Anda di halaman 1dari 17

BAB VI

EKSTRAKSI PADAT-CAIR
(Leaching)
Pendahuluan
Leaching atau ekstraksi padat-cair adalah indentik dengan operasi ekstraksi,
hanya saja salah satu komponen yang terlibat adalah padatan atau disebut dengan
inert. Misalnya adalah campuran fasa padat A dan C, dimana komponen C terikat
pada bahan padat (inert) A. Jika akan diambil komponen C-nya, maka perlu
ditambahkan solven B cair yang dapat melarutkan komponen A. Akan diperoleh
ekstrak berupa larutan C dalam B. Selanjutnya komponen C dipisahkan dari B,
biasanya dengan cara penguapan, dan solven B dapat dipakai lagi untuk proses
leaching. Proses ini juga biasa dipakai untuk pengambilan minyak-minyak atsiri
dari tanaman.
Kelayakan dari proses ini sangat ditentukan oleh keberhasilan pengambilan
kembali (recovery) solven, yang membutuhkan peralatan relatif baik. Harga
solven biasanya mahal, sehingga kehilangan solven akan sangat merugikan.
Kelemahan lain proses leaching adalah biasanya akan terdapat sedikit solven yang
tertinggal dalam produk. Proses leaching umumnya memerlukan suhu yang agak
tinggi, karena daya larut akan naik dengan naiknya suhu. Suhu agak tinggi sering
menimbulkan kerusakan bahan, sehingga kualitas produk turun.
Pada bab ini anda akan mempelajari metode pengambilan zat yang
terkandung dalam bahan padatan dengan melarutkan dengan pelarut yang sesuai,
yang lebih dikenal dengan operasi leaching. Akan dibahas bagaimana menghitung
jumlah tahap kesitimbangan dan kebutuhan pelarut pada operasi ekstraksi padatcair (leaching), menentukan komposisi setiap arus yang keluar stage secara
analitis. Materi ini penting dipahami apabila anda bekerja di industri kimia yang
mempunyai unit proses leaching, seperti pada industri pengolahan biji tembaga,
industri pengolahan minyak atsiri, dan industri pembuatan kautik soda yang
dibuat dari lime dan soda ash.

Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

99

6.1

Pelaratan yang Digunakan pada Operasi Leaching


Operasi leaching banyak dipakai di industri kimia, misalnya pada industri

pengolahan logam tembaga. Biji tembaga yang diperoleh dari penambangan


biasanya berkadar rendah (< 1,5%). Untuk mendapatkan tembaga dilakukan
ektraksi dengan solven. Sebagai solven biasanya dipakai asam sulfat encer. Asam
sulfat encer akan menarik biji tembaga. Selain itu juga pada industri pangan dan
kacang-kacangan, misalnya ekstraksi minyak kedelai dari biji kedelai dan
eksktraksi minyak ikan dari hati ikan Cod, dan lain-lain.
Operasi ektraksi terdiri atas 2 (dua) langkah utama, yaitu :
1.

Kontak antara solven dengan solid yang mengandung solute, tujuannya


untuk memudahkan transfer konstituen (unsur yang mudah larut) dalam
solven

2.

Pemisahan solven atau pencucian (washing) larutan dari solid yang tersisa.

Peralatan yang digunakan biasanya tergantung pada tujuan pemisahan, yaitu :


1.

Ekstraktor type Solid Bed


a. Jenis tangki terbuka (open tank)
b. Jenis tangki tertutup (close tank), digunakan apabila solven yang
digunakan bersifat volatil.

2.

Ekstrakstor type Dispersed Contact


a.

Jenis ektrakstor, dimana partikel-partikel solid ditempat dalam suatu


tempat (keranjang), kemudian solven dialirkan melalui partikel-partikel
solid tersebut.

b. Jenis ekstraktor, bekerja dengan metode partikel-partikel solid


didespersikan ke dalam solven pada waktu-waktu tertentu.
Operasi kedua metode di atas dapat dilakukan secara Bacth dan Kontinyu.
6.2

Kesetimbangan Padat-Cair
Dalam ekstraksi padat cair, suatu pelarut dalam bentuk cairan digunakan

untuk melarutkan padatan yang bisa larut (solute), dan memisahkannya dari
padatan yang tidak larut (inert/solid). Sebagian dari larutan yang terbentuk masih
melekat pada zat inert tersebut. Satu Tahap Kesetimbangan dapat didefinisikan
Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

100

sebagai tahap dimana cairan yang melekat pada zat inert yang meninggalkan
tahap tersebut mempunyai komposisi yang

sama dengan komposisi larutan

(ekstrak) yang meninggalkan tahap tersebut.


Diagram sistem terner segitiga siku-siku ABC seperti untuk kesetimbangan
cair-cair dapat pula dibuat untuk kesetimbangan padatan-cairan ini. Kurva yang
ditunjukkan dalam diagram tersebut adalah tempat kedudukan komposisi aliran
bawah (underflow), yang digunakan untuk menyatakan aliran padatan inert
beserta larutan yang melekat. Dalam prakteknya kurva tersebut ditentukan secara
eksperimen. Garis-garis pada kurva tersebut dapat ditarik untuk komposisi aliran
bawah dengan kondisi tertentu. Gambar 4.1 menunjukkan kurva umum diagram
segitiga untuk kesetimbangan sistem padat-cair.

Gambar 4.1. Kurva Kesetimbangan Pada-Cair


Keterangan Gambar:
Kurva (1) : Ratio konstan untuk :

RA massa larutan melekat

RS
massa zat inert
QA

PA

Kurva (2) : Ratio konstan untuk : QS PB


Kurva (3) : Kurva

massa larutan melekat


massa zat inert

massa larutan melekat


, yang ditetapkan secara eksperimen.
massa zat inert

Ada 3 (tiga) anggapan dalam perhitungan operasi Leaching :


Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

101

1. Sistem mempunyai tiga komponen, yaitu komponen A, B, dan C


A = solute (likuid atau solid) yang akan diambil atau diinginkan.
B = inert (solid), komponen yang tidak larut dalam solven.
C = solven (likuid), yang hanya melarutkan solute saja.
2. Solute tidak terserap oleh inert (baik secara fisika maupun secara kimiawi)
3. Solute terikat kedalam solven secara physis (simple solution), dimana
tidak terjadi reaksi kimia.

V1

Vo (Solven)

Stage
1

Lo

L1 (Larutan+Solute+inert)

Lo = Umpan (Solute+inert)
V1 = Ekstrak (Solven+solute)
Larutan = Solute yang larut dalam solven
Kadar V1 Equibriluim/Berkesetimbangan dengan Kadar L1 ( V1 L1 )
(Catatan: Equibriluim/Berkesetimbangan bukan berarti sama !!!)
Stage Ideal (ideal stage) pada operasi leaching adalah : Stage dimana kadar dari
ekstrak yang meninggalkan stage sama dengan kadar larutan yang terbawa oleh
solid yang meninggalkan stage tersebut.
Dasar perhitungan / Pemecahan masalah pada operasi Leaching :
1. Neraca massa
2. Banyaknya Larutan/cairan yang terbawa oleh solid
3. Pengertian Stage ideal;
Jumlah Ideal Stage

Jumlah Actual Stage : Overall Stage Efisiensi

Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

102

6.3

Perhitungan Jumlah Tahap Kesetimbangan Operasi Leaching Secara


Analitis
Sebagai contoh kasus untuk menyelesaikan persoalan operasi leaching

skala industri, akan diberikan contoh kasus pada ekstraksi minyak ikan dari hati
ikan.
Contoh 6.1:
Diinginkan untuk mengekstraksi minyak yang terdapat dalam hati ikan
Cod, dengan cara ekstraksi kontinyu secara aliran tidak searah (counter current).
Sebagai solven digunakan ether.
Umpan segar (hati ikan) diketahui mengandung 25,7% berat minyak. Apabila
diinginkan 95% dari kandungan minyak dalam hati ikan akan diekstraksi, dan
larutan akhir (ekstrak) yang didapat dari operasi tersebut adalah mengandung 70%
berat minyak. Jumlah larutan yang terkandung dalam butir-butir hati ikan secara
eksperiment dan merupakan fungsi dari komposisi larutan dinyatakan dalam tabel
berikut:
kg minyak
1 kg larutan

kg larutan
1 kg hati ikan bebas minyak (oil free liver)

