Anda di halaman 1dari 21

https://kimia149.wordpress.

com/2013/03/02/model-molekul/

4.

baterai Nikel Kadmium

Baterai nikel-kadmium merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang


seperti aki,baterai HP, dll. Anoda yang digunakan adalah kadmium,
katodanya adalah nikel danelektrolitnya adalah KOH. Reaksi yang terjadi:
anoda : Cd + 2 OH-Cd(OH)2+ 2e
katoda : NiO(OH) + H2ONi(OH)2+ OHPotensial sel yang dihasilkan sebesar 1,4 volt.
5.

Baterai alkali

Baterai alkali hampir sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan


katodanya samadengan baterai karbon-seng, seng sebagai anoda dan
MnO2 sebagai katoda.Perbedaannya terletak pada jenis elektrolit yang
digunakan. Elektrolit pada bateraialkali adalah KOH atau NaOH. Reaksi
yang terjadi adalah:
anoda: Zn + 2 OH-ZnO + H2O + 2e
katoda: 2MnO2+ H2O + 2e-Mn2O3+ 2OHPotensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan
padabaterai alkali lebih stabil dibanding baterai karbon-seng.
6.

Baterai perak oksida

Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai
arloji,kalkulator, dan alat elektronik lainnya. Anoda yang digunakan adalah
seng,katodanya adalah perak oksida dan elektrolitnya adalah KOH. Reaksi
yang terjadi:
anoda : ZnZn2++ 2 ekatoda : Ag2O + H2O + 2e2Ag + 2 OH-

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,5 volt.


8.

Baterai karbon-seng

Kalau anda memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter, artinya
andamenghubungkannya secara seri. Baterai harus diletakkan secara
benar sehinggamemungkinkan elektron mengalir melalui kedua sel. Baterai
yang relatif murah iniadalah sel galvani karbon-seng, dan terdapat
beberapa jenis, termasuk standarddan alkaline. Jenis ini sering juga
disebut sel kering karena tidak terdapat larutanelektrolit, yang
menggantikannya adalah pasta semi padat.Pasta mangan(IV) oksida (MnO2)
berfungsi sebagai katoda. Amonium klorida(NH4Cl) dan seng klorida
(ZnCl2) berfungsi sebagai elektrolit. Seng pada lapisanluar berfungsi
sebagai anoda.Reaksi yang terjadi :
anoda : ZnZn2++ 2 ekatoda : 2MnO2+ H2O + 2e-Mn2O3+ 2OHDengan menambahkan kedua setengah reaksi akan membentuk reaksi
redoksutama yang terjadi dalam sel kering karbon-seng.
Zn + 2MnO2+ H2OZn2++ Mn2O3+ 2OHBaterai ini menghasilkan potensial sel sebesar 1,5 volt. baterai ini bias
digunakanuntuk menyalakan peralatan seperti senter, radio, CD player,
mainan, jam dansebagainya.
1. The Dry Cell Battery
Dikenal dengan istilah sel Leclanche atau batu baterai kering. Pada batu
baterai kering, logam seng berfungsi sebagai anoda. Katodanya berupa
batang grafit yang berada di tengah sel. Terdapat satu lapis mangan
dioksida dan karbon hitam mengelilingi batang grafit dan pasta kental yang
terbuat dari amonium klorida dan seng (II) klorida yang berfungsi sebagai
elektrolit. Potensial yang dihasilkan sekitar 1,5 volt.
Reaksi selnya adalah sebagai berikut :

Katoda (+) : 2 NH4+(aq) + 2 MnO2(s) + 2 e- > Mn2O3(s) + 2 NH3(aq)


