang holistik bukan hanya
pelayanan fisik, tetapi juga pelayanan psikososial. Promosi kesehatan pada prinsipnya
adalah salah satu bentuk pelayanan psikososial. Oleh sebab itu, penerapan promosi
kesehatan di rumah sakit adalah merupakan upaya meningkatkan mutu rumah sakit.

b. Meningkatkan citra rumah sakit


Penerapan promosi kesehatan di rumah sakit diwujudkan dalam memberikan
informasi-informasi tentang berbagai masalah kesehatan atau penyakit dan masingmasing dengan jenis pelayanannya. Di masing-masing titik pelayanan rumah
sakit disediakan atau diinformasikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses
penyembuhan pasien. Di tempat loket pendaftaran, di ruang tunggu, di tempat
pemeriksaan, di tempat pengambilan obat, di ruang perawatan, dan sebagainya, selalu
dilakukan penjelasan atau pemberian informasi terkait dengan apa yang harus
diketahui dan dilakukan oleh pasien. Oleh sebab itu, promosi kesehatan ini dapat
memberikan kesan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa rumah sakit
tersebut pelayanannya baik.
c. Meningkatkan angka hunian rumah sakit (BOR)
Dari pengalaman rumah sakit yang telah melaksanakan promosi kesehatan,
menyatakan bahwa kesembuhan pasien menjadi lebih pendek dari sebelumnya. Hal
ini berarti bahwa promosi kesehatan dapat memperpendek hari rawat pasien, yang
akhirnya meningkatkan turnover . Dengan menurunnya hari rawat pasien ini dapat
membawa dampak bahwa rumah sakit yang bersangkutan baik, karena pasien yang dirawatnya
cepat sembuh, yang berarti meningkatkan pamor rumah sakit tersebut. Selanjutnya
akan
berakibat
meningkatkan
angka
hunian
rumah
sakit
tersebut
(Board Occupancy Rate), sebagai salah satu indikator pelayanan rumah sakit yang baik.
C. SASARAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Sasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit, yang
dikelompokkan menjadi kelompok orang sakit (pasien), kelompok orang yang sehat
(keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit), dan petugas rumah sakit. Secara rinci
sasaran promosi kesehatan di rumah sakit ini diuraikan sebagai berikut:
1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkatan penyakit
Pasien yang datang ke rumah sakit sangat bervariasi, baik dilihat dari latar belakang
sosioekonominya, maupun dilihat dari tingkat keparahan penyakit dan jenis pelayanan
yang diperlukan. Dari sudut tingkat penyakitnya, dibedakan menjadi pasien dengan
penyakit akut, dan pasien dengan penyakit kronis. Dari jenis pelayanan yang
diperlukan, dibedakan dengan adanya pasien rawat jalan yang tidak memerlukan
rawat inap, dan pasien rawat inap dengan indikasi memerlukan perawatan inap.
Promosi kesehatan dengan berbagai jenis sasaran pasien ini dengan sendirinya
dijadikan dasar untuk menentukan motode dan strategi promosi dan penyuluhannya.
2. Kelompok atau individu yang sehat
Pengunjung rumah sakit yang sehat antara lain keluarga pasien yang
mengantarkan atau menemani pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Di
samping itu, para tamu rumah sakit lain yang tidak ada kaitannya langsung dengan
pasien juga merupakan kelompok sasaran yang sehat bagi promosi kesehatan di
rumah sakit. Teknik dan metode promosi kesehatan untuk kelompok sasaran ini tentu
berbeda dengan promosi kesehatan bagi orang sakit atau pasien. Kelompok sasaran orang
sehat di rumah sakit ini penting untuk dijadikan sasaran promosi kesehatan, karena

mereka ini akan dapat menunjang proses penyembuhan pasien baik pada waktu masih
dalam perawatan di rumah sakit, maupun bila sudah pulang ke rumah.
3. Petugas rumah sakit
Petugas rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan menjadi : petugas medis,
para medis, dan non-medis. Sedangkan secara structural dapat dibedakan menjadi :
pimpinan, tenaga administrasi, dan tenaga teknis. Apapun fungsi dan strukturnya,
semua petugas rumah sakit mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi atau
penyuluhan kesehatan untuk pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun
keluarganya, di samping tugas pokok mereka. Oleh sebab itu, sebelum mereka
melakukan promosi dan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien, mereka harus
dibekali kemampuan promosi dan penyuluhan kesehatan. Agar mereka mempunyai
kemampuan tersebut, maka harus diberikan pelatihan tentang promosi dan pendidikan
kesehatan.
D. TEMPAT DAN KESEMPATAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Pada waktu pasien akan menjalani perawatan di rumah sakit atau pasien yang akan
berobat jalan di rumah sakit, sudah tentu pasien akan melewati serangkaian prosedur yang
telah ditentukan oleh rumah sakit tersebut. Misalnya, untuk pasien rawat jalan
prosedur yang dilalui sekurang-kurangnya adalah:
a)
b)
c)
d)

Pendaftaran.
Masuk ke ruang tunggu.
Masuk ke ruang pemeriksaan.
Ke apotek atau tempat pengambilan obat.

