Anda di halaman 1dari 15

1.

PANGKAT, AKAR DAN LOGARITMA


A.

Pangkat Rasional
1) Pangkat negatif dan nol
Misalkan a R dan a 0, maka:

an =

a)

an

atau an =

1
an

b)

a =1

2) SifatSifat Pangkat
Jika a dan b bilangan real serta n, p, q bilangan bulat positif, maka berlaku:
a) ap aq = ap+q
b) ap : aq = apq
c)
d)
e)
B.

a p q = a

pq

a bn = anbn

ba n ba

n
n

Bentuk Akar
1) Definisi bentuk Akar
Jika a bilangan real serta m, n bilangan bulat positif, maka berlaku:
1

a)

an n a
m

b) a n

am

2) Operasi Aljabar Bentuk Akar


Untuk setiap a, b, dan c bilangan positif, maka berlaku hubungan:
a) a c + b c = (a + b) c
b) a c b c = (a b) c
c)

a b

ab

d)

a b

(a b) 2 ab

e)

a b

(a b) 2 ab

3) Merasionalkan penyebut
Untuk setiap pecahan yang penyebutnya mengandung bilangan irrasional (bilangan yang tidak dapat di akar),
dapat dirasionalkan penyebutnya dengan kaidahkaidah sebagai berikut:
a)
b)
c)

a
b

a b a b
b

c(a b )
c
c a b 2
a b
a b a b
a b
c( a b )
c
c

a b
a b
a b
a b
a b

C. Logaritma
a) Pengertian logaritma
Logaritma merupakan invers (kebalikan) dari perpangkatan. Misalkan a adalah bilangan positif (a > 0) dan g
adalah bilangan positif yang tidak sama dengan 1 (g > 0, g 1), maka:
g
log a = x jika hanya jika gx = a
atau bisa di tulis :
(1) untuk glog a = x a = gx
(2) untuk gx = a
x = glog a
b) sifatsifat logaritma sebagai berikut:
(1) glog g = 1

(6)

(2) log (a b) = log a + log b

(7)

(3) glog a = glog a glog b

(8)

log a

log g

log g

log a log b = glog b

gn

log a m = m glog a
n

(4) glog an = n glog a


(5) glog a =

log a =

g log a a

(9)

2. FUNGSI KUADRAT
A.

Persamaan Kuadrat
1. Bentuk umum persamaan kuadrat
: ax2 + bx + c = 0, a 0
2
2. Nilai determinan persamaan kuadrat
: D = b 4ac
3. Akarakar persamaan kuadrat dapat dicari dengan memfaktorkan ataupun dengan rumus:

x1,2

b D
2a

4. Pengaruh determinan terhadap sifat akar:


a. Bila D > 0, maka persamaan kuadrat memiliki 2 akar real yang berbeda
b. Bila D = 0, maka persamaan kuadrat memiliki 2 akar real yang kembar dan rasional
c. Bila D < 0, maka akar persamaan kuadrat imajiner (tidak memiliki akarakar)
5. Jumlah, selisih dan hasil kali akarakar persaman kuadrat
Jika x1, dan x2 adalah akarakar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, maka:
a.

Jumlah akarakar persamaan kuadrat

: x1 x2 ba

b.

Selisih akarakar persamaan kuadrat

: x1 x 2

c.

Hasil kali akarakar persamaan kuadrat : x1 x 2 c


a
Beberapa rumus yang biasa digunakan saat menentukan jumlah dan hasil kali akarakar persamaan
kuadrat

d.

D
, x1 > x2
a

2
b 2 2ac
1) x12 x22 = ( x1 x2 ) 2 2( x1 x2 ) = ab 2 ac =
2

3
b 3 3abc
2) x13 x23 = ( x1 x2 ) 3 3( x1 x2 )( x1 x2 ) = ab 3 ac ab =
3

3)

4)

x x2
1
1

= 1
=
x1 x 2
x1 x 2

1
x12

1
x 22

x12 x 22
x12 x 22

b
a
c
a

b
c

( x1 x 2 ) 2 2 x1 x 2
( x1 x2 ) 2

b 2 2 ac
a2
c2
a2

b 2 2ac
c2

Catatan:
Jika koefisien a dari persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, bernilai 1, maka
1. x1 + x2 = b
2. x1 x2 D , x1 > x2
3. x1 x2 = c
B.
Menyusun Persamaan Kuadrat Baru
Jika diketahu x1 dan x2 adalah akarakar dari persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, maka persamaan kuadrat baru
yang dengan akarakar dan , dimana = f(x1) dan = f(x2) dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
2