+ H2O(l) (1)
Anoda (-) : Zn(s) > Zn2+(aq) + 2 e- .. (2)
Reaksi Sel : 2 NH4+(aq) + 2 MnO2(s) + Zn(s) > Mn2O3(s) + 2
NH3(aq) + H2O(l) + Zn2+(aq) .. [(1) + (2)]
Pada batu baterai kering alkalin (baterai alkalin), amonium klorida yang
bersifat asam pada sel kering diganti dengan kalium hidroksida yang
bersifat basa (alkalin). Dengan bahan kimia ini, korosi pada bungkus logam
seng dapat dikurangi.

http://fisika-so.blogspot.com/p/bio-listrik.html

Kulit
Pisang
Alternatif

Sumber

Energi

Energi alternatif merupakan sumber energi yang


dihasilkan dari bahan-bahan yang belum pernah
dimanfaatkan secara luas. Saat ini, penelitian mengenai
energi alternatif lebih dititik beratkan kepada energi
alternatif yang menggunakan bahan-bahan alami dan
bersumber dari alam. Menurut Sutikno (2008) elektrolit
dalam batu baterai bersifat asam, sehingga buah yang
bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna
Pratama (2007) menambahkan, bahwa selain jeruk dan
apel, buah lain dapat juga menghasilkan listrik.
Percobaan Wasis Sucipto, S.Pd (2007) membuktikan
bahwa kulit pisang dan jeruk dapat digunakan sebagai
sumber arus listrik searah. Hal tersebut menimbulkan
permasalahan, antara lain : Bagaimanakah performa

(voltase
dan
ketahanan)
baterai
kering
yang
menggunakan bahan baku dari kulit pisang? dan
Bagaimanakah pengaruh jenis kulit pisang terhadap
performa baterai ?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai kering
dengan elektrolit kulit pisang adalah 1,24 volt. Dan
ketahanan dalam jam dinding rata-rata selama 5 hari 6
jam (135 jam). Kontruksi baterai kering kulit pisang sama
dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada
elektrolitnya. Kulit pisang mengandung beberapa mineral
yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam
jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+).
Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang
mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi
antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat
membentuk kalium klorida atau KCl. Menurut Drs. Asep
Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu
terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang juga
mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg)
dapat bereaks dengan diklorida dan menjadi elektrolit
kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah
pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn)
yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan
Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga
mineral yang paling berperan dalam menghantarkan
listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi
dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium
dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan
menyimpan arus listrik searah. Hasil penelitian juga

menunjukkan, baterai kontrol mampu bertahan lebih dari


7 hari sedangkan baterai kulit pisang hanya kurang dari 6
hari. Hal ini disebabkan baterai kontrol memiliki senyawa
yang berfungsi sebagai depolarisasi. Senyawa yang
digunakan adalah mangandioksida. Walaupun pisang juga
mengandung mangan, namun jumlahnya hanya 0,6 mg
per 100 g. Disamping itu setiap reaksi dalam baterai
mengalami suatu proses polarisasi akibat adanya gas
hidrogen yang terlepas. Pisang dan terutama kulit pisang
mengandung lebih dari 60 % kadar air (H20), yang dapat
terlepas apabila terjadi suatu reaksi kimia. Sehingga
kemungkinan terjadinya polarisasi sangat besar. Hal
tersebut yang mengakibatkan perbedaan ketahanan
antar baterai kulit pisang dan baterai kontrol cukup besar.
Sedangkan diantara ketiga jenis pisang, maka pisang
susu yang memiliki ketahanan tertinggi. Namun karena
selisih ketahanan diantara pisang susu dan jenis pisang
lain kurang dari 24 jam, maka bisa dikatakan bahwa
ketahanan di antara ketiga jenis pisang tidak memberikan
perbedaan yang signifikan. Data pelengkap lain, berupa
data berat bersih baterai menunjukkan bahwa rata-rata
kulit pisang yang digunakan sebesar 3,3 gram per
baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-rata 27 gram
per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang mampu
dijadikan kurang lebih 8 baterai. Hal ini merupakan
keunggulan lain dari baterai kering dari kulit pisang.
Kesimpulan dari penelitian diatas adalah Baterai kering
yang menggunakan bahan baku kulit pisang memiliki
rata-rata voltase 1,2 V dan ketahanan rata-rata 5 hari 7

jam dan diantara ketiga jenis pisang tidak memberikan


perbedaan performa (voltase dan ketahanan) yang
signifikan.
http://karyailmiahpelajar26.blogspot.com/2013/02/kulit-pisang-sebagai-bahan-bakubaterai_26.html

