Anda di halaman 1dari 13

OLEH KELOMPOK : < BIOLOGI 5A >

1. ABDUL HALIM
2. AGUNG SETYO RIZAL
3. ANGGA
4. DEWI WULANDARI
5. DIANA FATIMATUS Z
6. INDRA PRATIWI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas nikmatNya, kami dapat menyelesaikan pembuatan Makalah Sitotaksonomi dan
Taksonomi Numerik ini dengan lancar.
Kami sangat berterima kasih kepada dosen pembimbing kami, yang telah
memberikan kami kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kami melalui
pembuatan makalah ini.
Semoga apa yang sudah kami susun bisa bermanfaat dan besar harapan
kami atas kritik dan saran terhadap makalah kami untuk pengembangan serta
perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya, karena kami menyadari dalam
proses penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.

Situbondo, 21 Desember 2013

( Penulis )
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang..................................................................................1

I.2 Tujuan...............................................................................................2
I.3 Rumusan Masalah.............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
BAB III PEMBAHASAN................................................................................4
BAB IV KESIMPULAN................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
JURNAL.........................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Biosistematika adalah suatu cabang biologi yang mempelajari
keragaman hidup mencakup taksonomi dan terlibat dalam rekonstruksi
sejarah filogenetik. Secara fundamental, sistematika bertujuan untuk
memahami dan mendeskripsikan keanekaragaman suatu organisme dan
merekonstruksi hubungan kekerabatannya terhadap organisme lainnya, dan

juga mendokumentasikan perubahan perubahan yang terjadi selama


evolusinya dan merubahnya ke dalam sebuah sistem klasifikasi yang
mencerminkan evolusinya tersebut.
Objek utama biosistematika bukanlah menemukan nama dari suatu
organisme tetapi menemukan hubungan dan kedekatan suatu organisme
dengan yang lainnya, sehingga dapat dikenali sepenuhnya kemiripan dan
perbedaannya. Karakter umum yang dimiliki bersama dan karakter spesifik
yang hanya dimililki oleh kelompoknya. Hasil analisis inilah yang nantinya
dipakai untuk menata organisme tersebut kedalam tingkatan taksa sehingga
menjadi lebih sistematis, berdasarkan asal usulnya, suatu organisme
dikarakterisasi menjadi dua jenis asal usul, monofiletik dan non-monofiletik.
Asal usul makhluk hidup dikatakan monofiletik apabila nenek moyang
tunggalnya hanya menghasilkan semua species turunan dalam takson tersebut
dan bukan spesies takson lain sehingga anggota dari genusnya berdiri sendiri
dan tidak terkait dengan species dari genus lain. Asal usul makhluk hidup
dikatakan non-monofiletik apabila turunan dalam takson yang dihasilkan
berasal dari nenek moyang yang berbeda.
Untuk mempermudah pengelompokan takson baik hubungan yang
bersifat kemiripan (fenetik) maupun yang bersifat kekerabatan (filogenetis)
diperkenalkanlah istilah sitotaksonomi dan taksonomi numeric.

I.2 Rumusan Masalah


1. Adakah hubungan penggunaan sitotaksonomi dan taksonomi numeric
dalam mencari klasifikasi suatu takson?
2. Adakah system yang harus diterapkan dalam pengaplikasian sitotaksonomi
dan taksonomi numeric dalam mencari klasifikasi suatu takson ?

I.3 Batasan Masalah


Sitotaksonomi adalah penggunaan data sitology atau studi banding
kromosom untuk memecahkan masalah taksonomi.

Taksonomi numeric penggunakan data fenetik berdasarkan pada


informasi sifat suatu organisme yang dikonversikan ke dalam bentuk yang
sesuai untuk analisis numeric untuk memecahkan masalah taksonomi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sitotaksonomi adalah penggunaan data sitology untuk memecahkan
masalah taksonomi. Karena semua penampakan fenotip diatur secara genetis oleh
gen gen di dalam kromosom.
(Jurnal studi taksonomi pada genus Zingiber)
Informasi kromosom memiliki nilai tambah karena dapat digunakan
untuk melengkapi dan mengecek kembali informasi morfologi, molekuler,
fisiologi dan informasi-informasi lainnya (Anonimous b, 2011)

Taksonomi numeric dapat digunakan untuk menyusun klasifikasi


berdasarkan hubungan kekerabatan, khususnya persamaan sifat sifat fenotip.
(Jurnal analisis keragaman genus Ipomoea berdasarkan karakter morfologi)
Hubungan kekerabatan itu bisa di analisis menggunakan pendekatan
fenetik. Fenetik didasarkan pada konsep bahwa hubungan kekerabatan diantara
mahluk hidup didasarkan atas jumlah derajat persamaan yang ada.