1. Menggunakan rumus, yaitu:


x2 ( + )x + = 0
catatan :
Pada saat menggunakan rumus ini harus Anda harus hafal rumus :
a.

x1 x 2 b

b.

x1 x 2 c
a

2. Menggunakan metode invers, yaitu jika dan simetri, maka persamaan kuadrat baru adalah:

a( 1 ) 2 b( 1 ) c 0 , dengan 1 invers dari


catatan:
Pada saat menggunakan metode invers Anda harus hafal rumus: (a + b)2 = a2 + 2ab + b2
C. Fungsi kuadrat
1. Bentuk umum fungsi kuadrat
: y = ax2 + bx + c, a 0
2. Pengaruh determinan terhadap bentuk grafik fungsi kuadrat adalah:
D
a > 0 (fungsi minimum)
a < 0 (fungsi maksimum)
D>0
Grafik memotong sumbu X di dua titik

Grafik memotong sumbu X di dua titik

Grafik menyinggung sumbu X

Grafik menyinggung sumbu X

Grafik tidak menyinggung sumbu X

Grafik tidak menyinggung sumbu X

D=0

D<0

Bagianbagian grafik fungsi kuadrat

a) Persamaan sumbu simetri

: xe 2ba

b) Nilai ekstrim fungsi

: ye 4Da

c) Koordinat titik balik/ekstrim : ( 2ba , 4Da )


D. Menenetukan persamaan grafik fungsi kuadrat
1. Grafik fungsi kuadrat yang melalui titik balik (x e, ye) dan sebuah titik tertentu (x, y):
Y
(xe, ye)
(x, y)

y = a(x xe)2 + ye

2. Grafik fungsi kuadrat yang memotong sumbu X di dua titik (x 1, 0), (x2, 0), dan melalui sebuah titik tertentu
(x, y):
Y
(x, y)

(x2, 0)

(x1, 0)

y = a(x x1) (x x2)

E. Pertidaksamaan Kuadrat
Bentuk BAKU pertidaksamaan kuadrat adalah
ax2 + bx + c 0, ax2 + bx + c 0, ax2 + bx + c < 0, dan ax2 + bx + c > 0
Adapun langkah penyelesaian Pertidaksamaan kuadrat adalah sebagai berikut:
1. Ubah bentuk pertidaksamaan ke dalam bentuk baku (jika bentuknya belum baku)
2. Cari nilai pembentuk nolnya yaitu x1 dan x2 (cari nilai akarakar persamaan kuadratnya)
3. Simpulkan daerah himpunan penyelesaiannya:
No Pertidaksamaan
Daerah HP penyelesaian
Keterangan
+++ + + +
a

>

<

x1
x2
Hp = {x | x < x1 atau x > x1}
+++ + + +

Daerah HP (tebal) ada di tepi,


menggunakan kata hubung atau

x1, x2 adalah akarakar persaman


kuadrat ax2 + bx + c = 0

Daerah HP (tebal) ada tengah


x1, x2 adalah akarakar persaman
kuadrat ax2 + bx + c = 0

x1
x2
Hp = {x | x x1 atau x x1}
+++ + + +
x1
x2
Hp = {x | x1 < x < x2}
+++ + + +
x1
x2
Hp = {x | x1 x x2}

3. SISTEM PERSAMAAN LINEAR


A.

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

a1x b1 y c1
a 2 x b 2 y c 2

1) Bentuk umum :

2) Dapat diselesaikan dengan metode grafik, substitusi, eliminasi, dan determinan.


3) Metode determinan:
D=

Dx =
x=
B.

a1
a2

b1
= a1b2 a2b2;
b2

c1
c2

b1
a1
; Dy =
b2
a2

Dx
;
D

c1
;
c2
y=

Dy
D

Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)

a1x b1 y c1z d1

1) Bentuk umum : a 2 x b 2 y c 2 z d 2
a x b y c z d
3
3
3
3
2) Dapat diselesaikan dengan metode eliminasi bertingkat dan determinan.
3) Metode determinan:

a1
D = a2

b1
b2

c1
c2 =

a3

b3

c3

d1
Dx = d 2

b1
b2

c1
c2 ;

d3

b3

c3

x=

Dx
;
D

y=

Dy
D

= (a1b2c3 + b1c2a3 + c1a2b3)


(a3b2c1 + b3c2a1 + c3a2b1)

a1
Dy = a 2

d1
d2

c1
c2 ;

a3

d3

c3

z=

a1

b1

d1

Dz = a 2

b2

d2 ;

a3

b3

d3

Dz
D

4. LOGIKA MATEMATIKA
A.

B.
1)
2)
3)
4)

C.