Karya tulis ilmiah


Karya ilmiah ini adalah hasil pemikiran saya sendiri, tapi masih di bantu oleh Bunda sih, yang
kebetulan dia adalah guru di sekolah ku sendiri yang mengajar Fisika :). Dan saya rasa karya ilmiah
itu adalah hasil dari pemikiran seseorng yang telah di buat dan di tuangkan dalam tulisan
berdasarkan penelitian ilmiah yang telah di teliti oleh penelitinya dalam jangka waktu tertentu.
Dan di sini saya mau memperlihatkan hasil karya tulis saya yang berjudul "Kulit pisang sebagai
pasta pengganti baterai kering ramah lingkungan", tapi sebelumnya saya akan menjelaskan sedikit
tentang karya tulis saya ini. Pasti Anda sudah tidak asing dengan beragam tumbuhan pisang, nah
apakah Anda tau bahwa kulit pisang berpotensi menjadi pengganti pasta baterai kering ramah
lingkungan, dan pasti di otak Anda langsung berfikir "kok bisa ya,mengapa kulit pisang bisa menjadi
pengganti pasta baterai?" nah mengapa kutit pisang saya katakan berpotensi menjadi pengganti
pasta baterai kering ramah lingkungan, karena yang saya ketahui bahwa di dalam kulit pisang
mengandung magnesium (mg), garam sodium dan yang paling banyak adalah kalium, baik mg,
garam sodium dan kalium ini termasuk logam dan di mana yang saya ketahui logam adalah
penghantar elektrolit yang kuat. Namun sayangnya kebanyakan manusia jarang berpikir

untuk mendaur ulang (recycle) kebutuhan-kebutuhan yang sudah mereka konsumsi,


melainkan mereka hanya membuang limbahnya begitu saja,tanpa berfikir untuk
memanfaatkannya.Ibarat sebuah pepatah habis manis sepah dibuang. Ibarat
tersebut tak jauh berbeda ketika kita mengkonsumsi buah pisang,kemudian
membuang limbah kulitnya disembarang tempat.Jarang sekali orang berfikir untuk
memanfaatkan kembali limbah kulit pisang tersebut ,padahal tanpa kita sadari sebenarnay kulit

pisang berpotensi menjadi baterai kering ramah lingkungan.


Oh iya karya tulis ilmiah saya ini alhamdulillah pernah mendapatkan juara 1 di
tingkat kabupaten dan juara 3 di tingkat provinsi hehehhee, dan inilah hasil karya

tulis ilmiah saya, silahkan di baca dan semoga bermanfaat tentunya:)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Saat ini, sebagian besar kebutuhan akan energi listrik dipenuhi oleh sumber energi yang kurang
layak. Sumber energi listrik yang berasal dari batu bara dan mesin disel dengan bahan bakar solar
tidak layak karena menimbulkan polusi udara, dan sumbernya bukanlah yang dapat diperbaharui
dalam waktu singkat. Kedua sumber energi tersebut dapat habis dalam jangka waktu yang mungkin
tak lama lagi.
Alam semesta menyediakan berbagai kebutuhan manusia. Kebutuhan tersebut, dibutuhkan
manusia untuk melangsungkan dan memenuhi segala tuntutan hidup. Manusiapun mulai berpikir
untuk memanfaatkan kekayaan alam guna memenuhi kebutuhan hidup mereka. Seringnya manusia
menggunakan otaknya untuk berpikir, maka semakin cerdaslah pikiran manusia untuk mengolah dan
memanfaatkan alam semesta ini. Namun kecerdasan itu membuat manusia terlupa akan kebutuhan
yang diberikan alam terbatas, sedangkan manusia menggunakannya tanpa batas.
Kebanyakan manusia jarang berpikir untuk mendaur ulang (recycle) kebutuhan-kebutuhan yang
sudah mereka konsumsi, melainkan mereka hanya membuang limbahnya begitu saja,tanpa berfikir
untuk memanfaatkannya.Ibarat sebuah pepatah habis manis sepah dibuang. Ibarat tersebut tak jauh
berbeda ketika kita mengkonsumsi buah pisang,kemudian membuang limbah kulitnya disembarang
tempat.Jarang sekali orang

2
berfikir untuk memanfaatkan kembali limbah kulit pisang tersebut ,padahal tanpa kita
sadari sebenarnay kulit pisang berpotensi menjadi baterai kering ramah lingkungan.
Kata baterai mungkin sudah tidak asing didengar,namun baterai dan kulit pisang mungkin baru
sekali didengar.Baterai adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan tenaga listrik.Baterai
sebagai sumber energi alat-alat elektronik seperti jam dinding,radio,senter dan alat-alat elektronik
lainnya. Begitu banyaknya peranan baterai bagi kehidupan manusia,namun tidak dapat dipungkiri
juga bahwa baterai yang kita gunakan sehari-hari sangat berbahaya baik untuk kita maupun alam
sekitar.
Baterai mengandung berbagai macm logam berat seperti : merkuri,mangan, timbal,nikel,lithium
dn kadmium. Jika baterai dibuang sembarangan,maka logam berat yang terkandung didalamnya
mencemari air dan tanah serta membahayakan bagi kesehatan .
Limbah baterai tidak hanya berbahaya bagi manusia,tetapi juga membahayakan sumber daya
alam,karena mengandung logam berat dan elektrolit korosif yang dapat mencemari tanah dan air.
Jika limbah baterai dicampur dengan limbah padat lainnya dari waktu kewaktu kandungan
berbahaya di dalamnya dapat mengancam kehidupan ikan,tanaman,perusakkan lingkungan dan
secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia.
Peristiwa seperti ini apabila dibiarkan berlarut-larut bukan hanya kesehatan kita yang dirugikan
,tetapi alam juga ikut merasakan kerugian tersebut. Jadi harus ada pengganti bahan kimia
gtersebut,salah satunya pengembangan potensi-potensi kulit buah sebagai baterai ramah
lingkungan.
3
Limbah kulit pisang memiliki banyak manfaat,seperti bahan pembuatan pasta pada baterai. Cara
membuat pasta dari kulit pisang cukup mudah dan pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai
pengganti pasta baterai sangat bermanfaat bagi masyarakat. Hal inilah yang melatar belakangi
penelitian tentang potensi kulit pisang (Musa paradisiaca) sebagai baterai kering ramah lingkungan

dan untuk memanfaatkan kekayaan alam disekitar untuk mengurangi dampak krisis energi, selain
itu melimpahnya pohon pisang di Barabai yang belum dimanfaatkan secara maksimal menarik
penulis untuk melakunan inovasi dengan memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bahan
pengganti pasta dalam baterai.
1.2. Rumusan Masalah.
Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah kulit pisang memiliki potensi menjadi baterai ramah lingkungan ?
2. Apakah jenis kulit pisang berpengaruh terhadap pembuatan bahan baku baterai
kering ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apakah kulit pisang memiliki potensi menjadi baterai ramah
lingkungan.
2. Mengetahui apakah jenis kulit pisang berpengaruh terhadap pembuatan bahan
baku baterai kering .

4
1.4 Manfaat Penelitian
Karya tulis ilmiah yang dibuat dapat dimanfaatkan, sebagai :
1. Bagi penulis, untuk menambah pengalaman dalam membuat karya tulis.

