com/2013/03/02/model-molekul/
4.
Baterai alkali
Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai
arloji,kalkulator, dan alat elektronik lainnya. Anoda yang digunakan adalah
seng,katodanya adalah perak oksida dan elektrolitnya adalah KOH. Reaksi
yang terjadi:
anoda : ZnZn2++ 2 ekatoda : Ag2O + H2O + 2e2Ag + 2 OH-
Baterai karbon-seng
Kalau anda memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter, artinya
andamenghubungkannya secara seri. Baterai harus diletakkan secara
benar sehinggamemungkinkan elektron mengalir melalui kedua sel. Baterai
yang relatif murah iniadalah sel galvani karbon-seng, dan terdapat
beberapa jenis, termasuk standarddan alkaline. Jenis ini sering juga
disebut sel kering karena tidak terdapat larutanelektrolit, yang
menggantikannya adalah pasta semi padat.Pasta mangan(IV) oksida (MnO2)
berfungsi sebagai katoda. Amonium klorida(NH4Cl) dan seng klorida
(ZnCl2) berfungsi sebagai elektrolit. Seng pada lapisanluar berfungsi
sebagai anoda.Reaksi yang terjadi :
anoda : ZnZn2++ 2 ekatoda : 2MnO2+ H2O + 2e-Mn2O3+ 2OHDengan menambahkan kedua setengah reaksi akan membentuk reaksi
redoksutama yang terjadi dalam sel kering karbon-seng.
Zn + 2MnO2+ H2OZn2++ Mn2O3+ 2OHBaterai ini menghasilkan potensial sel sebesar 1,5 volt. baterai ini bias
digunakanuntuk menyalakan peralatan seperti senter, radio, CD player,
mainan, jam dansebagainya.
1. The Dry Cell Battery
Dikenal dengan istilah sel Leclanche atau batu baterai kering. Pada batu
baterai kering, logam seng berfungsi sebagai anoda. Katodanya berupa
batang grafit yang berada di tengah sel. Terdapat satu lapis mangan
dioksida dan karbon hitam mengelilingi batang grafit dan pasta kental yang
terbuat dari amonium klorida dan seng (II) klorida yang berfungsi sebagai
elektrolit. Potensial yang dihasilkan sekitar 1,5 volt.
Reaksi selnya adalah sebagai berikut :
http://fisika-so.blogspot.com/p/bio-listrik.html
Kulit
Pisang
Alternatif
Sumber
Energi
(voltase
dan
ketahanan)
baterai
kering
yang
menggunakan bahan baku dari kulit pisang? dan
Bagaimanakah pengaruh jenis kulit pisang terhadap
performa baterai ?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai kering
dengan elektrolit kulit pisang adalah 1,24 volt. Dan
ketahanan dalam jam dinding rata-rata selama 5 hari 6
jam (135 jam). Kontruksi baterai kering kulit pisang sama
dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada
elektrolitnya. Kulit pisang mengandung beberapa mineral
yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam
jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+).
Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang
mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi
antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat
membentuk kalium klorida atau KCl. Menurut Drs. Asep
Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu
terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang juga
mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg)
dapat bereaks dengan diklorida dan menjadi elektrolit
kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah
pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn)
yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan
Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga
mineral yang paling berperan dalam menghantarkan
listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi
dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium
dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan
menyimpan arus listrik searah. Hasil penelitian juga
BAB I
PENDAHULUAN
2
berfikir untuk memanfaatkan kembali limbah kulit pisang tersebut ,padahal tanpa kita
sadari sebenarnay kulit pisang berpotensi menjadi baterai kering ramah lingkungan.
Kata baterai mungkin sudah tidak asing didengar,namun baterai dan kulit pisang mungkin baru
sekali didengar.Baterai adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan tenaga listrik.Baterai
sebagai sumber energi alat-alat elektronik seperti jam dinding,radio,senter dan alat-alat elektronik
lainnya. Begitu banyaknya peranan baterai bagi kehidupan manusia,namun tidak dapat dipungkiri
juga bahwa baterai yang kita gunakan sehari-hari sangat berbahaya baik untuk kita maupun alam
sekitar.
Baterai mengandung berbagai macm logam berat seperti : merkuri,mangan, timbal,nikel,lithium
dn kadmium. Jika baterai dibuang sembarangan,maka logam berat yang terkandung didalamnya
mencemari air dan tanah serta membahayakan bagi kesehatan .
