Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Adil.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak khususnya orang tua kami, guru, dan
para anggota kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktu. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Nadiarlis selaku guru PAI yang telah membimbing kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini
dapat

bermanfaat

bagi

penyusun

sendiri

maupun

kepada

pembaca

umumnya.

Batusangkar, 4 Agustus 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Didalam Al-Quran Allah SWT memaparkan dengan rinci mengenai
sifat, moralitas tertinggi, dan pola pikir khas orang-orang beriman.
Sebagai makhluk sosial, kita manusia harus senantiasa bersikap adil
yaitu, memberikan hak orang lain dan juga hak diri kita sendiri. Dimana
Allah SWT telah berfirman dalam surat an-Nisa ayat 135, didalamnya
Allah SWT mengatakan Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika
ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala
apa yang kamu kerjakan
Dengan demikian, sebagai umat muslim yang selalu taat
menjalankan perintah Allah SWT. Kita juga harus menerima hal apapun
yang telah dianugrahkan kepada kita oleh Allah SWT, baik itu hal yang
baik ataupun yang buruk. Kita harus menerimanya dengan ikhlas dan
lapang dada, hal ini mencerminkan bahwa kita umat muslim mempunyai
sikap ridha kepada Allah SWT.
2. Tujuan
a. Pengertian adil.
b. Perintah adil dalam Al-quran dan hadist.
c. Contoh perilaku adil.
d. Keutamaan berperilaku adil.
e. Cara membiasakan berperilaku adil dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian adil
Kata adil sering disinonimkan dengan kata Al-Musawah
(persamaan) dan Al-Qist (moderat) dan kata adil dilawankan dengan kata
dzalim. Prinsip ini merupakan akhlak mulia yang sangat ditekankan dalam
syariat islam, sehingga wajar kalau tuntutan dan aturan agama
semuanya dibangun di atas dasar keadilan dan seluruh lapisan manusia
diperintah untuk berlaku adil.
Menurut bahasa, adil adalah meletakkan sesuatu pada
tempatnya

dan

tidak

berat

sebelah.

Secara

umum,

adil

adalah

memperlakukan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan baik


sosial, budaya, ekonomi, suku, ras, golongan di dalam lingkup keluarga
maupun masyarakat

secara

seimbang, tidak

memihak

dan tidak

merugikan pihak manapun. Adil juga berarti memberikan hak kepada


orang

yang

berhak

menerimanya

tanpa

ada

pengurangan,

dan

meletakkan segala urusan pada tempat yang sebenarnya tanpa ada


aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti
kecuali terhadap Allah SWT.
2. Perintah adil dalam Al-quran dan Hadist
a. QS. Al-Maidah : 8

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang


selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan

janganlah

psekali-kali

kebencianmu

terhadap

sesuatu

kaum,

mendorong kamu untuk berlaku tidak adil . Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
b. Dikeluarkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu
Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu Taala anhu berkata:
Bersabda

Rasulullah

Shalallahualaihi

wassalam:

Sesungguhnya

mereka-mereka yang berbuat adil di sisi Allah Taala, kelak mereka


akan berada di atas mimbar dari cahaya, dari tangan kanan Allah
ArRahman Azza wa Jalla. Dan kedua tangan Allah Taala adalah kanan.
Mereka adalah orang-orang yang adil dalam menghukumi sesuatu
bahkan terhadap keluarga mereka sendiri, juga terhadap orang-orang
yang mereka pimpin. (Dikeluarkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu).
c. Contoh perilaku adil
a. Berlaku adil kepada Allah SWT
Pengertian berlaku adil kepada Allah SWT adalah kita harus
menempatkan diri pada tempat yang benar, yakni sebagai makhluk Allah
SWT dan dengan utuh melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepada
kita. Untuk mewujudkan keadilan kita kepada Allah SWT, kita wajib
beriman kepada Allah SWT, jangan menyekutukannya dengan sesuatu
yang lain dan mengimani nabi Muhammad SAW sebagai utusannya.
Menjunjung

tinggi

petunjuk

dan

kebenaran

daripadaNya,

yaitu

mengimani Al Quran sebagai wahyu Allah SWT mentaati ketentuannya


dengan melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangannya.
Menyembah kepadanya dengan melaksanakan shalat, zakat, puasa, dan
ibadah lainnya.
b. Berlaku adil kepada diri sendiri

Pengertian berlaku adil kepada diri sendiri yaitu menempatka diri


sendiri pada tempat yang baik dan benar. Untuk itu kita harus teguh,
kukuh menempatkan diri kita agar tetap terjaga dan terpelihara dalam
kebaikan dan keselamatan, jangan menganiaya diri sendiri dengan
menuruti hawa nafsu, minum minuman keras, dusta, enggan berbuat
baik dan jangan membuat kemudharatan (keburukan) yang akibatnya
akan buruk pula pada kesehatan, jiwa, harta dan kehormatan diri. Kita
harus menjaga dan memelihara agar diri sendiri hidup selamat bahagia
didunia dan akhirat kelak. Kita harus jujur terhadap diri sendiri dan jika
berbuat salah kita harus berani mengoreksinya.
c. Berlaku adil kepada orang lain
Pengertian berlaku adil kepada orang lain adalah menempatkan
orang lain pada tempatnya yang sesuai, layak dan benar. Memberikan
hak orang lain dengan jujur, tidak mengurangi sedikitpun hak yang
harus diterimanya. Tidak menyakiti dan merugikan orang lain, baik
berupa materiil maupun non materiil. Bila sebagai hakim, putuskanlah
perkara dengan adil. Kalau menjadi pelayan masyarakat maka layanilah
masyarakat dengan baik dan adil.
d. Berlaku adil kepada makhluk lain (lingkungan)
Berlaku

