216
217
218
1. Pendahuluan
Sekolah merupakan institusi yang kompleks (Bafadal, 2004),
bahkan paling kompleks di antara seluruh institusi sosial. Kompleksitas
tersebut tidak saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses
pembelajarannya yang diselenggarakan di dalamnya. Sebagai institusi yang
kompleks, sekolah tidak akan menjadi baik dengan sendirinya, melainkan
melalui proses peningkatan tertentu.
Dalam rangka meningkatkan mutu berbasis sekolah (MBS)
diperlukan guru baik secara individual maupun secara kolaboratif untuk
melakukan sesuatu, mengubah status quo agar pendidikan dan pengajaran
menjadi lebih berkualitas (Mulyasa, 2006). Sebenarnya, menuju pendidikan
yang berkualitas tidak bergantung pada satu komponen misalnya guru,
melainkan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen
seperti program pembelajaran, siswa, sarana dan prasrana, dana, lingkungan
masyarakat, pimpinan sekolah, dan lainnya. Namun, semua komponen
tersebut tidak akan berguna bagi terjadinya perolehan pengalaman belajar
maksimal bagi siswa jika tidak didukung oleh keberadaan guru yang
profesional. Semua komponen dalam proses pembelajaran (meteri, media,
sarana dan prasrana, dan dana) tidak akan memberikan dukungan yang
maksimal atau tidak dapat dimanfaatkan secara optimal bagi peningkatan
mutu proses dan hasil belajar tanpa didukung oleh guru yang secara kontinu
berupaya mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku
dan sikap terunggul dalam tugasnya sebagai pendidik.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXX Mei 2007
219
220
221
222
pada siswa, demikian pula waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran pun sangat sedikit. Sebaliknya, seorang
guru yang memiliki komitmen tinggi biasanya perhatiannya pada siswa
tinggi, demikian pula waktu yang disediakan untuk meningkatkan
pendidikan sangat banyak. Tingkat abstraksi adalah tingkat kemampuan
guru dalam mengelola tugas pembelajaran, mengklarifikasi masalahmasalah dalam tugas pembelajaran, menentukan alternatif pemecahannya,
dan berupaya untuk mengikuti perkembangan sesuai dengan tuntutan
jaman.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, guru di
Indonesia adalah guru yang profesional melakukan pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan tujuh hal, yaitu (1) memiliki bakat, minat,
panggilan jiwa, dan idealisme, (2) memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia, (3) memiliki
kualifikasi akademik, profesi, dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas, (4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas, (5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan, (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai
dengan prestasi kerja sehingga guru menjadi bangga akan profesi yang
digelutinya, dan (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat (long
life learning).
Terkait dengan kompetensi, guru diharapkan memiliki 4 kompetensi
yaitu: kompetensi pedagogik, keperibadian, profesional, dan sosial (UU No.
20/2003; PP No. 19/2005).
2.1.1
Kompetensi Pedagogik.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXX Mei 2007
223
224
Kompetensi Kepribadian.
Guru yang memiliki kepribadian yang baik adalah guru yang
memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana,
berwibawa, dan berakhlak mulia sehingga menjadi panutan di masyarakat
khususnya masyarakat sekolah. Guru memiliki kepribadian mantap, yang
ditunjukkan dengan kecenderungan bersikap dan bertindak sesuai dengan
norma hukum yang ada, menaati tata tertib serta memiliki komitmen
terhadap tugas dan menunjukkan disiplin dalam menjalankan tugas.
Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
dalam menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan tidak melakukan
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama merupakan
kepribadian yang perlu dimiliki oleh guru. Ini penting dalam era global
karena pada era ini nilai materialisme, konsumerisme, hedonisme,
penggunaan kekerasan, narkoba yang merangsang seseorang untuk berbuat
jahat dan ini hanya dapat diredam dengan peningkatan ketaqwaan dan
penghayatan serta pelaksanaan ajaran agama yang baik.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXX Mei 2007
225
226
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXX Mei 2007
227
Kreatif
Dalam menyajikan pelajaran, guru diharapkan selalu menyajikan
ide-ide baru, baik terkait dengan materi pembelajaran maupun strategi yang
digunakan. Guru yang kreatif adalah guru yang disenangi oleh siswa karena
siswa tidak merasa bosan dalam belajar atau belajar menjadi
menyenangkan.
c.
Kolaborasi
Bekerja bersama-sama akan memudahkan dalam memecahkan
berbagai persoalan. Guru yang bekerja sama dengan tim (minimal dalam
MGMP) akan menemukan cara pemecahan masalah yang baik, menemukan
strategi pembelajaran yang lebih baik, merancang media atau sumber
belajar yang lebih kreatif, dan merencanakan cara penilaian yang lebih
baik. Dalam pembelajarannya, guru sangat baik melakukan kajian
pembelajaran (lesson study) bersama beberapa guru di sekolahnya.
d.
228
Komunikasi
Di atas telah diuraikan bahwa guru di era global harus menguasai
dan mampu menggunakan bahasa dunia (salah satunya bahasa Inggris).
Dengan menguasai bahasa Inggris dengan baik, guru dapat mengajar
dengan menggunakan bahasa Inggris maupun bahasa nasional (bahasa
Indonesia), mampu megakses informasi dari berbagai sumber,
menyampaikan informasi kepada semua orang, dan mampu berkomunikasi
dengan sesama guru biologi di seluruh dunia. Dengan kemampuan seperti
ini, guru tersebut akan menjadi ideal yang selalu mampu meningkatkan
pengetahuan dan kemampuannya.
f.
Penguasaan E-learning
Penguasaan e-learning oleh guru biologi di era global merupakan
sesuatu yang tidak dapat ditawar. Dengan menguasai e-learning, guru dapat
merencanakan pembelajarannya berbasis komputer termasuk di dalamnya
pembelajaran berbasis information communication technology (ICT). Guru
dan siswa dapat menggunakan internet sebagai fasilitas belajar, sehingga
materi dan kegiatan pembelajaran selalu baru dan mengikuti perkembangan
yang terjadi di seluruh dunia.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXX Mei 2007
229
230
231
232
233
Saran yang dapat diajukan adalah (1) kepada semua guru agar selalu
meningkatkan profesionalismenya dengan mengelola diri sendiri untuk
belajar sepanjang dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, (2)
kepada lembaga LPTK hendaknya selalu meningkatkan kualitas lulusannya
dan selalu membantu guru yang ada di sekolah dalam meningkatkan
profesionalismenya.
DAFTAR PUSTAKA
Arnyana, I.B.P. 2006a. Strategi Belajar Mengajar. Singaraja: Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA Udiksha.
Arnyana, I.B.P 2006b. Pengembangan Pembelajaran Inovatif. Makalah
Disajikan pada Penataran Dosen Muda Undiksha. Di Undiksha.
Bulan Mei
Bafadal, I. 2004. Peningkatan Profersionalisme Guru Sekolah Dasar
(Dalam Rangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah).
Jakarta: Bumi aksara.
Depdiknas. 2005. Praktek Baik dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
Tinggi. (Buku II, III, V, VI, X). Jakarta: Dirjen Dikti.
Galbreath, J. 1999. Preparing the 21st Cebtury Worker: The Link Between
Computer-Based Technology and Future Skill Sets. J. Educational
Technology. November-December.
Imron. A. 1995. Pebinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.
Kariadhnata, R. . 2006. The Use of Multimedia Technology in Matemathic
Teaching and LearningL: One of The Learning Alternatives.
Makalah Disampaikan dalam International Conference on Science
and Matematic Education Tanggal 29-39 Nopember.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXX Mei 2007
234
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXX Mei 2007