Anda di halaman 1dari 58

MODUL 2

ANTROPOMETRI DALAM DESAIN


PRODUK

ALAMSYAH SYAMSUDDIN
D221 12 263
KELOMPOK II

LABORATORIUM ERGONOMI
DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan komponen dari sistem kerja dengan segala aspek
sifat dan perilaku dimiliki, merupakan makhluk yang kompleks. Untuk
mempelajari manusia, tidak cukup ditinjau dari segi ilmunya saja. Oleh sebab
itu, untuk mengembangkan ergonomi dibutuhkan dukungan dari disiplin ilmu
lain yaitu antrropometri.
Antropometri merupakan studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk,
ukuran, berat,dll yang berbeda dengan yang lainnya. Antropometri secara luas
akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomi dalam interaksi manusia
sehingga dapat dinyatakan bahwa data anthropometri akan menentukan
bentuk, ukuran, dan dimensi yang mengoperasikan produk. Dalam kaitan ini,
maka perancangan produk harus merekomendasikan dimensi tubuh dan
populasi terbesar yang memakai produk hasil rancangan.
Pada dasarnya peralatan kerja yang dibuat dengan memakai referensi
tubuh tertentu jarang sekali bisa mengakomodasikan seluruh range ukuran
tubuh dari populasi yang akan memakainya.

B. Tujuan Praktikum
1. Mampu mengidentifikasi data dimensional manusia yang diperlukan
dalam perancangan produk dan perancangan stasiun kerja.
2. Mampu menggunakan berbagai alat pengukuran anthropomentri untuk
pengambilan data dimensional manusia.
3. Mampu menggunakan metode pengolahan data anthropometri untuk
memperoleh informasi yang valid untuk keperluan perancangan sistem
kerja.
4. Dapat memanfaatkan hasil perhitungan untuk perancangan produk, tata
letak, dan peralatan kerja.

BAB II
TEORI DASAR

A. Antropometri Secara Umum


Istilah antropomentri berasal dari anthro yang berarti manusia dan
metri yang berarti ukuran. Secara defenitif antropometri dapat dinyatakan
sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia.

Antropometri

secara

luas

akan

digunakan

pertimbangan-

pertimbangan ergonomis dalam memperoleh akan diaplikasikan secara luas


antara lain dalam hal:
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil,dll)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, tools,dll)
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian
4. Perancangan lingkungan kerja fisik
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropomrtri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan
produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Menurut Wignojosoebroto (2008) secara umum,
anthropometri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Antropometri statis/structural
Merupakan pengukuran manusia pada posisi diam dan linear pada
permukaan tubuh. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara
lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,

ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk,
panjang lengan, dan sebagainya. Antropometri struktural ini diantaranya:
a. Antropometri struktural berdiri dan duduk
Antropometri ini diantaranya, tinggi selangkang (A), tinggi siku (B),
tinggi mata (C), rentang bahu (D), tinggi pertengahan pundak pada
posisi duduk (G)
b. Dimensi kepala, wajah, tangan, dan kaki
Penerapan data ini untuk merancang terali untuk keamanan, jeruji
panel visual, dan penerapan panel, peralatan tempat penyimpanan
sesuatu di rumah, dan sebagainya. Data ini meliputi : lebar telapak
tangan (K), panjang telapak tangan (I), lebar telapak kaki (P), panjang
telapak kaki (N), lebar dahi (F), lebar kepala (E), lebar dagu (H), dll.

Gambar 1 Antropometri Struktural Berdiri dan Duduk

b. Antropometri kepala

Gambar 2 Anthropometri Kepala

Beberapa bagian yang perlu diukur untuk Antropometri kepala


menurut Dewa (2000), antara lain :
(1) Jarak antara vertela dengan dagu (A)
(2) Jarak antara mata dengan dagu (B)
(3) Jarak antara hidung dengan dagu (C)
(4) Jarak antara mulut dengan dagu (D)
(5) Jarak antara ujung hidung dengan lekukan lubang hidung (E)
(6) Jarak antara ujung hidung dengan kepala belakang (F)
(7) Jarak antara dahi dengan belakang kepala (G)

(8) Jarak antara vertex dengan lekukan diantara kedua alis (H)
(9) Jarak antara vertex dengan daun telinga atas (I)
(10) Jarak antara vertex dengan daun telinga bawah (J)
(11) Jarak antara vertex dengan lubang telinga (K)
(12) Lingkar kepala membujur (L)
(13) Lingkar kepala melingkar (M)
(14) Lebar kepala (N)
(15) Jarak antara kedua mata (O)
(16) Jarak anatara kedua pipi (P)
(17) Jarak antara kedua lubang hidung (Q)
(18) Jarak antara kedua persediaan rahang bawah (R)
(19) Jarak antara kedua daun telinga (S)
(20) Jarak antara cuping hidung (T)

c. Antropometri tangan

Gambar 3 Antropometri Tangan

Pada antropometri tangan, beberapa bagian yang perlu diukur antara


lain:

(1) Panjang tangan (A)


(2) Panjang telapak tangan (B)
(3) Lebar tangan sampai ibu jari (C)
(4) Lebar tangan sampai mata karpal (D)
(5) Ketebalan tangan sampai mata karpal (E)
(6) Lingkar tangan sampai telunjuk (F)
(7) Lingkar tangan sampai ibu jari (G)

d. Antropometri kaki

Gambar 4 Antropometri Kaki

Pada antropometri kaki, beberapa bagian yang perlu diukur :


