Anda di halaman 1dari 28

SENARIO 3

Pembahasan
Pendekatan Diagnosis ..

Trauma Tumpul .

Trauma Kimia ...

14

Trauma Tajam/Tembus

22

Trauma Radiasi . 25
Daftar Pustaka ..

27

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

PEMBAHASAN
Pendekatan Diagnosis
Daftar Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nyeri hebat pada mata kiri setelah terkena pantulan bola


Visus 1/300
Mata terasa seperti ada pasir dan terasa terbakar
Hematoma palpebra superior dan inferior
Edema kornea
Hifema
Injeksi konjungtiva dan injeksi silier

Penjelasan
1. Nyeri hebat pada mata kiri
Nyeri hebat pada mata kiri pasien terjadi sesaat setelah bola mengenai mata pasien.
Trauma/hantaman oleh bola pertama kali akan menyenai kornea yang mengandung
banyak saraf sensorik tidak bermielin, yang kemuadian akan menimbulkan rasa nyeri
yang sangat. Selain itu spasme dari otot-otot sekirtar bola mata juga akan menambah
rasa nyeri yang dialami oleh pasien (Ilyas, 2008).
2. Visus 1/300
Penurunan penglihatan merupakan hal yang terpenting diketahui dalam trauma mata.
Adanya

penurunan

penglihatan

menunjukkan

terjadinya

trauma

menyebabkan

kerusakan yang mengenai bagian yang termasuk dalam visual aksis, yaitu kornea,
lensa, uvea, badan kaca, retina, bahkan nervus optikus. Penurunan visus pada pasien di
skenario menunjukkan terjadinya kerusakan pada bagian visual aksis akibat trauma
tumpul ataupun trauma kimiawi yang dialami pasien (Ilyas, 2008).
Keadaan penglihatan sebelum terjadinya trauma penting untuk digali karena dapat
berguna untuk mengetahui seberapa besar efek trauma tersebut terhadap penglihatan
pasien. Disamping itu, infomasi ini juga berguna untuk follow-up keberhasilan terapi
yang dilakukan apakah berhasil memperbaiki penglihatan pasien atau tidak (Ilyas, 2008).
3. Mata terasa seperti ada pasir dan terasa terbakar
Mata pasien yang terasa seperti ada pasir dapat disebabkan oleh masuknya partikel/
atau benda asing ke dalam mata pasien. Rasa seperti ada pasir juga dapat timbul akibat
adanya kerusakan pada kornea atau konjungtiva oleh karena trauma yang dialami oleh
pasien (Ilyas, 2008).
Sedangkan rasa terbakar yang dialami pasien terutama disebabkan oleh adanya trauma
kimiawi pada pasien akibat air deterjen yang bersifat basa dan mempunyai sifat
merusak yang sangat tinggi pada jaringan mata (Ilyas, 2008).
Kelompok Tutorial 1

Page 1

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

4. Hematoma palpebra superior dan inferior


Hematom pada kelopak mata (palpebra) merupakan kejadian yang sering terjadi akibat
trauma tumpul pada mata karena longgarnya jaringan ikat subkutan di daerah tersebut.
Pada pasien diskenario terjadinya hematoma disebabkan oleh adanya hantaman oleh
bola pada mata pasien (trauma tumpul oleh bola). Hematom palpebra merupakan
pembengkakan atau penimbunan darah di bawah kulit kelopak akibat pecahnya
pembuluh darah palpebra. Pada setiap trauma palpebra perlu dilakukan pemeriksaan
yang teliti mengenai luas dan dalamnya lesi (luka), sebab lesi yang tampak kecil pada
kelopak mata kemungkinan disertai suatu lesi yang luas di dalam rongga orbita bahkan
sampai ke dalam bola mata (Ilyas, 2008).
Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan berbentuk kaca
mata hitam yang sedang dipakai, maka keadaan ini disebut sebagai hematoma kaca
mata. Hematoma kaca mata merupakan keadaan sangat gawat. Hematoma kaca mata
terjadi akibat pecahnya arteri oftalmika yang merupakan tanda fraktur basis kranii.
Pada pecahnya a. oftalmika maka darah masuk ke dalam kedua rongga orbita melalui
fisura orbita. Akibat darah tidak dapat menjalar lanjut karena dibatasi septum orbita
kelopak maka akan terbentuk gambaran hitam pada kelopak seperti seseorang memakai
kaca mata (Ilyas, 2008).
5. Edema Kornea
Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan edema
kornea bahkan rupture membrane Descement (Ilyas, 2008). Kornea memiliki struktur
yang uniform, avaskular, dan deturgesens. Deturgesens atau keadaan dehidrasi relatif
jaringan kornea, dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh
fungsi sawar epitel dan endotel. Jika terjadi kerusakan terutama pada endotel,
mekanisme dehidrasi relatif ini akan terganggu dan akan menyebabkan edema kornea
dan hilangnya sifat transparan yang cenderung bertahan lama karena terbatasnya
potensi perbaikan fungsi endotel. Kerusakan pada epitel biasanya hanya menyebabkan
edema lokal sesaat pada stroma kornea yang akan menghilang dengan regenerasi selsel epitel yang cepat (Vaughan, 2005).
Gejala dan tanda
-

penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi di sekitar bola lampu atau sumber cahaya

yang dilihat. Kornea akan terlihat keruh, dengan uji plasido positif.
Edema kornea yang berat dapat mengakibatkan masuknya serbukan sel radang dan
neovaskularisasi ke dalam jaringan stroma kornea (Ilyas, 2008).

6. Hifema

Kelompok Tutorial 1

Page 2

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Hifema atau adanya darah pada kamera okuli anterior dapat terjadi akibat rupturnya
pembuluh darah pada arteri mayor badan siliar dan cabang-cabangnya, vena badan
siliar, arteri koroid, dan pembuluh darah iris. Kerusakan pada pembuluh-pembuluh darah
tersebut dapat diakibatkan trauma tumpul ataupun tajam, dan dapat pula terjadi secara
spontan akibat hipertensi, retinoblastoma dan leukemia (Kuhn, 2002) (Ilyas, 2008).
Manifestasi Klinis
Pasien

dengan

hifema

biasanya

mengeluh

sakit,

disertai

dengan

epifora

dan

blefarospasme. Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema
akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi
seluruh ruang bilik mata depan. Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis
(Ilyas, 2008).
7. Injeksi Konjungtiva dan Injeksi Siliar
Injeksi konjungtiva dan injeksi siliar dapat terjadi akibat pengaruh berbagai hal. Trauma
tumpul akibat bola squash dan trauma kimia akibat air detergen yang terjadi di senario,
keduanya dapat menyebabkan keadaan injeksi konjungtiva dan injeksi siliar ini. Melalui
pengaruh

mekanis

dan

peradangan

yang

ditimbulkan

trauma

tersebut,

arteri

konjungtiva posterior dan arteri siliaris anterior dapat melebar, yang akan memberikan
manifestasi mata merah pada keadaan tersebut (Ilyas, 2008).

