PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep kesetaraan dan
keragaman.Konsep kesetaraan (equity) bisa dikaji dengan pendekatan formal dan
pendekatan substantif. Pada pendekatan formal kita mengkaji kesetaraan berdasarkan
peraturan-peraturan yang berlaku, baik berupa undang-undang, maupuin norma,
sedangkan pendekatan substantif mengkaji konsep kesetaraan berdasarkan keluaran /
output, maupun proses terjadinya kesetaraan.
Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan dengan gender, status, hirarki sosial, dan
berbagai
hal lainnya
B. Rumusan Masalah
C. 1. Bagaimana hakikat dan kesetaraan manusia?
2. Bagaimanakemajemukan dalam dinamika sosial budaya?
3. Bagaimana keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya?
4. Bagaimana problematika keragaman dan kesetaraan
BAB II
Pembahasan
2.1 Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia
1. Makna Keragaman Manusia
Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki
perbedaan.Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap
individu memiliki ciri-ciri khas sendiri.Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat
pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.Jadi, sebagai manusia
pribadi adalah unik dan beragam.
Selain makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial yang membentuk
kelompok persekutuan hidup.Tiap kelompok hidup manusia juga beragam.Masyarakat
sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan, misalnya
dalam hal ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis kelamin, daerah tempat
tinggal, dan lain-lain.
Keragaman manusia baik dalam tingkat individu maupun di tingkat masyarakat
merupakan realitas atau kenyataan yang mesti kita hadapi dan alami.Keragaman
individual maupun sosial adalah implikasi dari kedudukan manusia, baik sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial.
2. Makna Kesetaraan Manusia
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu bersumber
dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan adalah diciptakan dengan
kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya disbanding
makhluk lain.
Dalam keragaman diperlukan adanya kesetaraan atau kesedarajatan. Artinya,
meskipun individu maupun masyarakat adalah beragam dan berbeda-beda, tetapi mereka
memiliki dan diakui akan kedudukan, hak-hak dan kewajiban yang sama sebagai sesama
baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
1. Ras
Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia dikelompokkan dalam
berbagai ras.Manusia dibedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi badan, warna
kulit, mata, hidung, dan karakteristik fisik lainnya.Jadi, ras adalah perbedaan manusia
menurut atau berdasarkan ciri fisik biologis.
Ciri-ciri yang menjadi identitas dari ras bersifat objektif atau somatic.Secara
biologis, konsep ras selau dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang atau
sekelompok orang ke dalam suatu kelompok tertentu yang secara genetic memiliki
kesamaan fisik, seperti warna kulit, mata, rambut, hidung, atau potongan
wajah.Pembedaan seperti itu hanya mewakili factor tampilan luar.
2. Etnik dan Suku Bangsa
F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang sebagian
besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai nilai budaya
sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, membentuk jaringan
komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan sendiri ciri kelompok yang diterima
kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnik
yang besar.Berapa persisi jumlah etnik di Indonesia sukar untuk ditentukan.Sebuah buku
Rangkuman Pengetahuan Sosial Lengkap menuliskan jumlah etnik atau suku bangsa di
Indonesia ada 400 buah (Sugeng HR, 29006).Berdasarkan klasifikasi etnik secara
rasional, bangsa Indonesia adalah heterogen.
2.3 Keragaman Dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya
1. Kemajemukan sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia
Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik, disebut juga
suku bangsa atau suku.Beragamnya etnik di Indonesia menyebabkan banyak ragam
budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata kebudayaan lainnya karena setiap etnis pada
dasarnya menghasilkan kebudayaan.Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
multikultur artinya memiliki banyak budaya.
Etnik atau suku merupakan identitas sosial budaya seseorang. Artinya identifikasi
seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan pranata yang
dijalaninya yan gbersumber dari etnik dari mana ia berasal. Namun dalam perkembangan
berikutnya, identitas sosial budaya seseorang tidak semata-mata ditentukan dari
etniknya.Identitas seseorang mungkin ditentukan dari golongan ekonomi, status sosial,
tingkat pendidikan, profesi yang digelutinya, dan lain-lain.Identitas etnik lama-kelamaan
bisa hilang, misalnya karena adanya perkawinan campur dan mobilitas yang tinggi.
Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya Indonesia. Selain
kemajemukan, karakteristik Indonesia yang lain adalah sebagai berikut (Sutarno, 2007) :
berasal dari kelompok yang berbeda.Prasangka adalah sikap emosi yang mengarah pada
cara berpikri dan berpandangan secara negative dan tidak melihat fakta yang nyata ada.
Rasisme bermakna anti terhadap ras lain atau ras tertentu di luar ras sendiri. Diskriminasi
merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok
dominan terhadap kelompok subordinasinya.Space goating artinya pengkambinghitaman
Solusi lain yang dapat dipertimbangkan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negates dari keragaman adalah sebagai berikut :
1. Semangat religious;
2. Semangat nasionalisme;
3. Semangat pluralisme;
4. Dialog antar umat beragama
5. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi
hubungan antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sebagai individu yang menjalani hidup di tengah masyarakat, fungsi dan peran
manusia sangat penting dalam membentuk identitas diri dan masyarakatnya. Keragaman
pernah merendahkan martabat manusia, namun dari perspektif HAM dan agama, jelas
bahwa manusia pada hakekatnya adalah sama dan sederajat.Dinegara demokrasi,
kedudukan dan perlakuan yang sama dari warga Negara merupakan ciri utama sebab
demokrasi menganut prinsip persamaan dan kebebasan. Persamaan kedudukan di antara
warga Negara, misalnya dalam bidang kehidupan seperti persamaan dalam bidang politik,
hukum, kesempatan, ekonomi, dan sosial.
Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik.Keragaman budaya
daerah memang memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal yang berharga untuk
membangun Indonesia yang multicultural.
3.2 Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini pembaca bisa mengetahui hakikat
keragaman dan kesetaraan dalam sosial budaya dan memberikan manfaat yang lebih,
bahwa setiap manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah
makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas sendiri tapi dari perbedan
tersebut kita harus bisa saling menghargai satu sama lain agar terjalin hubungan yang
baik.
Daftar Pustaka
Giri Wiloso, Pamerdi, dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Salatiga: Widya
Sari
Poerwanto, Hari. 2008. Kebudayaan dan Lingkungan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Wahyono, Tries Edy. 2009. Pendidikan Multikultural. Malang : Surya Pena
Gemilang.
Susanto. Astrid. 1985. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Binacipta
Setiadi, Elly M. dkk. 2005. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta:
Prenada Media Group