(1) Panjang kaki (A)
(2) Lebar kaki (B)
(3) Jarak antara tumit dengat telapak kaki yang lebar (C)
(4) Lebar tumit (D)
(5) Lingkar telapak kaki (E)
(6) Lingkar kaki membujur (F)

2. Antropometri Dinamis/Fungsional
Antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan ciri-ciri fisik
manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan
yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Disini berkaitan dengan gerakan-gerakan yang nyata yang diperlukan
tubuh

untuk

melaksanakan

kegiatan-kegiatan

tertentu.Posisi

kerja

berfungsi untuk merancang ruang mekanis dan utilitas ruang latihan fisik,
ruang berapi fisik dan sejenis lainnya.Terdapat tiga kelas pengukuran
dinamis:
a. Pengukuran variabilitas kerja
Contoh: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari
seorang juru ketik atau operator computer.
b. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktivitas.
Contoh: dalam mempelajari performa atlet
c. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja
Contoh: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja
yang dilakukan saat berdiri/duduk.

Gambar 5 Antropometri Dinamis/Fungsional

B. Variabilitas Manusia
Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan
dimensi ukuran tubuhnya.

Disini ada

beberapa

faktor yang

akan

mempengaruhi ukuran tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang


perancang produk harus memperhatikan faktor-faktor tersebut antara lain ;
1. Umur (Age)
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar,
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai
umur sekitar 20 tahunan. Dari suatu penelitian yang dilakukan oleh A.F
Roche dan GH Davila (1972) di USA diperoleh kesimpulan bahwa lakilaki akan tumbuh dan berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun,
sedangkan wanita 17,3 tahun, meskipun ada sekitar 10 % yang masih terus
bertambah tinggi sampai usia 23,5 tahun (laki-laki) dan 21,1 tahun
(wanita). Setelah itu tidak lagi akanterjadi pertumbuhan bahkan justru
akan cenderung berubah menjadi penurunan ataupun penyusutan yang
dimulai sekitar umur 40 tahunan.
2. Jenis kelamin (Sex)

Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan


dengan wanita, terkecuali beberapa bagian tubuh seperti pinggul,dsb.
3. Suku / bangsa (Ethnic)
Menurut Sanclers dan MC. Crowak (1987) setiap suku, bangsa ataupun
kelompok etnik akan memiliki karakteristik fisik yang akan berbeda satu
dengan lainnya. Berikut menunjukkan perbedaan dimensi ukuran (tinggi)
dari berbagai macam suku bangsa (5-th dan 95-th percentiles) tertentu.

Gambar 6 Perbandingan Tinggi Badan wanita dan Pria di berbagai Negara

Catatan :
1.
2.
3.
4.

5.

American
Inggris
Swedia
Jepang
Amerika

6.
7.
8.
9.

Italia (militer)
Perancis (militer)
Jepang (militer)
Turki (militer)

4. Posisi tubuh (posisi tubuh)


Sikap (posture) ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran
tubuh oleh sebab itu, posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survey
pengukuran. Dalam kaitannya dengan posisi tubuh dikenak dua cara
pengukuran yaitu :

a. Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)


Dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi standartdan tidak
bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh
cara ini dikenal dengan static anthropometri. Dimensi tubuh yang
diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi
tubuh

dalam

posisi

berdiri

maupun

duduk,

ukuran

kepala,

tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/duduk, panjang lengan, dan


sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan persentil tertentu
seperti 5-th dan 95-th.

Gambar 7 Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh


dalam Posisi Berdiri dan Duduk Tegap

b. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (Functional body dimensions)


Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi
melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan
yang harus diselesaikan. Hal pokok yang ditekankan dalam

pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran


tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata
yang

diperlukan

tubuh

untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan

tertentu.Pengukuran ini akan menghasilkan data-data dynamic


anthropometry. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan
fungsinya yang dinamis kan banyak diaplikasikan dalam proses
perancangan fasilitas ataupun ruang kerja.

Gambar 8 Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh


dalam Berbagai Posisi Gerakan Kerja

5. Cacat tubuh
Dimana data antropometri disini akan diperlukan untuk perancangan
produk bagi orang-orang cacat (kursi roda, kaki/tangan palsu, dll)
6. Tebal/tipisnya pakaian yang harus digunakan

Dimana faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbedabeda pula dlam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian.dengan demikian
dimensi tubuh orangpun akan berbeda dari satu tempat dengan tempat lain.
7. Kehamilan (Pregnancy)
Dimana kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
tubuh (khusus perempuan). Hal tersebut jelas memerlukan perhatian
khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti
ini.(Wignjosoebroto,

Sritomo.2008.Ergonomi

studi

Gerak

dan

Waktu.Surabaya: ITS).

C. Macam-Macam Persentil Statis dan Dinamis


Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase
tertentu dari sekelompok orang yang ukurannya sama atau lebih rendah dari
nilai tersebut (setelah perhitungan persentil). Secara umum persentil terbagi
menjadi dua yaitu persentil statis dan dinamis.

