Anda di halaman 1dari 21

PUSAT KRISIS KESEHATAN

WHO COLLABORATING CENTER FOR TRAINING


AND RESEARCH ON DISASTER RISK REDUCTION

TIM PENELITI

dr Ina Agustina
Isturini, MKM
KEMENKES

dr M. Imran
S.Hamdani, MKM
KEMENKES

Setiorini, SKM,
MKM
KEMENKES

TIM PENELITI

Shinta Rahmawati,
S. Gz
KEMENKES

dr. Fina Hidayati


Tams, MScIH
WHO

dr Jaya Supriyanto
KEMENKES

Konsultan Penelitian

Prof. Drh. Wiku Adisasmito, MSc. Phd (FKM UI)


dr Nirmal Kandel (WHO)
Prof. dr. Aryono (AGD 118)
dr Iskandar Leman, MDM (MPBI)
Ibu Angelina Armer (Kemen PU)
Sodikin Sadek, ST, M. Kes (BUK Kemenkes)

Definisi

Fasyankes yang aman terhadap bencana/ Safe


Health Facility (SHF), pada kondisi bencana :
Siap untuk tetap melanjutkan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan
Tetap dapat berfungsi maksimal untuk
menyelamatkan korban

Aman dan mudah diakses

Rumusan Masalah

Fasyankes memegang peranan penting


dalam penanggulanganbencana.
Peraturan perundangan, kebijakan dan
program terkait fasyankes yang aman telah
ada di Indonesia.
Namun beberapa penelitian menunjukkan
bahwa fasyankes di Indonesia masih belum
aman terhadap kejadian bencana

Pertanyaan Penelitian

Apa saja kesenjangan antara peraturan


perundangan dan program nasional terkait
fasyankes yang aman terhadap bencana dengan
kerangka kerja internasional dalam rangka
mendukung sub sistem upaya kesehatan dalam
Sistem Kesehatan Nasional.

JANGKA WAKTU PENELITIAN

Lama penelitian 10 bulan yaitu Februari


s.d. Desember 2015
Pembiayaan penelitian berasal dari dana
APBN (90%) dan WHO

Peraturan Perundangan Target Penelitian


dan Turunannya yang terkait
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.


UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
UU No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
UU No. 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Peraturan / Keputusan Menteri/setingkat menteri yang
terkait namun bukan merupakan turunan dari peraturan
perundangan di atas (Menkes, Men PU-Pera dan Ka
BNPB).

Contoh Proses Pencarian Turunan UU No. 44/2009


tentang Rumah Sakit

Keterangan :

Turunan langsung
dan sudah ada

Turunan yang
belum dibuat

Bukan turunan
langsung

Turunan langsung
namun tingkatannya
tidak sesuai amanat UU

Contoh Proses Pencarian Peraturan


Kepala BNPB yang Terkait

Pencarian informasi ke BNPB agar dilakukan


pencarian ke website www.bnpb.go.id/produkhukum#

Kebijakan dan Program Nasional


Target Penelitian

1.
2.
3.
4.

UU No. 17/2007 tentang RPJP Nasional Tahun 2005-2025


Perpres No. 5/2010 tentang RPJM Nasional tahun 2010-2014
Perpres No. 2/2015 tentang RPJM Nasional tahun 2015-2019
Kepmenkes No. 331/Menkes/SK/V/2006 tentang Renstra
Depkes tahun 2005-2009
5. Kepmenkes No. HK.02.01/160/I/2010 tentang Renstra
Kemenkes tahun 2010-2014
6. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Renstra
Kemenkes tahun 2015-2019
7. Perka BNPB No. 3/2010 tentang Rencana Nasional
Penanggulangan Bencana tahun 2010-2014

JUMLAH PERATURAN PERUNDANGAN


/KEBIJAKAN YANG DIKAJI
8 Undang-undang

8 Peraturan Pemerintah
2 Peraturan Presiden

85 Peraturan Menteri/setingkat menteri


3 Pedoman/Juknis
Total : 106 peraturan perundangan.

Kerangka Kerja Internasional


Target Penelitian

Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko


Bencana 2015 2030
Comprehensive Safe Hospital Framework WHO

Kathmandu Declaration on Protecting Health Facilities from


Disasters.
Sphere Project, Humanitarian charter and minimum
Standards in Humanitarian Response
International Health Regulation (2005)

METODE ANALISA PER UNSUR


DALAM SUB SISTEM UPAYA KESEHATAN
SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Permen,
Perka

UU /PP
/perpres

dibandingkan

Sendai &
WHO
Sphere

Pedoman,
Juknis,
Program

Hasil sintesa kebijakan &


program SHF di
Indonesia

Kathmandu

Identifikasi
poin-poin
kesenjangan

Hasil sintesa kerangka


internasional terkait SHF

KESIMPULAN HASIL
PENELITIAN

Bagian Integral

Pelaksanaan
tidak
prioritas
Fasyankes yang
aman terhadap
bencana

Peraturan
Perundangan
Nasional

Termasuk di antaranya adalah akreditasi RS di mana komponen RS aman


belum menjadi komponen kunci untuk menentukan kelulusan.

KESIMPULAN HASIL
PENELITIAN

Program
Fasyankes yang
aman terhadap
bencana

Komponen
utama Program
Nasional

Kegiatannya masih berjalan


sendiri-sendiri dan tidak
berkelanjutan

REKOMENDASI

Penyusunan program nasional fasyankes yang


aman dengan melibatkan seluruh pihak terkait
baik dari pemerintah, lembaga usaha maupun
masyarakat dalam rangka menyepakati langkahlangkah strategis dan berkelanjutan serta target
yang jelas Instruksi/ Keputusan Presiden
Peningkatan kapasitas petugas di daerah dan
masyarakat

REKOMENDASI

Revisi sejumlah Undang-undang (antara lain UU


No. 44/2009, UU No. 24/2007) serta sejumlah
keputusan/peraturan menteri kesehatan dengan
penegasan bahwa Fasyankes yang aman
merupakan salah satu komponen utama dalam
upaya pengurangan risiko bencana bidang
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai