Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Undesensus testis (UDT) atau biasa disebut Kriptorkismus merupakan kelainan
bawaan genitalia yang paling sering ditemukan pada anak laki-laki. Sepertiga kasus anakanak dengan UDT adalah bilateral sedangkan dua pertiganya adalah unilateral. Insiden
UDT terkait erat dengan umur kehamilan,dan maturasi bayi. Insiden meningkat pada bayi
yang lahir prematur dan menurun pada bayi-bayi yang dilahirkan cukup bulan.
Peningkatan umur bayiakan diikuti dengan penurunan insiden UDT.
Insidensnya 3 6% pada bayi laki-laki yang lahir cukup bulan dan meningkat
menjadi 30% pada bayi prematur. Setelah 100 tahun penelitian mengenai UDT, masih
terdapat beberapa aspek yang menjadi kontroversial. Faktor predisposisi terjadinya UDT
adalah prematuritas, berat bayi baru lahir yang rendah, kecil untuk masa kehamilan,
kembar dan pemberian estrogen pada trimester pertama. Testis yang belum turun ke
kantung skrotum dan masih berada dijalurnya mungkin terletak di kanalis inguinalis atau
di rongga abdomen, yaitu terletak diantara fossa renalis dan annulus inguinalis internus.
Testis ektopik mungkin berada diperineal, di luar kanalis inguinalis yaitu diantara
aponeurosis oblikuseksternus dan jaringan subkutan, suprapubik, atau di regio femoral.
UDT dapat kembali turun spontan ke testis sekitar 70 - 77% pada usia 3 bulan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan testis ke dalam skrotum antara lain:
(Mekanisme terjadinya UDT berhubungan dengan banyak faktor (multifaktorial) yaitu:
a.
Perbedaaan pertumbuhan relatif tubuh terhadap funikulus spermatikus atau
b.
c.
d.
e.
f.
g.

gubernaculum
Peningkatan tekanan abdomen
Faktor hormonal: testosteron, MIS, and extrinsic estrogen
Perkembangan epididymis
Perlekatan gubernakular
Genito-femoral nerve/calcitonin gene-related peptide (CGRP)
Sekunder pasca-operasi inguinal yang menyebabkan jaringan ikat.

Gambar 1. Undescended testis


Alasan utama dilakukan terapi adalah meningkatnya risiko infertilitas,
meningkatnya risiko keganasan testis, meningkatnya risiko torsio testis, resiko trauma
testis terhadap tulang pubis dan faktor psikologis terhadap kantong skrotum yang kosong.
Penatalaksanaan yang terlambat pada UDT akan menimbulkan efek pada testis di
kemudian hari. UDT meningkatkan risiko infertilitas dan berhubungan dengan risiko
tumor sel germinal yang meningkat 3 10 kali. Atrofi testis terjadipada usia 5 7 tahun,
akan tetapi perubahan morfologi dimulai pada usia 1 2 tahun.
Risiko kerusakan histologi testis juga berhubungan dengan letak abnormaltestis.
Pada awal pubertas, lebih dari 90% testis kehilangan sel germinalnya pada kasus
intraabdomen, sedangkan pada kasus testis inguinal dan preskrotal,penurunan sel geminal
mencapai 41% dan 20%. Esensi terapi rasional yang dianut hingga saat ini adalah
memperkecil terjadinya risiko komplikasi dengan melakukan reposisi testis kedalam
skrotum baik dengan menggunakan terapi hormonal ataupun dengan cara pembedahan
(orchiopexy).

Anda mungkin juga menyukai