Gambar.
kemungkinan

Beberapa
trauma

dapat mengenai mata

Kelompok Tutorial 1

Page 3

yang

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Trauma Tumpul
Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan benda yang keras atau benda yang tidak
keras, dimana benda tesebut dapat mengenai mata dengan keras (kencang) ataupun lambat
(Ilyas, 2008). Beberapa jenis trauma tumpul yang dapat mengenai mata antara lain:
1. HEMATOMA KELOPAK
Hematoma palpebra yang merupakan pembengkakan atau penimbunan darah
dibawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra. Hematom kelopak
merupakan kelainan yang sering terlihat pada trauma tumpul kelopak. Trauma dapat
akibat pukulan tinju, atau benda- benda keras lainnya. Keadaan ini memberikan bentuk
yang menakutkan pada pasien, dapat tidak berbahaya ataupun sangat berbahaya karena
kemungkinan ada kelainan lain dibelakangnya (Ilyas, S. 2008).
Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan berbentuk
kacamata hitam yang dipakai, maka keadaaan ini disebut sebagai hematoma kacamata.
Hematoma kacamata merupakan keadaan sangat gawat. Hematoma kacamata terjadi
akibat pecahnya arteri oftalmika yang merupakan tanda fraktur basis kranii. Pada
pecahnya arteri oftalmika, maka darah masuk kedalam kedua rongga orbita melalui fisura
orbita. Akibat darah tidak dapat menjalar lanjut karena dibatasi septum orbita kelopak,
maka akan terbentuk gambaran hitam pada

kelopak seperti seseorang memakai

kacamata (Ilyas, S. 2008).


Pada hematoma kelopak yang dini dapat diberikan kompres dingin untuk
menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit. Bila telah lama, untuk
memudahkan absorbsi darah dapat dilakukan komprs hangat pada kelopak (Ilyas, S.
2008).
2. TRAUMA TUMPUL KONJUNGTIVA
a. Edema Konjungtiva
Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat menjadi kemotik pada
setia kelainannya, demikian pula akibat trauma tumpul. Bila kelopak terpajan ke dunia
luar dan konjungtiva secara langsung kena angin tana mengedip, maka keadaan ini
telah dapat mengakibatkan edema konjungtiva. Kemotik subkonjungtva yang berat
dapat mengakibatkan palpebra tidak menutup sehingga bertamabah rangsangan pada
konjungtiva (Ilyas, S. 2008).
Pada edema konjungtiva

dapat

diberikan

dekongestan

untuk

mencegah

pembendugan cairan di dalam selaut lendir konjungtiva. Sedangkan pada kemotik

Kelompok Tutorial 1

Page 4

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

konjungtiva berat dapat dilakukan disisi sehingga cairan konjungtiva kemotik keluar
melalui insisi tersebut (Ilyas, S. 2008).

b. Hematoma Subkonjungtiva
Hematoma subkonjungtiva terjadai akibat pecahnya pembuluh darah yang
terdaat pada atau bawah konjungtiva, seperti arteri konjungtivadan arteri episklera.
Pecahnya pembuluh darah ni dapat akibat batuk rejan, trauma tumpul basis kranii
(hematoma kacamata), atau pada keadaan pembuluh darah yang rentan dan mudah
pecah. Pembuluh darah akan rentan dan mudah pecah pada usia lanjut, hipertensi,
arteiosklerosis, konjungtivitis, anemia, dan obat obatan tertentu (Ilyas, S. 2008).
Bila perdarahan ini terjadi akibat trauma tumpul maka perlu dipastikan bahwa
tidak terdapat robekan dibawah jaringan konjungtiva atau sklera. Kadang kadang
hematoma subkonjungtiva menutupi keadaan mata yang lebih buruk seperti perforasi
bola mata. Pemeriksaan funduskopi adalah perlu pada setiap penderita dengan
perdarahan subkonjungtiva akibat trauma. Bila tekanan bola mata rendah dengan puil
lonjong deisertai tajam penglihatan menurun dan hematoma subkonjungtiva maka
sebaiknya dilakukan eksplorasi bola mata untuk mencari kemungkinan adanya ruptur
bubus okuli (Ilyas, S. 2008).
Pengobatan dini pada hematoma subkonjungtiva ialah dengan kompres hangat.
Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorbsi dalam 1-2 minggu tanpa diobati
(Ilyas, S. 2008).

Gambar. Hematoma subkonjungtiva disertai kemosis

3. TRAUMA TUMPUL KORNEA


a. Edema Kornea
Trauma tumpul yang keras atau cepat mengeni mata dapat mengakibatkan
edema kornea malahan ruptur membran descemet. Edema kornea akan memberikan
keluhan pengihatan kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber
cahaya yang dilihat. Kornea akan terlihat keruh, dengan uji plasido yang positif. Edema
kornea yang berat dapat mengakibatkan masuknya serbukan sel radang dan
neovaskularisasi ke dalam jaringan stroma kornea (Ilyas, S. 2008).
Kelompok Tutorial 1

Page 5

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Pengobatan yang diberikan adalah larutan hipertonik seperti NaCl 5% atau


larutan garam hipertonik 2 -8%, glukose 40% dan larutan albumin. Bila terdapat
peninggian tekanan bola mata maka diberikan asetazolamid. Pengobatan untuk
menghilangkan rasa sakit dan memperbaikan tajam penglihatan dengan lensa kontak
lembek dan mungkin akibat kerjanya menekan kornea terjadi pengurangan edema
kornea (Ilyas, S. 2008).
Penyulit trauma kornea yang berat berupa terjadinya kerusakan M. Descemet
yang lama sehingga mengakibatkan keratopati bulosa yang akan memberikan keluhan
rasa sakit dan menurunkan tajam penglihatan akibat astigmatisme iregular (Ilyas, S.
2008).
b. Erosi Kornea
Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat
diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Erosi dapat terjadi tanpa cedera
pada membran basal. Dalam waktu yang pendek epitel sekitarnya dapat bermigrasi
dengan cepat dan menutupi defek eitel tersebut (Ilyas, S. 2008).
Pada erosi kornea, pasien akan merasa sakit sekali akibat erosi merusak kornea
yang mempunyai serat sensibel yang banyak, mata berair, dengan blefarospasme,
lakrimasi, fotofobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh.
Dari pemeriksaan akan terlihat suatu defek epitel kornea yang bila diberi pewarna
fluoreseins akan berwarna hijau. Pada erosi kornea perlu diperhatikan adalah adanya
infeksi yang timbul kemudian (Ilyas, S. 2008).
Anestesi topikal dapat diberikan untuk memeriksa tajam penglihatan dan
menghilangkan rasa sakit yang sangat. Penggunaan obat anestetik topikal harus hatihati karena dapat menambah kerusakan epitel. Epitel yang terkelupas atau terlipat
sebaiknya dilepas atau dikupas. Untuk mencegah infeksi bakteri diberikan antibiotika
seperti antibiotika spektrum luas neosporin, kloramfenikol dan sulfasetamid tetes mata.
Akibat rangsangan yang mengakibatkan spasma siliar maka diberikan sikloplegik aksi
pendek seperti tropikamida. Pasien akan merasa lebih enak bila dibebat tekan selama
24 jam. Erosi yang kecil biasanya akan tertutup kembali setelah 48 jam (Ilyas, S. 2008).
c. Erosi Kornea Rekuren
Erosi rekuren biasanya terjadi akibat cedra yang merusak membran basal atau
tukak metaherpetik. Epitel yang menutup kornea akan mudah lepas kembali diwaktu
bangun pagi. Terjadinya erosi kornea berulang akibat epitel tidak dapat bertahan pada
defek epitel kornea. Sukarnya epitel menutup kornea diakibatkan oleh terjadinya
pelepasan membran basal epitel kornea tempat duduknya sel basal epitel kornea.
Biasanya membran basal yang rusak akan kembali normal setelah 6 minggu (Ilyas, S.
2008).
Kelompok Tutorial 1