1. Persentil Statis

Macam-macam persentil statis serta cara perhitungan dalam distribusi


normal yang umum diaplikasikan dalam data anthropometri dijelaskan
dlam table berikut.
Tabel 1. Macam Persentil dan Cara Perhitungannya
Persentil
1 st
2,5 th
5 th
10 th
50 th
90 th
95 th
97,5 th
99 th

Perhitungan
x - 2,325 x
x 1,960 x
x 1,645 x
x 1,28 x

x
x
x
x
x

+ 1,280 x
+ 1,645 x
+ 1,96 x
+ 2,325 x

2. Persentil Dinamis
Umumnya terdiri dari persentil 5, persentil 50, dan persentil 95. Dengan
rumus:
P5

5
100

P50

P95

95
100

(Xmax Xmin) + Xmin

(Xmax Xmin) + Xmax

Keterangan :
Xmax = Nilai data maksimum
Xmin = Nilai data minimum

Nilai persentil 95 menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau


dibawah ukuran tersebut sedangkan persentil 5 menunjukkan 5% populasi
akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Angka 95-th menggambarkan

ukuran manusia terbesar dan 5-th persentil sebaliknya menunjukkan


ukuran terkecil.

D. Prinsip Perancangan Produk dengan Data Anthropometri


1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim
Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk,
yaitu:
a. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan
rata-ratanya.
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada)
Agar bisa memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang
diaplikasikan ditetapkan dengan cara:
Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan
produk umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti 90th, 95-th, atau 99-th percentile. Contoh prinsip perancangan produk bagi
individu dengan ukuran yang ekstrim:
Ketinggian kontrol maksimum digunakan tinggi jangkauan ke atas dari
orang pendek, ketinggian pintu disesuaikan dengan orang yang tinggi dan
lain-lain.

2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang


ukuran tertentu
Disini rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran
tubuh, contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil
yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser, maju atau mundur dn sudut
sandarannya pun bisa berubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan. Dlam
kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini,
maka data antrhopometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang
nilai 5-th sampai 95-th percentile.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran
manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali
dri mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata. Disini produk dibuat dan
dirancang untuk mereka yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan bagi
mereka yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuat rancangan tersendiri.
Contoh Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata: desain
fasilitas umum, seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain-lain.

E. Tabel Variabilitas
Jika dimensi segmen tubuh yang diperlukan untuk perancangan belum
tersedia dalam table persentil maka kita dapat mencari dengan cara

menghitung secara teliti dari dimensi lain yang telah diketahui seperti contoh
kita ingin mengetahui dengan mengukur dari depan perut bukan dari
punggung. Jika dinamakan dimensi ini adalah Xn, maka:
Xn = X2 X1 ; Xn = 780 270 = 510 mm
Akan tetapi terdapat kesalahan jika menghitung persentil Xn dengan
cara mengurangnya dari persentil 26 dan persentil dimensi 18. Metode yang
benar adalah dengan cara seperti diatas. Adapun nilai standar ini dapat
diperkirakan. Dengan menggunakan koefisien variasi yang telah diperkirakan /
ditetapkan relative terhadap standar deviasi yang lain:
V=

x
Xx

x 100%

Adapun nilai V yang direkomendasikan oleh I.A Rosbuds untuk


berbagai macam kelompok dimensi tubuh tersebut, seperti berikut:

Tabel 2. Nilai V
Dimensi

Koefisien
Variasi

Anggota tubuh memanjang (tinggi badan, tinggi duduk


mata)

3,7

Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek)

4,6

Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu)

5,9

Tebal tubuh (tebal dada, tebal perut)

8,8

Ukuran kepala (panjang, lebar kepala)

3,5

Jika dibahas lagi variable Xn, nilai V yang akan dipakai untuk
memperkirakan standar deviasi ( ) karena dalam hal ini yang
berkepentingan adalah lebar perut, maka kita pilih koefisien variansi sebesar
8,8% dari table diatas. Dengan rumus:
V=

x
x

Maka

x 100%
x

Sehingga

= Vx
x

= 8,8 / 100 x 510

= 4,49 mm
= 45 m
Dan untuk nilai 5 persentil didapat = Xn 1,645

= 510 1,645 (45)


= 436 mm

Sekiranya belum ada status data anthropometri untuk populasi yang


tersedia, maka perkiraan untuk dimensi yang belum diketahui dapat dibuat
dengan mangasumsikan bahwa masing-masing dimensi adalah sebanding
dengan dimensi yang telah diketahui. Caranya adalah dengan perhitungan
relatif terhadap proporsional dimensi jadi data yang penting baik adalah
didapat dari pengukuran langsung terhadap dimensi tubuh yang diinginkan
dan menggunakan populasi yang sesuai.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat Dan Bahan


1. Kursi antropometri
2. Alat antropometri dinamis
3. Mistar pengukur

4. Lembar catatan
5. Skinfold caliper
6. LOT Digital Mini Handheld BMI Tester Body Fat
7. Handgrip dynamometer

B. Metode Praktikum
1. Asisten memperkenalkan alat-alat ukur antropometri yang ada dan
petunjuk penggunaannya
2. Praktikan melakukan berbagai pengukuran variabel dimensi tubuh dari
seluruh praktikan dari setiap kelompoknya, sesuai dengan petunjuk asisten
dari pedoman data anthropometri terlampir
3. Perhatikan dengan baik cara pengukuran dan pembacaan hasil, sehingga
data yang diperoleh benar-benar valid
4. Pengukuran harus dilakukan dengan bimbingan asisten
5. Mengisi form lembar pengambilan data pada lampiran dengan data yang
diperoleh
6. Masing-masing kelompok memasukkan data ukuran-ukuran antropometri
dari masing-masing peserta praktikum pada computer sehingga dapat
diperoleh suatu data antropometri dari peserta praktikum perancangan
sistem kerja dan ergonomic
7. Masing-masing kelompok mengolah data antropometri untuk perancangan
produk, tata letak atau peralatan kerja.

BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengolahan Data
1. Karakteristik Tubuh
a. Pria
Tabel 4.1 Karakteristik Tubuh Laki-laki

Nama

BB
(kg)

Usia

hajir

20

halim

20

wawan

21

dimas

20

charly

20

20.2

SD

0.44

50,5
0
76,7
0
69,0
0
54,3
0
48,7
0
59,8
4
12,3
5

LOT

TB
(cm)

%Fa
t

Handgrip

BMI

163

13,20

175

26,80

171

22,90

168

13,60

169

9,50

169

17,20

20,7
0
27,0
0
25,4
0
20,9
0
18,7
0
22,5
4

4,38

7.30

3.50

Keterangan:

Dominan
2
3
41,2
36.9
0
0
38,1
34.6
0
0
34,8
30.3
0
0
37,5
35.4
0
0
36,9
31.2
0
0

1
41,90
41,80
36,11
34,40
39,20

BB
TB
BMI
SD

SD

x
51.5

1.57

42.1

2.68

39.5

1.94

33.3

1.76

34.0

3.03

1
33.2
0
36.0
0
36.2
0
30.2
0
33.6
0

Non-dominan
2
3
38.4
37.0
0
0
36.7
34.9
0
0
29.9
31.8
0
0
31.1
29.9
0
0
34.5
35.9
0
0

SD

x
36.2
0
35.8
7
32.6
3
30.4
0
34.6
7

2.69
0.91
3.23
0.62
1.16

= Berat badan
= Tinggi badan
= Body Mass Index
= Standar deviasi

b. Wanita
Tabel 4.2 Karakteristik Tubuh Wanita
Nama

Usia

BB
(kg)

TB
(cm)

Dini

21

76,70

162

Muz

20

45,70

165

LOT
%Fa
BMI
t
31,1
34,90
0
14,20
18,2

Handgrip
1
20,54
27,80

Dominan
2
3
21,9
21,70
0
27,3 26,40

SD

21,38

0,73

27,17

0,71

Non-dominan
1
2
3
24,9
21,9
23,20
0
0
24,80
28,1
22,9

x
23,3
3
25,2

SD
1,50
2,63

Rasni

20

20.3
3
0.57

SD

40,50

155

15,80

54,30

161

19.63

19,57

5,13

11.52

0
18,4
0
20.5
7
7.39

Keterangan:

20,30

BB
TB
BMI
SD

0
19,1
0

17,30

18,90

1,51

0
14,7
0

15,70

0
14,0
0

= Berat badan
= Tinggi badan
= Body Mass Index
= Standar deviasi

2. Skinfold Caliper
Tabel 4.3 Skinfold Caliper Laki-laki
Nama

Usi
a

Wawan
Hajir
Charly
Halim
Dimas

21
20
20
20
20

Dad
a
3,90
2,60
2,50
3,20
2,80

Peru
t
4,30
2,80
2,50
3,10
3,30

Pinggang
4,50
3,10
3,00
3,60
3,30

Skinfold
Punggun
Lengan atas
g
3,60
3,90
2,80
2,60
2,80
2,30
2,00
2,00
3.10
2,70

Pah
a
4,00
3,20
2,90
4,00
3,00

%Fat

78
81
62
41
108

11,80
12,00
10,80
5,50
13,40

3. Antropometri Statis
a. Kursi jok mobil Antropometri
1) Pria
Tabel 4.4 Kursi (Jok) Mobil Antropometri
STATIS
Dimensi yang diukur (cm)
Tinggi kepala pada posisi duduk
Lebar sisi bahu
Tinggi bahu pada posisi duduk
Lebar bahu bagian atas

Haji
r
85
46

Wawan

Halim

93
48

90
49

Charl
y
87
46

39
21

43
21,5

43
21

37

43

42

Dimas

SD

83
47

87,60
47,20

3,97
1,30

41
21

37
22

40,60
21,30

2,61
0,45

35

37

37

37,80

3,03

50

54,5

48,5

51

49,20

4,59

61

59

65

62

62

61,80

2,17

71

67

71

66

65

68,00

2,83

42

44,5

45

47,5

45

44,80

1,96

Lebar kepala
Lebar panggul
Panjang poplitea
Tinggi lutut / poplitea
Tinggi leher pada posisi duduk

7
14,8
0

0,85

2)

Wanita

Tabel 4.5. Kursi dan Meja Jahit Antropometri Wanita


STATIS
Dimensi yang diukur (cm)
Tinggi kepala pada posisi
duduk
Lebar sisi bahu
Tinggi bahu pada posisi duduk
Lebar bahu bagian atas
Lebar kepala
Lebar panggul
Panjang poplitea
Tinggi lutut / poplitea
Tinggi leher pada posisi duduk

Muz

Rasni

Dini

SD

83

89

82

84,67

3,79

42
57
34
22
36
53
44
68

48
56
28
23
33
60
38
62

46
59
40
20
45
53
44
68

45,33
57,33
34,00
21,67
38,00
55,33
42,00
66,00

3,06
1,53
6,00
1,53
6,24
4,04
3,46
3,46

4. Antropometri Dinamis
a. Pria
Tabel 4.6 Antropometri Dinamis Pria
DINAMIS
Dimensi yang diukur
Sudut lutut
Sudut pinggul terhadap jok
mobil