0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,65
0,70
0.72

0,205
0,242
0,286
0,339
0,405
0,489
0,600
0,672
0,765
0,810

Pertanyaan:
a. Hitunglah jumlah solven ether murni yang diperlukan tiap 1000 kg hati
ikan segar yang diekstraksi.
b. Jumlah stage ideal yang diperlukan untuk operasi tersebut.
c. Jumlah stage sesungguhnya (actual stage) apabila Overall Effesiensi Stage
70%.
Penyelesaian:
Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

103

Perhitungan Secara Analitis:


V1, y1

Vn+1 , yn+1 (ether murni)

Stage
1 s/d n

Lo,Xo

Ln, Xn

Basis perhitungan: 1000 kg hati ikan segar


Minyak dikandung = 0,257 x 1000 = 257 kg
Hati yang tidak mengadung minyak (inert) = 1000 257 = 743 kg
Dalam inert akhir (ampas) masih mengandung 5% minyak = 0,05 x 257 = 12,85 kg
minyak
Untuk membuat data kesetimbangan kandungan minyak dengan solid/inert (XA vs
XC), dihitung dengan cara:

kg minyak

kg minyak
kg larutan
XA

kg hati bebas minyak


kg larutan kg hati bebas minyak

kg ether/solven
kg larutan
kg minyak

kg hati bebas minyak


kg hati bebas minyak
kg hati bebas minyak

XC

kg larutan

=
XA
kg hati bebas minyak
Dengan menggunakan hubungan di atas, akan diperoleh data hubungan
kesetimbangan:

kg minyak

kg
hati
bebas
minyak/ine
rt

X A

kg ether/solven

versus X C

kg hati bebas minyak/inert

Selanjutnya dibuat tabel data sebagai berikut :


Data hubungan XA vs XC :

Massa
kg minyak
kg ether/solven Total
XA
X C kg hati bebas minyak/inert
kg
hati
bebas
minyak/ine
rt
Underflow

Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

104

0,000
0,024
0,057
0.101
0,162
0,244
0,360
0,437
0,535
0,583

0,205
0,218
0,229
0,237
0,243
0,245
0,240
0,235
0,229
0,227

1,205
1,242
1,286
1,339
1,405
1,489
1,600
1.672
1,765
1,810

Selanjutnya dibuat kurva kesetimbangan hubungan XA vs XC :

( X A )n

12,85
0,0173
743

(XC)n
( X A ) n 0,215 (dari Grafik!)

(XA)n
Jumlah Solven yang terikat dalam larutan = 0,215 x 743 kg = 159,8 kg
Sehingga :
Total massa keluar/Rafinat (Ln) = 743 kg + 12,58 kg + 159,8 kg
= 916 kg
Minyak ikan dalam Ekstrak

= 0,95 x 257 = 244,2 kg

Berat larutan akhir Ekstrak (V1)

= 100/70 x 244,2 kg = 349 kg

Solven (ether) yang terdapat dalam Ekstrak = 349 244,2 = 104 kg


Neraca massa Keseluruhan proses :
Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

105

Aliran Masuk

Aliran Keluar
Ln (Rafinat) terdiri dari:
Minyak ikan = 12,85 kg
Lo = 1000 kg hati ikan segar
Solven ether = 159,8 kg
Hati bebas minya/inert = 743 kg
Vn+1 = (solven)
V1 (Ekstrak) = 349 kg (solute+solven)
Total = 1264,65 kg
Total = 1264,65 kg
Jadi Solven ether murni yang harus disuplai adalah (Vn+1) = 1264,65 1000 kg
= 264,65 kg
Perhitungan Neraca Massa tiap Stage perlu dilakukan untuk mendapatkan jumlah
stage ideal yang dibutuhkan.
1. Stage 1:
V1, y1

V2 , y2

Stage
1

Lo,Xo

L1, X1

V1 = 349 kg
Lo = 1000 kg (257 kg minyak ikan + 743 hati bebas minyak)
Dari data diperoleh :
0,70

kg minyak
1 kg larutan

0,765

kg larutan
1 kg hati bebas minyak (oil free liver)

Sehingga:
L1 (larutan dalam rafinat) = 0,765 x 743 = 568 kg larutan (terdiri dari; 0,70 x
568 = 396 kg minya, dan 0,30 x 568 = 172 kg solven ether).
Jadi Rafinat total pada Stage 1 = 568 kg + 743 kg = 1311 kg
Neraca massa total stage 1:
V1 + L1
=
Lo + V2
349 kg + 1131 kg = 1000 kg + V2
Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

