Anda di halaman 1dari 2

Stevens-Johnson syndrome (SJS) merupakan suatu reaksi hipersensitivitas yang

dimediasi oleh kompleks imun dan biasanya melibatkan kulit dan membran mukosa serta dapat
disertai dengan demam, radang mukosa bukal, dan konjungtivitis purulen parah.11 Terdapat
beberapa etiologi penyebab Stevens-Johnson syndrome (SJS), dan obat menjadi penyebab yang
paling sering. Beberapa etiologi tersebut yaitu:12
-

Infeksi ( Herpes Simplex Virus, AIDS, Influenza, Hepatitis, Mumps)


Induksi obat yaitu yang paling sering adalah antibiotik seperti penisilin, sulfa, dan

ciprofloxacin lalu analgesik, dan NSAID


Keganasan
Idiopatik

Gejala prodromal yang khas terjadi pada Stevens-Johnson syndrome (SJS) yaitu:
-

Batuk yang produktif dan sputum purulen


Nyeri kepala
Malaise
Artralgia

Pasien mungkin mengeluhkan ruam seperti rasa terbakar yang dimulai simetris pada
wajah dan tubuh bagian atas. Lesi kulit ditandai oleh:
-

Ruam berawal seperti makula yang berubah menjadi papul, vesikel, bula, plak

urtikaria
Lesi bisa menjadi bulosa dan kemudian pecah serta kulit menjadi rentan terkena
infeksi sekunder

Tanda-tanda keterlibatan mukosa dapat meliputi:


-

Eritema
Edema
Ulserasi
Nekrosis

Tanda-tanda keterlibatan okular dapat meliputi:


Kelopak mata: Trichiasis, distichiasis, disfungsi kelenjar meibom, blepharitis
Konjungtiva: papila, folikel, keratinisasi, fibrosis subepitel, penyusutan konjungtiva,

foreshortening dari forniks, symblepharon, ankyloblepharon


Kornea: Neovaskularisasi, keratinisasi, limbitis, stroma opacity, perforasi.

Berbeda pada kasus erupsi obat yang terjadi pada pasien, terdapat perbedaan dengan
Stevens-Johnson syndrome (SJS) yaitu pada

Sumber:
11. French LE. Toxic epidermal necrolysis and Stevens Johnson syndrome: our current
understanding. Allergol Int. Mar 2006; 55(1):9-16.
12. Anne Sriram.

Steven Johnson syndrome and toxic epidermal necrolysis. International

Journal of Pharmacological Research. Volume 4 Issue 4. 2014

Anda mungkin juga menyukai