Haji
r

Halim

Wawan

Dimas

Charl
y

SD

102
72

102
103

75
97,3

97
95

89
105

93,00
94,46

11,38
13,20

b. Wanita
Tabel 4.7 Antropometri Dinamis Wanita
DINAMIS
Muz

Rasni

Dini

SD

Dimensi yang diukur


Sudut Lutut
Sudut pinggul terhadap jok mobil

57
92

72
97

82
103

70,33
97,33

12,58
5,51

5. Perhitungan Persentil
a. Persentil Statis
1) Kursi Antropometri
a) Wanita
1) Tinggi kepala duduk
Dik:
V = 3,7 (Anggota tubuh memanjang (tinggi bada, tinggi
duduk mata))
x

= 84,67 cm

a) Perhitungan
=

V
3,7
x =
84,67=3.13 cm
100
100

b) Persentil 5
P5 =

1.645x

= 84,67 1.645(3,13)
= 82.67 5.15
= 77,52 cm

c) Persentil 50
P50 =

x = 84,67 cm

d) Persentil 95
P95 =

x + 1.645x

= 84,67 + 1.645(3.13)
= 84,67 + 5,15
= 89,81 cm
2) Lebar sisi bahu
Dik:
V = 5,9 (lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x

= 45.33 cm

a. Perhitungan
=

V
5.9
x =
45.33=2.67 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

x 1.645x

= 45.33 1.645(2,67)
= 40,94 cm
c. Persentil 50

P50 =

x = 45.33 cm

d. Persentil 95
P95 =

x + 1.645x

= 45.33 + 1.645(2,67)
= 49,72 cm
3) Tinggi bahu pada posis duduk
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x

= 57.33 cm

a. Perhitungan
=

V
4.6
x =
57.33=2.64 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

x 1.645x

= 57.33 1.645(2,64)
= 52,98 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 57.33 cm

d. Persentil 95
P95 =

x + 1.645x

= 57,33 + 1.645(2,64)
= 61,67 cm

4) Lebar sisi bahu bagian atas


Dik:
V = 5,9 (lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu)
x

= 34,00 cm

a. Perhitungan
=

V
5.9
x =
34,00=2.01 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

x 1.645x

= 34,00. 1.645(2,01)
= 30,69 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 34,00 cm

d. Persentil 95
P95 =

+ 1.645x

= 34,00 + 1.645(2,01)
= 37,31 cm

5) Lebar kepala
Dik:
V = 3.5 (ukuran kepala (panjang, lebar kepala))
x

= 31.33 cm

a. Perhitungan
=

V
3.5
x =
31.33=1. .09 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

x 1.645x

= 31.33 1.645(1.09)
= 29.52 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 31.33 cm

d. Persentil 95
P95 =

+ 1.645x

= 31.33 + 1.645
(1.09)
= 33.13 cm
6) Lebar panggul
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))

= 38,00 cm

a. Perhitungan
=

V
5.9
x =
38,00=2.24 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

1.645x

= 38,00 1.645(2,24)
= 34,32 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 38,00 cm

d. Persentil 95
P95 =

+ 1.645x

= 38,00 + 1.645(2.24)
= 41,68 cm
7) Panjang popliteal
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x

= 55.33 cm

a. Perhitungan
=

V
4.6
x =
55.33=2.55 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

x 1.645x

= 55.33 1.645(2.55)
= 51,13 cm

c. Persentil 50
P50 =

x = 55.33 cm

d. Persentil 95
P95 =

x + 1.645x

= 55.33 + 1.645(2.55)
= 59,52 cm
8) Tinggi lutut/popliteal
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek)
x

= 42,00 cm

a. Perhitungan
=

V
4.6
x =
42,00=1,93 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

1.645x

= 42,00 1.645(1,93)
= 38,83 cm

c. Persentil 50
x = 42,00 cm

P50 =

d. Persentil 95
P95 =

x + 1.645x

= 42,00 + 1.645(1,93)
= 45,17 cm
9) Tinggi leher duduk
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x

= 66.00 cm

a. Perhitungan
=

V
4.6
x =
66,00=3,04 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

1.645x

= 66,00 1.645(3,04)
= 61,00 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 66,00 cm

d. Persentil 95
P95 =

x + 1.645x

= 66,00 + 1.645(3,04)
= 71,00 cm

b) Laki-laki
1) Tinggi kepala pada pada posisi duduk
Dik:
V = 3,7 (Anggota tubuh memanjang (tinggi bada, tinggi
duduk mata))
x

= 87.60 cm

a. Perhitungan
=

V
3,7
x =
87.60=3,24 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

1.645x

= 87,60 1.645(3,24)
= 82,27 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 87,60 cm

d. Persentil 95
P95 =

+ 1.645x

= 87.60 + 1.645(3,24)
= 92,93 cm

2) Lebar sisi bahu


Dik:
V = 5,9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x

= 47.20 cm

a. Perhitungan
=

V
5.9
x =
47.20=2,78 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

x 1.645x

= 47.20 1.645(2,78)
= 42,63 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 47.20 cm

d. Persentil 95
P95 =

+ 1.645x

= 47.20 + 1.645(2,78)

