Anda di halaman 1dari 18

213

ISSN 0215 - 8250

PENERAPAN STRATEGI PENGAJUAN MASALAH (PROBLEM


POSING) BERBANTUAN PERTANYAAN-PERTANYAAN
PEMBIMBING DAN JURNAL BELAJAR DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA DASAR I
oleh
I Ketut Sudiana
Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan
(1) meningkatkan pengetahuan awal dan kesiapan belajar mahasiswa, (2)
meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa, dan (3) meningkatkan hasil
belajar mahasiswa pada pembelajaran Kimia Dasar I melalui penerapan
strategi pengajuan masalah berbantuan pertanyaan-pertanyaan pembimbing
dan jurnal belajar. Penelitian ini berlangsung dalam 3 siklus. Subjek dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Kelas B Jurusan Pendidikan Fisika
FPMIPA IKIP Negeri Singaraja tahun akademik 2005/2006, yang
berjumlah 22 orang. Objek penelitian ini adalah persiapan belajar
mahasiswa, aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran, hasil belajar
mahasiswa, dan persepsi mahasiswa terhadap strategi pembelajaran yang
diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi
pengajuan masalah (problem posing) berbantuan pertanyaan-pertanyaan
pembimbing dan jurnal belajar dalam pembelajaran Kimia Dasar I (1)
meningkatkan prior knowledge dan kesiapan belajar mahasiswa sebelum
mengikuti pembelajaran, (2) meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa
sampai pada kategori cukup, belum sampai pada kategori baik atau
memuaskan, dan (3) meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Mahasiswa
juga memberikan respon positif terhadap strategi pembelajaran yang
diterapkan. Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan strategi
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

214

ISSN 0215 - 8250

pembelajaran ini adalah lemahnya keterampilan mahasiswa dalam


presentasi-diskusi.
Kata kunci : pengajuan masalah, pertanyaan-pertanyaan pembimbing, dan
jurnal belajar.
ABSTRACT
This classroom action research aimed at improving: 1) the prior
knowledge and readiness of students learning before following the
learning, 2) the students activities, 3) students achievement in learning in
Fundamental Chemistry Part I by implementing the problem posing
strategy aided by guiding questions and learning journal. This research
included 3 cycles of action. The subjects of this research are all of the
students (including 22 students) of Class B of Physics Departement
Education, Faculty of Mathematics and Science Education, Institute of
Teacher Training and Education Singaraja in the academic year 2005/2006.
The objects of the research were: 1) readiness of students learning before
following the learning activities, 2) the students activities, 3) the students
achievement, and 4) the students response to the learning strategy
implemented. The results of the research showed that the implementation of
the learning strategy could improve: 1) the readiness of students learning
before following the learning activities, 2) students activities, but not yet
achieving satisfying category, and 3) students achievement. The students
gave positive response to the implementation of the learning strategy.
Constraints found in this research were lack of students abilities in
presentation and discussion.
Key words: problem posing, guiding questions, and learning journal