2. Bagi institusi (sekolah), sebagai bahan referensi untuk perpustakaan sekolah.


3. Bagi masyarakat, sebagai pedoman atau ajakan untuk dapat mengelola limbah
kulit pisang menjadi baterai kering yang ramah lingkungan.

1.5 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini, masalah yang dibahas adalah seputar bagaimana memanfaatkan sumber
daya alam yang melimpah,khususnya sumber daya hasil olahan manusia saat ini hanya dianggap
sebagai limbah dapat dimanfaatkan menjadi sebuah teknologi yang bermanfaat bagi kelangsungan
hidup manusia dalam hal energi yang berkelanjutan.
Pokok dari permasalahan penelitian ini adalah cara pemanfaatan limbah kulit pisang yang
apabila isinya sudah habis dimakan,maka kulitnya dibuang. Oleh karena itu penulis melihat prosfek
yang bagus bagi limbah tersebut untuk dijadikan sebagai energi listrik pengganti baterai yang sudah
yang sudah tidak dapat difungsikan lagi atau mati . Untuk mendapatkan hasil penelitian yang bagus
tentunya diperlukan riset yang panjang,sehingga penulis membatasi pokok penelitian ini hanya
sampai pada pembuatan bahan baku baterai kering yang ramah lingkungan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Pisang

Pohon pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yaang tidak mengenal musim, selalu
berkembang setiap waktu. Pohon pisang selalu melakukan regenerasi melalui tunas-tunas yang
tumbuh pada bonggolnya.Cara itulah pohon pisang mempertahankan eksitensinya untuk
memberikan manfaat kepada manusia. Hampir seluruh bagian dari tanaman pisang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari bonggol, batang, daun, buah, bunga sampai
kekulit pisang. Berikut ini manfaat dari setiap bagian pohon pisang :
- Bonggol (umbi batang pisang ).
Dibeberapa daerah, bonggol batang pisang yang muda dapat dimanfaatkan untuk sayur dan keripik
pisang.
- Batang
Batang pisang banyak dimanfaatkan masyarakat,terutama pada bagian yang mengandung
serat.Bagian ini dimanfaatkan sebagai pembungkus untuk bibit tanaman sayur dan apabila
dikeringkan dan diolah lebih lanjut dapat digunakan sebagai tali pda pengolahan tembakau, untuk
kompos dan dijadikan bahan baku pembuat kertas.

5
6
- Daun
Masyarakat pedesaan memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus makanan,biasanya
membungkus kue-kue tradisional dan pembungkus nasi dan dimanfaatkan juga sebagai pakan
ternak seperti sapi, kambing dan kerbau.
- Buah

Buah pisang selain dimanfaatkan sebagai sumber vitamin dan mineral juga dapat dimanfaatkan
menjadi produk olahan antara lain pisang sale, tepung pisang, sari buah, buah dalam sirup, keripik
pisang dan berbagai olahan kue moderen dan tradisional. Buah pisang mengandung vitamin C, B
kompleks,

B6.

Pisang

bisa

menjadi

pengganti

makanan

pokok,

sehingga

mengurangi

ketergantungan rakyat Indonesia terhadap beras.


- Bunga
Bunga pisang disebut juga jantung pisang, karena bentuknya seperti jantung. Biasanya
dimanfaatkan untuk membuat sayur,karena kandungan protein dan vitaminnya. Selain dibuat
sebagai sayur bunga pisang dapat juga dijadikan manisan dan acar.
- Kulit buah
Kulit buah ini biasanya digunakan senagai bahan pakan ternak, namun seiring berjalannya waktu
limbah kulit pisang ini tidak lagi digunakan sebagai pakan ternak melainkan sebagai energi listrik
yang ramah lingkungan.

