tidak berdekatan dengannya. Virusnya yang keluar melalui napas atau semburan ludah (droplet)
bisa terisap lewat hidung atau mulut dan akan menulari anak lain.
Menurut Rudy, campak hanya terjadi sekali seumur hidup. Bila waktu kecil anak sudah pernah
terkena campak maka setelah itu biasanya dia tidak akan terkena lagi. Namun, karena anggapan
ini sudah terlalu memasyarakat banyak orang tua yang sengaja menulari anaknya dengan campak
agar nantinya dia tidak terkena lagi. Ini adalah tindakan yang keliru, komentar Rudy.
Justru sebaiknya setiap anak dibentengi dari penyakit ini dengan imunisasi campak. Memang
tidak dijamin 100%, tapi kalaupun sampai terjangkit virus campak, maka kondisinya tidak terlalu
parah. Imunisasi bisa dilakukan dua kali. Pertama di usia 9 bulan, usia ini dipilih karena antibodi
bayi yang berasal dari ibunya lewat plasenta sudah semakin menurun sehingga butuh antibodi
tambahan lewat imunisasi. Agar kekebalan tubuh anak semakin baik maka pemberian vaksinasi
campak diulang di usia 15 bulan dengan imunisasi MMR (Measles, Mumps and Rubella).
Berikutnya, imunisasi campak dilakukan ketika anak berusia 6 tahun. Mengapa perlu dicegah?
Karena campak bisa menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal.
EMPAT FASE CAMPAK DAN PENANGANANNYA
Agar serangan campak tidak menjadi terlalu berat, kita bisa melakukan hal-hal berikut
berdasarkan fase-fasenya:
(1) Masa Inkubasi
Fase inkubasi berlangsung sekitar 10-12 hari. Di fase ini agak sulit mendeteksi infeksinya karena
gejalanya masih bersifat umum bahkan tidak terlihat sama sekali. Mungkin beberapa anak
mengalami demam tetapi umumnya anak tidak merasakan perubahan apa-apa. Bercak-bercak
merah yang merupakan ciri khas campak pun belum keluar.
Yang perlu dilakukan: Jagalah keseimbangan gizi anak dengan baik agar daya tahan tubuhnya
tetap tinggi. Misalnya dengan makan sayur, buah, serta menjaga kebugaran tubuhnya. Bila
memang nantinya campak benar-benar menyerang kemungkinan terjadinya tidak akan terlalu
parah.
(2) Fase Prodormal
Adalah fase dimana gejala penyakit sudah mulai timbul seperti flu, batuk, pilek, dan demam.
Mata anak pun akan tampak kemerah-merahan dan berair. Tak hanya itu, anak tidak bisa melihat
dengan jelas ke arah cahaya karena merasa silau (photo phobia). Ciri lain, di sebelah dalam
mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami
diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 C. Di fase
kedua bercak merah belum muncul.
Yang perlu dilakukan: Segeralah memeriksakan anak ke dokter ketika flu, batuk, pilek, dan
demam mulai muncul. Jangan sampai menunggu munculnya bercak-bercak merah karena anak
butuh pertolongan secepatnya. Tindakan cepat sangat membantu untuk mengantisipasi beratnya
penyakit.
(3) Fase Makulopapuler
Fase makulopapuler yakni keluarnya bercak merah yang sering diiringi demam tinggi antara 3840,5C. Awalnya, bercak ini hanya muncul di beberapa bagian tubuh saja, biasanya di belakang
kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Untuk membedakan dengan penyakit lain, umumnya
warna bercak campak akan sangat khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga
tidak terlalu kecil.
Biasanya, bercak merah akan memenuhi seluruh tubuh dalam waktu satu minggu meskipun hal
ini tergantung pula pada daya tahan tubuh masing-masing anak. Pada anak yang memiliki daya
tahan tubuh baik umumnya bercak merahnya hanya pada beberapa bagian saja. Tetapi pada anak
yang memiliki daya tahan tubuh lemah, bercak merahnya akan semakin banyak. Hal ini juga
menunjukkan kalau campak yang diderita anak termasuk berat.
Yang perlu dilakukan: Tetaplah mengonsultasikan segala sesuatunya pada dokter. Biasanya
dokter akan mengusahakan agar bercak merah pada anak tidak sampai muncul di sekujur tubuh.
Bila memang sekujur tubuhnya dipenuhi bercak, ini berarti campaknya cukup berat. Apalagi jika
sudah muncul gejala komplikasi, maka konsultasikanlah ke dokter apakah anak perlu dirawat
atau tidak.
Sebagian masyarakat beranggapan bahwa semakin banyak bercak merah yang tampak semakin
bagus karena berarti anak akan cepat sembuh. Pendapat ini keliru karena kita sebenarnya dituntut
untuk lebih waspada. Tetapi bila diagnosis sudah ditegakkan, dan tak ada komplikasi, anak
cukup dirawat di rumah.
(4) Fase Penyembuhan
Bila bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Selanjutnya
bercak merah akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada
akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya,
dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak.
Yang perlu dilakukan: Tetap berikan obat yang sudah diberikan oleh dokter sambil menjaga
asupan makanan bergizi seimbang dan istirahat yang teratur. Jangan pernah beranggapan kalau
bercak merah sudah berkurang dan gejalanya sudah hilang berarti virus campaknya sudah
musnah. Kita tetap perlu melanjutkan pengobatan sampai anak benar-benar sembuh.
HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN
Jangan melakukan pengobatan menurut aturan sendiri tetapi harus berdasarkan petunjuk dokter.
Bila memang harus mengonsumsi obat 3 kali sehari maka harus dilakukan dengan baik. Bila ada
gejala lain yang timbul, misalnya kejang-kejang atau sesak napas, segeralah berkonsultasi pada
dokter.
Sebaiknya berikan makanan yang mudah dicerna seperti bubur nasi. Hal ini untuk menghindari
terjangkitnya infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Dianjurkan untuk
memberikan makanan yang mudah dicerna selama sebulan kemudian sampai kondisinya benarbenar pulih.
Karena mudah menular lewat udara, sebaiknya anak campak dirawat di kamar sendiri agar tidak
menularkan penyakitnya. Namun perlu diingat, jangan sampai terkesan kalau anak diisolasi,
berikan mainan yang dapat menghibur agar dia tidak bosan.
Setiap anak yang sedang sakit butuh istirahat yang cukup. Anak campak pun demikian, berikan
waktu beristirahat secara maksimal.
Jangan biarkan bayi yang belum mendapat imunisasi campak berdekatan dengan penderita
campak sampai penyakitnya benar-benar sembuh. Sangat mungkin virus campak akan menulari
bayi.
Jaga tubuh anak agar tetap bersih sehingga dia tetap merasa nyaman. Boleh saja anak
dimandikan atau dilap seluruh tubuhnya. Pendapat yang mengatakan kalau anak campak tidak
boleh dimandikan adalah keliru karena bila tubuhnya kotor dan berkeringat akan menimbulkan
rasa lengket dan gatal luar biasa. Dorongan menggaruk kulit yang gatal bisa menimbulkan
infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Gunakan sabun bayi yang tak terlalu merangsang kulit
dan gosoklah kulitnya perlahan. Sehabis mandi, keringkan dan taburi dengan bedak salycyl talc.
Selama anak sakit dan dalam pemulihan sebaiknya kita memisahkan peralatan makan dan
mandinya, seperti piring, gelas, sendok, handuk, sprai dan pakaiannya. Hal ini untuk
menghindari terjadinya penularan lewat kontak tak langsung.