= 51,77 cm
3) Tinggi bahu pada posisi duduk
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x

= 40,60 cm

a. Perhitungan
=

V
4.6
x =
40,60=1.87 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

x 1.645x

= 40,60 1.645(1.87)
= 37,52 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 40.60 cm

d. Persentil 95
P95 =

+ 1.645x

= 40.60 + 1.645(1.87)
= 43,68 cm
4) Lebar sisi bahu bagian atas
Dik:
V = 5,9 (lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu)
x

= 21.30 cm

a. Perhitungan
=

V
5.9
x =
21.30=1.26 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

x 1.645x

= 21,30. 1.645(1,26)
= 19,23 cm
c. Persentil 50
x = 21.30 cm

P50 =

d. Persentil 95
x + 1.645x

P95 =

= 21,30 + 1.645(1,26)
= 23,37 cm
5) Lebar kepala
Dik:
V = 3.5 (ukuran kepala (panjang, lebar kepala))
x

= 23,67 cm

a. Perhitungan
=

V
3.5
x =
23,67=0,83 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

x 1.645x

= 23,67 1.645(0,83)
= 22,30 cm

c. Persentil 50
P50 =

x = 23,67 cm

d. Persentil 95
P95 =

x + 1.645x

= 23,67 + 1.645(0,83)
= 25,03 cm
6) Lebar panggul
Dik:
V = 5.9 (Anggota tubuh memanjang (tinggi bada, tinggi
duduk mata))
x

= 49.20 cm

a. Perhitungan
=

V
5.9
x =
49.20=2.90 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

1.645x

= 49,20 1.645(2.90)

= 44,43 cm
c. Persentil 50
P50 =

x = 49.20 cm

d. Persentil 95
P95 =

x + 1.645x

= 49.20 + 1.645(2.90)
= 53,97 cm
7) Panjang politeal
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x

= 61.80 cm

a. Perhitungan
=

V
4.6
x =
61,80=2.84 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

1.645x

= 61,80 1.645(2.84)
= 57,13 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 61.80 cm

d. Persentil 95
x + 1.645x

P95 =

= 61.80 + 1.645(2.84)
= 66,47 cm

8) Tinggi lutut/popliteal
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek)
x

= 68.00 cm

a. Perhitungan
=

V
4.6
x =
68.00=3.13 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

1.645x

= 68.00 1.645(3.13)
= 62,85 cm
c. Persentil 50
P50 =

= 68.00 cm

d. Persentil 95
P95 =

+ 1.645x

= 68.00 + 1.645(3.13)
= 73,15 cm

9) Tinggi leher pada pada posisi duduk


Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x

= 44.80 cm

a. Perhitungan
=

V
4.6
x =
44.80=2,06 cm
100
100

b. Persentil 5
P5 =

1.645x

= 44,80 1.645(2,06)
= 41,41 cm
c. Persentil 50
x

P50 =

= 44.80 cm

d. Persentil 95
P95 =

+ 1.645x

= 44.80 + 1.645(2,06)
= 48.19 cm
b. Persentil Dinamis
1) Wanita
a. Sudut Lutut
1. Persentil 5

5
(xmax xmin) + xmin
100

P5 =

5
(82 57) + 57
100

= 0.05 (25) +57


= 1,25 + 57
= 58,250
2. Persentil 50
P50 =

= 70,330
3. Persentil 95
P95 =

95
(xmax xmin) + xmax
100

95
(82 57) + 57
100

= 0.95 (25) + 57
= 23,75 + 57
= 80,750
b. Sudut pinggul terhadap jok mobil
1. Persentil 5
P5 =

5
(xmax xmin) + xmin
100
5
(103 92) + 92
100

= 0.05 (11) +92


= 0,55 + 92
= 92,550
2. Persentil 50
P50 =

= 97,330

3. Persentil 95
P95 =

95
(xmax xmin) + xmax
100
95
(103 92) + 92
100

= 0.95 (11) + 92
= 10,45 + 92
= 102,450
2) Laki-laki
a. Sudut Lutut
1. Persentil 5
P5 =

5
(xmax xmin) + xmin
100
5
(102 75) + 75
100

= 0.05 (27) +75

= 1,35 + 75
= 76.350
2. Persentil 50
P50 =

= 92.000

3. Persentil 95
P95 =

95
(xmax xmin) + xmax
100

95
(102 75) + 75
100

= 0.95 (27) + 75
= 25.65 + 75
= 100,650
b. Sudut pinggul terhadap jok mobil
1. Persentil 5
P5 =

5
(xmax xmin) + xmin
100
5
(105 72) + 72
100

= 0.05 (33) +72


= 1.65 + 72
= 73.650
2. Persentil 50
P50 =

= 93,330

3. Persentil 95
P95 =

95
(xmax xmin) + xmax
100
95
(105 72) + 72
100

= 0.95 (33) + 72
= 31.35 + 72
= 105,350

B. Pembahasan
1. Pembahasan Umum
a) Analisa Perancangan
Berdasarkan hasil pengolahan data antropometri yang telah dilakukan,
maka didapatkan hasil persentil yang terdiri dari 5 data sampel
pengukuran dengan rincian 5 Pria wanita sebagai berikut:
Tabel 4.5. Jok Mobil Pria
STATIS
Dimensi yang diukur (cm)
Tinggi kepala pada posisi
duduk