Pembayaran di kasir, dan seterusnya. Di tempat-tempat atau bagian-bagian tersebut


idealnya merupakan tempat-tempat untuk dilaksanakan promosi atau penyuluhan
kesehatan, terkait dengan pelayanan yang diberikan. Namun demikian tidak semua titik
pelayanan tersebut efektif untuk dilakukan promosi kesehatan. Tempat-tempat atau
bagian-bagian pelayanan rumah sakit yang potensial dilakukan promosi kesehatan, antara
lain sebagai berikut:
1. Di ruang tunggu
Di ruang tunggu adalah tempat yang baik untuk melakukan promosi dan
penyuluhan kesehatan. Karena pada umumnya, di ruang itulah pasien atau para
pengantar berkumpul dalam waktu yang ralatif lama untuk menunggu giliran
pemeriksaan atau memperoleh obat. Di ruang ini dapat dilakukan penyuluhan
kesehatan langsung atau ceramah kesehatan, ataupun penyuluhan kesehatan tidak
langsung misalnya menggunakan rekaman radio kaset atau video kaset. Pasien atau
para pengantar pasien umumnya merasa jenuh pada saat menunggu giliran, sehingga
waktu tersebut sangat baik bila digunakan untuk memberikan informasi-informasi
atau pesan-pesan kesehatan agar mencegah kegelisahan dan kejenuhan pasien atau keluarga
pasien.
Di samping itu, di ruang tunggu juga disediakan leaflet-leaflet atau selebaranselebaran yang dapat dibaca oleh pasien atau keluarga pasien. Leaflet atau selebaran
berisikan pesan-pesan atau informasi-informasi terkait dengan penyakit-penyakit

tertentu. Demikian pula dinding-dinding ruang tunggu perlu ditempel poster-poster


yang berisikan pesan-pesan kesehatan.
2. Di kamar periksa
Di kamar periksa dokter, dokter gigi atau bidan, merupakan tempat dan kesempatan
yang baik memberikan pesan-pesan kesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah
kesehatan ataupun penyakit pasien. Sambil memeriksa pasien atau setelah selesai
memeriksa pasien, petugas kesehatan atau dokter dapat menjelaskan tentang penyakit
yang diderita pasien, penyebabnya, perjalanan penyakitnya, cara penularannya, cara
pencegahannya, dan pengobatan yang diberikan. Pasien dalam kondisi sakit dan ingin
segera sembuh dari penyakitnya, apabila diberikan pesan-pesan, informasi-informasi,
atau anjuran-anjuran yang berkaitan dengan penyakitnya, akan lebih mudah mematuhi atau
menjalankannya dibanding mereka yang dalam keadaan sehat.Untuk menunjang
promosi dan penyuluhan kesehatan pada kesempatan-kesempatan tersebut,
seyogyanya ruang periksa dilengkapi dengan alat-alat peraga atau gambar-gambar
terkait dengan penyakit tertentu. Misalnya: kerangka manusia, pantom, gambargambar anatomi tubuh, gambar jenis-jenis makanan bergizi, skema perjalanan suatu
penyakit, dan sebagainya.
3. Di ruang perawatan
Di ruang perawatan peran perawat sangat penting karena di tempat ini, perawat
mempunyai waktu yang relatif banyak untuk berkomunikasi dengan pasien, dibanding
dengan petugas yang lain. Perawat di ruang rawat berkewajiban untuk memberikan obat,
melayani kebutuhan pasien yang lain seperti makan, minum, membantu ke kamar
mandi, dan sebagainya. Pada kesempatan-kesempatan itulah, perawat dapat
menyampaikan pesan-pesan atau anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh pasien
dalam rangka penyembuhannya.
Seorang perawat pada waktu mengambil sampel darah, pada waktu mengukur
tekanan darah pasien, dan sebagainya, dapat sekaligus memberikan penyuluhan
kesehatan terkait dengan yang dihadapi oleh pasien tersebut.

