Resume Buku Gurunya Manusia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

1.

Majulah Pendidikan Indonesia


Yakin bahwa tidak ada guru yang tidak bisa mengajar: guru harus terus belajar,
berusaha menuju tangga profesional, dan mencintai profesinya.
Yakin bahwa tidak ada siswa yang bodoh: setiap siswa punya cara belajar
masing-masing, guru jangan memvonis anak salah, dan jika ada siswa yang
tidak paham maka guru harus introspeksi diri mengenai cara mengajarnya.
Manajemen adalah jantung sekolah: harus ada kejelasan siapa yang menjadi
pemimpin dan siapa yang menjadi pelaksana.
Guru adalah manusia pembelajar: frekuensi waktu belajar guru menentukan
kualitas guru, membentuk divisi khusus untuk pelatihan dan pengembangan
guru, mengadakan program bedah buku secara regular, dan mencari solusi
bersama tentang siswa bermasalah.
Guru di sekolahnya manusia: memiliki 3 kewajiban (membuat perencanaan,
mengajar, dan melakukan evaluasi pembelajaran) dan 1 hak (belajar).
Gurunya manusia: punya keikhlasan dalam mengajar dan belajar
Kerja sama antara wali murid, guru, dan sekolah
Paradigma wali murid di Finlandia mengenai guru dan sekolah: guru adalah
pahlawan, guru adalah orang tua kedua bagi anak, mengajar adalah pekerjaan
yang rumit, mementingkan proses bukan hasil, memberi kritik santun dan bekerja
sama, serta menganggap kognitif bukan yang utama.
2.

Menjadi Gurunya Manusia


Bersedia untuk selalu belajar
Secara teratur membuat RPP (Rancangan Program Pembelajaran)
Bersedia diobservasi
Selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas
Punya karakter yang baik
Menganggap setiap anak JUARA
Mengajar dengan hati
Memahami kemampuan dalam arti luas
Terus menjelajah kemampuan siswa
Mengajar dengan cara menyenangkan
Sang fasilitator (mengibaratkan mengajar seperti menyiram tanaman)

3. Apersepsi
Jika awalnya tidak gila maka seterusnya akan biasa-biasa saja (Albert Einstein)
Orang yang pertama mengenalkan istilah teori apersepsi adalah Johan Friedrich
Herbart, seorang psikolog, filsuf, dan juga seorang guru yang ahli.
Apersepsi adalah stimulus khusus pada awal belajar yang bertujuan meraih
perhatian dari para siswa.
Sifat dasar manusia untuk memerintah dirinya sendiri: mau tidaknya siswa
mengikuti perintah tergantung kualitas instruksi guru, jika intruksi tersebut
menyenangkan anak tentu akan memerintahkan dirinya untuk mengikuti instruksi
guru.
Manusia bereaksi terhadap instruksi yang berasal dari lingkungannya jika
dibekali stimulus khusus: misalnya pemberian reward bagi anak yang mampu
mengikuti instruksi.
Apersepsi dalam Quantum Teaching: TANDUR
Tumbuhkan dalam diri siswa tentang manfaat materi yang diajarkan
Alami, biarkan anak mengalami sendiri
Namai
Demonstrasikan
Ulangi
Rayakan
Sumber-sumber apersepsi: membuat siswa berada di zona alfa (fun story, ice
breaking, musik, dan brain gym)
Warmer: memberikan tugas (soal di dalam kelas, jawaban di luar kelas),
memberikan angket yang harus diisi jujur oleh siswa.
4.

Belajar-Mengajar dengan Multiple intelligences Tingkat Lanjut


Pada dasarnya tidak ada pelajaran yang sulit sebab semua bidang studi adalah
butiran-butiran informasi yang disampaikan dari guru kepada siswa.
Kemampuan gurulah yang terpenting. Guru adalah seniman tingkat tinggi (Munif
Chatib)

Strategi belajar-mengajar dalam model pembelajaran: strategi yang dibahas di


sini memiliki arti yang luas, mulai dari perencanaan sampai penilaian metode
pembelajaran.
Teori Multiple Intelligences (MI), di dunia psikologi ke dunia edukasi: kecerdasan
dilihat dari kebiasaan menyelesaikan masalahnya sendiri dan kebiasaan
menciptakan produk baru yang punya nilai budaya.
Strategi belajar-mengajar dengan MI:
a.