Page 6

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Pengobatan

terutama

bertujuan

melumas

permukaan

kornea

sehingga

regenerasi epitel tidak cepat terlepas untuk membentuk membran basal kornea.
Pengobatan biasanya dengan memberikan sikloplegik untuk menghilangkan rasa sakit
ataupun untuk mengurangkan gejala radang uvea yang mungkin timbul. Antibiotik
diberikan dalam bentuk tetes dan mata ditutup untuk mempercepat tumbuh epitel baru
dan mencegah infeksi sekunder. Biasanya bila tidak terjadi infeksi sekunder erosi
kornea yang mengenai seluruh permukaan kornea akan sembuh dalam 3 hari. Pada
erosi kornea tidak diberi antibiotik dengan kombinasi steroid (Ilyas, S. 2008).
Pemakaian lensa kontak lembek pada pasien dengan erosi rekuren sangat
bermanfaat, karena dapat mempertahankan epitel berada di tempat dan tidak
dipengaruhi kedipan kelopak mata (Ilyas, S. 2008).
4. TRAUMA TUMPUL UVEA
a. Iridoplegia
Trauma tumpul pad uvea dapat mengakibatkan kelumpuhan otot sfingter pupil
atau iridoplegia sehingga pupil menjadi lebar atau midriasis (Ilyas, S. 2008).
Pasien akan sukar melihat dekat karena gangguan akomodasi, silau akibat
gangguan pengaturan masuknya sinar pada pupil. Pupil terlihat tidak sama besar atau
anisokoria dan bentuk pupil dapat menjadi ireguler. Pupil ini tidak bereaksi terhadap
sinar (Ilyas, S. 2008).
Iridoplegia akibat trauma akan berlangsung beberapa hari sampai beberapa
minggu. Pada pasien dengan iridoplegia sebaiknya diberi istirahat untuk mencegah
terjadinya kelelahan sfingter dan pemberian roboransia (Ilyas, S. 2008).
b. Iridodialisis
Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk
pupil menjadi berubah. Pasien akan melihat ganda dengan satu matanya. Pada
iridodialisis akan terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi bersama-sama
dengan terbentuknya hifema. Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya
dilakukan pembedahan dengan melakukan reposisi pangkal iris yang terkelupas (Ilyas,
S. 2008).

Gambar. Iridodialisis

c. Hifema
Kelompok Tutorial 1

Page 7

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul
yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar (Ilyas, S. 2008).
Pasien akan mengeluh sakit, disertai dengan epifora dan blefarospasme.
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema akan terlihat
terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh
ruang bilik mata depan. Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis (Ilyas, S.
2008).
Hifema dapat dibagi menjadi 4 grade, yaitu:

A. Hifema grade 1-2

B. Hifema grade 3

C. Hifema grade 4

Pengobatan dengan merawat pasien dengan tidur di tempat tidur yang


ditinggikan 30 derajat pada kepala, diberi koagulasi, dan mata ditutup. Pada anak yang
gelisah dapat diberikan obat penenang. Asetazolamida diberikan bila terjadi penyulit
glaucoma. Biasanya hifema akan hilang sempurna (Ilyas, S. 2008).
Kadang-kadang sesudah hifema hilang atau 7 hari setelah trauma dapat terjadi
perdarahan atau hifema baru yang disebut hifema sekunder yang pengaruhnya akan
lebih hebat karena perdarahan akan lebih sukar hilang (Ilyas, S. 2008).

Gambar. Perdarahan sekunder terlihat darah baru yang


kemerahan di atas bekuan darah yang sudah menghitam
Kelompok Tutorial 1

Page 8

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Glaukoma sekunder dapat pula terjadi akibat kontusi badan siliar berakibat suatu
reses sudut bilik mata depan sehingga terjadi gangguan pengaliran cairan mata. Zat
besi di dalam bola mata dapat menimbulkan siderosis bulbi yang bila didiamkan akan
dapat menimbulkan ftisis bulbi dan kebutaan. Hifema spontan pada anak sebaiknya
dipikirkan kemungkinan leukemia dan retinoblastoma (Ilyas, S. 2008).
Bedah Pada Hifema
-

Parasentesis
Parasentesis atau mengeluarkan darah dari bilik mata depan dilakukan pada pasien
dengan hifema bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaucoma sekunder, hifema
penuh dan berwarna hitam atau bila setelah 5 hari tidak terlihat tanda-tanda hifema
akan berkurang (Ilyas, S. 2008).
Parasentesis dilakukan dengan tekhnik sebagai berikut: dibuat insisi kornea 2 mm
dari limbus ke arah kornea yang sejajar dengan permukaan iris. Biasanya bila
dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata depan keluar.
Bila darah tidak keluar seluruhnya maka bilik mata depan dibilas dengan garam
fisiologik. Biasanya luka insisi kornea pada parasentesis tidak perlu dijahit (Ilyas, S.
2008).

Gambar. Teknik parasentesis hifema

d. Iridosiklitis
Pada trauma tumpul dapat terjadi reaksi jaringan uvea sehingga menimbulkan
iridosiklitis atau radang uvea anterior. Pada mata akan terlihat mata merah, akibat
adanya darah di dalam bilik mata depan maka akan terdapat suar apada pupil yang
mengecil dengan tajam penglihatan menurun (Ilyas, S. 2008).
Sebaiknya pada mata ini diukur tekanan bola mata untuk persiapan memeriksa
fundus dengan midriatika. Pada uveitis anterior diberikan tetes mata midriatik dan
steroid topical. Bila terlihat tanda radang berat maka dapat diberikan steroid sistemik
(Ilyas, S. 2008).
5. TRAUMA TUMPUL LENSA
Kelompok Tutorial 1

Page 9

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

a. Dislokasi lensa
Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan dislokasi lensa. Dislokasi lensa dapat
terjadi pada putusnya zonula zinn yang akan mengakibatkan kedudukan lensa
terganggu (Ilyas, 2008).
o Subluksasi lensa
Terjadi akibat putusnya zonula zinn sehingga lensa berpindah tempat.
Subluksasi lensa juga dapat terjadi spontan akibat kelaian pada zonula zinn yang
rapuh (Marfan Syndrome) (Ilyas, 2008).
Pasien

pasca

trauma

akan

mengeluhkan

pengelihatan

berkurang

subluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa iridodenesis.