Gambar : Tanaman pisang (Musa paradisiaca)


Pisang diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi
: Spermatophyta(menghasilkan biji)
Sub Divisi
: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Ordo
: Zingiberales
Family
: Musaceae (suku pisang-pisangan)
Genus
:Musa
Spesies
: Musa paradisiaca
2.1.1 Daerah Penyebaran
Menurut ahli sejarah dan botani,bahwa asal mula tanaman pisang adalah Asia Tenggara yang
oleh penyebar agama Islam dsebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah.Asia
Tenggara termasuk Indonesia disebut sebagai sentral asal
8
tanaman pisang. Selanjutnya pisang menyebar keseluruh dunia, meliputi daerah teopis dan
suptropis.Dimulai dari Asia Tenggara , ke Timur melalui Laut Teduh sampai ke Hawai. Selain itu juga
kebarat melalui Samudera Atlantik, kepulauan kenari sampai ke benua Amerika. Tanaman pisang
kini telah menjadi tanaman dunia karena terebar keseluruh penjuru dunia.Negara-negara penghasil
pisang yang terkenal diantarnya Brazil, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia,
Columbia, Meksiko, Venezuela, dan hawai. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor
empat di dunia.
2.2 Prospek Baterai Pisang

Pisang secara tradisional tidak dibudidayakan secara intensif,hanya sedikit yang dibudidayakan
secara insentif dan besar-besaran dalam perkebunan monokultur.
Potensi dari tanaman pisang ini terdapat hampir diseluruh bagian tanaman, namun potensi yang
terbesar ada pada bagian kulit pisang. Kulit pisang mempunyai potensi menjadi bahan dasar
pembuatan baterai ramah lingkungan. Setelah melalui proses panjang, kulit pisang ini akan
menghasilkan mineral yang berfungsi sebagi elektrolit (pengganti pasta pada baterai). Elektrolit
inilah yang nantinya akan menghasilkan arus listrik dalam batu baterai.
Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga buah yang bersifat
asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007) menembahkan, bahwa selain
buah apel, jeruk buah lain yang dapat menghasilkan listrik adalah kulit pisang, seperti percobaan
yang dilakukan oleh wasis Sucipto, S.Pd (2007)
9
yang membuktikan bahwa kulit pisang dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah.
2. 3 Teori Dasar Sel Listrik
Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap sel baterai terdiri atas elektroda yang berbeda
dipisah satu sama lain dalam cairan penghantar yang disebut elektrolit. Masing-masing elektroda
memiliki sistem sendiri dan menghasilkan potensial yang beda. Perbedaan potensial di antara
keduanya disebut elektromotive force.
Energi kimia yang dihasilkan dari reaksi sel merupakan sumber listrik yang disuplai baterai ketika
digunakan. Zat-zat periaksi dalam sel sekunder secara lengkap dan efisen dapat dikembalikan ke
keadaan asalnya dengan memberkan arus listrik dengan arah yang berlawanan, tetapi dalam sel
primer hal ini tidak mungkin atau hanya sebagian saja. Hanya jenis tertentu saja dari baterai primer
yang dapat diperbaharui, yaitu dengan cara menggati elektroda dan slektrolotnya.
Ketika dua terminal sel dihubungkan dengan sirkuit luar dan kabel, arus yang mengalir
proporsional dengan besarnya emf dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan baterai dan
sirkuit luar. Arus mengalir melewati elektrolit oleh partikel muatan yang disebut ion dan melewati

