Anda di halaman 1dari 4

RESUME MANAJEMEN PRODUKSI BENIH

Manajemen produksi benih diambil dari arti kata manajemen yang berarti
metode untuk mengatur suatu obyek agar terarah dan mudah untuk mencapai
tujuan, produksi yang berarti tahapan semenjak dari hulu hingga hilir yang
menciptakan barang dan jasa, serta benih yang berarti bahan untuk perbanyakan
selanjutnya, sehingga manajemen produksi benih bisa diartikan sebagai metode
untuk mengatur perbanyakan benih dari agar terarah dari hulu ke hilir dan mudah
untuk mendapatkan benih yang diinginkan.
Dalam manajemen produksi benih terdapat landasan hukum perbenihan,
yakni :
1. PP No. 44 tahun 1995 tentang perbenihan
2. KEPMEN No 902/1996 tentang Pengujian, Penilaian dan Pelepasan
varietas
3. KEPMEN No. 803/1997 tentang Sertifikasi dan Pengawasan
4. UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
Dalam manajerial produksi benih terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan
yaitu :
1. Master Himself
2. Delegation of Authority
3. Reward and Punishment
Reward :
o Appreciation material
o Appreciation non-material
Punishment :
o Letter for Credible
o Withdrawn of letter of appreciation
o Fire
Sedangkan dalam produksi sendiri kegiatan yang dilakukan yaitu :
1.
2.
3.
4.

Nursery Lay Out


Making a Proposal
Offering to the Investor
Action-Operation

Kebijakan Pengembangan Perbenihan Hortikultura di Jawa Timur


Masalah saat ini:
1. Pengembangan agribisnis hortikultura ditentukan oleh mutu benih

2. Masih ada kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan benih


3.
4.
5.
6.

bersertifikat
Benih introduksi masih mendominasi peredaran
SDM dan permodalan benih masih lemah
Kelembagaan perbenihan belum sesuai harapan
Pengawasan peredaran benih masih mengalami banyak hambatan

Isu Perbenihan Hortikultura :


1. Produksi benih hortikultura khususnya tanaman hias masih didominasi oleh
benih introduksi karena sumber parental line dalam negeri masih lemah
2. Produksi tanaman buah belum memperhatikan batang bawah (hanya
kebenaran batang atas yang menjadi perhatian)
3. Produksi benih bersertifikat di Balai Benih Hortikultura (UPT Pengembangan
Benih Hortikultura) masih sangat terbatas pada komoditi tertentu.
4. Bimbingan kemandirian usaha perbenihan perlu digalakkan (produksi benih
dapat menjadi tambahan usahatani)
5. Pada beberapa varietas tanaman (di Jatim) masih terdapat ketidakjelasan
sumber benih, PIT dan BPMT.
6. Pemberdayaan kelompok penangkar belum optimal
Kebijakan Umum Perbenihan :
1. Penyediaan benih bermutu dari varietas unggul secara 7 tepat (Jenis,
Varietas, Mutu, Jumlah, Waktu, Lokasi, Harga yang Terjangkau)
2. Mendorong dan membina pihak swasta, BUMN dan Koperasi dalam produksi
dan distribusi benih.
3. Meningkatkan peran UPT Pengembangan Benih Hortikultura dan UPT PSBTPH
dalam perbenihan ditingkat regional maupun nasional.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan perbenihan hortikultura perlu dikawal
dengan penataan dan pemberdayaan kelembagaan, peningkatan SDM, perbaikan
pelayanan serta sarana dan prasarana.
Dalam manajemen produksi benih terdapat beberapa aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu :

Dasar
1.
2.
3.

Pertimbangan :
Benih adalah awal keberhasilan
Pertumbuhan agribisnis harus menghela industri benih
Penelitian bidang perbenihan merupakan bagian dari sistem

perbenihan nasional
4. Sistem perbenihan merupakan sistem pemanfaatan SDG nasional
dalam suatu rangkaian fungsi ekonomi mendukung ketahanan pangan
dan agribisnis berdaya saing

Lingstra Perbenihan :
1. Dominasi negara maju
2. Prospek bioteknologi dan kontroversinya (gene revolution)
3. HKI dalam IPTEK dan perbenihan
4. Kekurangharmonisan peraturan
5. Reorganisasi Kementrian Pertanian
6. Desentralisasi pemerintahan (revisited)
7. Swastanisasi, mobilisasi masyarakat

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH


MANAJEMEN PRODUKSI BENIH

Oleh :
Nama
NIM
Kelas

: Gerry Pradhana Arinal Hasni


: 125040200111047
:I

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2014

Anda mungkin juga menyukai