1. Pendahuluan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

215

Mata kuliah Kimia Dasar, yang diberikan pada tahun pertama,


terdiri dari Kimia Dasar I dan Kimia Dasar II. Mata kuliah ini bersifat
matrikulatif, bertujuan menyamaratakan pemahaman kimia mahasiswa dan
memberikan dasar pemahaman kimia yang memadai pada mahasiswa
sebelum mereka menekuni bidang studinya lebih lanjut.
Dari pengalaman mengasuh mata kuliah Kimia Dasar di FPMIPA
IKIP Negeri Singaraja (sekarang Universitas Pendidikan Ganesha)
ditemukan bahwa pemahaman kimia mahasiswa tahun pertama cukup
heterogen. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri dalam mengelola
pembelajaran.
Fakta lain yang juga ditemukan selama mengajar Kimia Dasar
adalah mahasiswa jarang melakukan self-evaluation atau self reflection
tentang kemajuan belajarnya. Ketika mereka sudah mempelajari pokok
bahasan tertentu dari Kimia Dasar, mereka tidak dapat mengidentifikasi
keberhasilan belajarnya, menyangkut apa yang sudah dikuasai, apa yang
belum, dan kesulitan serta permasalahan apa yang masih dialami.
Pengelolaan pembelajaran yang banyak dilakukan dalam
perkuliahan Kimia Dasar hingga saat ini masih didominasi dengan metode
informasi dan diskusi. Metode seperti itu umumnya cenderung mengarah
pada informasi, dengan pembelajaran masih didominasi oleh dosen.
Mahasiswa cenderung bersifat pasif, aktivitas mahasiswa dalam
pembelajaran rendah. Mahasiswa datang kuliah ke kampus sering tanpa
persiapan yang memadai. Pada pembelajaran Kimia Dasar, prior
knowledge mahasiswa seharusnya sudah cukup memadai, mengingat materi
Kimia Dasar tidak jauh berbeda dengan meteri kimia di SMA.
Hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa
aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kimia Dasar belum
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

216

memuaskan (Sudiana dan Kirna, 2000). Aktivitas belajar mahasiswa dalam


proses pembelajaran masih rendah ditandai oleh kurang aktifnya mahasiswa
dalam menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan.
Permasalahan terkait pembelajaran Kimia Dasar di IKIP Negeri
Singaraja seperti di atas harus dicarikan jawaban/solusinya. Alternatif
strategi yang dapat ditempuh adalah mengondisikan mahasiswa agar
memiliki persiapan dan pengetahuan awal yang lebih memadai sebelum
mengikuti perkuliahan dan meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam
pembelajaran. Strategi yang dimaksud adalah penerapan pengajuan masalah
(problem posing) berbantuan pertanyaan-pertanyaan pembimbing dan
jurnal belajar Kimia Dasar yang akan dibelajarkan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah seperti berikut. (1)
Apakah penerapan strategi pengajuan masalah (problem posing) berbantuan
pertanyaan-pertanyaan pembimbing dan jurnal belajar dapat meningkatkan
kesiapan belajar mahasiswa, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
mahasiswa? (2) Bagaimanakah persepsi mahasiswa terhadap model
pembelajaran yang diterapkan?
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menemukan strategi
pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan konstruktivis dalam
pembelajaran. Secara lebih khusus tujuan penelitian ini adalah (1) untuk
meningkatkan pengetahuan awal dan kesiapan belajar mahasiswa dan (2)
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa.
Manfaat penelitian ini adalah bahwa pembelajaran yang dirancang
memberi kondisi untuk terjadinya interaksi optimal, baik antara mahasiswa
dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan dosen. Terjadi sharing
pengetahuan antarmahasiswa (peer tutoring), dan dapat mengondisikan
suatu proses belajar mengajar di kelas yang berorientasi pada permasalahan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

217

real yang dialami oleh mahasiswa. Dalam hal demikian, mahasiswa


merupakan subjek belajar (student centered). Model pembelajaran ini
sangat baik diterapkan dalam mempersiapkan lulusan yang kritis, kreatif,
dan demokratis. Penciptaan kondisi belajar seperti ini sangat penting
sebagai wadah untuk mengasah atau menempa mental dan intektualitas
calon guru.
Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan akhir-akhir ini
adalah pembelajaran dengan pengajuan masalah (problem posing).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan model ini positif diterapkan dalam
pembelajaran sains. Hasil penelitian dari Silver dan Cai (1996) menyatakan
bahwa ada korelasi yang positif antara kemajuan pengajuan masalah
matematika dan kemampuan pemecahan masalah. Suharta (1999)
melaporkan bahwa pengembangan strategi pengajuan masalah pada
pembelajaran Matematika di SMA dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa.
Beberapa peneliti pendidikan juga memberikan pernyataanpernyataan yang positif tentang model pengajuan masalah dalam
pembelajaran. Sutawijaya (1998) menyatakan bahwa merumuskan kembali
masalah atau pengajuan masalah merupakan salah satu cara untuk
memperoleh kemajuan dalam pemecahan masalah. Suryanto (1998)
menyatakan bahwa pengembangan pengajuan masalah matematika
merupakan salah satu usaha meningkatkan hasil belajar matematika,
sedangkan Magnis Suseno (Marpaung, 1996) menyatakan bahwa belajar
bertanya sangat penting dalam proses pendidikan. Siswa belum dapat
dikatakan telah belajar sebelum dia bertanya pada dirinya sendiri dan
kemudian menjawab pertanyaan itu. Inilah yang disebut dengan strategi
bertanya pada diri sendiri (Self - quest Strategy) (Cole & Chan, 1994).
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