adil

kepada

makhluk

lain

yaitu

dapat

menempatkan

makhluknlain pada tempatnya yang sesuai, misalnya adil kepada binatang,


harus menempatkannya pada tempat yang layak menurut kebiasaan
binatang tersebut. Jika memelihara binatang harus disediakan tempat dan
makanannya yang memadai. Jika binatang itu akan dimanfaatkan untuk
kendaraan atau usaha pertanian hendaknya dengan cara yang wajar, jangan
memberi beban yang melampaui batas. Demikian pula jika hendak dimakan,
maka hendaklah disembelih dengan cara yang telah ditentukan oleh ajaran
agama, dengan cara yang baik dan tidak menimbulkan kesakitan bagi si

binatang itu. Menjaga kelestarian lingkungan juga termasuk berbuat adil


kepada makhluk lain.
d. Keutamaan berperilaku adil.
Keutamaan berlaku adil antara lain :
a. Terciptanya rasa aman, tentram, tenang dalam jiwa dan tidak
ada rasa khawatir kepada orang lain, karena tidak pernah
melakukan perbuatan yang merugikan atau menyakiti orang lain.
b. Membentuk pribadi yang dapat melaksanakan kewajiban dengan
baik,

taat

dan

patuh

terhadap

Allah

SWT

melaksanakan

perintahnya dan menjauhi larangannya dengan penuh kesadaran


dan tanggung jawab.
c. Menciptakan ketentraman dan kerukunan hidup, hubungan yan
harmonis dan tertib dengan orang lain.
d. Dapat memanfaatkan alam sekitar untuk kemashlahatan dan
kebaikan hidup di dunia dan akhirat.
e. Cara membiasakan berperilaku adil dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menyadari pentingnya keadilan dalam kehidupan manusia, baik
yang menyangkut konsep keteraturan dan keseimbangan alam
semesta

maupun

yang

berkaitan

langsung

dengan

kemasalahatan kehidupan manusia.


b. Memahami nilai-nilai positif yang terkandung dalam prinsip
keadilan, seperti kedamaian dan kenyamanan hidup serta
hilangnya

kebencian

dan

permusuhan

di

antara

sesame

manusia.
c. Berusaha mempraktikan perilaku keadilan untuk diri sendiri,
seperti belajar maksimal sebagai sebuah keadilan terhadap
potensi

dan

bakat

yang

diberikan

ditumbuhkembangkan secara optimal.

Tuhan

untuk

d. Berusaha mempraktikan keadilan kepada orang lain, misalnya


dengan

bersikap

adalah

ketika

menimbang

dan

menakar

sesuatu/ bersikap seimbang ketika menilai teman atau rang lain.

TUGAS
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ADIL
OLEH
NADILA RAHMADHANI
NILMA AGUSTI
XII IA 1
SMAN 3 BATUSANGKAR
TP 2015-2016

Pertanyaan
1. Bagaimana adil terhadap diri sendiri dan orang lain? (umi)
2. Cara mengadili orang miskin yang kelaparan dan mencuri makanan
dari orang kaya yang tidak mau tau dengan keadaan orang
disekitarnya? (Ikhsan)
3. Apakah lembaga peradilan telah menerapkan peradilan di Indonesia?
(Fuja)
Jawab
1. Cara adil terhadap diri sendiri :
jangan menganiaya diri sendiri dengan menuruti hawa nafsu
minum minuman keras
dusta
enggan berbuat baik dan jangan membuat kemudharatan
(keburukan) yang akibatnya akan buruk pula pada kesehatan,
jiwa, harta dan kehormatan diri.
cara adil terhadap orang lain :

Memberikan hak orang lain dengan jujur, tidak mengurangi


sedikitpun hak yang harus diterimanya
Tidak menyakiti dan merugikan orang lain, baik berupa materiil
maupun non materiil.
2. Kita akan tetap menghukum orang miskin yang mencuri makanan
tersebut karena mencuri itu perbuatan dosa dan harus dipertanggung
jawabkan. Tapi hukuman yang diberikan harus seimbang dengan apa
yang dilakukan, tidak boleh lebih karena akan membuat orang yang
dihukum menderita. Dan bagi orang kaya yang tidak mau tau itu harus
kita nasehati karena mereka sesama muslim harus saling tolong
menolong.
3. Lembaga peradilan di Indonesia belum sepenuhnya menerapkan

keadilan. Lembaga peradilan lebih mementingkan uang, bagi mereka


yang banyak uang akan diselamatkan dan bagi mereka yang tidak
punya uang akan dihukum seberat-beratnya.

Anda mungkin juga menyukai