Limbah baterai tidak hanya berbahaya bagi manusia,tetapi juga membahayakan sumber daya
alam,karena mengandung logam berat dan elektrolit korosif yang dapat mencemari tanah dan air.
Jika limbah baterai dicampur dengan limbah padat lainnya dari waktu kewaktu kandungan
berbahaya di dalamnya dapat mengancam kehidupan ikan,tanaman,perusakkan lingkungan dan
secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia.
Peristiwa seperti ini apabila dibiarkan berlarut-larut bukan hanya kesehatan kita yang dirugikan
,tetapi alam juga ikut merasakan kerugian tersebut. Jadi harus ada pengganti bahan kimia
gtersebut,salah satunya pengembangan potensi-potensi kulit buah sebagai baterai ramah
lingkungan.
3
Limbah kulit pisang memiliki banyak manfaat,seperti bahan pembuatan pasta pada baterai. Cara
membuat pasta dari kulit pisang cukup mudah dan pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai
pengganti pasta baterai sangat bermanfaat bagi masyarakat. Hal inilah yang melatar belakangi
penelitian tentang potensi kulit pisang (Musa paradisiaca) sebagai baterai kering ramah lingkungan
dan untuk memanfaatkan kekayaan alam disekitar untuk mengurangi dampak krisis energi, selain
itu melimpahnya pohon pisang di Barabai yang belum dimanfaatkan secara maksimal menarik
penulis untuk melakunan inovasi dengan memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bahan
pengganti pasta dalam baterai.
1.2. Rumusan Masalah.
Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah kulit pisang memiliki potensi menjadi baterai ramah lingkungan ?
2. Apakah jenis kulit pisang berpengaruh terhadap pembuatan bahan baku baterai
kering ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apakah kulit pisang memiliki potensi menjadi baterai ramah
lingkungan.
2. Mengetahui apakah jenis kulit pisang berpengaruh terhadap pembuatan bahan
baku baterai kering .
4
1.4 Manfaat Penelitian
Karya tulis ilmiah yang dibuat dapat dimanfaatkan, sebagai :
1. Bagi penulis, untuk menambah pengalaman dalam membuat karya tulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pohon pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yaang tidak mengenal musim, selalu
berkembang setiap waktu. Pohon pisang selalu melakukan regenerasi melalui tunas-tunas yang
tumbuh pada bonggolnya.Cara itulah pohon pisang mempertahankan eksitensinya untuk
memberikan manfaat kepada manusia. Hampir seluruh bagian dari tanaman pisang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari bonggol, batang, daun, buah, bunga sampai
kekulit pisang. Berikut ini manfaat dari setiap bagian pohon pisang :
- Bonggol (umbi batang pisang ).
Dibeberapa daerah, bonggol batang pisang yang muda dapat dimanfaatkan untuk sayur dan keripik
pisang.
- Batang
Batang pisang banyak dimanfaatkan masyarakat,terutama pada bagian yang mengandung
serat.Bagian ini dimanfaatkan sebagai pembungkus untuk bibit tanaman sayur dan apabila
dikeringkan dan diolah lebih lanjut dapat digunakan sebagai tali pda pengolahan tembakau, untuk
kompos dan dijadikan bahan baku pembuat kertas.
5
6
- Daun
Masyarakat pedesaan memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus makanan,biasanya
membungkus kue-kue tradisional dan pembungkus nasi dan dimanfaatkan juga sebagai pakan
ternak seperti sapi, kambing dan kerbau.
- Buah
Buah pisang selain dimanfaatkan sebagai sumber vitamin dan mineral juga dapat dimanfaatkan
menjadi produk olahan antara lain pisang sale, tepung pisang, sari buah, buah dalam sirup, keripik
pisang dan berbagai olahan kue moderen dan tradisional. Buah pisang mengandung vitamin C, B
kompleks,
B6.
Pisang
bisa
menjadi
pengganti
makanan
pokok,
sehingga
mengurangi
Pisang secara tradisional tidak dibudidayakan secara intensif,hanya sedikit yang dibudidayakan
secara insentif dan besar-besaran dalam perkebunan monokultur.