218

Bertanya sebagai usaha awal intelektual yang berfungsi untuk merangsang


pikiran , mendobrak wawasan yang kaku dan sempit, membuka cakrawala
dan mencerdaskan.
Strategi pengajuan masalah (problem posing) sangat relevan jika
diawali dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan pembimbing disertai
dengan tugas membuat jurnal belajar. Pertanyaan-pertanyaan pembimbing
dan tugas membuat jurnal belajar dapat digunakan untuk mengeksplorasi
prior knowledge mahasiswa.
Vembriarto (1981) memberikan penjelasan tentang pertanyaanpertanyaan pembimbing adalah pertanyaan-pertanyaan yang membimbing
dan memberi arah pembaca untuk mempermudah mengikuti uraian pada
teks. Pertanyaan-pertanyaan pembimbing itu membimbing dan
mengarahkan pembaca untuk mengetahui ruang lingkup materi bacaan,
konsep-konsep penting yang harus diketahui pembaca, dan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijadikan ukuran tingkat penguasaan
pembaca terhadap materi bacaan.
Dalam penelitian ini, pertanyaan-pertanyaan pembimbing diberikan
kepada mahasiswa sebelum pembelajaran dimulai. Pertanyaan-pertanyaan
pembimbing ini memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang ruang
lingkup, konsep-konsep penting, dan tujuan pembelajaran suatu pokok
bahasan. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pembimbing itu, mahasiswa
menjadi lebih terbimbing dan terarah dalam belajar.
Dewasa ini, para pendidik sering menganjurkan pemecahan
masalah, tetapi jarang menyadari pentingnya pengajuan pertanyaanpertanyaan. Suatu bagian penting dari konstruktivisme adalah konstruksi
pertanyaan. Selain siswa mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan atau
memecahkan masalah mereka, mereka juga termotivasi untuk bekerja
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

219

keras. Menurut Piaget (dalam Ratna Wilis Dahar, 1989), perumusan


pertanyaan-pertanyaan merupakan salah satu dari bagian yang paling
penting dan paling kreatif dari siswa yang diabaikan dalam pembelajaran
sains. Menekankan penciptaan pertanyaan-pertanyaan dari masalahmasalah dan demikian pula pemecahan-pemecahannya merupakan salah
satu model konstruktivis dalam mengajar.
Jurnal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) berarti buku
atau catatan harian. Dalam penelitian ini jurnal belajar berarti catatan
tentang perkembangan belajar mahasiswa. Lebih jauh, jurnal belajar
mahasiswa itu berisikan uraian tentang kemajuan belajar mahasiswa
menyangkut konsep-konsep yang sudah dikuasai, yang belum dikuasai,
permasalahan yang dialami, dan catatan-catatan lainnya dalam mempelajari
pokok bahasan tertentu.
Jurnal belajar sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Mahasiswa dilatih
untuk terbiasa melakukan self evaluation atau self reflection, sehingga dapat
mengidentifikasi keunggulan dan kelemahannya dalam mempelajari satu
pokok bahasan, serta mengetahui bantuan apa yang dibutuhkan dari teman
maupun dosen agar dapat menguasai materi perkuliahan. Bagi dosen, dari
jurnal belajar dapat diketahui prior knowledge mahasiswa, permasalahanpermasalahan atau kesulitan-kesulitan yang masih dialami mahasiswa, dan
kebutuhan belajar mahasiswa, sehingga dapat mengelola kegiatan belajar
sesuai kebutuhan mahasiswa.
Pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran menyatakan bahwa
pebelajar tidak berperan sebagai peserta pasif yang dapat dituangi
pengetahuan
begitu
saja,
melainkan
pebelajar
membangun
(mengkonstruksi) pengertian-pengertian mereka. Dalam hal ini, terjadi
proses internalisasi dalam diri siswa terhadap suatu informasi baru.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