BAB III
PEMBAHASAN
a. Hubungan Sitotaksonomi dan Pengaplikasian dalam mencari klasifikasi
suatu takson
Cytotaxonomy adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan
hubungan dan klasifikasi organisme menggunakan studi banding kromosom.
Jumlah, struktur, dan perilaku kromosom adalah nilai besar dalam taksonomi,
Dengan jumlah kromosom menjadi karakter yang paling banyak digunakan dan
dikutip. Nomor kromosom biasanya ditentukan pada proses mitosis dan jumlah
diploid (2n). Karakter lain yang berguna pada taksonomi adalah posisi sentromer.

Perilaku meiosis dapat menunjukkan heterosigositas inversi. Ini mungkin konstan


untuk takson yang menawarkan bukti taksonomi lebih lanjut. Data sitologi
dianggap memiliki arti yang lebih penting daripada bukti taksonomi lainnya.
Metafase merupakan tahap yang paling cocok untuk studi kromosom
melalui penghambatan pembentukan benang spindel dengan menggunakan bahan
kimia, sehingga posisi kromosom menjadi tersebar, terpisah yang satu dengan yang lainnya (
Goodenough,1988). Suryo (1995) menambahkan bahwa kromosom yang tersebar
pada metafase adalah saat yang paling baik untuk menghitung dan
membandingkan ukuran serta morfologi kromosom karena kromosom kromosom
tersebar di bidang tengah sel. Dyer (1979) juga menyatakan bahwa pada tahap ini
kromosom akan tampak tersebar dengan bentuk yang cukup jelas.
Pada tahap metafase, sentromer kromosom terletak dibidang ekuator
sel walaupun lengan-lengan kromosom mungkin menuju kearah mana saja.
Kromosom tampak palingtebal. Kedua kromatid masih dihubungkan oleh satu
sentromer (Suryo, 1995). Struktur kromosom pada metafase dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop dengan teknik pewarnaan menggunakan giemza.
Struktur kromosom yang terlihat dapat dibedakan menjadi beberapa
bagian yaitu, lengan kromosom, sentomer dan telomer. Lengan kromosom
merupakan bagian yang mengandung rangkaian gen, sentromer bagian tengah
kromosom yang berfungsi dalam proses distribusi kromosom pada waktu terjadi
pembelahan, sedangkan telomer bagian ujung kromosom yang melindungi
kromosom pada saat replikasi dari pemendekan ukuran kromosom (Yuwono, 2005). Tampilan
visual kromosom setiap individu dinamakan kariotipe (Starr, 2001). Kromosomkromosom tersebut disusun berpasang-pasangan dimulai dengan kromosom yang
terpanjang. Kromosom yang mempunyai panjang, posisi sentromer dan pola
pewarnaan yang sama dinamakan kromosom homolog. Kedua kromosom dari
setiap pasangan membawa gen yang mengendalikan karakter warisan yang sama
(Campbell, Reece, dan Mitchel, 2000).
Dyer (1979) menyatakan bahwa kariotipe merupakan gambaran
kromosom suatu organisme meliputi jumlah, tipe, dan ukuran kromosom yang
tampak saat sel mengalami metafasemitosis. Kromosom tersebut kemudian