Potensi dari tanaman pisang ini terdapat hampir diseluruh bagian tanaman, namun potensi yang
terbesar ada pada bagian kulit pisang. Kulit pisang mempunyai potensi menjadi bahan dasar
pembuatan baterai ramah lingkungan. Setelah melalui proses panjang, kulit pisang ini akan
menghasilkan mineral yang berfungsi sebagi elektrolit (pengganti pasta pada baterai). Elektrolit
inilah yang nantinya akan menghasilkan arus listrik dalam batu baterai.
Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga buah yang bersifat
asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007) menembahkan, bahwa selain
buah apel, jeruk buah lain yang dapat menghasilkan listrik adalah kulit pisang, seperti percobaan
yang dilakukan oleh wasis Sucipto, S.Pd (2007)
9
yang membuktikan bahwa kulit pisang dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah.
2. 3 Teori Dasar Sel Listrik
Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap sel baterai terdiri atas elektroda yang berbeda
dipisah satu sama lain dalam cairan penghantar yang disebut elektrolit. Masing-masing elektroda
memiliki sistem sendiri dan menghasilkan potensial yang beda. Perbedaan potensial di antara
keduanya disebut elektromotive force.
Energi kimia yang dihasilkan dari reaksi sel merupakan sumber listrik yang disuplai baterai ketika
digunakan. Zat-zat periaksi dalam sel sekunder secara lengkap dan efisen dapat dikembalikan ke
keadaan asalnya dengan memberkan arus listrik dengan arah yang berlawanan, tetapi dalam sel
primer hal ini tidak mungkin atau hanya sebagian saja. Hanya jenis tertentu saja dari baterai primer
yang dapat diperbaharui, yaitu dengan cara menggati elektroda dan slektrolotnya.
Ketika dua terminal sel dihubungkan dengan sirkuit luar dan kabel, arus yang mengalir
proporsional dengan besarnya emf dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan baterai dan
sirkuit luar. Arus mengalir melewati elektrolit oleh partikel muatan yang disebut ion dan melewati
bagian logam dari sirkui oleh elektron. Reaksi kimia terjadi pada permukaan elektroda di mana
terjadi perubahan dari konduksi elektronik menjadi konduksi ionik dan sebaliknya.
Material katodik biasanya terbuat dari senyawa kimia seperti, PbO2, MnO2,NiO2, CuCl,
atau AgCl. Mereka adalah agens depolarisasi. Dicirikan dengan mudahnya
10
menerima elektron, akibatnya tingkat oksidasinya turun. Dilain pihak magterial anodik, biasanya
logam seperti Pb, Fe, Cd, Mg atau Zn. Sifatnya mudah melepas elektron membentuk ion positif
dalam elektrolit. Reaksi ini disebut oksidasi.
Reaksi reduksi dan oksidasi disertai dengan perubahan kimia. Mungkin juga terdapat perubahan
di dalam elektrolit. Perubahan tersebut mengikuti hukum Faraday tentang elektrosis. Ketika baterai
mensuplai arus listrik dikatakan baterai tersebut sedang di-dicharge. Perubahan dari energi kimia ke
energi listrik berlangsung menurut hukum termodinamika.
Elektrolit yang menyediakan konduksi ionik antar elektroda harus disesuaikan dengan bahan
katoda adan anoda. Dalam elektrolot perlu adanya jumlah asam yang berlebihan dibandingkan
jumlah yang diperlukan secara teoritis, kalau tidak ada dia akan terlalu lrut dan terlalu risisten
terhadap aliran arus listrik. Perubahan yang tidak diinginkan juga bisa terjadi. Laju reaksi akan
sebanding dengan pertukaran elektron antar elektroda, hal ini tergantung pada difusi, suhu,
permukaan efektif, dan kondisi dari sirkuit listrik
2.4. Rumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis I
HA
H0
Kulit pisang dapat menghasilkan bahan baku baterai kering yang ramah
lingkungan.
Kulit pisang tidak dapat menghasilkan bahan baku baterai kering yang ramah
lingkungan
Hipotesis II
HA
H0
Jenis kulit pisang tidak berpengaruh terhadap pembuatan bahan baku baterai
kering
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sampel penelitian ini adalah kulit Pisang Ambon dan Kepok (Musa paradisiaca).
Sampel ini diperoleh dari pasar tradisional Barabai.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode eksperimen dengan tujuan menguji
kebenaran dari hipotesa dengan cara mengamati dan membandingkan sampel satu
dengan sampel yang lainnya.