Negasi (Ingkaran)
Negasi adalah pengingkaran terhadap nilai kebenaran suatu pernyataan. ~ p : tidak p
p
~p
B
S
S
B
Operator Logika
Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan atau lebih dengan operator dan.
p q : p dan q
Disjungsi adalah penggabungan dua pernyataan atau lebih dengan operator atau.
p q : p atau q
Implikasi adalah penggabungan dua pernyataan dengan operator Jika , maka .
p q : Jika p maka q
Biimplikasi adalah penggabungan dua pernyataan dengan operator jika dan hanya jika
p q : p jika dan hanya jika q

Nilai Kebenaran Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, dan Biimplikasi


premis 1 premis 2 konjungsi disjungsi implikasi biimplikasi
P
q
pq
pq
pq
pq
B
B
B
B
B
B
B
S
S
B
S
S
S
B
S
B
B
S
S
S
S
B
S
B

Kesimpulan: perhatikan nilai kebenaran yang tercetak tebal


1) Konjungsi akan bernilai benar (B), jika kedua premis benar,
2) Disjungsi akan bernilai salah (S), jika kedua premis salah
3) Implikasi akan bernilai salah (S), jika premis sebelah kiri benar (B) dan kanan salah (S)
4) Biimimplikasi akan bernilai benar (B), jika premis kiri dan kanan kembar
D.
Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Bila terdapat bentuk implikasi p q, maka diperoleh tiga pengembangannya sebagai berikut:
Implikasi
Invers
Konvers Kontraposisi
pq
~p~q qp
~q~p
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1) invers adalah negasi dari implikasi
2) konvers adalah kebalikan dari implikasi
3) kontraposisi adalah implikasi yang dibalik dan dinegasi
E.

Pernyataan-Pernyataan yang Equivalen


1) implikasi kontraposisi
:pq~q~p
2) konvers invers
:qp~p~q
3) ~(p q) ~ p ~ q
: ingkaran dari konjungsi
4) ~(p q) ~ p ~ q
: ingkaran dari disjungsi
5) ~(p q) p ~ q
: ingkaran dari implikasi
6) p q
~ p q
7) ~(p q) (p ~ q) (q ~ p) : ingkaran dari biimplikasi
F. Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial
Kuantor Universal adalah suatu pernyataan yang berlaku untuk umum, notasinya x dibaca untuk semua
nilai x
5

G.

Kuantor Eksistensial adalah suatu pernyataan yang berlaku secara khusus, notasinya x dibaca ada nilai
x atau beberapa nilai x

Ingkaran dari pernyataan berkuantor


1) ~(x) (~x)
2) ~(x) (~x)

Penarikan Kesimpulan
Jenis penarikan kesimpulan ada 3 yaitu:
1) Modus Ponens
2) Modus Tollens
(MP)
(MT)
p q : premis 1
p q : premis 1
p
: premis 2
~q
: premis 2
:
kesimpulan
: kesimpulan
q
~p

3) Silogisme
p q : premis 1
: premis 2
qr
p r : kesimpulan

5. STATISTIKA
A. Membaca Sajian Data dalam Bentuk Diagram
1. Statistika dan Statistik
Statistika adalah ilmu tentang pengolahan dan analisis suatu data hingga penarikan kesimpulan dari data itu.
Statistik adalah hasil pengolahan dan analisis dari data itu.
2. Data dan Datum
Data adalah sekumpulan informasi dari suatu pengamatan. Informasi dari pengamatan itu dapat berupa angkaangka (seperti misalnya: nilai siswa, tinggi siswa, berat badan siswa), maupun bukan angka (seperti misal
data profesi:dokter, guru, perawat, pengacara, dsb)
Datum adalah elemen-elemen dalam data.
Misalnya data tinggi badan (dalam cm) 5 orang siswa ialah 167, 154, 152, 176, 160. Maka
167 ,
154 ,
152 ,
176 ,
160.
Datum