disusun berdasarkan pasangan kromosom yang homolog dan diurut berdasarkan


ukuran kromosom dan posisi sentromernya dari yang paling panjang sampai dengan
yang paling pendek. Pembagian kromosom berdasarkan golongan besar dan kecil
didasarkan kepada Blommers Schlosser (1978) cit Mildawati (2005) yang
menyatakan bahwa kromosom golongan kecil adalah kromosom dengan panjang
relatif kurang dari setengah panjang relatif kromosom terpanjang dan kromosom
golongan besar adalah kromosom dengan panjang relatif lebih dari setengah
panjang relatif kromosom terpanjang. Pembagian ini bertujuan untuk menentukan
urutan nomor kromosom yang diperkuat dengan indeks sentromer dan konstriksi sekunder.
Analisis kariotipe merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menetukan hubungan kekerabatan dan kedudukan satu spesies dalam
taksanya dengan menganalisis kariotipenya, karena setiap spesies mempunyai
jumlah kromosom yang karakteristik.
Analisa kariotipe kromosom umumnya didasarkan kepada dua sifat
kromosom,yaitu jumlah diploid kromosom dalam sebuah sel somatik dan karakter
morfologi setiap kromosom dalam set tersebut. Karakteristik morfologis sebuah
kromosom ditentukan oleh posisi sentromer serta panjang relatif kromosom
terhadap kromosom kromosom lainnya dalam satu set haploid (Pangestu, 2010).
b. Hubungan Taksonomi Numerik dan Pengaplikasian dalam mencari
klasifikasi suatu takson
Taksonomi numerik adalah sistem klasifikasi dalam sistematika
biologi yang berkaitan dengan pengelompokan dengan metode numerik unit
taksonomi berdasarkan negara karakter mereka . Hal ini bertujuan untuk
menciptakan taksonomi menggunakan algoritma numerik seperti analisis klaster
daripada menggunakan evaluasi subjektif dari sifat mereka . Konsep ini pertama
kali dikembangkan oleh Robert R. Sokal & Peter HA Sneath pada tahun 1963 dan
kemudian diuraikan oleh penulis yang sama . Mereka membagi lapangan menjadi
phenetics di mana klasifikasi terbentuk berdasarkan pola kesamaan secara
keseluruhan dan kladistika di mana klasifikasi berdasarkan pola percabangan
sejarah evolusi yang diperkirakan taksa tersebut ..

Prinsip dasar dalam taksonomi numerik adalah taksonomi yang


menggunakan sebanyak-banyaknya karakter biologis suatu organisme yang
disebut Operational Taxonomic Units (OTU). Semakin banyak informasi
(karakter) yang ada maka akan dihasilkan pengelompokkan yang bersifat teliti,
reprodusibel serta padat informasi (Utami, 2012). Setelah IS dari masing-masing
OTU diketahui --> disusun matriks IS antar OTUs dengan menyusun IS dari yang
terbesar hingga yang terkecil ---> Kemudian dari matriks IS tersebut, akan
diperoleh dendogram.
Metode yang umum dalam pembuatan dendogram adalah average
linkage clustering (UPGMA : Unwieghted Pair-Group Method using Arithmetic
Averages) Analisis taksonomi numerik harus diputuskan dari unit-unit taksonomi
tingkat terendah yang dikaji dalam OTUs (Opertional Taxonomic Unit). OTUs
dapat merupakan tumbuhan individual, pemisahan populasi dari jenis yang sama,
pemisahan jenis dalam satu genus, pemisahan genus dan sebagainya. Selain hal
tersebut,

karakteristik

yang

tepat

harus

diseleksi

untuk

menunjukkan

perbandingan OTUs. Karakter-karakter tersebut diperoleh dari berbagai alat


morfologis yang ada.
Pada sistem taksonomi numerik ini digunakan sebanyak-banyaknya
sifat dari organisme-organisme yang akan dikelompokkan kemudian dicari index
similaritas (IS) dari satu organisme terhadap organisme lain dalam
daftar organisme yang akan dikelompokkan (OTU's atau Opertional Taxonomic
Unit).
Prinsip

kerja

Taksonomi

Numerik

didasarkan

pada:

Semakin banyak informasi yang terdapat dalam taksa dan semakin banyak
karakter yang mendasarinya, maka semakin baik klasifikasi yang dihasilkan
Bersifat apriori, artinya setiap karakter memiliki nilai atau bobot yang sama dalam
membentuk taksa alami. Semua persamaan antar dua taksa merupakan fungsi dari
persamaan individual pada semua karakter di mana keduanya dibandingkan
Taksa yang berbeda dapat terjadi karena korelasi karakter yang
berbeda-beda dalam kelompok yang dipelajari Taksonomi merupakan ilmu
empiris. Klasifikasi didasarkan pada persamaan fenetik.