106

V2
= 660 kg
Neraca komponen minyak pada stage 1:
242,2 kg + 396 kg = 257 kg + V2
V2
= 383,2 kg
Minyak ikan dalam L1 = 0,7 x 568 kg = 396 kg
Minyak ikan dalam V1 = 0,95 x 257 kg = 244,2
Minyak ikan dalam Lo = 257 kg
Minyak ikan dalam aliran solven (V2) = 383,2 kg dan,
Komposisi minyak dalam V2,
(y2) = 383,2 kg/ 660 kg = 0,580

kg minyak
kg larutan

2. Stage 2:
V2, y2

V3, y3

Stage
2

L1,X1

L2, X2

Komposisi minyak dalam Ektrak Berkesetimbangan dengan aliran Rafinat (y2

x2)
Sehingga dari grafik:
(yA)2 = 0,58

kg larutan

kg minyak
kg larutan

0,578 kg hati bebas minyak (oil free liver)

Sehingga, L2 = 0,578 x 743 kg = 428,50 kg larutan, dan


Jumlah aliran Rafinat Total pada Stage 2 (L2) = 1172,50 kg
Neraca massa total stage 2:
V3 + L1
=
L2 + V2
V3 + 1131 kg = 660 kg + 1172,50 kg
V3
= 521,50 kg
Neraca komponen minyak pada stage 2:
V3 +
Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

L1 =

L2

V2
Irwan Sofia

107

V3 + 396 kg
V3

= (0,58 x 429,50 kg) + 383,2 kg


= 236,31 kg

Jadi jumlah minyak dalam aliran solven (V3) = 236,31 kg, dan
Komposisi minyak dalam V3, (y3) = 236,31 kg/ 521,50 kg = 0,453

kg minyak
kg larutan

3. Stage 3:
V3, y3

V4, y4

Stage
3

L2,X2

L3, X3

Komposisi minyak dalam Ektrak Berkesetimbangan dengan aliran Rafinat (y3

x3)
Sehingga dari grafik:
(yA)3 = 0,453

kg minyak
kg larutan

kg larutan

0,448 kg hati bebas minyak (oil free liver)

Sehingga, L3 = 0,448 x 743 kg = 332,9 kg larutan, dan


Jumlah aliran Rafinat Total pada Stage 3 (L3) = 1075,9 kg
Neraca massa total stage 3:
V4 + L2
=
L3 + V3
V4 + 1172,5 kg = 1075,9 kg + 521,50 kg
V4
= 424,90 kg
Neraca komponen minyak pada stage 3:
V4 +

L2 =

L3

V3

Minyak ikan dalam L2 = (0,58 x 429,50 kg) = 249,11 kg


Minyak ikan dalam V3 = 236,31 kg
Sehingga,
V4 + 249,11 kg = (0,453 x 332,9 kg) + 236,31
kg
V4
= 138 kg
Jadi jumlah minyak dalam aliran solven (V4) = 138 kg, dan
Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

108

Komposisi minyak dalam V4, (y4) = 138 kg/ 424,90 kg = 0,325

kg minyak
kg larutan

4. Stage 4
V4, y4

V5, y5

Stage
4

L3,X3

L4, X4

Komposisi minyak dalam Ektrak Berkesetimbangan dengan aliran Rafinat (y4

x4)
Sehingga dari grafik:
(yA)4 = 0,325

kg minyak
kg larutan

kg larutan

0,364 kg hati bebas minyak (oil free liver)

Sehingga, L4 = 0,364 x 743 kg = 270,5 kg larutan, dan


Jumlah aliran Rafinat Total pada Stage 4 (L4) = 1013,50 kg
Neraca massa total stage 4:
V5 + L3
=
L4 + V4
V5 + 1075,9 kg = 1013,5 kg + 424,4 kg
V5
= 362,5 kg

Neraca komponen minyak pada stage 4:


V5 + L3 =
L4 + V4
Minyak ikan dalam V4 = 138 kg
Minyak ikan dalam L4 = (0,325 x 270,5 kg) = 87,9 kg
Minyak ikan dalam L3 = (0,453 x 332,9 kg) = 150,8 kg
Sehingga,
V5 + 150,8 kg = (0,325 x 270,5 kg) + 138 kg
V5
= 75,1 kg
Jadi jumlah minyak dalam aliran solven (V5) = 75,1 kg, dan
Komposisi minyak dalam V5, (y5) = 75,1 kg/ 362,5 kg = 0,207
Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

kg minyak
kg larutan

Irwan Sofia

109

5. Stage 5:
V5, y5

V6, y6

Stage
5

L4,X4

L5, X5

Komposisi minyak dalam Ektrak Berkesetimbangan dengan aliran Rafinat (y5

x5)
Sehingga dari grafik:
(yA)5 = 0,207

kg minyak
kg larutan

kg larutan

0,293 kg hati bebas minyak (oil free liver)

Sehingga, L5 = 0,293x 743 kg = 217,70 kg larutan, dan


Jumlah aliran Rafinat Total pada Stage 5 (L5) = 217,70 + 743 kg = 960,7 kg
Neraca massa total stage 5:
V6 + L4
=
L5 + V5
V6 + 1013,5 kg = 960,7 kg + 362,5 kg
V6
= 309,7 kg
Neraca komponen minyak pada stage 5:
V6 + L4 =
L5 + V5
Minyak ikan dalam V5 = 75,1 kg
Minyak ikan dalam L4 = (0,325 x 270,5 kg) = 87,9 kg
Minyak ikan dalam L5 = (0,207 x 217,70 kg) = 45,06 kg
Sehingga,
V6 + 87,9 kg = (0,207 x 217,70 kg) + 75,1 kg
V6
= 32,26 kg
Jadi jumlah minyak dalam aliran solven (V6) = 32,26 kg, dan
Komposisi minyak dalam V6, (y6) = 32,26 kg/ 309,7 kg = 0,104

kg minyak
kg larutan

6. Stage 6:
V6, y6
Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

V7, y7

Stage
6

Irwan Sofia

110

L5,X5

L6, X6

Komposisi minyak dalam Ekstrak Berkesetimbangan dengan aliran Rafinat (y6

x6)
Sehingga dari grafik:
(yA)6 = 0,104

kg minyak
kg larutan

kg larutan

0,242 kg hati bebas minyak (oil free liver)

Sehingga, L6 = 0,242x 743 kg = 179,8 kg larutan, dan


Jumlah aliran Rafinat Total pada Stage 6 (L6) = 179,8 + 743 kg = 922,8 kg
Neraca massa total stage 6:
V7 + L5
=
L6 + V6
V7 + 960,7 kg = 922,8 kg + 309,7 kg
V7
= 271,8 kg
Neraca komponen minyak pada stage 6:
V7 + L5 =
L6 + V6
Minyak ikan dalam V6 = 32,26 kg
Minyak ikan dalam L6 = (0,104 x 179,8 kg) = 18,70 kg
Minyak ikan dalam L5 = (0,207 x 217,70 kg) = 45,06 kg
Sehingga,
V7 + 45,06 kg = (0,104 x 179,8 kg) + 32,26 kg
V7 = 5,90 kg
Jadi jumlah minyak dalam aliran solven (V7) = 5,90 kg, dan
Komposisi minyak dalam V7, (y7) = 5,90 kg/ 217,8 kg = 0,021

kg minyak
kg larutan

7. Stage 7:
V7, y7
L6,X6

Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

V8, y8

Stage
7

L7, X7

Irwan Sofia

111

Komposisi minyak dalam Ektrak Berkesetimbangan dengan aliran Rafinat (y7

x7)
Sehingga dari grafik:
(yA)7 = 0,021

kg minyak
kg larutan

kg larutan

0,215 kg hati bebas minyak (oil free liver)

Sehingga, L7 = 0,215 x 743 kg = 159,75 kg larutan, dan


Jumlah aliran Rafinat Total pada Stage 7 (L7) = 159,75 + 743 kg = 902,75 kg
Neraca massa total stage 7:
V8 + L6
=
L7 + V7
V8 + 922,80 kg = 902,75 kg + 271,8 kg
V8
= 251,75 kg
Neraca komponen minyak pada stage 6:
V8 + L6 =
L7 + V7
Minyak ikan dalam V7 = 5,90 kg
Minyak ikan dalam L7 = (0,021 x 159,75 kg) = 3,35 kg
Minyak ikan dalam L6 = (0,104 x 179,80 kg) = 18,70 kg
Sehingga,
V8 + 18,70 kg = (0,021 x 159,75 kg) + 5,90 kg
V8 = - kg (negatif)
Jadi jumlah minyak dalam aliran solven (V8) = -

kg (TIDAK MUNGKIN !!!)