Datum

Datum

Datum

Datum

Data
Datum biasanya dilambangkan dengan x (datum harus diurutkan dulu jika akan diolah).
3. Ukuran data adalah banyaknya datum pada data tersebut. Ukuran data biasanya dinotasikan oleh n.
Pada data tinggi badan di atas, maka ukuran datanya adalah 5 (karena banyak datumnya adalah 5) atau bisa juga
ditulis n = 5.
4. Jenis-jenis Data
a. Data kuantitatif, hasil mengukur atau menghitung. Data kuantitatif yang diperoleh dengan mencacah
disebut data tercacah (data diskrit) sedangkan data yang diperoleh dengan cara mengukur disebut data
ukuran (data kontinu).
b. Data kualitatif, menyatakan keadaan atau karakteristik objek (biasanya tidak dituliskan dalam bentuk
bilangan).
5. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua obyek yang akan diteliti (semesta pembicaraan).
Sampel adalah sebagian populasi yang benar-benar diambil datanya dan dibuat statistiknya.

B. Ukuran Pemusatan Data


1. Ratarata
a. Data tunggal:
b. Data terkelompok:
Cara konvensional

X
di
c

fi xi
fi

x x 2 x 3 ... x n
X 1
n
Cara sandi

X Xs

fi
xi

fi di
fi

= frekuensi kelas keI


= Nilai tengah data kelas kei

Xs = Rataan sementara
= xi dari data dengan fi terbesar

= , 2c, c, 0, c, 2c , disebut kode. 0 merupakan kode untuk letak Xs


= panjang kelas interval
6

2. Rataan Gabungan (penggabungan ratarata 2 atau lebih kelompok data)

Xg

n1 x1 n2 x 2 n3 x 3 ...
n1 n2 n3 ...

dengan n1, n2, n3, : banyaknya data kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3 dst

x1 , x 1 , x 1 ... : nilai ratarata data kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3 dst


3. Modus
Modus adalah data yang sering muncul atau berfrekuensi terbesar.

Data terkelompok: Mo = L mo

d1
d
1 d2

Lmo = tepi bawah kelas modus


d1
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
C. Ukuran Letak Data
1. Median
Median adalah data yang berada tepat ditengah, setelah data tersebut diurutkan.
a. Data tunggal:
x1, x2, x3, , xn:
median merupakan data ke (n + 1) atau Me = X 1 ( n 1)
2

b. Data terkelompok: Me = Q2
2. Kuartil
Kuartil adalah membagi bentangan data menjadi empat bagian sama panjang setelah data tersebut di urutkan
dari yang terkecil (Xmin) sampai yang terbesar (Xmaks), seperti pada bagan di bawah ini.
Xmin, Q1, Q2, Q3, dan Xmaks disebut dengan statistika 5 serangkai
a. Data tunggal:
(i) Tentukan median (Q2) dengan cara membagi bentangan data menjadi dua bagian
(ii) Q1 (kuartil bawah) merupakan median data bentangan sebelah kiri
(iii) Q3 (kuartil atas) merupakan median data bentangan sebelah kanan
b. Data terkelompok
i = jenis kuartil (1, 2, atau 3)
i
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
N fk
c fQi = Frekuensi kelas kuartil
Qi = L Qi 4
f Qi
N
= Jumlah seluruh data

LQi = tepi bawah kelas yang memuat kelas kuartil


C. Ukuran Penyebaran Data
1. Jangkauan atau Rentang (R)
R = Xmaks Xmin
Dengan Xmaks
: statistik maksimum atau data yang terbesar
Xmin
: statistik minimum atau data yang terkecil
2. Hamparan atau Rentang Antar Kuartil atau Jangkauan Antar Kuartil (H)
H = Q3 Q1
Dengan Q1 : kuartil pertama atau kuartil bawah
Q3 : kuartil ketiga atau kuartil atas
3. Simpangan Kuartil atau Rentang Semi Antarkuartil (Qd)
Qd = 12 (Q3 Q1 )
4. Simpangan RataRata (Sr)
a. Data tunggal

b. Data terkelompok:

Sr =

| xi x | ;

Sr =

n
f i | xi x |
N

5. Standar Deviasi atau Deviasi Standar atau Simpangan Baku (S)


a.
Data tunggal
2
(x i x)
i) Ragam atau Variansi : S =
n
2

ii) Simpangan baku

:S=

S2
7

a.