E. MATERI PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT


Materi atau isi promosi kesehatan di rumah sakit adalah mencakup pesan-pesan
dan informasi-informasi kesehatan yang disampaikan kepada pasien atau keluarga
pasien. Materi promosi kesehatan di rumah sakit ini dapat dikelompokkan menjadi 3
yakni :
1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan ini mencakup perilaku hidup sehat (healthy behavior), antara lain :
a) Makan dengan menu atau susunan makanan dengan gizi seimbang.
b) Aktivitas fisik secara rutin, termasuk olahraga dan kegiatan-kegiatan lainnya
seperti tugas dan pekerjaan sehari-hari yang mengeluarkan tenaga.
c) Tidak merokok atau minum minuman keras seperti alkohol.
d) Mengelola dan mengendalikan stres untuk memelihara kesehatan.
e) Istirahat cukup karena istirahat dapat mengendorkan ketegangan-ketegangan yang
dialami oleh seseorang.

2. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit


Pasien yang sudah sembuh dari penyakit, bisa saja terserang penyakit yang sama
(kambuh). Di samping itu, apabila penyakit itu menular maka kemungkinan penyakit
itu tertularkan kepada orang lain. Oleh sebab itu pesan-pesan tentang pencegahan
berbagai macam penyakit perlu dikemas dalam media leaflet atau poster.
Pesan-pesan tersebut sekurang-kurangnya mencakup :
a) Gejala atau tanda-tanda penyakit.
b) Penyebab penyakit.
c) Cara penularan penyakit.
d) Cara pencegahan penyakit.
3. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan
Pasien yang datang ke rumah sakit, baik untuk rawat jalan atau rawat inap, tujuan
akhirnya adalah agar sembuh dari sakit dan pulih kesehatannya.
Masing-masing penyakit mempunyai proses penyembuhan yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu, informasi atau pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan proses
penyembuhan dan pemulihan itu adalah merupakan isi promosi kesehatan di rumah
sakit.
F. BENTUK METODE PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Istilah atau nama rumah sakit di Indonesia memang tidak menguntungkan dari segi
promosi kesehatan. Karena rumah sakit yang merupakan terjemahan dari bahasa Belanda memberikan
kesan yang tidak menyenangkan, menyeramkan, sakit, tidak enak, dan tidak nyaman. Di
negara-negara maju, rumah sakit disebut Hospital atau keramah tamahan, sehingga
bertentangan dengan kesan rumah sakit seperti disebutkan di atas. Oleh sebab itu promosi
kesehatan rumah sakit seyogyanya menciptakan kesan rumah sakit tersebut menjadi
tempat yang menyenangkan, tempat untuk beramah tamah, dan sebagainya. Untuk
mengubah kesan tersebut seyogyanya bentuk atau pola promosi kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Pemberian contoh
Tahap pertama yang diperlukan untuk mengubah kesan rumah sakit yang
menyeramkan tersebut adalah dengan menampilkan bangunan fisik danfasilitas rumah
sakit itu antara lain sebagai berikut:
a. Bangunan dan lingkungan rumah sakit yang bersih dan rapi. Cat bangunan rumah
sakit tidak harus putih seperti biasanya atau pada umumnya. Ruangan atau kamar
perawatan dapat menggunakan cat yang warna-warni. Dari hasil penelitian
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, membuktikan bahwa pasien yang
dirawat di ruangan yang dicat berwarna ,lebih cepat sembuh dibandingkan pasien yang
dirawat di ruangan yang hanya bercat putih.
b. Kamar mandi dan WC harus bersih dan tidak menimbulkan bau tidak enak, tetapi
justru berbau wangi. Air bersih seharusnya mengalir dengan lancar dan cukup
sebagai sarana untuk kebersihan kamar mandi dan WC

