Anda di halaman 1dari 2

Bunyi hukum Ohm dan pengertiannya

8:04 PM
Selamat malam! senang sekali akhirnya kini saya bisa kembali memperbarui blog sederhana ini.
Setelah beberapa hari tidak diperbarui kini saya kembali lagi mengelola blog ini. Kali ini
menggunakan sedikit waktu luang yang saya miliki, saya akan berbagi mengenai penjelasan dan
bunyi hukum Ohm. Sebagai orang elekrtonik khususnya orang listrik sudah seharusnya kita tau
dan kalau bisa hafal dengan hukum Ohm (selain itu hukum Ohm juga dipelajari pada cabang
ilmu fisika). Pada dasarnya jika anda paham dengan kelistrikan berarti anda sudah mengerti
dengan hukum Ohm, meskipun anda tidak hafal dengan bunyi hukum Ohm namun secara pribadi
anda telah memahami hukum Ohm tersebut.

Sejarah
Ohm memiliki lambang "", dinamakan dengan hukum Ohm karena ditemukan oleh George
Ohm beliau adalah seorang ilmuan fisika (fisikawan). George Ohm memiliki nama lengkap
George Simon Ohm, beliau lahir pada 16 maret 1789 dengan kenegaraan Jerman. Ohm dijadikan
sebagai satuan hambatan listrik untuk mengenang jasa beliau.
Pengertian
Hukum Ohm merupakan sebuah teori yang membahas mengenai hubungan antara Tegangan
(Volt), Arus (Ampere), dan Hambatan listrik dalam sirkuit (Ohm). 1 Ohm adalah hambatan listrik
yang menyebabkan perbedaan satu volt saat arus sebasar 1 Ampere mengalir.
Bunyi hukum Ohm: "Kuat

arus listrik pada suatu beban listrik


berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik
dengan hambatan".
Lambang dari hambatan adalah R, lambang dari Arus adalah I, dan lambang dari tegangan adalah
V. Berdasarkan hukum Ohm diatas maka bisa diambil rumus sebagai berikut ini;
I= V/R
style="clear: both; text-align: center;">

Keterangan:
I = Besar arus yang mengalir pada penghantar => dengan satuan Volt
V = Besar tegangan pada penghantar => dengan satuan Volt

R = Besar hambatan => dengan satuan Ohm


Berdasarkan patokan rumus diatas maka kita bisa mencari Nilai I, V, dan R pada suatu rangkaian
listrik. Untuk mencari R, caranya cukup dengan menggunakan logika berdasarkan rumus diatas.
Misal jika 5=10/2, maka 10=5X2 dan 2=10/5. Berdasarkan logika tersebut untuk mencari V
rumusnya adalah V=I X R sedangkan untuk mencari nilai R digunakan rumus R=V/I.
Contoh soal:
Suatu rangkaian listrik tertutup diberi sumber tegangan sebesar 10 Volt, jika Arus yang mengalir
pada rangkaian tersebut adalah 2 Ampere berapakah nilai tahanan bebannya?
Jawab, menggunakan hukum Ohm.
R=V/I => V=10/2= 5 Ohm
5 Ohm.

Jadi besarnya hambatan listrik pada rangkaian tersebut adalah

Hambatan dirangkai Seri


Untuk hambatan yang dirangkai secara seri besarnya tahanan pengganti adalah jumlah dari
besarnya tahanan dari masing-masing beban. Misal R1=1 Ohm, R2=7 Ohm, dan R3=7 Ohm.
Besarnya tahanan pengganti adalah R1+R2+R3= 1+7+7 = 15 Ohm.
Hambatan dirangkai pararel
Untuk hambatan yang dirangkai secara pararel besarnya tahanan pengganti dirumuskan dengan
1/Rtotal = 1/R1+1/R2+1/R3. Misal tiga buah beban listrik masing-masing berturut-turut
memiliki tahanan 1 Ohm, 3 Ohm dan 6 Ohm. Besarapakah besarnya tahanan penggantinya?
1/Rtotal = 1/1+1/3+1/6=6/6+2/6+1/6=9/6, Rtotal= 6/9 Ohm = 6,66 Ohm
Note: Hambatan sama dengan Tahanan, hambatan pengganti adalah jumlah hambatan dalam
suatu rangkaian. Suatu rangkaian hambatan bisa dirangkai secara seri dan pararel, untuk
rangkaian seri besarnya hambatan pengganti adalah jumlah dari keseluruhan hambatan
sedangkan untuk rangkaian pararel besarnya hambatan pengganti adalah
1/Rtotal=1/R1=1/R2+1/R3+1/R4+...... Demikian semoga membawa manfaat.

Anda mungkin juga menyukai