Data Terkelompok
2

i) Ragam atau Variansi : S =


ii) Simpangan baku

:S=

f i ( xi x ) 2
fi
S2

6. PELUANG
A. Kaidah Pencacahan
1. Aturan perkalian
Apabila suatu peristiwa dapat terjadi dengan n tahap yang berurutan, dimana tahap pertama terdapat a 1 cara
yang berbeda dan seterusnya sampai dengan tahap ke-n dapat terjadi dalam an cara yang berbeda , maka total
banyaknya cara peristiwa tersebut dapat terjadi adalah a1 a2 a3 ... an.
2. Permutasi
Permutasi adalah pola pengambilan yang memperhatikan urutan (AB BA), jenisnya ada 3, yaitu:
n!
a. Permutasi dari beberapa unsur yang berbeda; n Pr
(n k)!
Biasanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan pemilihan suatu jabatan dalam
kepengurusan, maupun peringkat dalam kejuaraan,
n!
b. Permutasi dengan beberapa unsur yang sama; n Pn1 , n2 , n3
, n1 + n2 + n3 + n
n1! n1! n1!
c. Permutasi siklis (lingkaran);
n Psiklis (n 1)!
3. Kombinasi
d. Kombinasi adalah pola pengambilan yang tidak memperhatikan urutan (AB = BA).
n!
e. Kombinasi dari beberapa unsur yang berbeda adalah n C r
(n r )!r!
B. Peluang Suatu Kejadian
a) Kisaran nilai peluang : 0 P(A) 1
n( A )
b) P(A) =
, n(A) banyaknya kejadian A dan n(S) banyaknya ruang sampel
n(S)
c) Peluang komplemen suatu kejadian
: P(Ac) = 1 P(A)
d) Peluang gabungan dari dua kejadian
: P(AB) = P(A) + P(B) P(AB)
e) Peluang dua kejadian saling lepas
: P(AB) = P(A) + P(B)
f) Peluang dua kejadian saling bebas
: P(AB) = P(A) P(B)
(pengambilan obyek di kembalikan lagi)
P( A B)
g) Peluang kejadian bersyarat ( A dan B tidak saling bebas) : P(A/B) =
P(B)
(pengambilan obyek tidak dikembalikan lagi)
CATATAN: Percobaan Melempar 2 Dadu
Banyaknya kejadian pada pelemparan dua buah dadu dapat di sajikan dalam tabel berikut
2 3 4 5 6 7
Jumlah ke-2 mata dadu
12 11 10 9 8
Banyaknya kejadian

4 5 6

Frekuensi Harapan Fh
Frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah : Fh(A) = n P(A)

7. FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS


A.

Domain Fungsi (DF)


1) F(x) =
2) F(x) =

f ( x ) , DF semua bilangan R, dimana f(x) 0


f (x)
, DF semua bilangan R, dimana g(x) 0
g(x )

B.

Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi


1) (f g)(x)
= f(g(x))
2) (f g h)(x) = f(g(h(x)))
3) (f g) 1 (x) = (g 1 f 1)(x)

f(x) =

ax b
dx b
, maka f(x) 1 =
cx d
cx a

8. LIMIT FUNGSI
A.

Limit fungsi aljabar

f (a) 0
f ( x)
diselesaikan dengan cara sebagai berikut:
, maka lim
x a g ( x)
g (a) 0

Jika

1. Difaktorkan, jika f(x) dan g(x) bisa difaktorkan


2. Dikalikan dengan sekawan pembilang atau penyebut jika f(x) atau g(x) berbentuk akar
3. Menggunakan dalil LHospital jika f(x) dan g(x) bisa di turunkan

B.

f ( x ) f ' (a )

x a g ( x ) g ' (a )
lim

Limit Mendekati Tak Berhingga


1.

ax n bx n 1 ...

lim

x cx m dx m 1 ...

a. p =

= p , dimana:

a
, jika m = n
c

b. p = 0, jika n < m
c. p = , jika n > m
2.

lim

ax b cx d = q, dimana:

a. q = , bila a > c
b. q = 0, bila a = c
c. q = , bila a < c

3.