Akibat pegangan lensa pada zonula zinn tidak ada maka lensa yang elastis akan
menjadi cembung, dan mata akan lebih miopik. Lensa yang menjadi sangat
cembung mendorong iris ke depan sehingga sudut bilik mata tertutup. Bila sudut
bilik mata menjadi sempit pada mata ini mudah terjadi glaukoma sekunder (Ilyas,
2008).
Bila tidak terjadi penyulit subluksasi lensa seperti glaukoma atau uveitis
maka tidak dilakukan pengeluaran lensa dan diberi kaca mata koreksi yang sesuai
(Ilyas, 2008).
o

Luksasi lensa anterior


Bila seluruh zonula zinn disekitar ekuator putus akibat trauma maka lensa

dapat masuk ke dalam bilik mata depan. Akibatnya akan terjadi gangguan aliran
humor aquos sehingga akan timbul glaukoma kongestif akut dengan gejalagejalanya (Ilyas, 2008).
Pasien akan mengeluh pengelihatan menurun mendadak, disertai rasa
sakit yang sangat, muntah, mata merah dan blefarospasme.

Terdapat injeksi

silier yang berat, edema kornea, lensa di dalam bilik mata depan. Iris terdorong
ke belakang dengan pupil yang lebar. Tekanan bola mata sangat tinggi (Ilyas,
2008).
Pada luksasi lensa anterior sebaiknya pasien secepatnya dikirim pada
dokter mata untuk dikeluarkan lensanya dengan terlebih dahulu diberikan
asetazolamid untuk menurunkan tekanan bola matanya (Ilyas, 2008).
o

Luksasi lensa posterior


Pada trauma tumpul yang keras pada mata dapat terjadi luksasi lensa

posterior akibat putusnya zonula zinn di seluruh lingkaran ekuoator lensa


sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di dataran bawah
polus posterior fundus okuli (Ilyas, 2008).
Kelompok Tutorial 1

Page 10

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Pasien akan mengeluha adanya skotoma pada lapang pandangnya akibat


lensa mengganggu kampus.

Mata ini akan menunjukkan gejala mata tanpa

lensa atau afakia. Pasien akan melihat normal dengan lensa + 12.0 dioptri untuk
jauh, bilik mata depan dalam dan iris tremulans (Ilyas, 2008).
Lensa

yang

terlalu

lama

berada

dalam

polus

posterior

dapat

mengakibatkan penylit akibat degenerasi lensa, berupa glaukoma fakolitik


ataupun uveitis fakotoksik. Bila luksasi lensa telah menimbulkan penyulit
sebaiknya segera dilakukan ekstraksi lensa (Ilyas, 2008).

Gambar. Dislokasi lensa

b. Katarak trauma
Katarak akibat cedera pada mata akibat trauma perforasi ataupun tumpul
terlihat sesudah beberapa hari atau tahun (Ilyas, 2008).
Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior ataupun
posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam
bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebut cincin vossius. Trauma tembus akan
menimbulkan katarak yang lebih cepat akibat proliferasi epitel sehingga bentuk
kekeruhannya terbatas kecil. Trauma tembus besar pada lensa akan mengakibatkan
terbentuknya katarak dengan cepat disertai terbentuknya masa lensa di dalam bilik
mata depan (Ilyas, 2008).
Pada keadaan ini akan terlihat secara histopatologik masa lensa yang bercampur
makrofag

dengan

cepatnya,

yang

dapat

memberikan

bentuk

endoftalmitis

fakoanafilaktik. Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat korteks
lensa sehingga mengakibatkan apa yang disebut sebagai cincin soemering atau bila
epitel lensa berproliferasi akan terlihat mutiara elsching (Ilyas, 2008).
Pengobatan katarak traumatik tergantung dari saat terjadinya. Bila terjadi pada
anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinya ambliopia. Untuk
mencegah ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intraokuler primer atau sekunder
(Ilyas, 2008).
Kelompok Tutorial 1

Page 11

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Pada katarak truauma apabila tidak terdapat penyulit maka dapat ditunggu
sampai mata menjadi tenang. Bila terjadi penyulit seperti glaukoma, uveitis dan lain
sebagainya maka segera dilakukan ekstraksi lensa. Penyulit uveitis dan glaukoma
sering dijumpai pada orang usia lanjut. Pada beberapa pasien dapat terbentuk cincin
soemering pada pupil sehinga mengurangi tajam pengelihatan. Keadaan ini dapat
disertai perdarahan, ablasi retina, uveitis atau salah letak lensa (Ilyas, 2008).
c. Cincin vossius
Pada trauma lensa dapat terlihat apa yang disebut sebagai cincin vossius yang
merupakan cincin berpigmen yang terletak tepat di belakang pupil yang dapat terjadi
segera setelah trauma., yang merupakan deposit pigmen iris pada dataran depan lensa
sesudah sesuatu trauma, seperti suatu stempel jari. Cincin hanya menunjukkan tanda
bahwa mata tersebut telah mengalami truma tumpul (Ilyas, 2008).
6. TRAUMA TUMPUL RETINA DAN KOROID
a. Edema retina dan koroid
Trauma tumpul pada retina dapat mengakibatkan edema retina, pengelihatan
akan sangat meurun. Edema retina akan memberikan warna retina yang lebih abu-abu
akibat sukarnya melihat jaringan koroid melalui retina yang sembab. Berbeda dengan
oklusi arteri retina sentral dimana terdapat edema retina kecuali daerah makula.
Sehingga pada keadaan ini akan terlihat cherry red spot berwarna merah. Edema retina
akibat trauma tumpul juga mengakibatkan edema makula sehingga tidak terdapat
cherry red spot (Ilyas, 2008).
Pada trauma tumpul yang paling ditakutkan adalah terjadi edema makula atau
edema Berlin. Pada keadaan ini akan terjadi edema yang luas sehingga seluruh polus
posterior fundus okuli berwarna abu-abu (Ilyas, 2008).
Umumnya pengelihatan akan normal kemabli setelah beberapa waktu, akan
tetapi dapat juga pengelihatan berkurang akibat tertimbunnya daerah makula oleh sel
pigmen epitel (Ilyas, 2008).

Gambar. Komosio retina (edema makula traumatik)


Kelompok Tutorial 1

Page 12

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

b. Ablasi retina
Trauma diduga merupakan pencetus untuk terlepasnya retina dari koroid pada
penderita ablasi retina. Biasanya pasien telah memiliki bakat untuk terjadinya ablasi
retina ini, seperti retina tipis akibat retinitis, miopia dan proses degenerasi retina
lainnya (Ilyas, 2008).
Pada pasien akan terdapat keluhan seperti adanya selaput yang sperti tabir
mengganggu

lapang

pandanganya.

