Disusun Oleh :
AKHMAD ISFANANI
F1D315015
I.
DASAR TEORI
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar
yang membatasinya.
b)
Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh
bidang-bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non
kristalin.
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal
menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan
dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang
simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri aksial bila bidang
tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal). Bidang
simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal, yang
melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus
terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya
melalui satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai
bidang siemetri diagonal (Pellant, chris. 1992).
Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokan menjadi 32 klas kristal.
Pengelompokan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh
kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal
mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh
kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas.
Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut simbol. Ada dua macam cara
simbolisasi yang sering digunakan, yaitu simbolisasi Schoenfies dan Herman
Mauguin (simbolisasi internasional). Menurut Mondadori, Arlondo. 1977, tujuh
sistem kristal tersebut antara lain adalah :
1. Sistem Isometrik
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk
masing-masing sumbunya.
2. Sistem Tetragonal
Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal
yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan
panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih
pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.
3. Sistem Hexagonal
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap
ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120
terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan
panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih
panjang).
4. Sistem Trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu
Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem
kristal
Hexagonal.
Demikian
pula
cara
penggambarannya
juga
sama.
Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang
terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik
sudut yang melewati satu titik sudutnya.
5. Sistem Orthorhombik
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal
yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang berbeda.
6. Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap
sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu
tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling
panjang dan sumbu b paling pendek.
7. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan
bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan
didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan
menjadi tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya dibedakan
berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya. Gire, atau sumbu simetri biasa,
cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar kristal pada porosnya
dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali kenampakan yang sama
dinamakan digire, bila tiga trigire (4), empat tetragire (3), heksagire (9) dan
seterusnya (Wijayanto, Andika. 2009).
II.
TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya Praktikum Kristalografi adalah untuk:
1. Menentukan sistem kristal dari bermacam Kristal atas dasar panjang,
posisi, dan jumlah sumbu simetri Kristal yang ada pada setiap bentuk
Kristal.
2. Menentukan kelas simetri atas dasar jumlah unsur simetri setiap unsur
Kristal.
3. Menggambarkan semua bentuk Kristal atas dasar parameter dan parameter
rasio, jumlah dan posisi sumbu Kristal dan bidang Kristal yang dimiliki ole
semua bentuk Kristal dalam bentuk proyeksi orthogonal.
III.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
IV.
PROSEDUR KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. Dibuat garis yang membentuk diagonal ruang pada bagian dalam kubus
V.
ANALISIS
Tetaoidal
Diploida
Gyroida
Hextetrahedral
Hexoctahedral
Kolom I : Nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus
(disebut dengan mirror,dalam simbolisasi di tuliskan m jika ada) sumbu
tersebut.
Kolom II : Nilai sumbu yang terletak antara tiga sumbu atau sumbu yang
menembus bidang (111) dan ada tidaknya mirror
Kolom III : Nilai sumbu yang terletak antara dua sumbu Kristal atau
sumbu yang menembus bidang (110) serta ada tidaknya mirror
VI.
KESIMPULAN
1. Sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a = b =
c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan
sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90.
2. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal mempunyai
tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh
kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai
tiga kelas.
3. Dalam penggambaran proyeksi orthogonal. Metode penggambaran
dilakukan
dengan
menggunakan
persilangan
sumbu
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_kristal
yang
akan
https://www.academia.edu/8609159/makalah_defenisi_kristalografi_dan_
mineral