220

Pebelajar membangun pengertian berdasarkan latar belakang, kemampuan,


dan pengalaman mereka. Selanjutnya pengertian mereka tersimpan dalam
struktur kognitif yang sangat berpengaruh terhadap sikap, kemampuan, dan
proses konstruksi konsep baru berikutnya (Griffith, A.K., et al., 1992).
Pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran didasarkan oleh 4
prinsip (Fosnot dalam Loughlin, 1992) berikut ini. (1) Pengetahuan terdiri
dari Post Construction yang bermakna manusia mengkonstruksi
pengalamannya melalui suatu kerangka logis yang menstranformasikan,
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan pengalamannya. Struktur
logis tersebut berkembang analog dengan perkembangan biologis. (2)
Pengkonstruksian pengetahuan terjadi melalui proses asimilasi dan
akomodasi. Manusia menggunakan proses asimilasi sebagai suatu kerangka
logis dalam rangka menginterpretasikan informasi baru, dan dengan
akomodasi dalam rangka memecahkan kontradiksi-kontradiksi sebagai
bagian dari proses regulasi diri yang lebih luas. (3) Mengacu kepada
belajar sebagai proses organik, penemuan lebih dari pada proses mekanik
akumulasi. Kaum konstruktivist mengambil suatu posisi bahwa pebelajar
harus mendapat pengalaman berhipotesis, memprediksi, memanipulasi
objek, mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, berimajinasi, dan
menemukan dalam upaya mengembangkan konstruksi-konstruksi baru. (4)
Mengacu kepada mekanisme dimana perkembangan kognitif dapat
berlangsung, belajar bermakna terjadi melalui refleksi dan resolusi konflik.
Model pembelajaran konstruktivis didefinisikan sebagai rangkaian
kegiatan belajar mengajar di kelas yang diawali dengan orientasi
pengetahuan awal dan penyajian masalah yang berhubungan dengan konsep
yang dipelajari, dilanjutkan dengan pengajuan gagasan oleh pendidik dalam
upaya mengubah miskonsepsi menjadi konsepsi ilmiah (Sadia, W., 1996).
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

221

Mengajar menurut pandangan konstruktivisme mempunyai


beberapa ciri berikut ini. (1) Menyiapkan kondisi yang kondusif dengan
menyajikan masalah yang menantang. (2) Berupaya menggali dan
memahami pengetahuan awal pebelajar. (3) Menggunakan pengetahuan
awal pebelajar dalam merancang strategi pembelajaran. (4) Memberikan
kesempatan yang luas pada pebelajar untuk mengemukakan gagasangagasannya. (5) Lebih menekankan argumentasi daripada benar dan salah.
(6) Menggunakan strategi mengubah miskonsepsi (Van den Berg, 1991)
2. Metode Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kelas B Jurusan
Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Negeri Singaraja tahun akademik
2005/2006, yang mengikuti perkuliahan Kimia Dasar I, berjumlah 22
orang. Objek penelitian ini adalah persiapan belajar mahasiswa, aktivitas
mahasiswa dalam pembelajaran, hasil belajar mahasiswa, dan persepsi
mahasiswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan.
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
empat tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan,
observasi/evaluasi tindakan, dan refleksi (Kemmis and Taggart: 1988).
Penelitian ini berlangsung dalam 3 siklus dengan rincian pokok
bahasan dan kegiatan praktikum untuk masing-masing siklus seperti
berikut. Siklus I: pokok bahasan Materi dan Perubahannya, dan kegiatan
praktikum Pemisahan dan Pemurnian Zat. Siklus II: pokok bahasan
Struktur Atom dan Sistem Periodik, dan kegiatan praktikum Penentuan
Massa Atom Realtif Mg. Siklus III: pokok bahasan Struktur Molekul dan
kegiatan praktikum Reaksi-reaksi Kimia

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.


XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

222

Sebelum dilakukan tindakan, perlu dilakukan beberapa hal, yaitu (1)


sosialisasi strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan baik teknik
pelaksanaan maupun teknik evaluasi kepada mahasiswa dan tim pengajar,
(2) penyampaian/membagikan SAP (Satuan Acara Perkuliahan), (3)
pembentukan kelompok yang terdiri dari 3-4 mahasiswa, dan (4)
pembuatan
instrumen: pertanyaan-pertanyaan pembimbing, pedoman
observasi dan angket.
Satuan Acara Perkuliahan dibagikan dan dijelaskan kepada
mahasiswa, sehingga mahasiswa mengetahui cakupan/ruang lingkup materi
perkuliahan, kompetensi standar mata kuliah dan kompetensi dasar setiap
pokok bahasan yang ingin disasar. Sebelum pembelajaran dimulai, kepada
mahasiswa/kelompok
mahasiswa
diberikan
pertanyaan-pertanyaan
pembimbing dan tugas membuat jurnal belajar. Permasalahan-permasalahan
atau soal-soal yang belum dipahami terkait materi/konsep yang sedang
dipelajari dapat diajukan (problem posing) pada saat diskusi kelas. Pada
saat
pembelajaran,
salah
satu
kelompok
diminta
untuk
menyajikan/mempresentasikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
pembimbing yang mereka buat, dan mengemukakan jurnal belajarnya,
menyangkut permasalahan-permasalahan yang masih dialami untuk
didiskusikan. Kelompok yang lain menanggapi, menanyakan serta
membandingkan dengan tugas yang mereka buat sendiri. Di bawah
bimbingan dosen pengajar (fasilitator), permasalahan-permasalahan yang
dibuat mahasiswa didiskusikan. Jadi, perkuliahan dikelola dengan metode
diskusi berdasarkan permasalahan-permasalahan real yang dihadapi
mahasiswa yang sudah mereka buat (catat) dalam jurnal belajar. Selama
kegiatan pembelajaran, dosen/tim peneliti mengobservasi jalannya
pembelajaran, mengajukan pertanyaan/permasalahan, dan memberikan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

223

arahan serta informasi dalam memecahkan permasalahan yang belum bisa


dipecahkan oleh mahasiswa. Pengajuan masalah oleh dosen berfungsi
menggiring/mengarahkan mahasiswa menuju pemecahan masalah. Setelah
diskusi, bila masih ditemukan hal-hal atau permasalahan yang dipandang
belum jelas/tuntas, dosen memberikan penjelasan.
Observasi/evaluasi dilakukan untuk mengetahui kebermaknaan
tindakan. Observasi/evaluasi difokuskan pada persiapan belajar mahasiswa,
aktivitas belajar mahasiswa, hasil belajar mahasiswa, kendala-kendala
implementasi pembelajaran, dan persepsi mahasiswa terhadap model
pembelajaran yang diterapkan.
Berdasarkan observasi/evaluasi kegiatan pada pembelajaran
sebelumnya tim pengajar mengadakan refleksi untuk mengetahui
keunggulan dan kelemahan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Selanjutnya, berdasarkan refleksi tersebut, dibuat rancangan kegiatan
pembelajaran berikutnya (siklus berikutnya). Penyempurnaan kegiatan
dapat dilakukan dari aspek strategi pemberian tugas, strategi pengajuan
masalah, dan pengelolaan diskusi kelas.
Data yang diperoleh pada masing-masing siklus dianalisis secara
deskriptif-interpretatif. Data aktivitas belajar mahasiswa diperoleh dengan
menggunakan pedoman observasi. Data aktivitas atau prilaku mahasiswa
dalam pembelajaran dinyatakan dalam bentuk frekuensi, selanjutnya
diprosentasekan. Berdasarkan frekuensi (prosentase) tersebut dilakukan
interpretasi oleh peneliti bersama tim pengajar sampai diperoleh simpulan
tentang aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran. Data hasil belajar diukur
menggunakan parameter laporan praktikum dan tes. Data hasil belajar
dinterpretasikan dengan menggunakan pedoman konversi nilai yang
berlaku di lembaga IKIP Negeri Singaraja. Data kendala implementasi
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