Charl
Hajir
85

Wawan
93

Halim
90

y
87

Dimas

SD

83

87,6
0

3,97

Lebar sisi bahu


Tinggi bahu pada posisi

46

48

49

46

47

39

43

43

41

37

21

21,5

21

21

22

37

43

35

37

37

42

51

54,5

48,5

51

61

59

65

62

62

71

67

71

66

65

42

45,5

45

47,5

45

47,2
0
40,6
0

1,30

21,3
0
37,8
0
49,4
0
61,8
0
68,0
0
45,0
0

0,45

2,61

duduk
Lebar bahu bagian atas
Lebar kepala
Lebar panggul
Panjang popliteal
Tinggi lutut / poplitea
Tinggi leher pada posisi
duduk

b) Ukuran dan Design Struktur Produk

3,03
4,66
2,17
2,83
1,97

Gambar 3D

Keterangan :
A. Tinggi kepala duduk (pesentil 90o)
B. Tinggi leher duduk (persentil 50o)
C. lebar bahu (persentil 90o)
D. lebar bahu bagian atas (persentil 90o)
E. Lebar kepala (persentil 90o)
H. lebar panggul(persentil 90o)
I. lebar popliteal (persentil 50o )
J. Tinggi bahu duduk (persentil 50o)

c) Prinsip Perancangan Produk


Dalam Perancangan Produk Terdapat 3 prinsip data antropometri.
Ukuran yang kami jelaskan di sebelumnya, kami menggunakan prinsip
perancangan produk dengan rentang ukuran tertentu. Karena semua
orang yang memiliki dimensi tubuh yang besar maupun yang kecil bisa
menggunakan produk ini. Adapun dimensi yang mengunakan persentil
90o yaiu tinggi kepala duduk, lebar sisi bahu, lebar bahu bagian atas,
lebar kepala, dan lebar pinggul. Sedangkan dimensi tubuh yang
berukuran 50o atau ukuran rata-rata yaitu tinggi leher duduk, lebar
popliteal dan tinggi bahu duduk. Alasan menggunakan ukuran ekstrim
adalah sebagian besar data antropometri yang didapatkan karena
produk jok mobil itu digunakan oleh konsumen umum dan memiliki
standar deviasi yang besar, hanya ada beberapa data pengukuran yang
memiliki standar deviasi yang cukup rata-rata, Sehingga data ektrim
yang didapatkan cukup merepresentasikan penyebaran data pada
desain produk kami

2. Pembahasan Khusus
a. Perbandingan Fat Ratio pada Hasil Pengukuran LOT Digital Mini
Handheld BMI Tester Body Fat dan Skindfold Caliper memiliki
perbedaan sebagai berikut.

Tabel X. Perbandingan Hasil Pengukuran Fat Ratio Digital dan Manual


No.

Nama

Digital

Manual

Hajir

11,20

3,49

Halim

24,80

4,37

Wawan

20,90

4,79

Dimas

11,60

3,79

Charly

7,50

3,20

30
25

24.8
20.9

20
15
11.2

11.6

10
3.49
5
0
Hajir

7.5
4.37

4.79

Halim

Wawan
Digital

M anual

3.79

3.2

Dimas

Charly

Gambar X. Grafik Perbandingan Hasil Pengukuran Fat Raito Digital dan Manual

Berdasarkan gambar grafik di atas kita dapat mengimpulkan, bahwa


terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada hasil pengukuran Fat Ratio pada
pria antara pengukuran menggunakan Skindfold Caliper dengan menggunakan
LOT Digital Mini Handheld BMI Tester Body Fat. Hal ini bisa disebabkan
karena adanya kesalahan ketika proses pengukuran dilakukan, seperti ketepatan
titik pengukuran maupun saat dilakukannya pengolahan data.

b. Jurnal Antropometri Design Produk

REVIEW JURNAL
Pengukuran Antropometri Murid Taman Kanak-Kanak
Sebagai Acuan Perancangan Kursi Anak yang Ergonomis
Studi Kasus di Taman Kanak-Kanak Swasta X
Penggunaan data antropometri dalam sebuah perancangan produk
bertujuan supaya produk hasil rancangan dapat digunakan oleh pemakai
produk dengan nyaman. Sebagian besar produk rancangan menggunakan
acuan data antropometri orang dewasa yang diambil dari buku berjudul
Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, karangan Eko Nurmianto.
Suatu produk yang ergonomis sudah pasti akan memberi
kenyamanan kepada penggunanya. Kondisi ergonomis sebuah produk
ditentukan sejak perancangan. Pada tahap perancangan kondisi ideal
pengguna ketika menggunakan produk dianalisis terlebih dahulu,
kemudian setelah kondisi kerja ideal sudah ditentukan, dimensi produk
yang sesuai dengan kondisi kerja ideal dapat ditetapkan.