bagian logam dari sirkui oleh elektron. Reaksi kimia terjadi pada permukaan elektroda di mana
terjadi perubahan dari konduksi elektronik menjadi konduksi ionik dan sebaliknya.
Material katodik biasanya terbuat dari senyawa kimia seperti, PbO2, MnO2,NiO2, CuCl,
atau AgCl. Mereka adalah agens depolarisasi. Dicirikan dengan mudahnya
10
menerima elektron, akibatnya tingkat oksidasinya turun. Dilain pihak magterial anodik, biasanya
logam seperti Pb, Fe, Cd, Mg atau Zn. Sifatnya mudah melepas elektron membentuk ion positif
dalam elektrolit. Reaksi ini disebut oksidasi.
Reaksi reduksi dan oksidasi disertai dengan perubahan kimia. Mungkin juga terdapat perubahan
di dalam elektrolit. Perubahan tersebut mengikuti hukum Faraday tentang elektrosis. Ketika baterai
mensuplai arus listrik dikatakan baterai tersebut sedang di-dicharge. Perubahan dari energi kimia ke
energi listrik berlangsung menurut hukum termodinamika.
Elektrolit yang menyediakan konduksi ionik antar elektroda harus disesuaikan dengan bahan
katoda adan anoda. Dalam elektrolot perlu adanya jumlah asam yang berlebihan dibandingkan
jumlah yang diperlukan secara teoritis, kalau tidak ada dia akan terlalu lrut dan terlalu risisten
terhadap aliran arus listrik. Perubahan yang tidak diinginkan juga bisa terjadi. Laju reaksi akan
sebanding dengan pertukaran elektron antar elektroda, hal ini tergantung pada difusi, suhu,
permukaan efektif, dan kondisi dari sirkuit listrik
2.4. Rumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis I
HA

H0

Kulit pisang dapat menghasilkan bahan baku baterai kering yang ramah
lingkungan.

Kulit pisang tidak dapat menghasilkan bahan baku baterai kering yang ramah
lingkungan

Hipotesis II
HA

H0

Jenis kulit pisang berpengaruh terhadap pembuatan bahan baku baterai


kering

Jenis kulit pisang tidak berpengaruh terhadap pembuatan bahan baku baterai
kering

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek ,Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1 Subjek Penelitian.
Subjek penelitian adalah kulit pisang Ambon dan kulit pisang Kepok
3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan baterai dari kulit pisang dan uji reformanya dilaksanakan
di
rumah Muhammad Demas Akira, kompleks Guntur Permai, RT 08, RW 03
Blok I, N0 15 Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Waktu penelitian terhitung tanggal 4 November 2012 sampai dengan tanggal
11 November 2012.
3.2 Populasi Penelitian.

Sampel penelitian ini adalah kulit Pisang Ambon dan Kepok (Musa paradisiaca).
Sampel ini diperoleh dari pasar tradisional Barabai.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode eksperimen dengan tujuan menguji
kebenaran dari hipotesa dengan cara mengamati dan membandingkan sampel satu
dengan sampel yang lainnya.
3.4 Alat dan bahan.
Dalam pembuatan baterai kering dari kulit pisang alat dan bahan yang digunakan
sebagai berikut :
3.4.1 Alat
1. Satu buah Basic meter
2. Dua buah pemegang lampu
3. Dua buah pemegang baterai
4. Dua buah bola lampu LED
5. Dua buah kabel penghubung hitam
6. Dua buah kabel penghubung merah
7. Satu buah pisau
8. Satu buah gunting
9. Satu batang lidi
3.4.2 Bahan

1. Dua buah baterai yang sudah mati


2. Kulit pisang Ambon dan Kepok
3.5 Prosuder Pembuatan Baterai Kering.
1. Membongkar 2 buah baterai bekas dengan gunting pada bagian penutup atas
(pada kutub positif baterai).
2. Mengeluarkan serbuk atau pasta eletrolit yang ada didalam baterai .
3. Memotong kecil-kecil kulit pisang Ambon dan Kepok.
4. Memasukan potongan kulit pisang kedalam baterai masing-masing.
14
5. Menutup kembali bagian penutup atas yang telah dibuka dengan rapat.
6. Menguji baterai yang telah diisi denga kulit pisang Ambon dan Kepok dengan
Basic meter dan lampu LED
7. Mengamati tegangan arus listrik pada baterai di Basic Meter
8. Mengamati lama kekuatan nyala lampu pada masing-masing baterai.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan untuk mengetahui apakah kulit pisang berpotensi sebagai baterai
ternyata benar, bahwa memang kulit pisang berpotensi menjadi baterai kering ramah lingkungan.
Percobaan yang penulis lakukan dapat membuktikan kalau baterai kulit pisang yang dibuat oleh