224

model pembelajaran diperoleh berdasarkan catatan atau jurnal harian


peneliti. Data ini diperoleh berdasarkan pengamatan/observasi selama
berlangsungnya pembelajaran, selanjutnya dideskripsikan. Data respon
mahasiswa diperoleh dengan angket, berisikan respon atau tanggapan
mahasiswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Persiapan Belajar Mahasiswa
Persiapan belajar mahasiswa dinilai berdasarkan kemampuan
menjawab pertanyaan-pertanyaan pembimbing dan kualitas jurnal belajar.
Skor rerata kemampuan mahasiswa menjawab pertanyaan-pertanyaan
pembimbing dari siklus I, II, dan III berturut-turut adalah 78,3 (Baik), 85
(Sangat Baik), dan 81,7 (Baik), sedangkan kualitas jurnal belajar
mahasiswa dari siklus I, II, dan III berturut-turut adalah 3,2 (Baik), 4
(Sangat Baik), 4 (Sangat Baik). Data tersebut menunjukkan adanya
peningkatan persiapan belajar mahasiswa dari siklus I ke siklus II dan III.
Dengan demikian, dapat pula dikatakan terjadi peningkatan prior
knowledge mahasiswa dari sebelum mengikuti pembelajaran. Hal ini akan
memudahkan mahasiswa dalam mengkonstruksi konsep-konsep yang akan
dipelajari dalam perkuliahan. Pada siklus I ditemukan kelemahan persiapan
belajar mahasiswa akibat terbatasnya buku sumber (reference) yang
dimiliki mahasiswa, dan aspek kerapian dan kebersihan tugas masih
kurang. Kemauan yang sungguh-sungguh dari mahasiswa untuk membuat
tugas secara rapi dan bersih serta menggunakan buku-buku sumber Kimia
Dasar baik yang ada di perpustakaan atau meminjam dari mahasiswa lain
dan juga dari dosen telah dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.


XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

225

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pembimbing dan kualitas jurnal


belajar pada siklus II dan III.
3.2 Aktivitas Belajar Mahasiswa
Aktivitas belajar mahasiswa diobservasi berdasarkan aspek
partisipasi, spontanitas, dan antusiasme dalam mengikuti perkuliahan dan
diberi skor menggunakan skala Likert (0 4). Pada siklus I, partisipasi
mahasiswa dalam presentasi-diskusi masih kurang (1) dan spontanitas
mahasiswa mengikuti presentasi-diskusi juga masih kurang (0,9). Kedua
aspek ini meningkat pada siklus II menjadi kategori cukup, masing-masing
1,6 dan 2,0. Skor kedua aspek ini tidak berubah pada siklus III, sedangkan
aspek antusiasme mahasiswa mengikuti presentasi-diskusi dari siklus I, II,
dan III sudah ada pada kategori baik, yakni berturut-turut 2,6 , 3,1 , dan 3,0.
Dilihat dari jumlah mahasiswa yang terlibat secara aktif berpartisipasi
dalam presentasi-diskusi (bertanya, menjawab, dan menanggapi) terjadi
peningkatan dari 10 orang (45,5%) pada siklus I menjadi 16 orang (72,7%)
pada siklus II, dan 19 orang (86,4%) pada siklus III.
Berdasarkan data aktivitas yang disajikan di atas, partisipasi dan
spontanitas mahasiswa dalam presentasi-diskusi hanya berada pada kategori
cukup. Artinya, aktivitas belajar mahasiswa belum baik atau belum
memuaskan. Walaupun demikian, dilihat jumlah mahasiswa yang terlibat
secara aktif terjadi peningkatan. Mahasiswa memiliki antusiasme yang baik
untuk mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, secara umum dapat
dikatakan penerapan strategi pengajuan masalah berbantuan pertanyaanpertanyaan pembimbing dan jurnal belajar memang dapat meningkatkan
aktivitas belajar mahasiswa, tetapi belum optimal. Hal ini menunjukkan
peningkatan persiapan belajar secara tertulis dan priorknowledge
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