Taksonomi numerik merupakan proses penataan organisme ke dalam


suatu kelompok (takson) berdasarkan hubungan kemiripan (nilai similaritas)
secara kuantitatif. Taksonomi numerik dapat diaplikasikan dalam hal mengamati
hubungan kekerabatan pada strain-strain organisme, mengetahui hubungan
kekerabatan organisme. Intinya Praktek taksonomi numerik-fenetik merupakan
proses penataan organisme ke dalam suatu kelompok (takson) berdasarkan
hubungan kemiripan (nilai similaritas) secara kuantitatif.
c. Tingkatan Takson dalam Ilmu Taxonomi
Tingkatan dan istilah dalam takson sudah di distandarisasi secara
internasional di seluruh dunia berdasarkan pada International Code of Botanical
Nomenclature (untuk tumbuhan) dan International Committee on Zoological
Nomenclature (untuk hewan). Urutan takson antara lain :

dalam B. latin
Kingdom

dalam B. Indonesia
Dunia/Kerajaan

Divisio/Phillum

Divisio/Filum

Clasis

Kelas

Order

Ordo

Familia

Suku

Genus

Marga

Species

Jenis

1. Kingdom.
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup.
Secara umum kingdom terbagi mejadi 5 kelompok yang diusulkan oleh ahli

biologi Robert Whittaker 1969. Kelima kingdom tersebut adalah: Monera,


Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia
2. Filum / Divisio.
Kelompok besar kedua dibawah Kingdom adalah Fillum atau Divisio
yang terdiri dari organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama
filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan.
Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya
memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
3. Kelas (Classis).
Kelas adalah kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari
filum atau division
4. Ordo (Bangsa).
Ordo adalah pembagian dari kelas atau bisa dikatakan bahwa setiap
kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya
diberi akhiran ales.
5. Famili.
Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Setiap ordo terdiri
dari beberapa family. Nama family tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae,
sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.
6. Genus (Marga).
Genus atau marga adalah takson yang lebih rendah dari family. Nama
genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan
seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf
lainnya.
7. Species.
Species adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).
Nama species selalu terdiri dari dua kata yang diawali dengan nama genus yang
menggunakan awalan huruf besar dan kata selanjutnya merupakan nama
species yang menggunakan awalan huruf kecil.

BAB IV

KESIMPULAN
Sitotaksonomi dan taksonomi numeric memiliki hubungan atau kaitan
yang erat dalam pengklasifikasian suatu takson. Melalui system pengaplikasian
yang detail dan menyeluruh membuat kedua istilah pada system taksonomi ini
menjadi sangat penting dalam kajian klasifikasi.
Sitotaksonomi menggunakan study banding kromosom dengan
menganalisa kariotipe kromosom dalam system klasifikasi sedangkan taksonomi
numeric menggunakan data fenetik berdasarkan pada informasi sifat suatu
organisme yang dikonversikan ke dalam bentuk yang sesuai untuk analisis
numerik dan dibandingkan menggunakan komputer, ada atau tidaknya sekurangkurangnya 50 (sebaiknya beberapa ratus) karakater yang dapat dibandingkan;
karakter tersebut di antaranya adalah karakter morfologi, biokimiawi, dan
fisiologi, dan koefisien asosiasi ditentukan di antara karakter-karakter yang
dimiliki oleh dua atau lebih organisme.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/60553401/Cover-Sitotaksonomi
http://blogs.unpad.ac.id/budiirawan/general/taksonomi-numerik/
http://en.wikipedia.org/wiki/Cytotaxonomy
http://en.wikipedia.org/wiki/Numerical_taxonomy
http://prezi.com/zvl-vklrhrcl/aplikasi-taksonomi-numerik/
http://www.kamuslife.com/2012/02/tingkatan-takson-dalam-klasifikasi.html
http://trinascienceworld.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-sistematikamikroba.html
Jurnal studi taksonomi pada genus Zingiber
Jurnal analisis keragaman genus Ipomoea berdasarkan karakter morfologi

Anda mungkin juga menyukai