Tugas Aplikasi Komputer
Tugas Aplikasi Komputer
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pemikiran mainstream beranggapan bahwa kepastian hukum
merupakan
keadaan
dimana
perilaku
manusia,
baik
individu,
dihadapan
hukum
dengan
menggantikan
manusia
sebagai sekrup, mor atau gerigi, tetapi juga menjauhkan antara apa
yang ada dalam idealitas aturan hukum dengan realitas yang ada
dalam masyarakat. Idealitas aturan hukum tidak selalu menjadi fiksi
yang berguna dan benar, demikian pula dengan realitas perilaku sosial
masyarakat tidak selalu mengganggu tanpa ada aturan hukum
sebelumnya. Ternyata law and order menyisakan kesenjangan antara
tertib hukum dengan ketertiban sosial. Law and order kemudian hanya
cukup untuk the order of law, bukan the order by the law (ctt: law
dalam pengertian peraturan/legal).
Jadi kepastian hukum adalah kepastian aturan hukum, bukan
kepastian tindakan terhadap atau tindakan yang sesuai dengan aturan
hukum. Karena frasa kepastian hukum tidak mampu menggambarkan
kepastian perilaku terhadap hukum secara benar-benar. Demikian juga
dengan mekanika Newton. Bahkan Mekanika Newton pun sudah dua
kali dihantukkan dalam perkembangan ilmu alam itu sendiri, yaitu Teori
Relativitas dari Einstein dan Fisika Kuantum.
Tugas pokok dari hokum itu sendiri adalah kepastian hokum dan
kesebandingan. Walaupun pada kenyataannya, seringkali kepastian
hokum dan kesebandingan tidak dapat ditetapkan sekaligus secara
merata. Hal ini ditegaskan oleh Max Webber yang member pembedaan
substantive rationality dan formal rationality.
Max webber menyatakan bahwa system hokum bara mempunyai
kecendrungan untuk lebih menekankah pada segi formal rationality.
Artinya
penyusunan
secara
sistematis
dan
ketentuan-ketentuan
BAB III
KESIMPULAN
Jadi, kepastian hukum dan kesebandingan merupakan dua tugas pokok
daripada hukum. Hal ini misalnya ditegaskan oleh Max Weber yang
membedakan substantive rationality dan formal rationality. Dikatakan bahwa
sistem hukum Barat mempunyai kecenderungan untuk lebih menekankan
pada segi formal rationality, artinya penyusunan secara sistematis dari
ketentuan semacam itu sering kali bertentangan dengan aspek-aspek dari
substantive rationality, yaitu kesebandingan bagi warga masyarakat secara
individual.
DAFTAR PUSTAKA