Tujuan Percobaan
(pembius) pada dunia medis. Kekurangannya adalah eter dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernafasan. Antara alkohol dan eter terjadi isomeri. Contoh rumus molekul sama (yakni C 2H6O)
memiliki 2 isomer. Isomer seperti ini disebut isomer gugus fungsi, yakni isomer yang rumus
molekulnya sama tetapi gugus fungsinya berbeda (Anwar, 1990).
karbon.
Kata
aldehida,
asal
mulanya
diturunkan
dari
istilah:
alcohol
Propanal atau
asetildehida
O
H3C
dan
CH3
Propanon atau
aseton
( Anwar, 1990).
c) Asam Karboksilat dan Eter (CnH2nO2)
Asam karboksilat memiliki gugus OH yang terikat pada karbon karbonil. Ester memiliki atom
oksigen yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan halida asam memiliki atom halogen yang terikat
dengan karbon karbonil. Ester dihasilkan melalui proses esterifikasi yang berlangsung reversible (dapat
balik). Proses ini dimulai dengan mereaksikan asam karboksilat dan alkohol sehingga menghasilkan
ester. Senyawa ester dapat diubah menjadi berbagai senyawa lainnya termasuk diubah menjadi asam
karboksilat (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Analisis kualitatif dari senyawa organik adalah melalui identitas gugus fungsi. Dengan
mengetahui gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari senyawa organik tersebut karena
setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu bergantung pada gugus fungsionil
yang dimilikinya. Analisis kualitatif merupakan salah satu dua jenis model analisis selain
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas mengenai identifikasi zat zat. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui atau mencari tahu unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu
sampel
atau
contoh.
Kesimpulannya,
analisis
kualitatif
adalah
memisahkan
dan
Senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi yang sama akan mempunyai sifat yang
sama. Hal inilah yang akan menjadi dasar dalam praktikum kali ini dimana dalam menentukan
gugus suatu senyawa berdasarkan pada sifat fisik dan kimianya. Cara umum untuk
mendukung keperluan identifikasi senyawa yang belum diketahui terdiri dari beberapa
langkah :
1. Penentuan konstanta sifat fisika.
2. Analisa kualitatif unsur yaitu menentukan unsur-unsur yang ada dalam suatu senyawa.
3. Penentuan sifat kelarutan dari senyawa tersebut.
4. Analisis gugus fungsi dengan bantuan spektrofotometer inframerah.
5. Uji karakteristik kimia yaitu untuk menentukan golongan (keton, alkohol, dan lain-lain)
6.
penangas air (50-60 C). Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan
untuk setiap sampel.
b. Reagen: larutan 15% NaI dalam aseton kering
(Harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama, simpan dalam botol coklat, bila
berwarna coklat harap dibuang).
Ditambahkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang disediakan, misalnya nbutil klorida, kloroform, bensil klorida, bensoil klorida, t-butil bromida ke dalam 2 mL
reagen NaI di dalam tabung reaksi kering dan bersih, dikocok campuran dalam tabung
reaksi dan dibiarkan sekitar 3 menit. Bila tidak terjadi perubahan, dimasukkan tabung
reaksi dalam penangas air pada suhu 50oC dan dicatat waktu yang diperlukan untuk
terbentukknya endapan.
3. Uji adanya OH alkohol
a. Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, dimasukkan 4 tetes sampel yang
disediakan, yaitu metanol, etanol, 2-butanol, metil klorida, 1 tetes aseton, dan 1 tetes
larutan asam kromat yang dibuat dengan melarutkan 5 gram CrO 3 dalam 15 ml air
dan 5 ml H2SO4 pekat. Dikocok campuran dan amati perubahan yang terjadi. Dites
positif jika terjadi perubahan warna dari kuning ke biru kehijauan atau terbentuk
endapan.
b. Reagen: asetil klorida
Dimasukkan sekitar 5 tetes alkohol (metanol, etanol, propanol, butanol atau alkohol
lain yang diberikan) ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Ditambahkan 3
5 tetes asetil klorida dengan sangat hati-hati (jangan di arahkan ke muka anda atau
muka teman anda!), didiamkan beberapa saat (2- 4 menit) dan ditambahkan 3-5 mL
larutan 15% NaHCO3. Dicium bau hasil reaksinya, bau harum menandakan
terbentuknya ester.
4. Uji aldehida dan keton
a. Reagen: 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat.
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 tetes sample (aseton, bensaldehida,
butiraldehida, asetofenon, atau yang lain) 2 ml etanol 95 %, dan 1 ml larutan
fenilhidrazin. Dilakukan penggojokan kuat-kuat. Jika tidak terbentuk endapan,
dipanaskan campuran dengan pembakar spiritus. Dites positif jika terbentuk endapan
kunig-merah, dicatat perubahan warna terhadap sample aldehida dan keton.
b. Tes Fehling
Reagen: Fehling A: 34,64 g CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan
Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 mL larutan
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 mL sample (aseton, bensaldehida,
butiraldehida, asetofenon, atau yang lain), 1 mL reagen Fehling A dan 1 mL
reagen Fehling B. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih
selama sekitar 5 menit, d i amati dan dicatat perubahan yang terjadi pada sample
aldehida dan keton.
c. Tes Tollen
Reagen: larutan 5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer (pengenceran 10
kali ammonia pekat).
Ke dalam tabung reaksi yang bersih, dimasukkan 1 mL sample, misalnya aseton,
bensaldehida, butiraldehida, asetofenon, atau yang lain, 1 mL larutan 5% AgNO 3 dan
1 mL larutan 5% NaOH dan 5 tetes ammonia. Dipanaskan tabung reaksi di dalam
penangas air mendidih selama sekitar 5 menit, diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi pada sample aldehida dan keton.
5. Uji Fenol
Dimasukkan 2 tetes sampel ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, misalnya 2butanol, fenol, 1-propanol, 1 ml etanol 95 %, dan 1 tetes larutan FeCl3 5 %. Dilakukan
penggojokan kuat-kuat, diamati dan dicatat terjadinya perubahan berwarna yang terjadi
pada setiap sampel. Perubahan warna dari oranye ke kehijauan akan pudar terhadap
perubahan waktu.
Nama Praktikan
Ulfa Wulandari (141810301033)
Kelompok 9