Diskusi (harus ada masalah yang akan dipecahkan. ex: mengatasi siswa yang
tidak menghormati guru): mengembangkan kecerdasan linguistik dan
interpersonal.
b. Action research (siswa membuat hipotesis tentang materi yang akan
disampaikan kemudian melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis
tersebut. ex: siswa melakukan hipotesis air mana yang cocok untuk bayi
kemudian siswa diminta mengecek sendiri hipotesisnya dengan menggunakan
termometer): mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan naturalis.
c. Klasifikasi (pengelompokan banyak data ke dalam minimal dua kategori. ex:
siswa diminta mengelompokkan lingkungan alam dan buatan): mengembangkan
kecerdasan matematis-logis dan naturalis.
d. Analogi (membuat persamaan. ex: menganalogikan siswa yang dicap buruk
sebagai apel busuk yang di dalamnya terdapat bintang, jadi setiap anak
memahami bahwa setiap orang mempunyai sisi baik meskipun dari luar terlihat
buruk): mengembangkan kecerdasan matematis-logis, spasial-visual, dan
naturalis.
e. Identifikasi (mencari ciri-ciri yang membedakannya dari yang lain. ex:
mengidentifikasi perbedaan pantun dari karya sastra lainnya): mengembangkan
kecerdasan matematis-logis, spasial-visual, intrapersonal, dan naturalis.
f. Sosiodrama (siswa berperan sebagai tokoh dalam sebuah cerita, cocok
diaplikasikan dalam pelajaran sejarah): mengembangkan kecerdasan linguistik,
kinestetik, dan interpersonal.
g. Penokohan (proses pembelajaran dengan sosok tokoh terkenal):
mengembangkan spasial-visual, linguistik, dan kinetetik.
h. Flash card/gambar visual (gambar, lambang, atau simbol): mengembangkan
kemampuan spasial-visual dan interpersonal.

i. Papan/karton permainan (mengaitkan konsep pembelajaran dengan permainan):


mengembangkan kemampuan spasial-visual, logis-matematis, interpersonal, dan
intrapersonal.
j. Wayang (konsep pembelajaran dengan dialog tokoh-tokoh yang ada kaitannya
dengan materi): mengembangkan kemampuan spasial-visual dan interpersonal
k. Applied learning (mengaitkan pembelajaran dengan manfaat yang akan
diperoleh dalam kehidupan nyata): mengembangkan kemampuan naturalis dan
kinetetis.
l. Movie learning (mengaitkan konsep pembelajaran dengan tayangan film):
mengembangkan kemampuan spasial-visual.
m. Environment
learning (mengunjungi
suatu
tempat):
mengembangkan
kemampuan naturalis, linguistik, interpersonal.
n. Service learning (give something/siswa memberikan informasi kepada
lingkungan yang dikunjungi): mengembangkan kemampuan naturalis, linguistik,
interpersonal.
Mustahil hidup tanpa pernah mengalami kegagalan. Kau tidak akan pernah
mengetahui siapa dirimu dan kekuatanmu yang sebenarnya, jika tidak pernah
bertemu kegagalan. Percayalah, mengalami kemenangan setelah penderitaan
adalah hal yang sangat berharga bagi saya, lebih dari gelar apapun yang saya
terima (JK. Rowling)
5.

Membuat Lesson Plan (RPP) Kreatif


lesson plan merupakan siklus pertama dari sebuah proses belajar-mengajar
yang profesional (Munif Chatib)

Keuntungan membuat RPP:


a.
b.
c.
d.
e.

Dapat menjadi arsip


Dapat dijadikan bahan penyempurnaan tahun berikutnya
Kualitas guru terkontrol
Kualitas pembelajaran terkontrol
Guru memiliki perencanaan tentang cara menyampaikan materi agar menarik
bagi siswa.

Ketentuan RPP: 1 kompetensi dasar = 1 RPP

Kerangka RPP: tidak ada kerangka baku

RPP dan special moment: special moment ditulis di akhir RPP

Struktur dan bentuk RPP:

a.
b.
c.

Pembuka: identitas dan silabus


Isi: apersepsi, strategi, aktivitas, alat bantu, sumber, dan proyek
Penutup: penilaian dan komentar guru (masalah, ide baru, dan momen special)

Anda mungkin juga menyukai