Anda di halaman 1dari 3

Karakteristik Hukum Islam

Sebagai sebuah agama penyempurna, Islam datang dengan membawa aturan dan hukum untuk umat manusia.
Hukum yang ada di dalam Islam adalah berdasarkan ketetapan Allah yang disampaikan melalui Nabi Muhammad
sebagai utusan-Nya. Oleh karena itu, terdapat berbagai perbedaan antara hukum Islam dengan hukum-hukum lain
buatan manusia. Hukum Islam memiliki keistimewaan dan karakteristik khusus, antara lain sebagai berikut:
1. Hukum Islam didasarkan pada wahyu Ilahi

Keistimewaan hukum Islam dibanding undang-undang buatan manusia adalah bahwa hukum Islam
bersumber pada wahyu Allah yang tersurat dalam Al Qur'an dan sunnah Nabi. Maka setiap mujtahid dalam
melakukanistimbath (penggalian) hukum-hukum syara' selalu merujuk pada dua sumber tersebut, baik secara
langsung maupun melalui yang tersirat darinya, yaitu dengan memahami ruh syari'at, tujuan-tujuannya secara
umum, kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip umum.1

Jadi pada dasarnya, setiap hukum Islam pasti didasarkan pada Al Qur'an dan As Sunnah meskipun hanya
dengan mengambil yang tersirat dari keduanya. Sebagai contoh, digunakannya urf, mashlahah mursalah, istihsan,
dan lain lain dalam pengambilan hukum syara' oleh seorang mujtahid, bukan berarti bahwa mujtahid tersebut
meninggalkan Al Qur'an dan As Sunnah, namun hal itu dilakukan setelah terlebih dahulu memahami ruh syari'at
yang tersirat pada nash Al Qur'an dan As Sunnah, berupa tujuan, kaidah dan prinsip-prinsip umumnya.

TujuanSyari' dalam pembentukan hukumnya yaitu merealisir kemaslahatan manusia dengan menjamin
kebutuhan pokoknya (dloruriyah) dan memenuhi kebutuhan sekunder(hajiyah ) serta melengkapi kebutuhan
pelengkap(tahsini yah) mereka. Jadi setiap hukum syara' tidak ada tujuan kecuali salah satu dari tiga

unsur tersebut, dimana dari tiga unsur tersebut dapat terbukti kemaslahatan
manusia.1
2. Hukum Islam bersifat komprehensif

Hukum Islam bersifat komprehensif, yakni mencakup seluruh tuntutan kehidupan manusia. Disini akan
sangat tampak kelebihan hukum Islam dibanding dengan undang-undang yang lain, karena hukum Islam mencakup
tiga aspek hubungan, yaitu manusia dengan Tuhannya, manusia dengan dirinya sendiri dan manusia dengan
masyarakatnya.

Oleh karena itu, hukum Islam yang terkait dengan perbuatan seorang mukallaf selalu mencakup dua aspek,
yaitu hukum-hukum ibadah dan hukum- hukum mu'amalah. Hukum ibadah meliputi segala hal yang terkait dengan
hukum-hukum yang dimaksudkan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan hukumhukum mu'amalah meliputi segala hal yang dimaksudkan untuk mengatur hubungan sesama manusia, baik bersifat
pribadi maupun kelompok.2
3. Hukum Islam terkait dengan masalah akhlak/moral

Hukum Islam berbeda dengan undang-undang pada umumnya, karena ia terpengaruh dengan tatanan moral,
bahkan sebagaimana ditegaskan oleh Nabi Muhammmad, bahwa Islam datang untuk menyempurnakan
akhlak/moral manusia. Hal ini sangat berbeda dengan hukum positif buatan manusia yang hanya mengacu pada
aspek manfaat, yaitu menjaga sistem dan stabilitas masyarakat meskipun kadang menghancurkan sebagian prinsip
moral.

Adapun hukum Islam bertujuan menjaga keutamaan, idealitas dan tegaknya moralitas. Diharamkannya riba
misalnya, dimaksudkan untuk menyebarkan semangat tolong-menolong (ruh ta'awun) kasih sayang di antara
manusia dan melindungi orang-orang miskin dari keserakahan para pemilik harta. Demikian
1 Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Maktabah ad-Da'wah al-Islamiyyah, Mesir, 1956, hal
pula diharamkannya minuman keras yang dimaksudkan untuk menjaga akal yang
salah satu fungsinya adalah sebagai tolak ukur baik dan buruk.1
4. Adanya orientasi kolektivitas dalam hukum Islam

Artinya, dalam hukum Islam itu selalu menjaga kemaslahatan individu dan sosial secara bersama-sama, tanpa
harus melanggar hak orang lain. Ooleh karena itu, kemaslahatan yang bersifat umum atau sosial harus didahulukan
dibanding dengan kemaslahatan yang bersifat individual terutama ketika terjadi peretentangan antara keduanya.2
5. Hukum Islam berbicara tentang halal-haram

Dalam hukum Islam selalu ada pemikiran mengenai halal-haram terhadap setiap tindakan, tidak hanya pada
persoalan-persoalan yang bersifatduniawi, tapi juga yang bersifatukhrawi. Hukum duniawi titik tekannya adalah
pada hal-hal yang tampak atau eksoteris dan tidak mempersoalkan hal-hal yang bersifat esoteris. Dan itulah yang
disebut keputusan hukum (al hukmu al qada'i) dari seorang hakim. Oleh karena itu seorang hakim hanya
memutuskan hukum berdasarkan bukti-bukti formal saja.oleh karena itu, sebenarnya keputusan hakim tidak dapat
merubah yang halal menjadi haram atau sebaliknya.

Sedangkan hukum akhirat itu didasarkan pada kebenaran material yang hakiki, meskipun bagi seseorang
(misalnya hakim) hal itu sangat samar dan tidak tampak. Sebab yang memutuskan dalam hal ini adalah Allah dan
diberlakukan langsung kepada hamba-hamba-Nya.
6.Hukuman bagi pelanggar hukum di dunia dan akhirat

Ciri khusus lain yang membedakan hukum Islam dengan hukum-hukum lain buatan manusia adalah bahwa
hukum Islam memberikan sangsi hukuman bagi yang melanggar pada dua hal, yaitu hukuman dunia, baik berupa
hukumanhudud yang sudah ditentukan maupunta'zi r yang yang tidak ditentukan, dan hukuman akhirat.

Anda mungkin juga menyukai