c. Tersedianya tempat sampah dimana-mana, baik di luar ruangan maupun didalam


ruangan, rumah sakit yang kurang menyediakan tempat sampah yang cukup, berarti tidak
menjadikan rumah sakit itu kondusif untuk berperilaku bersih bagi pasien dan
pengunjung lainnya.
d. Tersedianya taman hidup atau kebun di sekitar rumah sakit. Taman yang indah
atau kebun bunga di rumah sakit dapat menghilangkan kesan yang kering, sakit,
yang kurang ramah, dan formal seperti perkantoran. Taman di rumah sakit akan
menimbulkan kesan yang sejuk, sehat, senyum, dan ramah.
e. Petugas atau karyawan rumah sakit sangat penting untuk menimbulkan kesan
kesehatan, kebersihan, dan kesan keramah tamahan. Oleh sebab itu, kebersihan
dan cara berpakaian petugas rumah sakit, terutama dokter dan perawat yang secara
langsung berkontak dengan pasien adalah perlu dijaga dan dipertahankan supaya tetap
bersih dan rapi.
2. Penggunaan Media
Media promosi atau penyuluhan kesehatan di rumah sakit merupakan alat bantu
dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada para pasien dan pengunjung rumah sakit
lainnya. Media promosi yang layak digunakan dirumah sakit diantaranya dalam
bentuk cetakan: leaflet, flyer, selebaran, poster, dan spanduk, serta dalam bentuk
media elektronik, yakni radio kaset dan videokaset. Leaflet dan selebaran
didistribusikan atau disediakan di ruang-ruang tunggu, atau di lobi rumah sakit, agar
mudah dijangkau oleh para pengunjung rumah sakit.
Media elektronik, baik radio kaset maupun video kaset yang berisi pesan
kesehatan bagi pasien dan keluarga pasien dapat digunakan di ruang-ruang tunggu
atau ruang rawat inap. Khusus media elektronik yang digunakan diruang-ruang rawat
antara lain penggunaan sound system yang dikendalikandari ruang tertentu dapat
menyampaikan pesan-pesan dalam rangka proses penyembuhan pasien di ruang
rawat. Di samping itu, melalui media elektronik ini juga dapat digunakan untuk
program musik, dan siraman rohani untuk menghibur dan memperkuat iman para
penderita atau pasien.
3. Promosi dan penyuluhan langsung
Penyuluhan langsung dapat dilakukan secara terstruktur atau terprogram, tetapi
juga dapat dilakukan secara tidak terstruktur atau terprogram. Penyuluhan langsung
secara terprogram harus direncanakan secara baik, dan ditangani oleh petugas yang
khusus mempunyai kemampuan bidang promosi kesehatan, khususnya media. Bentuk
program promosi langsung tidak terprogram dapat dilakukan oleh para petugas medis dan
paramedis yang langsung berhadapan dengan pasien.
Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, bentuk promosi kesehatan dapat
dilaksanakan pada:
a. Individual
Penyuluhan atau promosi kesehatan secara individual dilakukan dalam bentuk
konseling. Konseling dilakukan oleh dokter, perawat, atau petugasgizi terhadap pasien
atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan khusus, atau penyakit yang
dideritanya.

b. Kelompok
Promosi atau penyuluhan langsung dengan sasaran kelompok dilakukan diruang
tunggu bagi penyakit-penyakit sejenis, misalnya ruang tunggu penyakit dalam, ruang
tunggu penyakit THT, ruang tunggu bagian anak,dan sebagainya. Penyuluhan langsung
kelompok juga dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan pasien dengan kasus sejenis di
ruangan tertentu. Metode penyuluhan kelompok, seperti ceramah, diskusi kelompok,
simulasi, dan bermain peran (role play) tepat digunakan dalam promosi kesehatan ini.
c. Massa
Bagi seluruh pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun keluarga pasiendan
tamu rumah sakit, adalah sasaran promosi kesehatan dalam bentuk ini. Promosi
kesehatan dengan sasaran semacam ini perlu penyesuaian bentuk promosi kesehatannya
adalah dengan menggunakan metode penyuluhan massa, seperti penggunaan poster dan
spanduk.
Seperti halnya promosi kesehatan di tatanan-tatanan lainnya, pada umumnya promosi
kesehatan dengan menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung.
a) Secara langsung
Metode penyuluhan langsung digunakan pada waktu penyuluhan langsung, yakni
apabila antara sasaran (pasien dan keluarga pasien) bertatap muka dengan petugas
kesehatan sebagai promoter kesehatan. Oleh sebab itu, metode yang digunakan adalah
ceramah, diskusi kelompok, simulasi, dan bermain peran.
b) Secara tidak langsung
Promosi atau penyuluhan secara tidak langsung berarti menggunakanmedia, dan
antara petugas promosi kesehatan tidak dapat bertatap muka dengan pasien atau
keluarga pasien sebagai clients. Oleh sebab itu, maka metode promosi secara tidak
langsung ini selalu menggunakan media atau alat bantu pendidikan atau promosi,
misalnya: leaflet, booklet, selebaran, poster, radio kaset, video kaset, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S., dkk.Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasinya,Jakarta: PT.Rineka Cipta,
2005

Anda mungkin juga menyukai