Bila

terkena

daerah

makula

maka

tajam

pengelihatan akan menurun (Ilyas, 2008).


Pada funduskopi akan terlihat retina yang berwarna abu-abu dengan pembuluh
darah yang terlihat terangkat dan berkelok-kelok. Kadang terlihat pembuluh darah
seperti terputus-putus. Pada pasien dengan ablasi retina maka secepatnya dirawat
untuk dilakukan pembedahan oleh dokter mata (Ilyas, 2008).
7. TRAUMA KOROID
Ruptur koroid
pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat merupakan
akibat ruptur koroid. Ruptur ini biasanya terletak di polus posterior bola mata dan
melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik (Ilyas, 2008).
Bila ruptur koroid ini terletak di daerah makula maka tajam pengelihatan akan
turun dengan sangat. Ruptur ini bila tertutup oleh perdarahan subretina agak sukar
dilihat akan tetapi bila darah tersebut telah diabsorbsi maka akan terlihat bagian ruptur
berwarna putih karena sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup koroid (Ilyas, 2008).
8. TRAUMA SARAF OPTIK
a. Avulsi retina dan koroid
Pada truma keras dapat terjadi saraf optik yang terlepas dari pangkalnya di
dalam bola mata yang disebut sebagai avulsi papil saraf optik. Keadaan ini akan
mengakibatkan turunnya tajam pengelihatan yang berat dan sering berakhir dengan
kebutaan. Penderita ini perlu dirujuk untuk dinilai kelaian fungsi retina dan saraf
optiknya (Ilyas, 2008).
b. Optik neuropati traumatik
Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada saraf optik, perdarahan dan
edema disekitar saraf optik. Pengelihatan akan berkurang setelah cedera mata.
Terdapat reaksi defek aferen pupil tanpa adanya kelainan nyata pada retina. Tanda lain
yang dapat ditemukan adalah gangguan pengelihatan warna dan lapang pandang.
Papil saraf optik dapat normal beberapa minggu sebelum menjadi pucat (Ilyas, 2008).

Kelompok Tutorial 1

Page 13

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Diagnosis banding pengelihatan turun setelah sebuah cedera mata adalah


trauma retina, perdarahan badan kaca, trauma yang mengakibatkan kerusakan pada
kiasma optik (Ilyas, 2008).
Pengobatan adalah dengan merawat pasien pada waktu akut dengan memberi
steroid. Bila pengelihatan

memburuk setelah penggunaan steroid maka perlu

dipertimbangkan untuk pembedahan (Ilyas, 2008).

TRAUMA KIMIA
TRAUMA ALKALI
Etiologi

Amonia
Amonia merupakan fas yang tidak berwarna dipakai sebagai bahan pendingin lemari
es, larutan 7% amonia dipakai sebagai bahan pembersih. Pada konsentrasi rendah
bersifat merangsang air mata. Bersifat larut dalam air dan lemak, hal in sangat
merugikan karena kornea mempunyai komponen epitel yang lifofilik dan stroma yang
hidrofilik. Mudah merusa jaringan bagian dalam mata seperti iris dan lensa. Amonia
merusak stroma lebih sedikit dibanding dengna NaOH dan CaOH. pH cairan mata
naik beberapa detik setelah trauma (Ilyas, 2005).

NaOH
Dikenal sebagai kaustik soda. Dipakai sebagai pembersih pipa. pH cairan mata naik
beberapa menit setelah trauma (Ilyas, 2005).

Ca(OH)2
Daya tembus pada mata kurang, hal inni akibat terbentuknya sabun kalsium pada
epitel kornea. pH cairan mata menjadi normal kembali setelah 30 sampai 3 jam
pascatrauma (Ilyas, 2005).

Patofisiologi

Kelompok Tutorial 1

Page 14

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan. Pada pH
ysng tinggi alkali akan mengakibatkan persabunan disertai

dengan disosiasi asam lemak

membran sel. Akibat persabunan membran sel akan mempermudah penetrasi lebih lanjut dari
pada alkali. Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumpaan
sel kornea atau keratosit. Serat kolagen kornea akan mati. Akibat edema kornea akan
terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam strima kornea. Serbukan sel ini cenderung
disertai dengan masuknya pembuluh darah baru atau neovaskularisasi (Ilyas, 2005).
Akibat membran sel basal epitel kornea rusak akan mempermudah sel epitel diatasnya
lepas. Sel epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma di
bawahnya melalui plasminogen aktivator, dilepas juga kolagenase

persabunan disertai

dengan disosiasi asam lemak membran sel. Akibat persabunan membran sel akan
mempermudah penetrasi lebih lanjut dari pada alkali. Akibatya akan terjadi gangguan
penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan tukak kornea dan dapat terjadi perforasi
kornea (Ilyas, 2005).
Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah trauma dan puncaknya terdapat pada
hari ke 14-21. Biasanya tukak ada kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia.
Pembentukan tukak berhenti hanya bila telah terjadi epitelisasi lengkap atau baskulatisasi
telah menutup seluruh dataran depan kornea. Bila alkali udah masuk ke dalam bilik mata
depan maka akan teradi gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan
berubah, yaitu terdapat kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini
memegang peranan penting pada pembentukan jaringan kolagen kornea (Ilyas, 2005).

Patogenesis
Perjalanan penyakit trauma alkali
Keadaan akut yang terjadi pada minggu pertama:
o Sel membran rusak
o Bergantung pada kuatnya alkali dapat menfakibatkan hilangnya epitel, keratosit,
o
o
o
o
o
o

saraf kornea dan pembuluh darah


Terjadi kerusakan komponen vaskular iris, badan siliar dan epitel lensa.
Trauma berat akan merusak sel goblet konjungtiva bulbi
Tekanan intraokular akan meninggi
Hipotoni akan terjadi bila terjadi kerusakan pada badan siliar
Kornea keruh dalam beberapa menit
Terjadi infiltrasi segera sel polimorfonuklear, monosit dan fibroblast (Ilyas, 2005).

Keadaan pada minggu kedua dan ketiga


o Mulai terjadi regenerasi epitel konjungtiva dan kornea
o Masuknya neovaskularsasi ke dalam kornea disertai dengan sel radang
o Kekeruhan pada kornea akan mulai menjernih kembali
Kelompok Tutorial 1

Page 15

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Sel

penyembuhan

berbentuk

invasi

fibrobas

memasuki

kornea

dengan

terbentuknya kolagen
Trauma alkali berat akan membentuk jaringan granulasi paa iris dan badan siliar

sehingga terjadi fibrosis (Ilyas, 2005).


