Anda di halaman 1dari 11

Jenis-jenis Angin

Pengantar
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu
udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.

Teori dasar gerakan angin

Proses terjadinya Angin dan Alat Pengukuran


Proses Terjadinya Angin:
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada
suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang
di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas
matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara
yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara
antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih
sedikit menerima energi panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.

Contoh contoh alat pengukur angin:

Meskipun pada kenyataan angin tidak dapat dilihat bagaimana wujudnya, namun masih
dapat diketahui keberadaannya melalui efek yang ditimbulkan pada benda benda yang
mendapat hembusan angin. Seperti ketika kita melihat dahan dahan pohon bergerak atau
bendera yang berkibar kita tahu bahwa ada angin yang berhembus. Dari mana angin
bertiup dan berapa kecepatannya dapat diketahui dengan menggunakan alat alat
pengukur angin. Alatalat pengukur angin tersebut adalah :

1. Anemometer, yaitu alat yang mengukur kecepatan angin.


2. Wind vane, yaitu alat untuk mengetahui arah angin.
3. Windsock, yaitu alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar
kecepatan angin. Biasanya ditemukan di bandara bandara.
Selain dengan menggunakan alatalat pengukur angin, arah dan kecepatan angin juga
dapat diukur/diperkirakan dengan menggunakan tabel Skala Beaufort.

Contoh tabel Skala


Beaufort:

Jenis-jenis Angin Secara umum angin dapat dibagi menjadi angin lokal dan angin musim.
Angin lokal terdapat 3 macam yaitu :

1. Angin darat dan angin laut.


Angin darat dan angin laut terjadi akibat adanya perbedaan sifat antara daratan dan
lautan dalam menyerap dan melepaskan energi panas matahari. Daratan menyerap
dan melepas energi panas lebih cepat daripada lautan.

Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan
bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin).
Sementara itu di lautan energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke udara.
Gerakan konvektif tersebut menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak
menggantikan udara yang naik di lautan sehingga terjadi aliran udara dari darat ke
laut. Angin darat terjadi pada tengah malam dan dini hari.

Sedangkan angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan
menyerap energi panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih
panas daripada di laut. Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan
udara dingin dari lautan. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin laut
terjadi pada sore dan malam hari.
Contoh: angin darat dan angin laut :

Angin Laut (A) dan Angin Darat (B)

2. Angin gunung dan angin lembah


Angin lembah terjadi ketika matahari terbit, puncak gunung adalah daerah yang
pertama kali mendapat panas dan sepanjang hari selama proses tersebut, lereng
gunung mendapat energi panas lebih banyak daripada lembah. Sehingga
menyebabkan perbedaan suhu antara keduanya. Udara panas dari lereng gunung
naik dan digantikan dengan udara dingin dari lembah. Akibatnya terjadi aliran udara
dari lembah menuju gunung.

Sedangkan pada sore hari lembah akan melepaskan energi panas dan puncak
gunung yang telah mendingin akan mengalirkan udara ke lembah. Aliran udara
tersebut dinamakan angin gunung.

Angin Puting Beliung

3. Angin Ribut/Puyuh
Biasa juga dikenal dengan puting beliung, yaitu angin kencang yang datang secara
tiba tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh
permukaan bumi dan punah dalam waktu singkat (3 5 menit). Kecepatan angin
rata ratanya berkisar antara 30 40 knots. Angin ini berasal dari awan
Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal berwarna abu abu gelap dan
menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan puting
beliung.
Puting beliung dapat terjadi dimana saja, di darat maupun di laut dan jika terjadi di
laut durasinya lebih lama daripada di darat. Angin ini umumnya terjadi pada siang
atau sore hari, terkadang pada malam hari dan lebih sering terjadi pada peralihan
musim (pancaroba). Luas daerah yang terkena dampaknya sekitar 5 10 km,
karena itu bersifat sangat lokal.

Angin Periodik (angin musim) adalah jenis angin yang berhembus secara periodik.
Angin monsun adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara
periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan.
Angin monsun di Indonesia ada 2 macam yaitu:

1. Angin Monsun Asia dan


2. Angin Monsun Australia.

1. Angin Monsun Asia


Angin ini berhubungan dengan angin baratan yaitu angin yang berasal dari daratan
Asia menuju wilayah Indonesia, dengan membawa uap air lebih banyak dari
biasanya, sehingga sebagian wilayah Indonesia bagian Selatan Katulistiwa sering
banyak hujan atau bertepatan dengan musim hujan di Indonesia.
Ketika matahari berada di sebelah Utara Katulistiwa, maka daerah di Belahan Bumi
Utara mempunyai suhu udara yang panas dengan tekanan udara cenderung rendah.
Sehingga arah pergerakan angin dari Belahan Bumi Utara (daratan Asia) menuju
Belahan Bumi Selatan (daratan Australia) dan angin tersebut biasanya berasal dari
arah barat menuju timur. Kondisi ini biasa dikenal orang sebagai angin barat.

Pola Angin Baratan

2. Angin Monsum Australia


Angin ini berhubungan dengan angin timur yaitu angin yang berasal dari daratan

Australia. Ketika matahari berada di Belahan Bumi Selatan, maka Belahan Bumi
Selatan mempunyai suhu yang panas dan tekanan udara yang tinggi maka
pergerakan angin dari Belahan Bumi Selatan (daratan Australia) menuju Belahan
Bumi Utara (daratan Asia).

Pola Angin Baratan

Dampak Yang Ditimbulkan Angin Kencang


Selain bermanfaat bagi masyarakat, angin juga dapat menimbulkan masalah. Angin yang
sering menimbulkan kerusakan menurut kriteria kecepatan antara lain :

a. Angin Puting Beliung


Adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 sampai 5
menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 10 km.
Angin puting beliung dapat membuat atap atap rumah semi permanen
berterbangan dan dapat membuat pohon tumbang.
Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif
berikut :

o Menebang dahan dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk
mengurangi beban berat pada pohon tersebut.

o Memperkuat atap rumah yang sudah rapuh


o Cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila mengetahui adanya
indikasi akan terjadi puting beliung.

a Angin Topan (Badai Tropis)


Angin Topan adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 7
hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia
termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian
untuk wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan dampak tidak
langsungnya, antara lain:

o Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam


o Gelombang tinggi > 2.5 m
o Hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai

Latihan
Team
Tim Pengembang untuk materi Scanner

Penulis

Ahmad Zakir

Pengkaji Media

Kenthut

Pemrogram

Nasehadin

Desain Grafis

Bambang Adriyanto

Quality Qontrol

Unavailable

Anda mungkin juga menyukai