penulis dapat menghasilkan listrik. Untuk kulit pisang Ambon menghasilkan listrik selama 5 jam 17
menit dan untuk kulit pisang Kepok menghasilkan listrik selama 3 jam 31 menit.
Baterai kulit pisang hasil percobaan penulis dalam menghantarkan listrik tidak sesempurna
seperti baterai pada umumnya. Hal ini karena banyak faktor yang kurang mendukung penelitian
yang dilakukan oleh penulis. Salah satu faktor tersebut adalah kurangnya sarana dan prasarana.
Data hasil percobaan yang telah diukur tegangannya oleh penulis. Hasil penelitiaan menunjukan
bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai kering dari kulit pisang Ambon adalah 1,1
Volt . Sedangkan pada pisang Kepok rata-rata tegangan yang dihasilkan adalah 0,9 volt .Kontruksi
baterai kering kulit pisang sama dengan baterai biasa. Perbedaannya hanya pada elektrolitnya. Kulit
pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral yang
terdapat pada kulit pisang
yang terbanyak adalah Kalium (K+ ). Kulit pisang juga mengandung garam
soddium

yang mengandung Klorida (Cl-)dalam jumlah sedikit.Reaksi antara Kalium dan garam Sodium dapat
membentuk garam Kalium Klorida (KCl)
Menurut Drs,Asep Jamal (2008) KCl Merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan
mampu menghantarkan arus listrik. Pisang juga mengandung mangnesium dan Seng. Mangnesium
(Mg) dapat bereaksi dengan Klorida menjadi elektrolit kuat.
Dari kedua jenis pisang,yaitu pisang Ambon dan pisang Kepok yang memiliki ketahanan listrik
yang paling lama atau tinggi adalah pisang Ambon. Pisang Ambon dilihat dari nyala lampu lebih
lama dan lebih terang serta voltasenya lebih besar dibanding pisang Kepok. Perbedaan tersebut
mungkin disebabkan pada kulit pisang Ambon lebih banyak mengandung meneral valium dan garam
sodium dibandingkan kulit pisang Kepok.
Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan percobaan dengan baterai yang pastanya sudah
diambil dan dibiarkan kosong sebagai kontrol, kemudian dilakukan pengujian nyala lampu, ternyata

lampu tidak menyala, ini membuktikan bahwa baterai yang tidak mempunyai pasta ( zat elektrolit )
tidak mampu menghantarkan arus listrik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kulit pisang dapat menghasilkan bahan baku baterai kering ramah lingkungan,
maka hipotesis HA diterima dan hiptesis H0 ditolak.
2. Jenis kulit pisang berpengaruh terhadap pembuatan bahan baku baterai Bering,
maka hipotesis HA diterima dan hiptesis H0 ditolak.

5.2 Saran.
Penulis ingin memberikan saran atau masukan yaitu :
1. Kepada pembaca, untuk lebih menelaah karya tulis ini dan mengembangkannya
menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang lebih sempurna lagi nantinya.
2. Kepada sekolah, agar menjadikan karya tulis ini sebagai rujukan dalam
pengembangan penelitian yang berkenaan masalah diatas.
3. Kepada masyarakat, agar memanfaatkan karya tulis ini sebagai sumber informasi
untuk menggunakan kulit pisang sebagai baterai kering ramah lingkungan.

Tambahan :

http://st306509.sitekno.com/article/63802/energi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Baterai
http://web-ayub.blogspot.com/2014/03/pengaruh-baterai-bekas-terhadap.html

Anda mungkin juga menyukai