226

mahasiswa tidak serta merta dapat meningkatkan kemampuan dan


keterampilan mahasiswa dalam presentasi-diskusi (komunikasi lisan).
3.3 Hasil Belajar Mahasiswa
Hasil belajar mahasiswa dilihat dari dua aspek, yaitu nilai tes pada
akhir setiap siklus dan nilai laporan praktikum. Hasil tes mahasiswa dari
siklus I, II, dan III menunjukkan terjadinya peningkatan, berturut-turut
adalah 73,2 (Baik), 73,8 (Baik), dan 83,0 (Baik). Hanya saja
peningkatannya tidak terlalu besar sehingga dari ketiga siklus menunjukkan
hasil tes tetap berada pada kategori baik. Pada siklus I rerata nilai laporan
praktikum adalah 78,2 (baik) dan sudah meningkat pada siklus II menjadi
90 (sangat baik) dan 90,2 (sangat baik) pada siklus III. Kelemahan
mahasiswa dalam mengikuti kegiatan praktikum pada siklus I, antara lain:
kurang keterampilan menggunakan alat laboratorium, penguasaan prosedur
kerja, analisis data dan pembahasan hasil praktikum, serta pada pembuatan
kesimpulan praktikum. Kelemahan pada siklus I tersebut tidak menjadi
kendala lagi pada praktikum siklus II dan III. Tindakan untuk mengatasinya
adalah memberikan kesempatan bertanya kepada mahasiswa tentang hal-hal
terkait praktikum sebelum praktikum dimulai dan kesempatan
mempresentasikan hasil laporan pada akhir praktikum oleh perwakilan
mahasiswa.
Hasil belajar mahasiswa sebagaimana diuraikan di atas
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan memberikan
hasil belajar pada kategori baik hingga sangat baik. Hasil belajar ini
dikontribusi oleh karena penerapan strategi pembelajaran dalam penelitian
ini telah dapat meningkatkan persiapan belajar dan prior knowledge
mahasiswa. Sejalan dengan pandangan konstruktivisme, peningkatan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

227

persiapan belajar dan prior knowledge mahasiswa akan memudahkan


mahasiswa mengkonstruksi pengetahuan atau konsep yang disajikan dalam
perkuliahan. Strategi pembelajaran yang diterapkan juga sangat
memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan antara mahasiswa satu
dengan lainnya.
Respon mahasiswa terhadap penerapan strategi pembelajaran pada
penelitian ini positif. Menurut mahasiswa, perkuliahan dengan strategi
pengajuan masalah (problem posing) berbantuan pertanyaan-pertanyaan
pembimbing dan jurnal belajar memacu mahasiswa harus belajar sebelum
mengikuti perkuliahan, mahasiswa dapat bekerjasama dalam kelompok
untuk mengerjakan tugas, mahasiswa dapat berpartisipasi dalam presentasi
dan diskusi kelas (mempertanggungjawabkan tugas), mahasiswa terbantu
untuk menguasai pokok bahasan yang sedang dipelajari, permasalahanpermasalahan yang belum jelas atau belum dimengerti dapat diajukan
dalam diskusi, dan mahasiswa setuju strategi pembelajaran ini diterapkan
pada perkuliahan mata kuliah yang lain.
Bebrapa kendala yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. (1) Mahasiswa masih
mengalami kesulitan dalam presentasi-diskusi. (2) Keterampilan dan
kecakapan mahasiswa dalam berdiskusi masih rendah. (3) Mahasiswa
kesulitan memperoleh buku-buku pustaka yang digunakan untuk
mendukung perkuliahan Kimia Dasar I. (4) Pada saat praktikum,
mahasiswa kurang terampil dalam menggunakan alat-alat laboratorium
kimia
4. Penutup

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.