Keadaan pada minggu ketiga dan selanjutnya:
o Terjadi vaskularisasi aktif sehingga seluruh kornea tertutup oleh pembuluh darah
o Jaringan pembuluh darah membawa bahan nutrisi dan bahan penyembuhan
o

jaringan seperti protein dan fibroblas


Akibat daripada terdapatnya jaringan dengan vaskularisasi ini tidak akan terjadi

o
o
o
o
o

perforasi kornea
Mulai terjadi pembentukan panus pada kornea
Endotel uang tetap sakit akan menggakibatkan edema kornea
Terdapat membran retrokornea, iritis dan membran siklik
Dapat terjadi kerusakan permanen saraf kornea denga gejala-gejalanya
Tekanan bola mata dapat rendah atau tinggi (Ilyas, 2005).

Gambar. Kerusakan yang terjadi pada trauma alkali berat.


Sel-sel epitel telah menghilang. Kornea menjadi keruh karena
adanya penetrasi stroma dan intraokuler.

Kelainan pada jaringan lain akibat trauma alkali


o

Kelopak trauma alkali akan membentuk jaringan parut pada kelopak. Margo
palpebra rusak sehingga mengakibatkkan gangguan pada break up time air
mata. Lapisan air depan ornea (tear film) menjadi tidak normal.
pembentukan

jaringan

parut

pada

kelenjar

asesori

air

mata,

Terjadi
yang

mengakibatkan mata menjadi kering.


Konjungtiva terjadi kerusakan pada sel goblet. Sekresi musin konjungtiva bulbi
berkurang daya basahnya terhadap kornea pada setiap kedipan kelopak. Dapat
terjadi simblefaron pada konjungtiva bulbi yang akan menarik bola mata
sehingga pergerakannya mata menjadi terbatas. Akibat daripada simblefaron
penyebaran air mata tida merata. Terjadi pelepasan kronik daripada epitel
kornea. Terjadi keratinisasi (pertandukan epitel kornea aibat berkurnagnya

musin.
Lensa lensa keruh karena kerusakan kapsul lensa (Ilyas, 2005).

Diagnosa dan gradasi klinis:


Kelompok Tutorial 1

Page 16

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Klasifikasi Hughes (berdasarkan kerusakan stemm cell limbus), yaitu:


-

Derajat
Derajat
Derajat
Derajat

I : iskemia limbus yang miimal atau tidak ada


II : iskemia kurang dari 2 kuadran limbus
III : iskemia lebih dari 3 kuadran limbus
IV : iskemia pada seluruh limbus, seluruh permukaan epitel konjungtiva dan

bilik mata depan (Ilyas, 2005).


Klasifikasi Thoft
-

Derajat
Derajat
Derajat
Derajat

I : hiperemi konjungtifa disertai dengan keratitis pungtata


II: hiperemi konjungtiva disertai hilangnya epitel kornea
III: hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea
IV : konjungtiva perilimbal nnekrosis sebanyak 50% (Ilyas, 2005).

Terapi
-

Bila terjadi trauma alkali maka segera dilakukan irigasi dengan air selama 30 menit

sebanya 2L. Bila dilakukan irigasi lebih lama maka akan lebih baik
Untuk menfetahui telah netralisasi basa dapat dilakukan pemeriksaan dengna kertas

lakmus, pH normal air mata 7,3


Bila penyebabnya adalah COH, dapat diberi EDTA karena EDTA 0,05 dapat bereaksi

dengan CaOH yang melekat pada jaringan


Diberi antibiotika dan dilakukan debridement untuk mencegah terjadinya infksi oleh

kuman oportunitis
Beta blocker dan diamox untuk menfatasi glauoma yang terjadi
Steroid diberikan secara berhati-hati karena steroid menghambat penyembuhan.
Steroid diberikan untuk menekan radang akibat naturasi kimia dan kerusakan jaringan
kornea dan konjungtiva. Steroid topikal maupun sistemik dapat diberikan pada 7 hari
pertama pascatrauma. Diberikan dexametason 0,1% setiap 2 jam. Steroid walaupun

diberikan dalam dosis tinggi tidak mencegah terbentuknya fibrin dan memran siklik
Kolagenase inhibitor seperti sistein diberikab untuk menghalangi efek kolagenase.
Diberikan satu minggu sesudah trauma trauma karena pada aat ini kolegenase mulai

terbentuk
Vitamin C diberikan karena perlu untuk pembentukan jaringan kolagen
Selanjutnya diberikan
o Bebat pada mata
o Lensa kontak lembek
o Airmata buatan
Keratoplasti dilakukan bila kekeruhan kornea sangat mengganggu (Ilyas, 2005).

Prognosis
Klasifikasi Huges:
1. Ringan:
a. Prognosis baik
b. Terdaoat eroi epitel kornea
Kelompok Tutorial 1

Page 17

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

c. Pada kornea terdapat kekeruhan yang ringan


d. Tidak terdapat iskemia dan nerosis kornea atapun konjunhtiva
2. Sedang:
a. Prognosis baik
b. Teradpat kekeruhan kornea sehingga sukar melihat iris dan pupil secara
terperinci
c. Terdapat nekrosis dan iskemi enteng ada konjungtiv dan kornea
3. Sangat berat
a. Prognosis buruk
b. Akibat kekeruhan kornea pupul tida dapat dilihat
c. Konjungtiva dan sklera pucat (Ilyas, 2005).

TRAUMA ASAM
Etiologi

Patogenesis
Bila mata tekena trauma suatu bahan asam maka akan terjadi peristiwa berikut:
-

Pada minggu pertama:


o Terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengaibatkan ekeruhan pada
kornea, demikian pula teradi koagulasi protein konjungtiva bulbi. Koagulasi
o
o

protein ini terbatas pada daerah konta bahan asam dengan jaringan
Akibat oagulasi protein ini kadang-kadang seluruh kornea tekelupas
Koagulasi protein ini dapat mengenai jaringan yang lebih dalam seperti stroma

kornea, keratosit dan endotel kornea


Bila teradi penetrasi jaringan ang lebih dalam akan terjadi edema kornea, iritis

dan katarak
Bila trauma disebabkan asam lemah maka regenerasi epitel akan terjadi dalam

beberapa hari dan kemudian sembuh


Bila trauma disebabkan asam kuat maka troma kornea akan berwarna kelabu
infiltrasi sel radang ke dalamnya. Infiltrasi sel ke dalam stroma oleh bahan asam
terjadi dalam waktu 24 jam

Kelompok Tutorial 1

Page 18

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Beberapa menit atau beberaa am sesudah trauma asam konjungriva bulbi


menjadi hiperemi dan kemoti. Kadang-kadang terdapat perdarahan pada

o
-

terdai nirmal atau merendah


Trauma asam pada minggu 1-3:
o Trauma asam mulai sembuh pada mnggu kesatu sampai minggu ke tiga
o Pada trama asam yang berat akan terbentuk tukak kornea dengan vaskularisasi
o

konjungtiva bulbi
Tekanan bola mata akan meninggi pada hari pertama ,yang kemudian dapat

yang besifat progresif


Keadaan terburuk akbat trauma asam pada saat ini ialah berupa vaskularisasi

berat pada ornea


Trauma asam susudah 3 minggu
o Trauma asam yang tidak sangat berat akan smebuh sesudah 3 minggu
o Pada endotel dapat terbentuk membran fibrosa yang merupakan bentuk
penyembuhan kerusakan endotel

Gambar. Trauma Asam

Patofisiologi
Akibat trama asam diketahui bahwa perubahan reaksi biokimia ditentukan oleh jenis anion
asam yang menyebabkan trauma. Asam merusak dan memutus ikatan intramolekul protein,
dan protein yang berkoagulasi merupaan barier tehadap penetrasi lanjut daripada asam ke
dalam jaringan. Diketahui bahwa asam sulfur menfakibatkan kadar mukopolisakarida jaringan
menurun. Bila trauma disebabkan oleh HCL maka pH cairan mata turun sesudah trauma
berlangsung 30 menit. Pada trauma asam tidak terdapat gangguan pembentukan jaringan
kolagen. Pada taruma asam berat yang merusak badan siliar akan terjadi penutunan kadar
askornat mara dan orne.