bq
lim ax 2 bx c ax 2 qx r
2 a
x

9. TURUNAN FUNGSI
A. RumusRumus Turunan Fungsi
1. f(x) = c,
f(x) = 0
2. f(x) = ax
f(x) = a
3. f(x) = axn
f(x) = a nxn 1
4. Jika u adalah suatu fungsi dalam x, maka
f(x) = aun
f(x) = aunun 1, dimana u = turunan pertama dari u
B. Tafsiran Geometris
Turunan suatu fungsi dapat digunakan dalam penafsiran geometris dari suatu fungsi, diantaranya:
1) Gradien garis singgung kurva f(x) di titik x = x1 , yaitu m = f(x1)
Rumus persamaan garis singgung kurva yang melalui titik (x1, y1) dan bergradien m adalah:
y y1 = m(x x1)
2) Fungsi f(x) naik, jika f(x) > 0, dan turun, jika f(x) < 0
3) Fungsi f(x) stasioner jika f(x) = 0
4) Nilai stasioner f(x) maksimum jika f(x) < 0, dan minimum jika f(x) > 0

10. INTEGRAL (ANTI DIVERENSIAL)


A. INTEGRAL TAK TENTU
1) RumusRumus Integral Tak Tentu Fungsi Aljabar
1. dx = x + c
2. a dx = a dx = ax + c

3. axn dx =

a
n 1

x n1 + c

Teknik Integral Substitusi


Jika bentuk integran : u v dx, dengan u dan v masingmasing adalah fungsi dalam variabel x
Maka penyelesaiannya dapat menggunakan teknik integral substitusi yaitu v dx = du

2) Penggunaan Integral Tak Tentu


Integral tak tentu di gunakan untuk mencari persamaan suatu kurva y = f(x) apabila diketahui turunan
pertama dan sebuah titik pada kurva tersebut yaitu:
f(x) = f(x) dx, dengan f(x) adalah turunan pertama dari f(x) atau:
dy

dy

y = dx dx , dengan dx adalah turunan pertama y

B. INTEGRAL TENTU
Misalkan kurva y = f(x) kontinu pada interval tertutup [a, b], maka luas daerah L yang dibatasi oleh kurva y =
f(x), sumbu X, garis x = a, dan garis x = b, ditentukan dengan rumus:
b

L = f ( x)dx [ F ( x)] ba F (b) F (a) , dengan F(x) adalah integral (antidiferensial) dari f(x)
a

PENGGUNAN INTEGRAL TENTU

Untuk Menghitung Luas Daerah

a. Luas daerah L pada gb. 1

b. Luas daerah L pada gb. 2

L = f ( x)dx , atau

L = f ( x)dx ,
a

untuk f(x) 0

L = f ( x)dx

L = { f ( x) g ( x)}dx ,
a

c. Luas daerah L pada gb. 3

untuk f(x) 0

dengan f(x) g(x)

CATATAN
Jika luas hanya di batasi oleh dua kurva dan fungsinya berbentuk kuadrat, maka luas nya bisa di cari dengan
menggunakan rumus:
D D

L=

6a 2

, D = determinan persamaan kuadrat dari (f(x) g(x))

10

11. PROGRAM LINEAR


A. Persamaan Garis Lurus
Y

y2
(x1, y1)

y1

(x2, y2)

y1
X

a (0, a)

(x1, y1)
(b, 0) X
b

x1 x2
0
b. Persamaan garis yang melalui
dua titik (x1, y1) dan (x2, y2)
adalah :

a. Persamaan garis yang


bergradien m dan melalui
titik (x1, y1) adalah:
y y1 = m(x x1)

y y1

0
c. Persamaan garis yang memotong
sumbu X di (b, 0) dan memotong
sumbu Y di
(0, a) adalah:
ax + by = ab

y 2 y1
( x x1 )
x 2 x1

B. Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear


Untuk menentukan daerah HP pertidaksamaan liniear ax + by c dengan metode grafik dan uji titik, langkah
langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Gambarkan garis ax + by = c
Y
titik uji
(0, a)
a
(x, y)
(b, 0)

ax + by = c
2. Lakukan uji titik, yaitu mengambil sembarang titik (x, y) yang ada di luar garis ax + by = c, kemudian
substitusikan ke pertidaksamaan ax + by c
3. Jika pertidaksamaan itu bernilai benar, maka HPnya adalah daerah yang memuat titik tersebut dengan batas
garis ax + by = c
4. Jika pertidaksamaan itu bernilai salah, maka HPnya adalah daerah yang tidak memuat titik tersebut dengan
batas garis ax + by = c
C. Menentukan pertidaksamaan linear dari daerah himpunan penyelesaian
Y
Y
Y
Y
a
a
a
HP
a
HP
HP