XXXIX Desember 2006

228

ISSN 0215 - 8250

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dibuat simpulan berikut ini.


Penerapan strategi pengajuan masalah (problem posing) berbantuan
pertanyaan-pertanyaan pembimbing dan jurnal belajar dalam pembelajaran
Kimia Dasar I (1) dapat meningkatkan prior knowledge dan kesiapan
belajar mahasiswa sebelum mengikuti pembelajaran, (2) dapat
meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa sampai pada kategori cukup,
belum sampai pada kategori baik atau memuaskan, dan (3) dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Mahasiswa memberikan respon
positif terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan. Kendala yang
dihadapi dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran ini adalah
mahasiswa kurang memiliki keterampilan presentasi-diskusi.

DAFTAR PUSTAKA
Cole, Peter G & Lorna KS. Chan. 1994. Teaching Principles and Practise.
Prentice Hall. Sydney
Griffith, A.K., et al. 1992. Students Misconception Relating to
Fundamental Charateristics of Atoms and Molecules. Journal of
Research in Science Teaching. 29.(6). 611-628
Kemmis, W.C. dan Taggart, R.M. 1988. The Action Research Planner.
Geelong Victoria. Deakin University Press.
Loughlin, M. 1992. Rethinking Science Beyond Piagetian Constructivisme
Toward a Sosioculture. Model of Teaching & Learning. In Ronal G
Good (Ed). Journal of Research and Science Teaching. 29 (8)
Marpaung.1996. Pendekatan Rani Untuk Pendidikan Matematika di
Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Dasar Penelitian Tindakan. Hlm
33-51.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.
XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

229

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta


Sadia, W. 1996. Pengembangan Model Belajar Konstruktivis Dalam
Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Suatu
Studi Eksperimental dalam Pembelajaran Konsep Energi, Usaha,
dan Suhu di SMP N Singaraja. Disertasi : IKIP Bandung
Silver, E.A. & J.Cai. 1996. An Analysis of Arithmetic. Problem posing by
Middle School Students. Jurnal for Research in Mathematics
Education Vol. 27. No 5. November 1996. Hal. 521-538
Sudiana, Kirna. 2000. Pemberian Tugas dan Layanan Konsultasi PraLaboratorium Dalam Upaya meningkatkan Keberhasilan
Penyelenggarakan Praktikum Kimia Dasar I. Laporan Penelitian :
STKIP Singaraja
Suharta, IGP. 1999. Pengembangan Pengajuan Masalah Matematika Untuk
meningkatkan Kemampuan pemecahan masalah pada siswa Kelas II
SMA 2 Singaraja. Laporan Penelitian : STKIP Singaraja

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.


XXXIX Desember 2006

ISSN 0215 - 8250

230

Suryanto. 1998. Pembentukan Soal Dalam Pembelajaran Matematika.


Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Upaya-upaya
Meningkatkan Peran Pendidikan Matematika Dalam Menghadapi
Era Globalisasi. Malang : PPS IKIP Malang
Sutawijaya, Akbar.1998. Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran
Matematika. Makalah Dalam Seminar Nasional Upaya-upaya
Meniongkatkan Peran Pendidikan Matematika Dalam Menghadapi
Era Globalisasi. Malang : PPS IKIP Malang
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Cetakan Keempat. Depdikbud : Balai Pustaka.
Van den Berg, Euwe. 1991. Miskonsepsi Fisika & Remidiasi. Salatiga.
Universitas Satya Wacana
Vembriarto. 1981. Pengantar Pengajaran Modul. Yayasan Pendidikan
Paramita. Yogyakarta.

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH.


XXXIX Desember 2006

Anda mungkin juga menyukai