Kesimpulan:
Jadi Stage terakhir adalah stage ke-6 (Stage Ideal), dimana berat minyak
yang terkandung pada rafinat akhir adalah 18,70 kg (mendekati) dengan 12,85
kg (pada soal). Artinya Komposisi pada stage ke-6 yang mendekati nilai
kandungan minyak pada aliran rafinat akhir.
Resume perhitungan untuk setiap Stage:
A. Aliran yang keluar dari tiap stage (Underflow leaving stage), Ln
Stage

Total

Minyak

Larutan

Solven terikut

ke-n
0

(Ln), kg
1000

(kg)
257

(kg)
-

( Larutan Minyak)
-

1311

396

568

(396 -568) = 172

Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

112

1172,5

249,11

429,5

(429,5 249,11) = 180,4

1075,9

150,80

332,9

(332,9 150,8) = 182,1

1013,50

87,90

270,50

(270,50 87,90) = 182,6

960,7

45,06

217,70

(217,70 45,06) = 172,6

922,80

18,70

179,80

(179,80 18,70) = 161,1

902,75

3,35

159,75

(159,75 3,35) = 156,4

B. Aliran yang masuk dari tiap stage (Solution entering stage, Overflow), Vn+1
Stage
ke-n
0

(Vn+1), Total
kg
349

Solven/Ether
(kg)
(349 244,2) = 104,8

Minyak
(kg)
244,2

660

(660 383,2) = 276,8

383,2

521,50

(521,50 236,31) = 285,19

236,31

424,90

(424,90 138) = 286,9

138

362,50

(362,50 75,1) = 287,4

75,1

309,7

(309,7 32,26) = 277,44

32,26

271,8

(271,8 5,90) = 265,90

5,90

251,75

(251,75 - ) = ..

- (negatif)

Hasil perhitungan neraca massa total, diketahui Solven yang diperlukan


adalah 264,65 kg (mendekati) dengan (271,8 5,90) = 265,90 kg pada
perhitungan untuk stage ke-enam. Jadi dapat disimpulkan jumlah stage ideal yang
diperlukan adalah 6 stage. Sehingga: Jumlah Stage aktual = 6 stage / 0,7 = 8,57
9 Stage.

Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

113

6.4 Rangkuman
1.

Operasi ekstraksi padat-cair (leaching) umunya terdiri dari 2 (dua) tahapan


langkah yaitu : a) mengadakan kontak antara solven dengan solid yang akan
diolah dengan tujuan untuk memindahkan unsur-unsur yang mudah larut
(solutnya) ke dalam solven, dan b) pemisahan dan pencucian larutan yang
terbentuk dari solid yang tersisa. Proses ini akan sempurna apabila larutan
selanjutnya dipisahkan antara solut dengan solvennya. Pemisahan solut dari
solvennya biasa dipakai proses Evaporasi.

2.

Pengertian Stage ideal pada sistem kesetimbangan ekstraksi padat-cair


adalah stage dimana kadar solut dalam ekstrak yang meninggalkan stage
sama dengan kadar larutan yang terbawa oleh solid yang meninggalkan
stage tersebut.

3.

Ada 3 (tiga) anggapan yang biasa diasumsikan dalam analisis operasi


leaching, yaitu: a) terdapat tiga komponen dalam sistem yaitu solute (bisa
liquid atau solid), inert, dan solven (zat yang hanya melarutkan solut), b)
solut tidak terserap oleh inertnya baik secara fisis maupun kimiawi, dan c)
Solut masuk ke dalam solven secara fisika, tidak terjadi reaksi kimia.

4.

Perhitungan laju dan komposisi dari tiap aliran yang masuk dan
meninggalkan stage pada operasi leaching digunakan necara massa total,
neraca massa komponen, dan menggunakan data-data kelarutan solutnya.

Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

114

Bab VI. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Irwan Sofia

115

Anda mungkin juga menyukai