3.4 Alat dan bahan.
Dalam pembuatan baterai kering dari kulit pisang alat dan bahan yang digunakan
sebagai berikut :
3.4.1 Alat
1. Satu buah Basic meter
2. Dua buah pemegang lampu
3. Dua buah pemegang baterai
4. Dua buah bola lampu LED
5. Dua buah kabel penghubung hitam
6. Dua buah kabel penghubung merah
7. Satu buah pisau
8. Satu buah gunting
9. Satu batang lidi
3.4.2 Bahan
Dari hasil percobaan untuk mengetahui apakah kulit pisang berpotensi sebagai baterai
ternyata benar, bahwa memang kulit pisang berpotensi menjadi baterai kering ramah lingkungan.
Percobaan yang penulis lakukan dapat membuktikan kalau baterai kulit pisang yang dibuat oleh
penulis dapat menghasilkan listrik. Untuk kulit pisang Ambon menghasilkan listrik selama 5 jam 17
menit dan untuk kulit pisang Kepok menghasilkan listrik selama 3 jam 31 menit.
Baterai kulit pisang hasil percobaan penulis dalam menghantarkan listrik tidak sesempurna
seperti baterai pada umumnya. Hal ini karena banyak faktor yang kurang mendukung penelitian
yang dilakukan oleh penulis. Salah satu faktor tersebut adalah kurangnya sarana dan prasarana.
Data hasil percobaan yang telah diukur tegangannya oleh penulis. Hasil penelitiaan menunjukan
bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai kering dari kulit pisang Ambon adalah 1,1
Volt . Sedangkan pada pisang Kepok rata-rata tegangan yang dihasilkan adalah 0,9 volt .Kontruksi
baterai kering kulit pisang sama dengan baterai biasa. Perbedaannya hanya pada elektrolitnya. Kulit
pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral yang
terdapat pada kulit pisang
yang terbanyak adalah Kalium (K+ ). Kulit pisang juga mengandung garam
soddium
yang mengandung Klorida (Cl-)dalam jumlah sedikit.Reaksi antara Kalium dan garam Sodium dapat
membentuk garam Kalium Klorida (KCl)
Menurut Drs,Asep Jamal (2008) KCl Merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan
mampu menghantarkan arus listrik. Pisang juga mengandung mangnesium dan Seng. Mangnesium
(Mg) dapat bereaksi dengan Klorida menjadi elektrolit kuat.
Dari kedua jenis pisang,yaitu pisang Ambon dan pisang Kepok yang memiliki ketahanan listrik
yang paling lama atau tinggi adalah pisang Ambon. Pisang Ambon dilihat dari nyala lampu lebih
lama dan lebih terang serta voltasenya lebih besar dibanding pisang Kepok. Perbedaan tersebut
mungkin disebabkan pada kulit pisang Ambon lebih banyak mengandung meneral valium dan garam
sodium dibandingkan kulit pisang Kepok.
Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan percobaan dengan baterai yang pastanya sudah
diambil dan dibiarkan kosong sebagai kontrol, kemudian dilakukan pengujian nyala lampu, ternyata
lampu tidak menyala, ini membuktikan bahwa baterai yang tidak mempunyai pasta ( zat elektrolit )
tidak mampu menghantarkan arus listrik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kulit pisang dapat menghasilkan bahan baku baterai kering ramah lingkungan,
maka hipotesis HA diterima dan hiptesis H0 ditolak.
2. Jenis kulit pisang berpengaruh terhadap pembuatan bahan baku baterai Bering,
maka hipotesis HA diterima dan hiptesis H0 ditolak.
5.2 Saran.
Penulis ingin memberikan saran atau masukan yaitu :
1. Kepada pembaca, untuk lebih menelaah karya tulis ini dan mengembangkannya
menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang lebih sempurna lagi nantinya.
2. Kepada sekolah, agar menjadikan karya tulis ini sebagai rujukan dalam
pengembangan penelitian yang berkenaan masalah diatas.
3. Kepada masyarakat, agar memanfaatkan karya tulis ini sebagai sumber informasi
untuk menggunakan kulit pisang sebagai baterai kering ramah lingkungan.
Tambahan :
http://st306509.sitekno.com/article/63802/energi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Baterai
http://web-ayub.blogspot.com/2014/03/pengaruh-baterai-bekas-terhadap.html