Terapi
-

Irigasi segera dengan garam fisiologik atau ai


Kontrol pH air mata untuk melihat apakah sudah nirmal
Selanjutnya pertimbangan pengobatan sama dengan pengobtan yang berberikan pada
trauma alkali.

Kelompok Tutorial 1

Page 19

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Komplikasi
Penyulit lain yang dapat terjadi akubat trauma asam pada mata ialah:
-

Katarak
Gaukoma
Hipotoni bola mata
Air mata yang abnormal
Iritis
Entropion
Trikiasis
Simblefaron

TINDAKAN UMUM UNTUK TRAUMA KIMIA


Tindakan yang dilakukan tergantung dari

fase

peristiwa:
1. Fase kejadian (immediate). Tujuan dari tindakan
adalah untuk menghilangkan materi penyebab
sebersih mungkib, yaitu berupa : irigasi bahan kia,
meliputi:

pembilasan

dengan

anastesi

yang
topikal

dilakukan

segera,

terlebh

dahulu.

Pembilasan dengan larutan non-toxix (NaCl 0,9%


ringgrr lactat) sampai pH airmata kembali normal.
Benda asing yang melekat dan jaringan bola mata
yang nekrosis harus dibuang. Bila diduga telah
terjadi penetrasi bahan kimia ke dalam bilik mata
depan, dilakukan irigai BMD degan karutan RL.
2. Fase akut (sampai hari ke 7). Tujuan tindakan
adalah

mencegah

terjadinya

penyilit

dengan

prinsip sebagai berikut:


a. Mempercepat proses re-epitelisasi kornea
b. Mengontrol tingkat peradangan:
i. Mencegah infiltrasi sel-sel radang
ii. Mencegah
terbentuknya
enzim
kolagenase
c. Mencegah infeksi skunder
d. Mencegah peningkaran tekanan bola mata
e. Suplement/ antioksidan
f. Tinfakan pembedahan
3. Fase pemulihan dini (early repair: hari ke 7 21). Tujuannya adalh membatasi penyilit
lanjut setelah fase 2. Yang menjadi masalah adalah: hambatan re-epitelisasi kornea,
gangguan fungsi kelopak, hilangnya sel goblet, ulserasi stroma yang dapat menjado
perforasi kornea

Kelompok Tutorial 1

Page 20

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

4. Fase pemulihan akhir ( late repair: setelah hari ke 21) tujuan nya adalah rehabilitasi
fungsi penglihtan dengan prinsip:
a. Optimalisasi fungsi jaringan

mata

(kornea,

lensa

dan

seteusnya) untuk

englihatan
b. Oembedahan
Yang menjadi maslahanya adalah: disfungsi sel goblet, hambatan re-epitelisasi kornea,
ulserasi stroma, katarak.

Kelompok Tutorial 1

Page 21

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

TRAUMA TAJAM/TEMBUS
Etiologi
Trauma tembus bola mata disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola
mata (Ilyas, 2010).

Mekanisme Trauma
Benda tajam menembus mata, yang dapat mengenai organ mata dari yang terdepan sampai
yang terdalam (Ilyas, 2005).

Manifestasi Klinis
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka akan
terlihat tanda tanda bola mata tembus, seperti:

Tajam penglihatan yang menurun

Tekanan bola mata rendah

Bilik mata dangkal

Bentuk dan letak pupil yang berubah

Terlihatnya ada ruptur pada kornea atau sklera

Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca atau retina

Konjungtiva kemotis (Ilyas, 2010)

Gambar. Penetrasi kornea hingga menyebabkan prolaps iris dan distorsi pupil

Penegakan Diagnosis

Kelompok Tutorial 1

Page 22

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Tajam penglihatan akan menurun akibat terdapatnya kekeruhan media penglihatan

secara langsung atau tidak langsung akibat trauma tembus tersebut


Pemakaian retractor atau speculum untuk melakukan pemeriksaan trauma tembus
sebaiknya dilakukan secara hati hati. Pemakaian yang salah akan mengakibatkan

meningginya tekanan bola mata sehingga mendesak isi bola mata keluar
Bila terdapat perforasi kornea akan terlihat bilik mata yang dangkal. Jaringan uvea akan

menempel pada kornea atau akan terlihat jaringan iris yang prolaps keluar
Akibat perlengkatan iris dengan bibir luka kornea akan terdapat bentuk pupil yang
lonjong atau terjadinya perubahan bentuk pupil. Kadang kadang terdapat hifema, hal

ini menunjukkan terjadinya ruptur iris atau badan siliar oleh trauma tembus tersebut
Tekanan bola mata akan rendah akibat cairan mata keluar melalui luka tembus dan
badan kaca dapat keluar (Ilyas, 2005).

Pemeriksaan tambahan yang sebaiknya dilakukan pada trauma tembus adalah:

Pembiakan kuman dari benda yang merupakan penyebab trauma tembus untuk
menjadi petunjuk pemberian obat antibiotika pencegah infeksi

Pemeriksaan radiologi foto orbita untuk melihat adanya benda asing yang radioopak,
bila ada dilakukan pemeriksaan dengan lensa kontak Comberg dan dapat ditentukan
apakah benda asing intraokular atau ekstraokular

Pemeriksaan ERG untuk mengetahui fungsi retina yang rusak atau yang masih ada

Pemeriksaan VER untuk melihat fungsi jalur penglihatan ke pusat penglihatan (Ilyas,
2005).

Penatalaksanaan
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat dan harus segera mendapat
perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya:

Infeksi

Siderosis, kalkosis, dan oftalmika simpatika (Ilyas, 2005)

Pertimbangan tindakan bertujuan:

Mempertahankan bola mata

Mempertahankan penglihatan (Ilyas, 2005)

Pada setiap keadaan, harus dilakukan usaha untuk mempertahankan bola mata bila masih
terdapat kemampuan melihat sinar atau masih ada proyeksi penglihatan (Ilyas, 2005).
Bila terdapat benda asing dalam bola mata, maka sebaiknya dilakukan usaha untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Pada tindakan sebaiknya dipertimbangkan bahaya
mengeluarkan benda disbanding dengan keuntungan melakukan enukleasi pada mata
tersebut (Ilyas, Sidarta, 2005).