0
g

b
g

(1)
(2)
Garis condong ke kiri (m < 0)
Garis g utuh dan
Garis utuh dan
HP di kiri garis
HP di kanan
ax + by ab
garis
ax + by ab
Jika garis g
Jika garis g
putusputus dan
putusputus dan
HP di kiri garis,
HP di kanan
maka
garis, maka
ax + by < ab
ax + by > ab

X
g

HP
0

(3)
(4)
Garis condong kanan (m > 0)
Garis utuh dan
Garis utuh dan HP di kanan
HP di kiri garis
garis
ax + by ab
ax + by ab

Jika garis g
putusputus dan
HP di kiri garis,
maka
ax + by < ab

Jika garis g putusputus dan HP


di kanan garis, maka
ax + by > ab

D. Fungsi Tujuan (Obyektif / Sasaran), Nilai Maksimum, dan Nilai Minimum


I. Metode titik Uji
1) Fungsi tujuan adalah nilai f untuk x dan y tertentu dari suatu program linear, dan dinyatakan f(x, y)
11

2) Nilai fungsi sasaran yang dikehendaki adalah kondisi x dan y yang menyebabkan maksimum atau minimum
3) Pada gambar HP program linear, titiktitik sudut merupakan titiktitik kritis, dimana nilai minimum atau
maksimum berada. Apabila sistem pertidaksamaannya terdiri dari dari dua pertidaksamaan, maka titiktitik
kritisnya bisa ditentukan tanpa harus digambar grafiknya.
Y

Y
p
a

(0,a)
(x,y)
HP

(q,0)
q
b

(0,p)
Titik kritis ada 3:

(0, a), (q, 0) dan


(x, y)

Titik kritis ada 3:

HP

(0, p), (b, 0) dan


(x, y)

(x,y)
(b,0)

Grafik HP untuk fungsi tujuan minimum

Grafik HP untuk fungsi tujuan maksimum

Berdasarkan kedua grafik di atas dapat disimpulkan cara penentuan titik kritis sebagai berikut:
1. Pilih titik potong garis dengan sumbu Y atau sumbu X yang terkecil (0, a) dan (q, 0) jika tujuannya
maksimumkan atau yang terbesar (0, p), (b, 0) jika tujuannya minimumkan
2. Titik potong antara kedua garis (x, y)
II. Metode garis selidik
Misal fungsi tujuan adalah Z = rx + sy, mz =
Garis g: ax + by = ab, mg =
Garis h: px + qy = pq, mh =

r
s
a
b
p
q

Fungsi tujuan minimum


Perhatikan garis selidik (garis putus-putus) di bawah ini
Y
Y
(0,p)
(0,p)
HP
HP
p
p
a

(x,y)
(b,0)

h
mz mg mh
X Z Y

(0,p)

(x,y)
(b,0)

h
mg mz mh
X Z Y

HP

(x,y)
(b,0)

h
mg mh m z
X Z Y

KESIMPULAN: lihat gradien yang ada di posisi Z


Fungsi tujuan maksimum
1. mg di Z dan mz di X, nilai minimum ada pada titik potong garis g dengan sumbu X
2. mh di Z dan mz di Y, nilai minimum ada pada titik potong garis h dengan sumbu Y
3. mz di tengah, nilai maksimum ada pada titik potong garis g dan garis h

Fungsi tujuan maksimum


Perhatikan garis selidik (garis putus-putus) di bawah ini

12

p
a

p
(0,a)

(x,y)
HP

(q,0)
b

p
(0,a)
(x,y)
HP

X
g

h
mz mg mh
X Z Y

(q,0)
b

(0,a)
(x,y)
HP

X
g

h
mg mz mh
X Z Y

(q,0)
b

X
g

h
mg mh m z
X Z Y

KESIMPULAN:
Fungsi tujuan maksimum : Letaknya berkebalikan dengan fungsi tujuan minimum
1. mg di Z dan mz di X, nilai maksimum ada pada titik potong garis g dengan sumbu Y
2. mh di Z dan mz di Y, nilai maksimum ada pada titik potong garis h dengan sumbu X
3. mz di tengah, nilai maksimum ada pada titik potong garis g dan garis h