Penelitian bertujuan menetapkan data antropometri anak untuk


perancangan kursi anak-anak di sebuah taman kanak-kanak. Perhitungan
persentil akan membagi data menjadi 5%, 50% dan 95%. Asumsi tinggi
tumit sepatu anak 1.5 cm. Sebuah perancangan sederhana kursi anak akan
menggambarkan penggunaan data antropometri yang sudah didapat.
Eko Nurmianto (Nurminato, 2004) menggunakan istilah The
Fallacy of The Average Man or Average Woman. Istilah tersebut
menyatakan bahwa merupakan suatu kesalahan dalam perancangan tempat
kerja atau produk jika hanya berdasar pada dimensi yang hipotesis, yaitu
dengan menganggap semua dimensi adalah nilai rata-rata.
Data diperoleh dengan mengukur langsung anak-anak berusia 5-6
tahun di Taman Kanak-Kanak, dengan komposisi 57 anak TK-A dan 67
anak TK-B. Data yang diukur disesuaikan dengan kebutuhan perancangan,
meliputi:
1. Tinggi Duduk Tegak (TDT)
2. Tinggi Bahu Duduk (TBhD)
3. Tinggi Popliteal (TPo)
4. Pantat Popliteal (PPo)
5. Lebar Bahu (LBh)
6. Lebar Pinggul (LP)
Demikian telah diperagakan perancangan kursi anak sederhana usia
5-6 tahun yang ergonomis dengan menggunakan data antropometri anak
hasil pengukuran di sebuah TKK swasta di Bandung. Ilustrasi dari

rancangan kursi dapat dilihat pada gambar 3. Data TDT tidak digunakan
dalam perancangan dan dicantumkan untuk menjadi contoh pengolahan
data antropometri. Antropometri anak hasil pengukuran hanya mewakili
kondisi fisik anak-anak di sekolah tersebut, tetapi jika ingin digunakan
untuk keperluan perancangan di tempat lain, di Indonesia, bisa
diasumsikan mendekati kondisi fisik anak-anak di Indonesia karena
sampel diambil dari populasi penduduk Indonesia. Peningkatan
kenyamanan perlu dipertimbangkan mengingat semakin nyaman sebuah
kursi akan membuat penggunanya dapat duduk dalam waktu yang lama.
Contoh kursi yang perlu penambahan kenyamanan adalah kursi
kendaraan dan kursi bioskop.

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Data dimensional manusia yang digunakan dalam perancangan produk
kursi jok mobil adalah sebagai berikut:
a) Antropometri statis yang terdiri dari:
1) Tinggi kepala duduk
2) Lebar sisi bahu
3) Tinggi bahu pada posis duduk
4) Lebar sisi bahu bagian atas
5) Lebar kepala
6) Lebar panggul
7) Panjang popliteal
8) Tinggi lutut/popliteal
9) Tinggi leher pada pada posisi duduk
b) Antropometri dinamis yang terdiri dari:
1) Sudut pinggul
2) Sudul lutut
2. Alat - alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran antropometri
adalah sebagai berikut:
a) Pita pengukur untuk menggukur tinggi badan manusia.

b) Timbangan digital untuk mengukur berat badan manusia.


c) Kursi antorpometri untuk mengukur antopometri statis manusia pada
saat duduk. Bisa juga digunakan untuk mengukur antropometri
dinamis dengan menggunakan alat bantuan berupa mistar derajat dan
pita pengukur.
d) Handgrip dynamometer digunakan untuk mencari tangan yang
dominan dari manusia, dengan cara mengatur usia pada alat kemudian
menarik gagangnya menggunakan tangan kanan hingga 3 kali, setelah
itu pindah ke tangan kiri sebanyak 3 kali.
e) LOT Digital Mini Handheld BMI Tester Body Fat digunakan untuk
mencari tingkat Fat Ratio dan BMI pada manusia secara digital,
dengan cara mengatur usia, tinggi badan, dan berat badan pada alat
kemudian memegang gagannya menggunakan kedua tangan lalu alat
tersebut diangkat hingga kedua tangan tegak lurus dengan tubuh yang
berdiri.
f) Skinfold caliper digunakan untuk mencari tingkat Fat Ratio pada
manusia secara manual, dengan cara mengukur tebal jaringan lemak
pada beberapa titik yang telah ditentukan yaitu bawah dada, perut,
pinggang, punggung, paha, lengan atas, dan bawah lengan.
3. Metode yang digunakan untuk melakukan pengolahan data antropometri
adalah metode statistik dengan cara mencari nilai rata-rata dan standar
deviasi dari keseluruhan data kemudian mencari persentil 5, 50, dan 95
dari masing-masing data antropometri yang diambil.

4. Hasil perhitungan persentil 5, 50, dan 95 antopometri yang didapatkan


digunakan untuk menentukan prinsip perancangan produk atau stasiun
kerja yang terbagi dalam 3 jenis prinsip yaitu ukuran ekstrim dengan
menggunakan persentil 5 atau 95, rantang ukuran menggunakan persentil 5
sampai 95, dan ukuran rata-rata menggunakan persentil 50.
B. SARAN
1. Saran untuk laboratorium
Semoga lab kedepannya lebih bagus dari ini
2. Saran untuk asisten
a) Indrawati
Hal hal yang berkaitan dengan praktikum mohon jangan mempersulit
praktikan, jika tidak pernah dipersulit jangan mempersulit.
b) Wilvi Febrianti
Sering seringlah datang menjalankan tugas sebagai asisten sebagai
bentuk tanggung jawab moral.

DAFTAR PUSTAKA
1. Nakmami.files.wordpress.com/2011/12/ergonomi1.doct)
2. Sanclers dan MC.Crowak: Human Factor Engineering and Design,
NewYork : MCGraw Hill Book.1987
3. http://ergobiologi.blog.wordpress.com/2012/05/10/ergonomimesin-desainanthropometri.html
4. Wignjosoebroto, Sritomo.2008.Ergonomi studi Gerak dan Waktu.Surabaya:
ITS

Anda mungkin juga menyukai