Kelompok Tutorial 1

Page 23

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

Pada penderita diberikan:

Antibiotika spektrum luas

Analgetika dan sedative (Ilyas, 2005)

Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva saja. Bila robekan konjungtiva ini
atau tidak melebihi 1 cm, maka tidak perlu dilakukan penjahitan. Bila robekan konjungtiva
lebih 1 cm diperlukan tindakan penjahitan untuk mencegah granuloma. Pada setiap robekan
konjungtiva perlu diperhatikan terdapatnya robekan sklera bersama sama dengan robekan
konjungtiva tersebut (Ilyas, 2010).

Prognosis
Prognosis luka tembus bergantung pada banyak faktor seperti :

Besarnya luka tembus, makin kecil luka tembus, makin baik prognosisnya

Tempat luka pada bola mata, bila terdapat di segmen anterior prognosis berbeda
dengan luka di segmen posterior

Bentuk trauma, apakah dengan benda asing atau tidak dengan benda asing

Benda asing magnetik atau tidak magnetik

Dalamnya luka tembus apakah tumpul atau luka ganda

Sudah terdapatnya penyulit akibat luka tembus (Ilyas, 2005)

Komplikasi
Penyulit yang dapat timbul pada terdapatnya benda asing intraokular adalah

Endoftalmitis

Panoftalmitis

Ablasi retina

Perdarahan intraokular

Ftisis bulbi

Perdarahan badan kaca

Glaukoma

Katarak (Ilyas, 2005)

Kelompok Tutorial 1

Page 24

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

TRAUMA RADIASI
Trauma radiasi yang sering ditemukan adalah :

Sinar Infra merah


Sinar Ultraviolet
Sinar X dan Sinar terionisasi (Ilyas, 2005).

TRAUMA SINAR INFRA MERAH


Trauma akibat sinar inframerah dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari dan
pada saat bekerja dipemanggangan. Kerusakan ini dapat terjadi akibat terkonsentrasinya
sinar inframerah yang terlihat. Kaca yang mencair seperti yang ditemukan di tempat
pemanggangan kaca akan mengeluarkan sinar inframerah. Bila seseorang berada pada jarak
1 kaki selama satu menit di depan kaca yang mencair dan pupilnya lebar atau midriasis maka
suhu lensa akan naik sebanyak 9 derajat celcius. Demikian pula iris yang mengabsorbsi sinar
inframerah akan panas sehingga berakibat tidak baik terhadap kapsul lensa didekatnya.
Absorbsi sinar inframerah oleh lensa akan mengakibatkan katarak dan eksfoliasi kapsul lensa
(Ilyas, 2005).
Akibat sinar ini pada lensa maka katarak mudah terjadi pada pekerja industri gelas dan
pemanggangan logam. Sinar infra merah akan mengakibatkan keratitis superfisialis katarak
kortikal anterior-posterior dan koagulasi pada koroid. Bergantung pada beratnya lesi akan
terdapat skotoma sementara ataupun permanen (Ilyas, 2005).
Tidak ada pengobatan terhadap akibat buruk yang sudah terjadi kecuali mencegah
terkenanya mata oleh sinar infra merah ini. Steroid sistemik dan lokal diberikan untuk
mencegah terbentuknya jaringan parut pada makula atau untuk mengurangi gejala radang
yang timbul (Ilyas, S, 2005).

TRAUMA SINAR ULTRA VIOLET


Sinar ultra violet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat. Akibat
penyerapan sinar ini oleh lensa akan menimbulkan kekeruhan di dataran depan lensa. Pada
permukaan anterior lensa terjadi denaturasi protein. Sinar ini memberi akibat buruk pada
orang yang mudah terkena sinar ini seperti pada orang Eskimo, nelayan, pendaki gunung dan
pekerja las (Ilyas, 2005).
Akibat sinar ini akan menimbulkan mata terasa sangat sakit, mata seperti kelilipan atau
kemasukan pasir, fotofobia, blefarospasme, lakrimasi pada jam pertama setelah kontak.pupil
Kelompok Tutorial 1

Page 25

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

terlihat miosis.

Keluhan ini dapat timbul sesudah beberapa jam terkena sinar ultraviolet.

Ditemukan juga infiltrate kecil pada kornea berupa keratitis interpalpebral. Keratitis ini dapat
sembuh tanpa cacat, akan tetapi bila radiasi berjalan lama kerusakan dapat permanen
sehingga akan memberikan kekeruhan kornea. Pengobatan yang diberikan adalah sikloplegia,
antibiotika local, analgetic, dan mata ditutup selama 2-3 hari (Ilyas, 2005)

TRAUMA SINAR X DAN SINAR TERIONISASI


Sinar ionisasi dibagi dalam bentuk :
-

Sinar
Sinar
Sinar
Sinar

alfa yang dapat di abaikan


beta yang dapat menembus 1 cm jaringan
gama dan
X (Ilyas, 2005).

Sinar ionisasi dan sinar X dapat mengakibatkan katarak dan rusaknya retina. Dosis
kataraktogenik bervariasi dengan energi dan tipe sinar, lensa yang lebih muda, dan lebih
peka. Akibat dari sinar ini pada lensa, terjadi pemecahan diri sel epitel secara tidak normal.
Sedang sel yang baru yang berasal dari sel germinatif lensa tidak menjadi jarang. Sinar X
merusaka retina dengan gmabaran seperti kerusakan yang diakibatkan diabetes melitus
berupa dilatasi kapiler, perdarahan, mikroaneuri mata, dan eksudat (Ilyas, 2005).
Luka bakar akibat sinar X dapat merusak kornea yang mengakibatkan kerusakan
permanen yang sukar di obati. Biasanya akan terlihat sebagai keratitis dengan iridosiklitis
ringan. Pada keadaan yang berat akan mengakibatkan parut konjungtiva atrofi sel goblet
yang akan mengganggu fungsi air mata (Ilyas, 2005).
Pengobatan yang di berikan adalah antibiotika topikal dengan steroid 3 kali sehari dan
sikloplegik satu kali sehari. Bila terjadi simbleferon pada konjungtiva dilakukan tindakan
pembedahan (Ilyas, 2005).

Kelompok Tutorial 1

Page 26

Laporan Tutorial Skenario 3 Sports-Related Injury

DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta, 2005. Kedaruraratan dalam Ilmu Penyakit Mata. Penerbit FKUI: Jakarta.
Ilyas, Sidarta. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Penerbit FKUI : Jakarta.
Kuhn, F., Pieramici, D.J. 2002. Ocular Trauma: Principle and Practice. Thieme: New York
Olver, J., Cassidy L., 2005. Ophthalmology at a Glance. Blackwell Publishing company
Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan-Eva,P. 2007. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Penerbit EGC :
Jakarta.

Kelompok Tutorial 1

Page 27

Anda mungkin juga menyukai