10. MATRIKS
A. Kesamaan Dua Buah Matriks
Dua Matriks A dan B dikatakan sama apabila keduanya berordo sama dan semua elemen yang terkandung di
dalamnya sama
B. Transpose Matriks
a b
a c
, maka transpose matriks A adalah AT =

Jika A =
c d
b d
C. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Dua matriks dapat dijumlahkan bila kedua matriks tersebut berordo sama. Penjumlahan dilakukan dengan
menjumlahkan elemenelemen yang seletak
a b
k l
a b k l a k b l
+
, dan B =
, maka A + B =
=

Jika A =
c d m n c m d n
c d
m n
D. Perkalian Matriks dengan Bilangan Real n
a b
a b an bn

, maka nA = n
=
Jika A =
c d
c d cn dn
E. Perkalian Dua Buah Matriks
Perkalian matriks A dan B dapat dilakukan bila jumlah kolom matriks A sama dengan jumlah baris matriks
B (Amn Bpq, jika n = p) dan hasil perkaliannya adalah matriks berordo m q.
Hasil perkalian merupakan jumlah perkalian elemenelemen baris A dengan kolom B.

a
c
a
A B =
c
Jika A =

b
, dan B =
d
b k l

d n o

k l m

, maka
n o p
m
ak bn al bo am bp
=

p
ck dn cl do cm dp

F. Matriks Identitas (I)


1 0

I =
0 1
Dalam perkalian dua matriks terdapat matriks identitas (I), sedemikian sehingga IA = AI = A
G. Determinan Matriks berordo 22
a b
a b
, maka determinan dari matriks A dinyatakan Det(A) =
Jika A =
= ad bc
c d
c d
Sifatsifat determinan matriks bujursangkar
1. det (A B) = det(A) det(B)
2. det(AB) = det(A) det(B)
3. det(AT) = det(A)
4. det (A1) =

1
det( A)

H. Invers Matriks
13

Dua matriks A dan B dikatakan saling invers bila AB = BA = I, dengan demikian A adalah invers matriks
B atau B adalah invers matriks A.
a b
, maka invers A adalah:
Bila matriks A =
c d

1
1 d b

, ad bc 0
Adj(A)
Det(A)
ad bc c a
Catatan:
1.
Jika Det(A) = 1, maka nilai A1 = Adj(A)
2.
Jika Det(A) = 1 , maka nilai A1 = Adj(A)
A 1

Sifatsifat invers matriks


1) (AB)1 = B1 A1
2) (BA)1 = A1 B1
I. Matriks Singular
matriks singular adalah matriks yang tidak mempunyai invers, karena nilai determinannya sama dengan nol
J. Persamaan Matriks
Bentukbentuk persamaan matriks sebagai berikut:
1. A X = B X = A1 B
2. X A = B X = B A1

14

9. BARISAN DAN DERET


A. BARISAN ARITMETIKA DAN GEOMETRI
U1, U2, U3, ,Un adalah barisan suatu bilangan yang memiliki ciri khusus sebagai berikut
Barisan
Ciri utama
Rumus suku ken
Suku tengah
Sisipan k bilangan
1
Ut = 2 (a + U2k 1) ,
Beda b = Un Un 1
k letak suku tengah, bbaru = y x
Aritmetika
Un = a + (n 1)b
Selalu sama
k 1
banyaknya suku
2k1
Un
Rasio r =
Ut = a U n ,
rbaru = k 1 xy
Geometri
Un = arn1
U n 1
dengan t = (n + 1)
Selalu sama
Catatan :
1. x dan y adalah dua buah bilangan yang akan di sisipkan k buah bilangan
2. U1 = a = suku pertama suatu barisan
3. Pada barisan aritmetika berlaku Um Uk = (m k)b

B. DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI


U1 + U2 + U3 + + Un adalah penjumlahan berurut (deret) suatu barisan dengan ciri khusus sbb
Deret
Jumlah n suku pertama
1
Sn = 2 n(a + Un)
jika a dan Un
Aritmetika

diketahui
= 12 n(2a + (n 1)b) ..jika a dan b diketahui

a(r n 1)
jika r > 1
r 1
a(1 r n )
=
jika r < 1
1 r

Sn =
Geometri

Catatan:
1. Antara suku ken dan deret terdapat hubungan yaitu :
Un = Sn Sn 1
U1 = a = S1
2. Terdapat deret takhingga suatu barisan geometri yaitu:
a

S
1 r

15

Anda mungkin juga menyukai